Anda di halaman 1dari 20

TERAPI SULIH HORMON

(HRT)
Pengobatan/Terapi
1). Terapi Hormon Pengganti/Terapi Sulih Hormon
 Pemberian hormon estrogen alamiah telah terbukti
bermanfaat untuk mengatasi masalah yang timbul pada
perempuan menopause akibat menurunnya kadar hormon
estrogen yang dihasilkan oleh indung telur
 Di kenal dengan nama Hormonal Replacement Therapy (HRT)
atau Terapi Hormon Pengganti (THP) atau istilah lain Terapi
Sulih Hormon (TSH)
 Caranya memberikan sediaan estrogen dari luar (eksogen),
untuk menggantikan peran estrogen endogen yang telah
berkurang produksinya
Prinsip Dasar THP
1. Tujuan THP adalah untuk menghilangkan keluhan,
pencegahan atau pengobatan
2. Lebih diutamakan penggunaan estrogen dan progesteron
alamiah
3. Bila sudah tidak memiliki rahim dapat digunakan estrogen
saja
4. Dimulai dengan dosis estrogen paling rendah, namun cukup
mencegah osteoporosis dan jantung koroner
5. Estrogen sebagai hormon pengganti harus diberikan secara
kontinyu
6. Bila masih memiliki rahim harus diberikan kombinasi antara
estrogen dan progesteron
7. Lama pemberian progesteron minimal 12-14 hari perbulan
8. Dosis progesteron dimulai dari yang terendah namun masih
cukup untuk mencegah kelainan endometrium
9. Terapi sekuensial terutama ditujukan kepada perempuan
yang masih menginginkan terjadinya siklus haid (pra
menopause)
10. Terapi kontinyu terutama ditujukan kepada perempuan
yang sudah tidak menginginkan haid kembali (pasca
menopause)
11. Estrogen yang dapat dikombinasikan dengan androgen
seperti dehidro- epiendosteron sulfat (DHEAS), terutama
bgi perempuan dengan penurunan libido
Beberapa Cara Pemberian THP
1. Regimen I (mengandung estrogen saja)
Regimen ini bermanfaat untuk perempuan yang telah
diangkat rahimnya estrogen diberikan tiap hari tanpa
terputus (kontinyu)
2. Regimen II (estrogen dan progestogen)
• Kombinasi sekuensial; estrogen diberikan kontinyu, dengan
progestogen diberikan sekuensial hanya 10-14 hari setiap 1
siklus dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hiperplasia
endometrium lebih baik diberikan kepada perempuan di
usia pra atau peri menopause karena mereka masih
menginginkan siklus haid yang teratur
• Estrogen dan progestogen diberikan bersamaan
secara kontinyu tanpa terputus. Cara ini akan
menimbulkan keluhan tidak haid (amenorea)
• Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi
perdarahan bercak. Tepat diberikan pada perempuan
pasca menopause, karena tidak menginginkan
datangnya haid
Cara Terapi Hormon Pengganti

Regimen Estrogen Progestogen Catatan


I. Estrogen saja Kontinyu Tidak Perlu Tanpa Rahim
II. Kombinasi Estrogen dan Progestogen (standar perempuan yang memiliki rahim)

a. Kombinasi Kontinyu Sekuensial (10- Perdarahan


sekuensial 14 hari lucut
persiklus)

b. Estrogen dan Kontinyu Tidak haid


Kontinyu atau
Progestrogen
perdarahan
Kontinyu
bercak
Jenis Jenis Obat
Jenis-jenis sedian estrogen
• Jenis estrogen dapat dibagi berdasarkan komposisi
kimiawinya;
1. Estrogen Alamiah
adalah estrogen konyugasi, 17 beta estradiol ( dalam bentuk
mikrones atau bukan mikrones), estron dan estriol
2. Estrogen sintetik
adalah etinil estradiol, mestranol, dan dietil –stilbesterol,
Saat ini hanya etinil- estradiol yang aman untuk
dipergunakan sebagai obat kontrasepsi
• Preparat estrogen sintetik merupakan estrogen yang kuat,
sehingga sangat tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai
terapi hormon pengganti pada perempuan menopause
• Namun untuk daerah terpencil dengan tingkat sosial ekonomi
masyarakat yang rendah Pil kontrasepsi yang mengandung
estrogen dengan dosis kecil 20 -30 igram etinil estradiol masih
dapat dipergunakan sebagai Terapi pengganti hormon asal
dilakukan dengan pengawasan yang ketat
• Cara pemberian obat sedian estrogen yang ada di Indonesia
saat ini adalah per oral, krim vagina atau plester (“path”
perkutanius)
Jenis Estrogen Yang Dianjurkan

Cara
Jenis (kontinyu) Dosis per Hari
Estrogen Konyugasi Oral 0,3 - 0,625 mg
  Oral 1 - 2 mg
17 β Estradiol Transdermal 50 - 100 mg
  Subkutan 25 mg
Estradiol Valerat Oral 1 - 2 mg
Estradiol (etron sulfat Oral 0,625 mg - 1,25 mg
piperasin)    
Jenis Persedian Progesteron

Tersapat dua jenis progesteron yaitu turunan ;


