Anda di halaman 1dari 6

Fluida Reservoir

Fluida reservoir diklasifikasi berdasarkan beberapa parameter yaitu:

 GOR pada saat awal produksi


 API Gravity
 Warna dari fluida ketika di stock tank

Berikut ini tabel matriks klasifikasi fluida reservoir

Dari tabel diatas diketahui bahwa jenis fluida reservoir adalah sebagai berikut:

1. Black Oil

Fluida terdiri dari rantai hidrokarbon yang besar, berat dan tidak mudah menguap. Hal ini dapat
dilihat dari diagram fasanya (Gambar 1), pada diagram fasa tersebut dapat dilihat bahwa
Temperatur Kritis (Tc) lebih besar daripada Temperatur reservoir (Tr). Pada saat Pr lebih tinggi
dari Pb, fluida dalam kondisi tak jenuh (undersaturated) dimana pada kondisi ini minyak dapat
mengandung banyak gas. Ketika tekanan reservoir (Pr) turun dan dibawah tekanan gelembung
(Pb) maka fluida akan melepaskan gas yang dikandungnya dalam reservoir hanya saja pada
separator jumlah cairan yang dihasilkan masih lebih besar.
Gambar 1

2. Volatile Oil

Terdiri dari rantai hidrokarbon ringan dan intermediate sehingga mudah menguap. Temperatur
kritis (Tc) lebih kecil daripada black oil bahkan hampir sama dengan Temperatur reservoirnya
(Tr). Rentang harga temperatur cakupannya lebih kecil dibandingkan black oil. Penurunan
sedikit tekanan selama masa produksi akan mengakibatkan pelepasan gas cukup besar di
reservoir. Jumlah liquid yang dihasilkan pada separator lebih sedikit dibandingkan black oil.
Gambar 2 menunjukan sifat dari fluida jenis Volatile Oil (minyak yang mudah menguap).
Gambar 2

3. Retrograte Gas

Pada kondisi awal reservoir fluida berbentuk fasa gas, dengan seiring penurunan tekanan
reservoir maka gas akan mengalami pengembunan dan terbentuklah cairan direservoir. Diagram
fasa dari retrograde gas (Gamabr 3) memiliki temperatur kritik lebih kecil dari temperatur
reservoir dan cricondentherm lebih besar daripada temperatur reservoir. Cairan yang diproduksi
inilah yang disebut dengan gas kondensat.
Gambar 3

4. Wet Gas

Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang penurunan tekanan
reservoir. Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk ke dalam lengkungan fasa (Gambar 4). Maka dari
itu, tidak ada cairan yang terbentuk di dalam reservoir. Walaupun demikian, kondisi separator
berada pada lengkungan fasa, yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan (disebut
kondensat). Kata “wet” (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas tersebut basah oleh
air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang terkondensasi pada kondisi permukaan.
Gambar 4

5. Dry Gas

Dry gas terutama merupakan metana dengan sejumlah intermediates. Gambar 5 menunjukkan
bahwa campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas di reservoir dan kondisi separator
permukaan yang normal berada di luar lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak terbentuk cairan di
permukaan. Reservoir dry gasbiasanya disebut reservoir gas.

Gambar 5
Sumber:

HWU, 2005, Reservoir Engineering

Anda mungkin juga menyukai