Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KOMUNIKASI DAN KONSELING

TENTANG

MAKALAH KOMUNIKASI DAN KONSELING TENTANG


HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

DI SUSUN OLEH :

NAMA : PUTRI ELSA NOMIKA

NIM : 14211571

DOSEN PEMBIMBING :

NOVRIA HESTI S.SIT

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

T.A 2014/2015
KATA PENGANTAR

Asallammualaikum warahmatullah hiwabarokatuh.


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang ‘’
MAKALAH KOMUNIKASI DAN KONSELING TENTANG HUBUNGAN ANTAR
MANUSIA ‘’ Dan juga saya berterima kasih pada ibuk NOVRIA HESTI selaku Dosen mata
kuliah komunikasi dan konseling yang telah memberikan tugas ini kepada saya. .
             Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Padang, Mei 2015


Penyusun

PUTRI ELSA NOMIKA


Daftar isi

Kata pengantar ............................................................................................


Daftar isi ......................................................................................................
Bab I pendahuluan .......................................................................................
A. Latar belakang ........................................................................................
B. Tujuan penulisan ....................................................................................

Bab II Pembahasan .....................................................................................


A. Pengertian ...............................................................................................
B. Tujuan ....................................................................................................
C. Faktor-Faktor ..........................................................................................
D. Teknik ......................................................................................................
E. Konsep diri................................................................................................

Bab III Penutup ..........................................................................................


A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
Daftar pustaka ............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang untuk bertahan hidup harus adanya sosialisme atau
berhubungan dengan manusia lain dan hal ini tak bisa dihindari, mutlak dilakukan manusia
apalagi pada masa sekarang ini.

Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai


pengertian yang berbeda. Dalam setiap bentuk hubungan, hubungan antar manusia lebih
mendominasi dari pada hubungan kemanusiaan.

Dalam pengertian hubungan antar manusia bukan hanya dalam wujudnya saja, tetapi juga
dari sifat-sifatnya, waktunya, cara bicaranya, sikapnya, tingkahlakunya, pribadinya, dan
berbagai macam aspek kejiwaan yang ada pada diri manusia.

B. Tujuan Penulisan

1. Memahami mengenai pengertian hubungan antar manusia

2. Memahami tujuan hubungan antar manusia

3. Memahami teknik-teknik hubungan antar manusia

4. Memahami mengenai konsep diri

5. Memahmi mengenai Teori Johry Windows


BAB II

PEMBAHASAN

Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan dengan pasien
dalam pelayanan kebidanan. Ciri hakiki “Human Relations“, yaitu : “Proses rohaniah yang
tertuju kepada “kebahagiaan”, berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah
laku, dll, dan aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Proses rohaniah dengan
perasaan bahagia ini berlangsung pada “Komunikasi Antar Personal”. Karena sifatnya
“Dialogis“, maka masing-masing tahu, sadar, dan merasakan efeknya.

Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan
perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara luas mencoba
menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan
masalah. Hubungan antar manusia juga merupakan komunikasi Persuasif yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua
bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah
pihak.

A. Pengertian HAM

Berikut ini merupakan pengertian HAM (Hubungan Antar Manusia) menurut beberapa ahli :

1. Hugo Cabot dan Joseph A Kahl (1967) : HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena
meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya.
Jadi, interaksi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang
mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.

2. H. Bonner (1975) : interaksi adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dan
perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu
lain atau sebaliknya.

3. Keith Davis “Human Relation at Work” adalah interaksi antara seseorang dengan orang
lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepimpinannya, yang
bertanggungjawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang-orang menuju situasi
kerja yang memotivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan
ekonomi, psikologis dan sosial.

4. Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua


jenis pergaulan yaitu

(1) Gemeinscaft (Pangkuyuban), hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana
terjadi pada dirinya oleh karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi,
tidak rasional. Di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban, yaitu :

a). Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan, dan lain-lain.

b). Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.

c). Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai politik, dan lain-lain.
(2) Gessellscaft (Patembayan), pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya
sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut. Patembayan adalah ikatan lahir
yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya
bersifat untuk semua orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam
pikiran belaka. Contohnya adalah interaksi melalui internet.

