Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi.
Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Daya
tembus cahaya Matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah,
yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya Matahari, disebut daerah fotik, daerah laut
yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remangremang
cahaya yang disebut daerah disfotik.
Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi zona litoral,
neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi epipelagik, mesopelagik,
batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.
3. Zona oseanik
Zona oseanik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat ditembus
cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap. Akibatnya bagian air
dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas
dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.
4. Zona intertidal
Zona interdal merupakan zona yang dipeng aruhi oleh pasang surut air laut dengan luas area
yang sempit antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah. Pada zona ini terdapat variasi
faktor lingkungan yang cukup besar, seperti fluktuasi suhu, salinitas, kecerahan dan lain – lain.
Variasi ini dapat terjadi pada daerah yang hanya berjarak sangat dekat saja misalnya beberapa
cm. Zona ini dihuni oleh organisme yamh keseluruhannya merupakan organisme bahari.
Kondisi lingkungan di zona ini cukup bervariasi dan biasanya dipengaruhi oleh faktor harian
maupun musiman. Faktor – faktor tersebut antara lain :
1.Pasang surut
2.Suhu
3.Gerakan ombak
4.Salinitas
Secara umum daerah intertidal sangat dipengaruhi oleh pola pasang dan surutnya air laut,
sehingga dapat dibagi menjadi tiga zona. Zona pertama merupakan daerah diatas pasang tertinggi
dari garis laut yang hanya mendapatkan siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan
ombak yang menerpa daerah tersebut backshore (supratidal), zona kedua merupakan batas antara
surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal) dan zona ketiga adalah
batas bawah dari surut terendah garis permukaan laut (subtidal). Secara umum kita dapat
membagi tipe-tipe pantai berdasarkan material/substrat penyusun dasar perairan, antara lain:
1. Tipe pantai berbatu
2. Tipe pantai berpasir
3. Tipe pantai berlumpur
Daerah intertidal merupakan daerah pantai yang terletak antara pasang tertinggi dan surut
terendah. Dengan ini merupakan perluasan dari lingkungan bahari. Berdarkan kondisi
lingkungan, daerah intertidal merupakan zona intertidal berbatu dan zona intertidal berpasir
(Nybaken, 1992 ). Lebih lanjut di katakan bahwa bermacam-macam inveterbrata yang hidup
secara benthos daerah intertidal mempunyai kisaran ukuran yang sangat luas yaitu berukuran
mikro seperti protozoa sampai pada ukuran makro seperti crusiaecia an mollusca.