oleh :
Ediyanto Arief
Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
Email : ediyanto91@gmail.com
Sarwono Hardjomuljadi
Teknik Sipil Universitas Mercu Buana
Email : sarwonohm2@gmail.com
Abstrak : Pemerintah Indonesia menginvestasikan ratusan triliun rupiah setiap tahun dalam membangun
infrastruktur. Kontrak konstruksi adalah salah satu jaminan untuk memastikan keberhasilan proyek, oleh
karena itu klausula-klausulanya harus efisien, adil dan berimbang. Makalah ini terdiri dari perbandingan
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) APBN dan APBD terhadap model kontrak FIDIC General Conditions
of Contract (GCC) 1999. Selain itu bertujuan untuk menganalisis sepuluh penyebab utama klaim yang
sering terjadi pada proyek konstruksi di Provinsi Banten. Kemudian mencocokkan penyebab klaim pada
SSUK APBN dan APBD, yang kemudian dibandingkan dengan FIDIC GCC. Metodologi yang digunakan
untuk menentukan penyebab klaim tertinggi adalah Relative Important Index (RII). Analisis perbandingan
menggunakan Metodologi Multistep. Berdasarkan hasil analisis faktor, ditemukan sepuluh faktor
dominan yang menyebabkan klaim di Provinsi Banten, dengan tiga tertinggi : 1) ketersediaan dan
kepemilikan lahan kerja, 2) ambigu dalam memaknai klausula kontrak, 3) perubahan desain. Hasil analisis
menunjukkan bahwa FIDIC GCC adalah kontrak yang paling efisien, adil, dan seimbang terhadap
manajemen klaim. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk mengadopsi model kontrak FIDIC
karena memiliki keuntungan pada sebagian besar aspek sebagai model kontrak konstruksi Indonesia.
Kata Kunci : Kontrak Konstruksi, FIDIC General Conditions of Contract, RII, Analisis Perbandingan, Model
Kontrak
Abstract : The Indonesian government is investing billions of dollars every year in new facilities to improve
the infrastructure of the country. Construction contracts as the first guarantee to ensure the success on going
of the project, therefore have the duty to be formed properly. The paper consists of a General Conditions
comparison between the Indonesian Budget and Regional Government Budget Model contracts to the Fidic
(Fe´de´ration Internationale des Inge´nieurs-Conseils) 1999 suite of contracts. This paper aims to analyze the
top ten causes of the most common claims on construction projects in the Province of Banten. Then match
the causes of the claims on general conditions of contracts the Indonesian Budget and and Regional
Government Budget Model contracts , which are then compared with the FIDIC GCC. The methodology used
to find the causes of the highest claim is Relative Important Index (RII). Then for comparison analysis a
Multistep Methodology was utilized. Based on the results of the factor analysis, ten dominant factors causing
claims in Province Banten, the three highest were found Namely: 1) Possession of Site and Availability, 2)
Ambiguisties In Contract Document, 3) Changes in Design. The result of the analysis showed that FIDIC GCC
is the most efficient, fair, and balanced contract regarding the claims management. Based on the result, it’s
suggested to adopt the FIDIC contracts as it has large advantages in most of the aspects of which Indonesian
contracts is shorting.
Keywords : Construction Contracts, FIDIC General Conditions of Contract, RII, Comparison Analysis,
Contract Model
89 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 11 Nomer 2 | Juli 2020
90 | K o n s t r u k s i a
PERBANDINGAN KONTRAK APBN DAN APBD TERHADAP MODEL KONTRAK FIDIC (Ediyanto – Sarwono)
hampir semua konstruksi mengacu pada tidak hanya pada sistem Common Law (yaitu
FIDIC Conditions Of Contract sebagai suatu Sistem Hukum Anglo-Amerika), tetapi juga
"model law", oleh karena itu pemahaman dapat digunakan pada sistem Civil Law.
tentang kontrak konstruksi, manajemen Untuk mencapai hal ini, kelompok kerja
klaim dan penyelesaian sengketa konstruksi kontrak meninjau kembali klausa, sehingga
pada umumnya dan model kontrak mereka dapat diterapkan berdasarkan dua
konstruksi yang diterbitkan oleh Federation undang-undang yang disebutkan di atas.