B. Tujuan HAM

Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis
dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik
seminimal mungkin. Selain itu, dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan
yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap kerjasama,
menghilangkan sikap egois/paling benar, menghindari dari sikap stagnan karena “manusia
adalah makhluk homo socius” mengubah sikap dan perilaku diri sendiri dan orang lain serta
memberikan bantuan.

C. Faktor-Faktor dalam HAM

1. Faktor yang mendasari interaksi sosial

Interaksi sosial melibatkan individu secara fisik maupun psikologis. Faktor utama dalam
proses internalisasi antara lain :

a. Imitasi adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya/ meniru. Hal yang
perlu diperhatikan sebelum meniru adalah mempunyai minat dan perhatian yang besar, sikap
menjunjung tinggi, pandangan meniru akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.

b. Sugesti adalah proses individu menerima cara pandang orang lain tanpa kritik lebih dulu.
Syarat untuk mempermudah sugesti adalah:

(1) Hambatan berpikir, akibat rangsangan emosi proses sugesti diterima secara langsung.

(2) Pikiran terpecah-pecah/disasosiasi, mengalami pemikiran yang terpecah-pecah.

(3) Otoritas/prestise, menerima pandangan dari seseorang yang memiliki prestise sosial
tinggi.

(4) Mayoritas, menerima pandangan dari kelompok mayoritas.

(5) Kepercayaan penuh, penerimaan pandangan tanpa pertimbangan lebih lanjut.

c. Identifikasi adalah proses yangberlangsung secara sadar, irasional, berdasar perasaan, dan
berkembang bahwa identifikasi berguna untuk melengkapi sistem norma-norma yang ada.
Menurut Sigmund Freud “identifikasi” merupakan cara belajar norma dari orang tuanya.

d. Simpati adalah perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang timbul atas dasar
penilaian perasaan.
2. Faktor yang menentukan interaksi sosial

Cara seseorang melakukan interaksi sosial dengan menggunakan komunikasi antar individu
atau komunikasi interpersonal. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan hubungan personal
yang baik antara lain:

a. Rasa percaya.

Secara ilmiah “percaya” didefinisikan mangandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko
(Eiddin, 1967: 224-234).

Keuntungan rasa percaya kepada orang lain adalah meningkatkan komunikasi interpersonal
dan mengurangi hambatan interpersonal. Sejak tahap pertama dalam hubugan interpersonal
sampai tahap akhir, “percaya” menentukan efektifitas komunikasi. Bila klien sudah percaya
kepada kita. Hal ini akan membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan
penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya.
Hilangnya kepercayaan kepada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan
intrapersonal yang akrab.

Faktor yang menumbuhkan rasa percaya adalah:

1) Menerima: kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan berusaha
mengendalikan. Menerima adalah sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai
individu yang patut dihargai. Menerima berarti tidak menilai pribadi orang berdasarkan
prilakunya yang tidak kita senangi. Betapapun jeleknya prilakunya menurut presepsi kita, kita
tetap berkomnukasi dengan dia sebagai personal, bukan sebagai objek.

2) Empati: memahami orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita. Berempati
artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain.

3) Kejujuran: menyebabkan prilaku kita dapat diduga (predictable). Ini akan mendorong
orang lain untuk percaya pada kita.

b. Sikap suportif.

Sikap yang mengurangi sikap melindungi diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi
dalam interaksi sosial. Orang yang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur dan
tidak empatis. Dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang
defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi
komunikasi ketimbang memahami perasaan orang lain. Jack R. Gibb mengemukakan enam
perilaku yang menimbulkan sikap sportif. Iklim defensif meliputi:

1) Evaluasi dan deskripsi. Evaluasi adalah penilaian terhadap orang lain, memuji atau
mengecam. Deskripsi adalah penyampaian perasaan atau persepsi tanpa melakukan penilaian.

