Anda di halaman 1dari 11

Makalah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tentang :

Emansipasi Wanita, Busana Syar’I, Kecantikan dan Kosmetik Halal


Disusun Oleh Kelompok 7 :

Karina Septia Kusuma 19050404001

Feby Yunmala Sari 19050404005

Isna Yuniarti Shalehah 19050404008

Enik Ristiana Fefrianti 19050404019

Alvi Anggraini Harianto 19050404022

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Mutimmatul Faidah, S.Ag., M.Ag

S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA 2019


PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
1. Emansipasi Wanita Menurut Pandangan Islam.........................................................................5
2. Busana Syar’i.................................................................................................................................6
3. Kecantikan dan Kosmetik Halal Menurut Islam........................................................................7
a) Kecantikan Halal.......................................................................................................................7
b) Kosmetik Halal..........................................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan
sehingga makalah Pendidikan Agama Islam tentang Emansipasi Wanita, Busana Syar’i, dan
Kecantikan ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan para pembaca
umumnya tentang emapnsipasi wanita, busana syar’i, dan kecantikan yang merupakan salah
satu bagian dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan mudah
dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat
kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya
masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik
lagi.

Surabaya, 28 April 2020

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang benar di sisi Allah telang menghapus diskriminasi
kedudukan antara wanita dan laki-laki. Islam memandang semua makhluk Allah yang
memiliki akal sehat, baik laki-laki maupun perempuan memiliki amanah sebagai hamba
Allah dan khalifah Allah, yang harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya dan kelas diminta
pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Agama islam sangat memuliakan wantita
memberikan posisi dan citra yang bagus.

Pada zaman sekarang kata emansipasi wanita sering didengar dan berbicara
tentang wanita. Ada banyak hal yang menarik tentang wanita, yang pertama mulai dari
penampilan atau fashion. Wanita sangat dekat dengan dunia fashion dan kecantikan.
Namun bagaimana dengan wanita mulimah apakah mereka bisa mengikuti trend fashion
dan saat ini untuk mempercantik diri wanita muslimah, produk-produk kecantikan telah
menyediakan kosmetik-kosmetik halal untuk wanita-wanita muslimah.

Dari beberapa hal dia atas makalah ini kami berusaha menjelaskan tentang
emansipasi wanita, busana syar’I, kecantikan dan kosmetik halal. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca khususnya wanita muslimah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan emansipasi wanita dan bagaimana pandangan Agama
Islam terhadap emansipasi wanita?
2. Apa yang dimaksud dengan busana syai’i?
3. Apa yang dimaksud dengan kecantikan dan kosmetik halal dalam islam?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti emansipasi wanita menurut pandangan islam
2. Mengetahui maksud dari busana syar’i
3. Mengetahui arti dari kecantikan dan kosmetik halal dalam islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Emansipasi Wanita Menurut Pandangan Islam


Islam sebagai agama yang benar disisi Allah SWT telah menghapus diskriminasi
kedudukan anatar wanita dan laki-laki. Islam memandang semua akhluk Allah yang
memiliki akal sehat, baik laki-laki maupun wanita memilki amanah sebagai hamba Allah
dan khalifah Allah SWT, yang harus ditunaikan dengan sebaik-baiknya dan kelak
dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
Kedudukan wanita dalam islam sama-sama mulia dengan laki-laki dihadapan
Allah SWT, artinya posisi mereka seimbang sebagaimana firman Allah SWT yang
artinya :
“dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara
yang ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
istrinya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”. QS. Al-Baqarah : 228.
Dengan demikian, wanita dalam perspektif islam memiliki kedudukan yang mulia dan
terhormat, juga menempatkan wanita sebagai perimbangan atas tanggung jawab yang ada
pada dirinya. Islam memberikan penghargaan pada wanita apabila ternyata mereka benar
dalam berbagai hal. Islam memandang wanita sebagai makhluk yang berakal dan mampu
berfikir secara logis juga memiliki pendapat yang bernilai dan berharga tinggi.
Emansipasi wanita berasal dari Bahasa latin “emancipatio” yang artiya
pembebasan dari tangan kekuasaan. Di zaman romawi dulu, membebaskan anak yang
belum dewasa dari kekuasaan orang tua, sama halnya dengan mengangkat derajat dan
haknya.
Adapun makna emansipasi wanita adalah perjuangan yang dimulainya sejak abad
ke-14 M dalam rangka memperoleh kesamaan hak dan kebebasan seperti hak kaum laki-
laki dari segala bentuk penindasan dan diskriminasi.
Sebelum muncul ide emansipasi wanita, islam lebih dahulu telah mengangkat
derajat wanita dari masa penindasan wanita di era jahiliyah ke masa kemuliaan wanita.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al- Hujurat ayat 13 kita bisa melihat betapa islam
tidak membedakan anatara wanita dan laki-laki. Semua sama dihadapan Allah Swt, dan
yang membedakan mereka dihadapan Allah adalah mereka yang beriman dan bertaqwa.
Tidak semua hak wanita harus disamakan dengan laki-laki, karena Allah SWT
telah menciptakan masing-masing jenis kelamin dengan latar belakang biologis kodrati
yang tidak sama. Persamaan yang dimaksud tidak melanggar fitrah dan kodrat masing-
masing. Makna emansipasi wanita yang benar adalah perjuangan kaum wanita demi
memperoleh hak memilih dan menentukan nasib sendiri.