International Des Ingenieurs-Conseils (FIDIC) Edisi baru ini juga menunjukkan lebih
yang berkedudukan di Geneva-Switzerland, banyak fleksibilitas dan kemampuan
merupakan syarat mutlak keberhasilan beradaptasi. Misalnya, dalam edisi lama,
pekerjaan konstruksi. jaminan kinerja bersyarat diperlukan, yang
Aspek legal kontrak konstruksi di Indonesia berbeda dari Bank Dunia. Sementara dalam
bersumber pada hukum kontrak yang edisi baru, formulir jaminan ditetapkan oleh
berlaku di Indonesia. Hukum perihal “Persyaratan Khusus” yang dapat
perjanjian ini tertuang dalam Kitab Undang- diterapkan agar pemberi kerja lebih
Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) fleksibel.
Buku III tentang perikatan. Selain itu hukum
kontrak konstruksi secara spesifik diatur Persyaratan Umum Kontrak Konstruksi
dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi di Indonesia
(UUJK), yaitu UU no 2 Tahun 2017 Tentang
Persyaratan umum kontrak bidang
Jasa Konstruksi yang berlaku untuk seluruh
konstruksi di Indonesia untuk sektor publik
proyek konstruksi di Indonesia.
maupun swasta masih dibuat secara tailor
made dan belum distandarisasi, sehingga
Persyaratan Umum Kontrak FIDIC (FIDIC
bahkan untuk suatu kontrak yang dikatakan
General Conditions of Contract)
berdasarkan FIDIC Condtions of Contract,
FIDIC adalah suatu organisasi yang dikenal pada kenyataannya adalah suatu FIDIC
diseluruh dunia karena telah menerbitkan Condtions of Contract yang sudah dimutilasi
standar persyaratan umum kontrak (mutilated), yang tentunya sudah tidak lagi
(conditions of contract) yang dikenal sebagai ber”jiwa” FIDIC Condtions of Contract yang
suatu conditions of contract yang fair and adil dan berimbang. Suatu kegiatan
balance. Hingga saat ini bahkan orang pelaksanaan proyek yang didasari kontrak
menyebut Conditions of Contract for konstruksi, sangat dinamis dan tak tentu
Construction (1999), yang merupakan (uncertain) bahkan risiko pada suatu proyek
pengembangan dari FIDIC Conditions of konstruksi sangatlah kompleks. Pada suatu
Contract for Works of Civil Engineering proyek infrastruktur berskala besar, risiko
Construction (1987), yang juga merupakan dan kewajiban secara teoritis harus dibagi
conditions of contract yang tertua dari secara adil di antara para pihak pengaturan
keluarga standar persyaratan umum secara kontraktual yang biasanya
kontrak yang dibuat oleh FIDIC, menggunakan FIDIC Condtions of Contract.
sebagai”FIDIC” saja. Walaupun demikian, untuk menghindari
Menurut Miroslaw dan A.J Clark,” Ketika risiko yang tidak diperkirakan sebelumnya
Ketentuan Kontrak yang baru ini disusun, dan menghindari terjadinya sengketa
FIDIC mencoba menghadirkan yang terbaik selama pelaksanaan, kontraktor baik
sehingga “Persyaratan” dapat diterapkan nasional maupun internasional harus
91 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 11 Nomer 2 | Juli 2020
menaruh perhatian pada karakterisitik lokal faktor di atas, terdapat suatu faktor baru,
dan praktek-praktek kontrak setempat. yaitu slow decision making of the employer,
(Sarwono, 2014 : 19). yang ternyata tidak disebabkan oleh tidak
Penggunaan SSUK konstruksi di sektor kompetennya petugas proyek, tetapi lebih
publik, yang masih merupakan suatu cita- disebabkan oleh kekhawatiran adanya
cita stakeholder bidang jasa konstruksi, langkah “kriminalisasi”.
secara legal sebenarnya dimungkinkan,
seperti dinyatakan dalam Undang-Undang Metodologi Penelitian
No 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi,
Penelitian ini adalah yang pertama kali
Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1 butir 8 yang
dilakukan mengenai analisis perbandingan
manyatakan : “Kontrak Kerja Konstruksi
model kontrak APBN dan APBD terhadap
adalah keseluruhan dokumen kontrak yang
model kontrak FIDIC dengan focus pada
mengatur hubungan hukum antara
infrastuktur small scale dan menggunakan
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam
dasar hukum UU no 2 Tahun 2017 tentang
penyelenggaraan Jasa Konstruksi”.