1. Progesteron (C-21) yang bersifat alamiah
Sepert; medroksi- progesteron asetat (MPA, didrogesteron,
siproteron asetat, medrogestone, mikrones progesteron
2. Progesteron 19- nortestosteron yang bersifat Sintetik
Sepert; 0,7 – 1 mg noretisteron, 150 igram norgestrel, 75
igram levonorgestrel, desogestrel, gestoden, norgestimate
 Untuk Keperluan THP dipilih progedteron yang bersifat
alamiah, karena proses metabolisme obat ini tidak terlalu
membebani hati
• Manfaat pemberian progesteron bersamaan dengan estrogen
terutama adalah untuk mencegah timbulnya hiperplasia
endometrium akibat penggunaan estrogen tunggal
• Lam pemberian 10 hari dan lebih baik jika diberikan selama
12 – 14 hari dalam setiap bulannya
• Progesteron tidak perlu diberikan pada perempuan
menopause yang rahimnya telah diangkat (post Histrektomi)
• Pemberian Progesteron yang ada di Indonesia adalah per oral
Jenis Dan Dosis Progesteron Yang
Dianjurkan

JENIS TERAPI TERAPI KONTINYU


SEKUENSIAL (per hari)
(per hari)
Progesteron 300 mg 100 mg

Medroksi Progesteron 10 mg 2,5 – 5 mg


Asetat (MPA)
Siproteron asetat 1 mg 1 mg
Disrogesteron 10- 20 mg 10 mg
Sedian yang Memiliki sifat Estrogenik,
Progestogenik dan androgenik

• Sediaan steroid sintetik yang memiliki sifat Estrogenik, Progestogenik dan


androgenik sekaligus adalah Tibolon
• Obat ini dapat memperbaiki keluhan klimakterik dan mengatasi masalah
keropos tulang, tanpa menimbulkqn efek hiperplasia endometrium
• Penggunaan sediaan ini tidak memerlukan pemberian sedian progesteron
lagi
• Tibolon bermanfaat diberikan bagi perempuan menopause yang tidak
menginginkan adanya perdarahan haid lagi
• Efek sampingnya adalah rasa mual di awal-awal terapi dan hanya kurang 10
persen pemakai yang mengeluh timbul perdarahan pervaginam
• Dosias awal yang dianjurkan adalah 2,5 mg/per hari per oral
JENIS OBAT HRT/THP/TSH YANG ADA DI INDONESIA

Cara Kandungan Nama Dagang


Oral
  17 β Estradiol 1-2 mg Estrofem
Esttrogen saja Estrogen konyugasi 0,3 mg Premarin
  0,625 mg ; 1,25 mg  
  Estropipat 0,625 - 1,25 mg Ogen
  Estradiol Valerat 1 -2 mg Proginova
  17 β Estradiol Femseven
  Medroksi Progesteron asetat Provera
  (MPA) 5 - 10 mg  
  Didrogesteron 10 mg Duphaston
Progesteron saja Noretisteron 5 mg Primolut N
    Norelut
  Linesterenol 5 mg Endometril
  Alilestrenol 5 mg Premaston
    Pregnolin
Cara Kandungan Nama Dagang
Oral
  Estradiol Valerat 2 mg + Dilena
  Medroksi Progesteron asetat  
  (MPA) 10 mg  
Kombinasi E +P Estradiol Valerat 2 mg + Climent
Sekuensial Siproteron asetat 2 mg  
  17 β Estradiol 1 - 2 mg + Trisequens
  Noretisteron asetat 1 mg  
Kombinasi E +P 17 β Estradiol 2 mg + Kliogest
Kontinyu Noretisteron asetat 1 mg  
E + P +A Tibolon Livial
(Khusus) Kontinyu    
  Testosteron andekonoat 40 mg Andriol
Androgen saja Mesterolon 25 mg Proviron
  Fluoksimestron 5 mg Halotestin
Krim vagina
Lama Dan Saat Pemberian THP/TSH

 Lama pemberian THP pada perempuan menopause selama


mungkin sampai usia lanjut karena banyak manfaatnya
 THP dapat mulai diberikan sejak perempuan mengalami
sindrom klimakterik yaitu sejak usia pra menopause
 Tidak ada kata terlambat untuk pemberian THP ini, sehingga
boleh diberikan pertama kali pada perempuan pasca
menopause yang telah berusia 60 tahun atau lebih
 Penyembuhan sindrom klimakterik dalam THP memerlukan
waktu sekitar 3 bulan, setelah 6 bln pengobatan keluhan
belum menghilang harus dicari faktor penyebab lain
Selama THP Perlu Kontrol dengan Jadual

Setelah 1 Bulan
• Amati adanya keluhan yang biasanya berhubungan dengan
dosis dan cara pemberian THP
• Bila tak ada keluhan maka dosis, cara dan jenis terapi dapat
diteruskan
Setelah 3 Bulan
• Ukur tekanan darah, bila tinggi dapat diberikan obat anti
hipertensi dan bila tetap sukar dikendalikan ganti dengan cara
lain sep; plester
• Bila terdapat bercak perdarahan pervaginam, ganti cara
pemberian obat, ganti jenis laiannya
 Bila ada efek samping berupa mual, sakit kepala, bertambah
BB, payudara kencang, keputihan, rasa gatal pada vagina,
turunkan dosis estrogen atau pilih cara lain seperti krim atau
plester
Setelah Itu, untuk setiap 6-12 bulan
 Periksa organ ginekologi; lihat serviks, atau lakukan papsmir,
bila memungkinkan
 Amati efek samping yang timbul
 Amati keberhasilan terapi
 Lakukan perabaan payudara
Setelah 12 bulan
 Lakukan perabaan payudara, mammografi bila ada
 Ulangi mammografi setiap 1 tahun kalau ada risiko kanker
payudara kalau tidak dilakukan setiap 2 tahun
THANK YOU
GUYS

Anda mungkin juga menyukai