2) Kontrol dan orientasi masalah. Perilaku kontrol artinya berusaha mengubah orang lain,
mengendalikan, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah adalah
mengkomunikasikan keinginan untuk bekerjasama mencari pemecahan masalah.
3) Strategi dan spontanitas. Strategi adalah penggunaan tujuan atau manipulasi untuk
mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur.

4) Netralitas dan Empati. Netralitas adalah sikap impersonal, memperlakukan orang lain
sebagai objek. Empati artinya memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya.

5) Superioritas dan persamaan. Superioritas artinya seseorang lebih tinggi karena status,
kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap
memperlakukan seseorang secara horisontal dan demokratis.

6) Kepastian dan Profesionalisme. Individu yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, egois,
dan melihat pendapatnya merupakan kebenaran yang mutlak. Profesionalisme adalah
kesediaan meninjau kembali pendapat orang lain.

c. Sikap terbuka dan sikap tertutup.

No. Sikap terbuka Sikap tertutup


1 Menilai pesan secara objektif, dengan Menilai pesan berdasarka motif
menggunakan data-data dan keajegan logika pribadi
2 Membedakan dengan mudah, melihat nuansa Berpikir simlisis, artiya berpikir
hitam dan putih tanpa nuansa
3 Berorientasi pada isi Bersandar lebih banyak pada
sumber daripada isi pesan
4 Mencari informasi pada berbagai sumber Mencari informasi tentang
kepercayaan orang lain dari
sumbernya sendiri, bukan dari
sumber kepercayaan orang lain
5 Lebih bersifat provisional dan bersedia Kaku mempertahankan dan
mengubah kepercayaan memegang teguh system
kepercayaannya
6 Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai Menolak, mengabaikan,
dengan rangkaian kepercayaan mendistorsi, dan menolak pesan
yang tidak konsisten dengan system
kepercayaan

D. Teknik-Teknik HAM

Teknik hubungan antar manusia terbagi dalam :

1. Tindakan sosial

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat
mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Tindakan sosial dibedakan menjadi :

a. Tindakan rasional instrumental : tindakan yang memperhitungkan kesesuaian antara cara


dan tujuan atau antara efisiensi dengan efektifitas.

b. Tindakan rasional berprestasi nilai : tindakan yang berkaitan dengan nilai dasar dalam
masyarakat.
c. Tindakan tradisional : tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan adat istiadat atau
kebiasaan.

d. Tindakan afektif : tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok berdasarkan perasaan
atau emosi.

2. Kontak sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan
terjadinya awal interaksi sosial. Kontak sosial dibedakan :

(a) Cara pihak yang berkomunikasi: baik langsung maupun tidak langsung.

(b) Cara terjadinya: kontak primer maupun kontak sekunder.

3. Komunikasi sosial

Proses komunikasi terjadi saat kontak sosial berlangsung. Secara harfiah komunikasi
merupakan hubungan atau pergaulan dengan orang lain.

4. Teori hubungan antar manusia

Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa
bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya
sendirian ia tidak "menjadi" manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi
yang
bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah pemimpin.
Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah
kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi guru dan murid, kawan
dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil, mantu dan mertua dan seterusnya.

Ada tiga teori yang dapat membantu menerangkan model dan kualitas hubungan antar
manusia:

a. Teori transaksi (model pertukaran sosial)

HAM berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu yaitu apakah masing -masing
merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah merugi. Jika merasa
memperoleh keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka
hubungan itu akan terganggu, putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.

b. Teori peran

Pergaulan sosial sudah ada skenario yang disusun oleh masyarakat yang mengatur apa dan
bagaimana peran tiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah `tertulis" seorang
Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang guru harus
bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus
dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori
ini, jika seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika menyalahi
skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Dan dala hal ini
masyarakatlah sebagi penonton dan sekaligus sutradara kehidupan.