Jasa Konstruksi. Metode penelitian
menggunakan metode kualitatif dan
Faktor-faktor Penyebab Klaim
kuantitatif, yang membandingkan penyebab
Konstruksi di Indonesia
klaim tertinggi dengan klausula-klausula
Klaim dianggap sebagai salah satu item terkait dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak
terpenting yang dapat menyebabkan efek terhadap FIDIC General Conditions of
berbahaya bagi organisasi dan industri Contract.
konstruksi. Pengajuan klaim telah menjadi
praktik umum dan fitur penting dalam
banyak proyek konstruksi. Klaim dapat
sering terjadi di proyek besar dan dapat
menyebabkan kesulitan anggaran bagi
Owner. Mereka dapat menyebabkan
kesulitan keuangan, pembatasan arus kas,
dan hilangnya likuiditas kepada kontraktor.
Memahami penyebab klaim sangat penting
untuk menghindari atau mengurangi klaim
dalam industri konstruksi.
Klaim konstruksi menurut Sarwono (2011)
terjadi karena adanya dua hal, yaitu
keinginan (desire) dan kesempatan (chance).
Penelitian oleh Sarwono (2014), pada
proyek-proyek jalan dan jembatan di
lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum,
didapat hasil bahwa penyebab klaim
tertinggi adalah changes in design diikuti
oleh inefficiency and disruption berada di
peringkat atas. Disamping itu masuknya
changing in laws and regulations menjadi
salah satu penyebab dominan. Di luar faktor- Gambar 1. Kerangka Pemikiran
92 | K o n s t r u k s i a
PERBANDINGAN KONTRAK APBN DAN APBD TERHADAP MODEL KONTRAK FIDIC (Ediyanto – Sarwono)
Berdasarkan hasil survey pendahuluan langkah yang paling sukses dari kepentingan
ternyata terdapat 25 variabel yang relatif yang tersedia.
didapatkan melalui validitas content. Persamaan 1. Analisis Data Menggunakan
Menurut Kerlinger (1990) validitas content Relative Importance Index (RII)
adalah validitas yang diperhitungkan ∑ 𝑃𝑗𝑈𝑗
𝑅𝐼𝐼 =
melalui pengujian terhadap isi alat ukur 𝑁(𝑛)
dengan analisis rasional. Pertanyaan yang Dimana :
dicari adalah “sejauh mana item-item dalam RII : Relative Importance Index
suatu alat ukur mencakup keseluruhan isi Pj : Rating Responden penyebab
objek yang hendak diukur oleh alat ukur faktor klaim
yang bersangkutan, atau berhubungan Uj : jumlah responden menempatkan
dengan representasi dari keseluruhan identik bobot / rating
lingkungan sekitar. pada penyebab faktor klaim
N : Ukuran Sampel
n : skor tertinggi yang dicapai
Tabel 1. Variabel Penelitian pada penyebab faktor klaim
Berdasarkan Survey Pendahuluan
Analisis perbandingan klausula-klausula
SSUK terhadap FIDIC GCC menggunakan
Metode Multistep Interdependent Desktop.