5
Wanita Muslimah memiliki kewajiban untuk memperkuat hubungannya dengan
Allah SWT, senantiasa mensucikan fikiran, menjalankan kewajiban secara keseluruhan
akhlak dan perilakunya, sesuai dengan yang telah diatur dalam islam. Pada dasarnya,
wanita Muslimah yang sudah berkeluarga diperbolehkan bekerja diluar rumah asalkan
tidak melalaikan tugas utama sebagai istri, sekaligus ibu bagi anak-anaknya, untuk
membentuk keluarga yang Bahagia sepenuhnya.

1. Busana Syar’i

Saat ini Indonesia telah menjadi kiblat fashion muslim dunia. Seiring dengan
munculnya kreatifitas dari desainer Indonesia yang menampilkan berbagai desain busana
dengan berbagai inspirasi, warna, dan tema menjadikan busana muslim tidak lagi
diasumsikan kuno dan ketinggalan zaman. Warna warni busana, kerudung dengan
aksesoris yang dipadu padankan menjadikan tampilan seorang muslimah gaul, trendy
namun tetap syar’i.

Di tengah arus kesadaran berbusana muslim, muncul fenomena Jilboobs


(berkerudung namun menonjolkan lekuk tubuh di bagian tertentu dengan balutan kaos
ketat, celana jeans ketat, dan kerudung). Jilboobs sempat menjadi trend anak muda gaul.
Jilboob bukanlah pakaian identitas yang diajarkan oleh islam karena belum memenuhi
kriteria menutup aurat. Jilboob hanya sebatas membungkus kulit dengan kain.
Dalam pandangan KH Ali Mustafa Yaqub, walaupun Islam tidak merekomendasikan satu
model pakaian tertentu, tetapi Islam memiliki aturan umum berpakaian. Aturan umum ini
diistilahkan oleh almarhum dengan 4T, yaitu tidak terbuka (tutup aurat), tidak transparan,
tidak ketat, dan tidak menyerupai lawan jenis.

Pertama, tidak terbuka atau tutup aurat. Islam mewajibkan laki-laki dan
perempuan untuk selalu menutup aurat, terutama ketika berhadapan dengan lawan jenis
ataupun orang lain. Mayoritas ulama berpendapat, aurat perempuan ialah seluruh tubuh
kecuali wajah dan telapak tangan. Sementara aurat laki-laki dari pusar sampai lutut.

Pada bidang fashion, islam telah memberikan ketentuan tentang aurat. Aurat
secara Bahasa berarti cela atau aib. Para ulama memberikan definisi aurat ini sebagai
sesuatu yang wajib ditutupi dan haram dilihat. Aurat perempuan dihadapan laki-laki
bukan muhrim adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Selain
menutup aurat, busana muslim juga disyaratkan longgar(tidak membentuk lekuk tubuh)
dan tidak transparan. Allah berfirman yang artinya :

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri


orang mukmin: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ketubuhnya. Yang demikian

6
itu, supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)