c. Teori permainan

Klasifikasi manusia terbagi menjadi tiga yaitu anak-anak, dewasa dan orang tua. Masing-
masing individu mempunyai sifat yang khas. Anak-anak itu manja, tidak mengerti tanggung
jawab. Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggungjawabnya. Adapun orang
tua, ia lebih dapat memahami dan memaklumi kesalahan orang lain. Tidak ada orang yang
merasa aneh melihat anak kecil menangis terguling-guling ketika minta eskrim tidak
dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada orang tua yang masih kekanak-kanakan. Suasana
rumah tangga juga ditentukan oleh bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan
sikap dan perilaku yang semestinya ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam.
Demikian juga hubungan antara pusat dan daerah, antara atasan dan bawahan. Aparat
Pemerintah mestilah bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.

E. Konsep Diri

Definisi Konsep Diri menurut Wiiliam D. Brooks adalah those physical, social, and
psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our
interaction with others.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam komunikasi antar
pribadi. Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positip. Konsep diri memainkan peran
yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat
dianalogikan sebagai suatu operating sistem yang menjalankan suatu komputer. Konsep diri
dapat mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri yang jelek akan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani
mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, rendah diri,
merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, dan masih banyak
perilaku inferior lainnya.

Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru,
berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan
tujuan hidup, bersikap dan berpikir positip, dan dapat menjadi seorang pemimpin yang
handal.

Komunikan yang berkonsep diri positip adalah Komunikan yang Tembus Pandang1
(transparent). Faktor yang mempengaruhi: orang lain, significant others, reference group.

Dua macam konsep diri adalah sebagai berikut :

· Konsep diri negatif : peka pada kritik, responsif sekali pada pujian, hiperkritis, cenderung
merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimitis pada kompetensi.

· Konsep diri positif : yakin akan kemampuan mengatasi masalah, merasa setara dengan
orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar akan keinginan dan perilaku tidak selalu
disetujui oleh orang lain, mampu memperbaiki diri.
1. Hal-hal yang perlu dipahami tentang konsep diri adalah :

a. Dipelajari melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain.

b. Berkembang secara bertahap.

c. Ditandai dengan kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan (positif).

d. Negatif ditandai dengan hubungan individu dan sosial yang mal adaptif.

e. Merupakan aspek kritikal yang mendasar dan pembentukan perilaku individu.

2. Hal-hal yang penting dalam konsep diri adalah :

a. Nama dan panggilan anak

b. Pandangan individu terhadap orang lain

c. Suasana keluarga yang harmonis

d. Penerimaan keluarga

3. Komponen konsep diri adalah :

a. Gambaran diri, adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak sadar.
Meliputi : performance, potensi tubuh, persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk
tubuh.

b. Ideal diri, adalah persepsi individu tentang perilakunya yang disesuaikan dengan standar
pribadi yang terkait dengan cita-cita.

c. Harga diri, adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan cara menganalisis
seberapa jauh perilaku individu tersebut.

d. Peran diri, adalah pola perilaku sikap nilai dan aspirasi yang diharapkan individu
berdasarkan posisinya dimasyarakat.

e. Identitas diri, adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan
penilaian sebagai sintesis semua aspek konsep diri sebagai sesuatu yang utuh.

4. Pengaruh konsep diri pada komunikasi interpersonal

a. Nubuat yang dipenuhi sendiri

Kecenderungan untuk bertingkah laku sesuai dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang
dipenuhi sendiri. Bila diri kita berpikir bahwa kita bodoh, maka kita akan menjadi benar-
benar bodoh. Bila pribadi kita merasa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan,
maka persoalan apa pun yang kita hadapi pada akhirnya dapat anda atasi. Kita berusaha hidup
sesuai dengan label yang kita lekatkan pada diri kita.
Hubungan konsep diri dengan prilaku, disimpulkan dengan para pengajar berpikiran positif «
You Don’t think what you are, you what you think »

Sukses komunikasi interpersonal banyak tergantung dari kualitas konsep diri anda : positif
atau negatif. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976) ada 4 tanda orang yang
memiliki konsep diri negatif, yaitu :

1) Peka pada kritik

Orang tersebut sangat tidak tahan terhadap kritik yang diterimanya, dan mudah marah atau
naik pitam. Koreksi atau kritikan dipresepsikan sebagai usaha untuk menjatuhkan harga
dirinya.

