Anda di halaman 1dari 3

Hari Perjuangan dan Hari Pengorbanan

‫ان الحمد هلل نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ باهلل من شرور انفسنا ومن سيأت أعمالنا من يهده هللا‬
‫ أشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له واشهد ان محمدا عبده‬,‫فالمضل له ومن يضلله فالهادي له‬
‫ فياعباد هللا‬.‫ أما بعد‬,‫ اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين‬.‫و رسوله‬
‫أوصيكم ونفسى بتقوى هللا‬..  

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Marilah bersama-sama kita saling berwasiat untuk meningkatkan taqwa kita semua. Sudah
tak terhitung ni’mat dan rahmat yang diberikan oleh Allah swt kepada kita. Hingga kita
masih bisa berkumpul bersama melaksanakan ibadah kepada-Nya dengan mengagungkan
nama-Nya, Alhamdulillah.

Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah,


Pada bulan ini kehidupan kita sebagai umat muslim Indonesia sungguh berada dalam hari-
hari bersejarah. Setelah bersama-sama kita melalui hari raya qurban, kita berjumpa dengan
hari pahlawan. Keduanya adalah adalah momen yang sarat dengan nilai kesejarahan.
Ketahuilah bahwa kedua momentum itu menuntun adanya pengorbanan. Karena pengorbanan
merupakan syarat wajib sebuah keberhasilan.

Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah


Kesuksesan Nabi Ibrahim as. sebagai hamba yang paling dicintai Allah –khalilullah- telah
terbukti dengan ketaatan beliau melaksanakan segala perintah-Nya. Bahkan demi
menemukan petunjuk ke-tuhanan dan ke-tauhidan, Nabi Ibrahim as harus melawan arus.
Melawan penguasa dan kehendak orang tua. Dalam ruang pemujaan, nabi Ibrahim beraksi,
beliau hancurkan semua berhala, kemudian ia kalungkan kapak dipundak berhala yang
tersisa. Maka merekapun bertanya siapa yang melakukan pengrusakan ini? siapa yang berani
menghancurkan tuhan-tuhan kami? Ibrahimpun berargumen “bahwa pelaku itu meninggalkan
bukti, lihat saja kapak alat pengrusak itu masih ada dipundak, berarti ialah yang
melakukannya”. Dengan berkata demikian, Nabi Ibrahim as dianggap menghina. “Bukankah
itu berhala yang tak kuasa berbuat apa-apa? bagaimana kamu bisa menuduhnya
menghancurkan segalanya?” Nabi Ibrahim pun menjawabnya “jika memang ia tak punya
kuasa mengapa engkau mengbdian diri dan menyembah pada-nya?” Singkat cerita,
disiapkanlah untuk Nabi Ibrahim kayu bakar dan tungku perapian, sebagai ganjaran dari
sebuah pembangkangan. Tapi Allah yang Maha Kuasa berkehendak lain, energi panas yang
terkandung dalam api diganti dengan dingin yang menyelimuti. Sehingga Ibrahim bisa
menyelamatkan diri. Allah swt bersabda:  

Wahai Api, jadilah engkau dingin yang menyelamatkan Ibrahim

Ini adalah pengorbanan pertama kali yang dilakukan Nabi Ibrahim. Ia harus rela kehilangan
orang tua yang selama ini menyayanginya. Ia juga kehilangan komunitas masyarakatnya.
Kemana kira-kira Ibrahim ketika itu pergi setelah pembakaran terhadap dirinya gagal? Itulah
pengorbanan.

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia


Andai manusia tahu, bahwa pengorbanan itu sebuah ujian dari Allah Yang Maha Kuasa yang
harus dijalani dan dilewati semua hambanya. Begitu beratnya pengorbanan Nabi Ibrahim as
yang dilakukannya demi kebahagiaan anak cucu dan umat manusia setelahnya. Ia harus rela
mengorbankan Ismail sang anak kesayangan, untuk disembelih oleh tangannya sendiri. Ini
adalah cobaan terbesar sepanjang sejarah manusia. Dan Nabi Ibrahimpun menta’atinya.
Karena ini adalah perintah dari Yang Maha Kuasa. Begitu tulusnya hati Nabi Ibrahim
merelakan Ismail sehingga Allah swt menyiapkan seekor kambing sebagai gantinya.
Kepasrahan dan keikhlasan Nabi Ibrahim itu dilakukannya sebagai cara mendekatkan diri
pada Yang Maha Kuasa. Mendekat dalam bahasa arab adalah qaruba karena itu usaha
mendekatkan diri disebut dengan qurban. Sungguh hidup adalah pengorbanan. Semakin besar
pengorbanan, semakin besar pula anugrahnya. Semakin tulus berkorban semakin besar
nilainya.

Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah


Pengorbanan Nabi Ibrahim as itulah yang menjadi teladan para pejuang. Mereka tidak punya
motif dan kepentingan. Dengan tulus ikhlas berjuang mengusir penjajahan lillahi ta’ala.
Niatnya adalah menegakkan hak-hak adami yang harus dipenuhi, demi terselenggaranya hak-
hak Allah dalam menjalankan ibadah. Kemerdekaan yang telah diplokamirkan pada tanggal
17 Agustus 1945 wajib dipertahankan. Apapun yang terjadi. Oleh karenanya ketika, sekutu
dan bala tentaranya berniat menguasai kembali Indonesia, maka pada saat itu pula tanggal 22
Oktober 1945 Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari beserta segenap ulama lainnya mewajibkan
jihad melawan sekutu. Inilah yang kemudian terkenal dengan sebutan resolusi Jihad.

Selang beberapa minggu, ternyata sekutu dan Belanda benar-benar tidak merelakan Indonesia
merdeka. Karena itu pada tanggal 10 Nopember 1945, ia menggempur Surabaya sebagai
salah satu kota besar di Indonesia. Dengan adanya maklumat yang telah tersebar sebelumnya
tentang wajibnya membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan, maka segenap
bangsa Indoneisa, santri dan kyia tukang becak dan para kuli dari berbagai pelosok daerah
bergabung datang berhamburan mempertahankan kemerdekaan di Surabaya.

Dengan berkoordinasi dengan para kyai, Bung Tomo dan segenap elemen bangsa bahu
membahu mengangkat senjata mempertahankan kemerdekaan bangsa. Meskipun senjata yang
digunakan oleh bangsa Indonesia, tidaklah secanggih senjata tentara Belanda. Hanya saja
semangat juang yang tinggi, dan motifasi yang luhur disertai tulusnya niat dan ikhlas,
merubah senjata sederhana itu menjadi sangat luar biasa. Bambu Runcing, Menjalin, Keris,
Golok, Pedang, Celurit, Kelewang, dan apapun jenisnya menjadi sangat berbahaya bila
disertai keikhlasan.

Spirit melawan penindasan inilah yang telah diajarkan oleh Al-Qur’an kepada umat manusia.
Dalam al-Baqarah ayat 190 diterangkan

َ‫يل هَّللا ِ الَّ ِذينَ يُقَاتِلُونَ ُك ْم َواَل تَ ْعتَدُوا إِ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِدين‬
ِ ِ‫َوقَاتِلُوا فِي َسب‬

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu
melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Pejuangan ini bukanlah tanpa pengorbanan. Banyak sahabat, saudara, anak, kakak, adik, pak-
dhe, paman, bapak dan kakek yang kehilangan nyawa, gugur sebagai bunga bangsa.
mengorbankan diri demi kemerdekaan negeri. Pengorbanan menjadi syarat wajib sebuah
‫‪keberhasilan. Semoga saja tulus-ikhlasnya niat mereka mendapatkan keistimewaan dari Yang‬‬
‫‪Maha Kuasa. Seperti janji Allah kepada mara Mujahidin. Dan semoga kita yang ditinggalkan ‬‬
‫‪dan menikmati kemerdekaan ini tidak mengecewakan pengorbanan mereka. amien‬‬

‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ,‬ونَفَ َعنِى• َوإِيَّا ُك ْم بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ْذ ُك َر ْال َح ِك ْي َم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ‬
‫ك هللا لِى َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ ِ‬
‫بَا َر َ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫َواِنَّهُ هُ َوال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‪َ ,‬وأقوْ ُل قَوْ لى هَذا فَا ْستَغفِ ُر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنهُ هُ َو ال َغفوْ ُر الر ِ‬
‫َّحيْم‬ ‫َّ‬ ‫َ‬

‫‪khutbah II‬‬

‫ش َه ُد اَنْ الَ اِلَهَ اِالَّ هللاُ‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َع َ‬