Lokasi Penelitian
93 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 11 Nomer 2 | Juli 2020
94 | K o n s t r u k s i a
PERBANDINGAN KONTRAK APBN DAN APBD TERHADAP MODEL KONTRAK FIDIC (Ediyanto – Sarwono)
95 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 11 Nomer 2 | Juli 2020
96 | K o n s t r u k s i a
PERBANDINGAN KONTRAK APBN DAN APBD TERHADAP MODEL KONTRAK FIDIC (Ediyanto – Sarwono)
meeting), seperti termuat dalam sub- dari pekerjaan atau seluruh pekerjaan,
klausul 44.3, dan apabila kontraktor dengan menyampaikan alasan
gagal menyelesaikan pekerjaan sampai penghentian pekerjaan.
masa pelaksanaan berakhir, namun PPK 2) Pada SSUK tidak ada klausul mengenai
menilai kontraktor mampu konsekuensi dari penghentian
menyelesaikan pekerjaan (Klausul 45. pekerjaan. Pada FIDIC General
Pemberian Kesempatan), maka PPK Condition of Contract dijelaskan secara
dapat memberikan kesempatan kepada detil mengenai konsekuensi
kontraktor untuk menyelesaikan penghentian pekerjaan ini seperti
pekerjaan dengan sanksi denda tercantum pada sub-klausul 8.9
keterlambatan. Pada FIDIC GCC sub- [konsekuensi penghentian], sub-
klausul 8.7, apabila kontraktor gagal klausul 8.10 [pembayaran untuk
memenuhi sub-klausul 8.2 [waktu instalasi mesin dan bahan-bahan pada
penyelesaian], kontraktor berdasarkan saat Penghentian], dan sub-klausul 8.11
sub-klausul 2.5 [klaim oleh pengguna [penghentian yang berkepanjangan].
jasa] harus membayar denda 3) Pada sub-klausul 38.7 SSUK Model
keterlambatan atas kegagalan tersebut. Kontrak APBN dan APBD, kontrak
3) Pada SSUK sub-klausul 44.3, PPK dapat pekerjaan dapat dihentikan sementara
memutus kontrak secara sepihak karena keadaan kahar dan dapat
apabila penyedia gagal pada rapat dihentikan secara permanen apabila
pembuktian ke 3 setelah kontrak karena kahar pekerjaan tidak dapat
dinyatakan kritis. Pada FIDIC GCC sub- dilanjutkan/diselesaikan. Pada Model
klausul 15.2 apabila kontraktor tanpa Kontrak FIDIC General Condition of
alasan yang jelas gagal melanjutkan Contract keadaan kahar dijabarkan
pekerjaan sesuai dengan klausula 8 pada Klausul 19 [keadaan kahar], selain
[tanggal mulai pekerjaan, itu pada FIDIC GCC dijelaskan secara
keterlambatan dan penghentian khusus untuk subkontraktor yang
sementara] atau gagal memenuhi terkena dampak akibat keadaan kahar
pemberitahuan yang dikeluarkan sub- yakni pada sub-klausul 19.5 [keadaan
klasul 7.5 [penolakan] atau sub-klausul kahar yang mempengaruhi
7.6 [perbaikan pekerjaan], dalam jangka subkontraktor].
waktu 28 hari setelah menerima Kondisi fisik yang tidak dapat diperkirakan
pemberitahuan itu, maka pengguna jasa sebelumnya (Unforeseeable physical
dapat melakukan pemutusan kontrak. condition) didapat hasil analisis sebagai
Penghentian pekerjaan (Suspension of the berikut.
works) didapat hasil analisis sebagai berikut. 1) Kondisi fisik yang tidak dapat
1) Pada SSUK Klausul 28 penundaan dapat diperkirakan sebelumnya ini pada SSUK
dilakukan oleh pengawas pekerjaan Model Kontrak APBN dan APBD diatur
dengan laporan ditembuskan kepada pada Klausul 35 Sub-Klausula 35.1,”
PPK. Pada Model Kontrak FIDIC General Dalam hal terdapat perbedaan antara
Condition of Contract sub-klausul 8.8 kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
konsultan dapat setiap saat dengan gambar dan/atau spesifikasi
menginstruksikan kontraktor untuk teknis yang ditentukan dalam dokumen
menghentikan kemajuan suatu bagian kontrak, PPK bersama penyedia dapat
97 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 11 Nomer 2 | Juli 2020
98 | K o n s t r u k s i a
PERBANDINGAN KONTRAK APBN DAN APBD TERHADAP MODEL KONTRAK FIDIC (Ediyanto – Sarwono)
99 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 11 Nomer 2 | Juli 2020
El-Adaway, I. H., Abotaleb, I. S., Eid, M. S., Hardjomuljadi, Sarwono (2014). Pengantar
May, S., Netherton, L., & Vest, J. (2018). Kontrak Konstruksi (FIDIC Conditions of
Contract administration guidelines for Contract), Kementerian Ristek Dikti,
public infrastructure projects in the Kementerian PUPR, Universitas Mercu
United States and Saudi Arabia: Buana dan Logoz Publishing. Bandung.