2) Responsif terhadap pujian

Tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian, walaupun


mungkin berpura-pura untuk menghindari pujian dan senang terhadap pujian yang
diterimanya.

3) Hiperkritis

Selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan
tidak sanggup mengungkapkan penghargaan dan pengakuan pada kelebihan orang lain.

4) Merasa tidak disenangi orang lain

Merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga
tidak dapat menghadirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Ia tidak mempersalahkan
dirinya, tetapi mengangap dirinya sebaga korban dan sistem sosial yang tidak beres.

5) Pesimis terhadap kompetisi

Terungkap dari keengganannya uuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia
akan menganggap tidak akan berdaya melawan persainganyang merugikan dirinya

Konsep diri yang positif ditandai dengan :

1) Merasa setara atau sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi tidak rendah,
walaupun terdapat perbedaan daam kemampuannya tertentu, latar belakang keluarga, dan
sikap orang lain terhadapnya

2) Menerima pujian tanpa rasa malu, atau berpura-pura rendah hati, dan menerima
penghargaan tanpa merasa bersalah

3) Menyadaro bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan prilaku yang
tidak seluruhnya disetujui masyarakat

4) Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian


yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya
5) Menyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya,
walaupun menghadapi kelompok yang kuat. Tetapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh
untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan dia
salah

6) Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan
atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya

7) Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang terjadi besok,
apa yang telah terjadi waktu lalu, dan apa yang terjadi pada waktu sekrang

8) Memiliki kenyakinan pada kemampuan mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi


kegagalan atau kemunduran

9) Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain

10) Cenderung menolak orang lain untuk mendominasi

11) Sanggup mengaku kepada orang lain, bahwa ia mampu merasakan berbagi dorongan dan
keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kecewa yang
mendalam, sampai kepuasan yang mendalam pula

12) Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan meliputi pekerjaan,
permaianan, ungkapan diri yang kreatif, persahabattan atau sekedar mengisi waktu

13) Peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, terutama
pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.

b. Membuka diri

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan komunikasi dengan orang lain
meningkatkan pengetahuan tentang dirinya. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih
dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih
terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru, lebih cenderung
menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain. Hubungan
antara konsep diri dapat dijelaskan dengan Johari Window. Dalam Johari Window
diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita.

c. Percaya diri (self confidence)

Keinginan menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul dari kurangnya
kepercayaan kepada kemampuan sendiri. Orang yang tidak menyenangi dirinya merasa
bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan. Orang yang kurang percaya diri akan
cenderung menghindari situasi komunikasi. Ia takut orang lain akan mengejek atau
menyalahkannya. Ketakutan untuk melakukan komunikasi, disebut commication
apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan.
d. Selektifitas

Konsep diri mempengaruhi prilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi
kepada pesan apa anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempresepsikan pesan
tersebut, dan apa yang kita ingat. (Taylor et al, 1977)

F. Teori Johary Windows

Hubungan antara konsep diri dan membuka diri dapat dijelaskan dengan Johari Window.
Penjelasan Johari Window tentang tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri
kita.

Joseph Luft dan Harrington Ingham , mengembangkan konsep Johari Window sebagai
perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai
sebuah jendela. ’‘Jendela’’ tersebut terdiri dari matrik empat sel, masing-masing sel
menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel
tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi, dan daerah yang tidak
disadari.
 