‫لى ت َْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬واَ ْ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫لى اِ ْح َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َع َ‬
‫س ْولُهُ الدَّا ِعى اِل َى‬ ‫سيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫ش َه ُد اَنَّ َ‬ ‫ش ِر ْيكَ لَهُ َواَ ْ‬
‫َوهللاُ َو ْح َدهُ الَ َ‬
‫سلِّ ْم تَ ْ‬
‫سلِ ْي ًما ِكث ْي ًرا‬ ‫ص َحابِ ِه َو َ‬‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َواَ ْ‬ ‫ص ِّل َعلَى َ‬ ‫ض َوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم َ‬‫ِر ْ‬

‫اس اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما اَ َم َر َوا ْنتَ ُه ْوا َع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا اَنَّ هللاّ اَ َم َر ُك ْم‬ ‫اَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫صلُّ ْو َن‬ ‫ْس ِه َوقَا َل تَعاَلَى اِنَّ هللاَ َو َمآل ِئ َكتَهُ يُ َ‬ ‫س ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُد ِ‬ ‫بِا َ ْم ٍر بَ َدأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِ‬
‫سيِّ ِدنَا‬ ‫ص ِّل َعلَى َ‬ ‫سلِ ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫سلِّ ُم ْوا تَ ْ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫لى النَّبِى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذ ْي َن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫َع َ‬
‫سلِ َك َو َمآلئِ َك ِة‬ ‫سيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُ‬‫آل َ‬ ‫سلِّ ْم َو َعلَى ِ‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َ‬
‫رو ُع ْث َمان َو َعلِى َوعَنْ‬ ‫اش ِد ْي َن اَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َم َ‬‫لخلَفَا ِـء ال َّر ِ‬ ‫ض اللّ ُه َّم َع ِن ْا ُ‬ ‫ار َ‬ ‫ْال ُمقَ َّربِ ْي َن َو ْ‬
‫ض َعنَّا‬ ‫ار َ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن َو ْ‬
‫س ٍ‬‫ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْي َن َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْي َن لَ ُه ْم بِاِ ْح َ‬ ‫بَقِيَّ ِة ال َّ‬
‫َم َع ُه ْم بِ َر ْح َمتِكَ يَا اَ ْر َح َم ال َّر ِ‬
‫اح ِم ْي َن‪.‬‬
‫ت‬‫ت اَالَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫سلِ َما ِ‬ ‫سلِ ِم ْي َن َو ْال ُم ْ‬‫ت َو ْال ُم ْ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر ِعبَادَكَ ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ‬ ‫ش ِر ِك ْي َن َوا ْن ُ‬ ‫سلِ ِم ْي َن َوأَ ِذ َّل الش ِّْركَ َو ْال ُم ْ‬ ‫سالَ َم َو ْال ُم ْ‬ ‫الل ُه َّم اَ ِع َّز ْا ِال ْ‬
‫سلِ ِم ْي َن َو َد ِّم ْر اَ ْع َدا َءال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل‬ ‫اخ ُذ ْل َمنْ َخ َذ َل ْال ُم ْ‬ ‫ص َر ال ِّد ْي َن َو ْ‬ ‫ص ْر َمنْ نَ َ‬ ‫َوا ْن ُ‬
‫س ْو َء‬ ‫لوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َو ُ‬ ‫َكلِ َماتِكَ اِلَى يَ ْو َم ال ِّد ْي ِن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْا َ‬
‫سائِ ِر ْالبُ ْل َدا ِن‬ ‫صةً َو َ‬ ‫سيَّا خآ َّ‬ ‫ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َح َن َما ظَ َه َر ِم ْن َها َو َما بَطَ َن عَنْ بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِ‬
‫سنَةً َوقِنَا‬ ‫آلخ َر ِة َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى ْا ِ‬ ‫ب ْال َعالَ ِم ْي َن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َ‬ ‫سلِ ِم ْي َن عآ َّمةً يَا َر َّ‬ ‫ْال ُم ْ‬
‫س ِر ْي َن‪.‬‬ ‫لخا ِ‬‫اواِنْ لَ ْم تَ ْغفِ ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَنَّ ِم َن ْا َ‬ ‫سن َ َ‬‫اب النَّا ِر‪َ .‬ربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َ‬ ‫َع َذ َ‬
‫ان َوإِ ْيتآ ِء ِذى ْالقُ ْرب َى َويَ ْن َهى َع ِن ْالفَ ْحشآ ِء‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! اِنَّ هللاَ يَأْ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِال ْح َ‬
‫ش ُك ُر ْوهُ َعل َى‬ ‫َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن َو ْاذ ُك ُرواهللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْ‬
‫نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَ ْر‬

Anda mungkin juga menyukai