Kedua, tidak transparan. Selain menutup aurat, pakaian yang digunakan juga tidak
boleh transparan. Percuma memakai pakaian yang menutup aurat, tetapi transparan dan
memperlihatkan bagian tubuh. Sebab itu, laki-laki dan perempuan perlu memilih bahan
pakaian yang lebih tebal, agar aurat tidak terlihat oleh orang lain.
Dalam Hadist disebutkan:
“Dari Aisyah r.a. Sesungguhnya Asma binti Abu Bakar masuk ke rumah Rasulullah
dengan memakai pakaian tipis. Lalu Rasulullah berpaling darinya dan bersabda: Hai
Asma! Sesungguhnya seorang wanita yang sudah baligh tidak boleh terlihat auratnya
kecuali ini dan ini dan Nabi SAW berisyarat menunjuk ke wajah dan telapak tangannya.”
(HR Abu Dawud)

Ketiga, tidak ketat. Pakaian yang digunakan oleh umat Islam mesti longgar dan
tidak ketat. Pakaian yang baik ialah pakaian yang tidak memperlihatkan lekukan tubuh
supaya orang yang melihat kita tidak terpancing untuk melakukan perbuatan negatif.
Keempat, tidak menyerupai lawan jenis. Untuk membedakan laki-laki dan perempuan,
Islam menganjurkan agar laki-laki tidak memakai pakaian perempuan, begitu pula
sebaliknya. Gunakanlah pakaian yang sesuai dengan jenis kelamin kita.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,


ِ ‫ين ِمنَ ال ِّر َجا ِل بِالنِّ َسا ِء َو ْال ُمتَ َشبِّهَا‬
ِ ‫ت ِمنَ النِّ َسا ِء بِال ِّر َج‬
‫ال‬ cَ ‫ ْال ُمتَ َشبِّ ِه‬ ِ‫لَ َعنَ َرسُو ُل هللا‬

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan


(melaknat) wanita yang menyerupai lelaki.” (HR. al-Bukhari no. 5885)

Ketentuan memakai busana muslim bagi wanita yang sudah baligh adalah
menutup aurat, tidak membentuk lekuk tubuh, tidak transparan, kerudung menutupi dada,
dan tidak menyerupai lawan jenis. Ketentuan ini bukanlah untuk mengekang, mengurung
atau membatasi wanita. Tapi untuk menjaga kemulyaan dan kehormatan wanita. Busana
muslim tidaklah membatasi gerak wanita untuk mengaktualisasikan diri dan
kemampuannya di ranah public. Modernitas jika disikapi dengan bijak menghalangi
seorang muslim memegang prinsip agamanya.

2. Kecantikan dan Kosmetik Halal Menurut Islam

7
a) Kecantikan Halal
Menurut buku Ensiklopedia kata-kata Alquran yang dikeluarkan oleh Dewan
Bahasa Arab, kecantikan dimkanai dengan keanggunan, kehalusan dan keelokan.
Kecantikan tidak hanya ada pada manusia saja tetapi kepda segala sesuatu di alam
semesta ini dari ciptaan Allah SWT termasuk didalamnya hewan dan tumbuhan. Cantik
itu muncul dari dua unsur yaitu, jasmani dan rohani. Jika hanya dinilai dari segi fisik saja
itu artinya kecantikan seseorang selama ini hanya kepalsuan saja.
Islam adalah agama yang menyeru pada kecantikan dan keindahan, sebenarnya
agama Islam mengajarkan untuk selalu tampil cantik karena Allah. Cantik menurut Islam
adalah cantik yang muncul dari unsur rohani dan jasmani. Agar dapat tampil secara
jasmani harus memperhatikan kebersihan tubuh, menutup aurot, dan menggunakan
pakaian yang sopan. Sedangkan cantik secara rohani adalah amal ibadah yang baik
menjadi tolak ukur utama.
Seperti firman Allah:
Yang artinya :” Dan diantara tanda-tanda Kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” (Q.S. Ar-
Rum [30]:21)
Dalam hadist juga disebutkan, Ibnu Abbas berkata “ sesungguhnya amal kebaikan
itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan
pada tubuh, kelimpahan pada rizki dan menumbuhkan rasa cinta dihati manusia
kepadanya. Sesungguhnya amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan
wajah, melemahkan badan, menggurangkan rizki dan menimbulkan rasa benci dihati
manusia kepadanya” ( Tafsir Ibnu Katsir IV/204)
Oleh karena itu Islam memandang puncak kecantikan wanita berbanding lurus
dengan tingkat ketundukan dan kepasrahannya kepada Allah. Ini kecantikan yang hakiki
dan ideal adalah kecantikan yang bersumber pada dimensi ialah (hati). Jadi kecantikan
dalam Alquran dan Islam bukan dilihat pada kecantikan fisik dan rupa semata tapi lebih
kepada kecantikan sifat, tabiat, kebaikan hati dan akhlak seorang wanita.