DIRI TERBUKA DIRI BUTA

Open Area Blind Area

Diketahui diri sendiri dan orang lain Tidak diketahui diri sendiri tetapi
diketahui orang lain
DIRI RAHASIA DIRI GELAP

Hidden Area Unknown Area

Diketahui diri sendiri, tapi tidak Tidak diketahui diri sendiri maupun
diketahui orang lain orang lain

Open area adalah informasi tentang diri kita yang diketahui oleh orang lain seperti nama,
jabatan, pangkat, status perkawinan, lulusan mana, dll. Ketika memulai sebuah hubungan,
kita akan menginformasikan sesuatu yang ringan tentang diri kita. Makin lama maka
informasi tentang diri kita akan terus bertambah secara vertikal sehingga mengurangi hidden
area. Makin besar open area, makin produktif dan menguntungkan hubungan interpersonal
kita.

Hidden area berisi informasi yang kita tahu tentang diri kita tapi tertutup bagi orang lain.
Informasi ini meliputi perhatian kita mengenai atasan, pekerjaan, keuangan, keluarga,
kesehatan, dll. Dengan tidak berbagi mengenai hidden area, biasanya akan menjadi
penghambat dalam berhubungan. Hal ini akan membuat orang lain miss komunikasi tentang
kita,  yang kalau dalam hubungan kerja akan mengurangi tingkat kepercayaan orang.

Blind area yang menentukan bahwa orang lain sadar akan sesuatu tapi kita tidak. Misalnya
bagaimana cara mengurangi grogi, bagaimana caranya menghadapi dosen A, dll. Sehingga
dengan mendapatkan masukan dari orang lain, blind area akan berkurang. Makin kita
memahami kekuatan dan kelemahan diri kita yang diketahui orang lain, maka akan bagus
dalam bekerja tim.
Unknown area adalah informasi yang tidak diketahui oleh orang lain dan diri kita. Sampai
kita dapat pengalaman tentang sesuatu hal atau orang lain melihat sesuatu akan diri kita
bagaimana kita bertingkah laku atau berperasaan. Misalnya ketika pertama kali seneng sama
orang lain selain anggota keluarga kita. Kita tidak pernah bisa mengatakan perasaan “cinta”.
Jendela ini akan mengecil sehubungan kita tumbuh dewasa, mulai mengembangkan diri atau
belajar dari pengalaman

Daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang
lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh orang lain tetapi
tidak diketahui oleh dirinya.

Daerah tersembunyi adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri
tetapi tidak diketahui oleh orang lain.

Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing daerah pada
seseorang berbeda dengan orang lain.

Pengenalan diri dapat dilakukan melalui 2 tahap, tahap yang pertama pengungkapan diri
(self-disclosure) dan tahap yang kedua menerima umpan balik (Feedback).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hubungan antar manusia (HAM) memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan.
Dengan adanya hubungan antar manusia dapat memenuhi kebutuhan antara individu yang
satu dengan yang lain, memperoleh pengetahuan dan informasi baru, menumbuhkan sikap
kerjasama, menghilangkan sikap egois.

HAM adalah suatu sosiologi yang konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya
masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interaksi mengakibatkan dan
menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam
penyesuaian dengan situasi baru (Cabot dan Kahl, 1967).

Tujuan dari HAM adalah memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis
dalam penyesuaian diri manusia sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik
seminimal mungkin.

Faktor - faktor yang mendasari proses interaksi dalam HAM adalah imitasi, sugesti,
identifikasi, dan simpati. Sedangkan faktor – faktor yang dapat menimbulkan hubungan
personal yang baik adalah rasa percaya, sikap positif, sikap terbuka dan sikap tertutup. Untuk
teknik hubungan antar manusia terbagi dalam tindakan sosial, kontak sosial, komunikasi
sosial, serta teori hubungan antar manusia.

B.Saran

Agar tecipta suatu hubungan yang harmonis di antara individu, maka setiap manusia harus
mampu menjalin keakraban dengan manusia lainnya. Karena pada hakikatnya manusia itu
merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Christina, dkk. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.


2. Tyastuti, dkk. 2008. Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan.
Yogyakarta: Fitryamaya.

Anda mungkin juga menyukai