Comparative analysis approach. Journal Hardjomuljadi, Sarwono (2015). Manajemen
of construction engineering and Klaim Konstruksi (FIDIC Conditions of
management, 144(6), 04018031. Contract), Kementerian Ristek Dikti,
Ezeldin, A. S., & Abu Helw, A. (2018). Kementerian PUPR, Universitas Mercu
Proposed Force Majeure Clause for Buana dan Logoz Publishing. Bandung.
Construction Contracts under Civil and Hardjomuljadi, Sarwono (2016). Alternatif
Common Laws. Journal of Legal Affairs Penyelesaian Sengketa Konstruksi di
and Dispute Resolution in Engineering Indonesia, Kementerian Ristek Dikti,
and Construction, 10(3), 04518005. Kementerian PUPR, Universitas Mercu
Fawzy, S. A., El-Adaway, I. H., Perreau- Buana dan Logoz Publishing. Bandung.
Saussine, L., Abdel Wahab, M. S., & Johnson, J., & Hardjomuljadi, S. (2019).
Hamed, T. H. (2019). Civil law context for Analisis Red Flag Clauses Pada FIDIC
understanding employer’s payment Rainbow 2017. Konstruksia, 10(2), 67-
obligations under common law 88.
FIDIC. Journal of Legal Affairs and Li, S. (2018), Adaptation of Standard
Dispute Resolution in Engineering and Contract Documents (FIDIC, AIA, EJCDC,
Construction, 11(1), 06518006. Consensus Docs) in Chinese Construction,
Hamid, K. A., Soegiarso, R., Hardjomuljadi, S., PM World Journal Vol. VII, Issue II –
Setiawan, M. I., Abdullah, D., & February 2018.
Napitupulu, D. (2018, November). Model Rasslan, N. D., & Nassar, A. H. Comparing
of Organizational Effectiveness Project Suitability of NEC and FIDIC Contracts in
Management on Infrastructure Managing Construction Project in Egypt.
Development in Ministry of Public Works Sanaky, A. T., Dundu, A. K., & Lumeno, S. S.
and Housing Republic of Indonesia. (2019). Model Strategi Perjanjian
In Journal of Physics: Conference Kontrak Fidic Dan Kontrak Nasional
Series (Vol. 1114, No. 1, p. 012129). IOP Pada Kontraktor Ijo Dalam Proyek
Publishing. Infrastruktur Jalan Tol Manado-
Hardjomuljadi, Sarwono, Abdulkadir, Ariono Bitung. JURNAL SIPIL STATIK, 7(4).
dan Takei, Masaru (2006). Strategi Shafik, N., Qodsi, S., Serag, E., & Helmi, M.
Klaim Konstruksi Berdasarkan FIDIC (2016). Application of FIDIC contracts
Conditions of Contract, Polagrade, under the Egyptian civil code. Journal of
Jakarta. Legal Affairs and Dispute Resolution in
Hardjomuljadi, Sarwono (2014), Engineering and Construction, 8(3),
Permasalahan Klaim Konstruksi Di 04516004.
Proyek Institusi Pemerintah, di Shobana, K., Kumar, D. P., & Kumar, J. S.
presentasikan pada Seminar Nasional (2014). Managing The Risks In
2014 Manajemen Klaim Proyek Construction Project By Comparing
Konstruksi, Jakarta, 6 November 2014. MOSPI And FIDIC.
100 | K o n s t r u k s i a
PERBANDINGAN KONTRAK APBN DAN APBD TERHADAP MODEL KONTRAK FIDIC (Ediyanto – Sarwono)
101 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia | Volume 11 Nomer 2 | Juli 2020
102 | K o n s t r u k s i a