8
b) Kosmetik Halal
Kosmetik dalam pandangan Islam
“sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai Keindahan.” (HR. Muslim). Allah itu
menyukai keindahan dan kebersihan, wanita yang mampu menjaga kebersihan dirinya
dan mempercantik diri dengan segala sesuatu yang halal untuk tujuan ibadah seperti
menyenangkan suami tentu lebih mulia dari pada wanita yang berantakan dan tidak
merawat diri.
Hukum Wanita Memakai Kosmetik Dalam Islam
1. Kosmetik boleh digunakan wanita dengan niat menjaga kecantikan dan kebersihan
diri untuk ibadah dan menyenangkan suami
2. Kosmetik yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal dan dibeli atau
diperoleh dengan cara yang halal
3. Kosmetik tidak boleh dipakai untuk hal yang berlebihan seperti pamer,
kesombongandiri, dan untuk menarik perhatian lelaki yang bukan muhrim
4. Kosmetik yang berpotensi merusak seperti menggunakan bahan-bahan berbahaya
tidak diperbolehkan dalam islam sebab islam tidak menyukai orang-orang yang
merusak diri
5. Kosmetik yang digunakan berlebihan hingga melupakan hal lain seperti melupakan
sedekah maka tidak diperbolehkan, kosmetik hanya boleh digunakan sewajarnya
semata karena Allah
6. Kosmetik tidak boleh digunkan menyerupai make up orang kafir, melainkan hanya
boleh untuk mempercantik diri agar terlihat anggun, tidak untukberhias berlebihan
7. Penggunaan kosmetik karena Allah jauh lebih baik dari wanita yang berantakan dan
tidak merawat apa yang dianugrahkan oleh Allah
8. Penggunaan kosmetik wanita muslim harus disertai dengan menjaga diri seperti
memakai pakaian dan jilbab sesuai dengan syariat Islam

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Emansipasi wanita berasal dari Bahasa latin “emancipatio” yang artiya
pembebasan dari tangan kekuasaan. Islam sebagai agama yang benar disisi Allah SWT
telah menghapus diskriminasi kedudukan anatar wanita dan laki-laki. Islam memandang
semua akhluk Allah yang memiliki akal sehat, baik laki-laki maupun wanita memilki
amanah sebagai hamba Allah dan khalifah Allah SWT, yang harus ditunaikan dengan
sebaik-baiknya dan kelak dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Kedudukan
wanita dalam islam sama-sama mulia dengan laki-laki dihadapan Allah SWT, artinya
posisi mereka seimbang.
Busana syar’I adalah busana muslim yang merujuk pada kode etik pakaian dalam
ajaran islam, yaitu berpakaian sesuai tuntutan syariat , bahwa siapapun diantara umat
islam, harus berpakaian dengan menutup auratnya dan tidak memperlihatkan lekukan
tubuhnya.
Islam memandang puncak kecantikan wanita berbanding lurus dengan tingkat
ketundukan dan kepasrahannya kepada Allah. Ini kecantikan yang hakiki dan ideal adalah
kecantikan yang bersumber pada dimensi ialah (hati). Jadi kecantikan dalam Alquran dan
Islam bukan dilihat pada kecantikan fisik dan rupa semata tapi lebih kepada kecantikan
sifat, tabiat, kebaikan hati dan akhlak seorang wanita.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen PAI Unesa, 2020. Pendidikan Agama Islam Kontekstual di Perguruan Tinggi,
Surabaya : Unesa University Press.

https://www.nu.or.id/post/read/80213/kriteria-pakaian-islami

https://asysyariah.com/larangan-menyerupai-lawan-jenis/

http://minanews.net/dalam-islam.com

11

Anda mungkin juga menyukai