Anda di halaman 1dari 2

Nama : Cok Putra Parwata

NIM : 19.0123.0.02.156

Teknik Penyusunan Perundang – Undangan

1. Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan
 Pasal 5
Dalam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus
dilakukan berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang baik, yang meliputi:

a. kejelasan tujuan;
b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f. kejelasan rumusan; dan
g. keterbukaan.

 Selain itu Pasal 6 menjelaskan materi muatan Peraturan


Perundang-undangan harus mencerminkan asas:

a. pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhinneka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
2. Substansi RUU yang dibuat oleh DPR :
a. DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
b. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden,
atau DPD.
c. Rancangan undang-undang dari DPR dapat diajukan oleh
Anggota, komisi, atau gabungan komisi.
Sementara itu Rancangan undang-undang dari DPD diajukan oleh DPD,
dalam hal berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta
yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

3. Yang berhak melakukan legislatif review adalah lembaga legislatif yaitu


DPR. Legislative review adalah upaya ke lembaga legislatif atau lembaga
lain yang memiliki kewenangan legislasi untuk mengubah suatu
peraturan perundang-undangan. Misalnya, pihak yang keberatan
terhadap suatu undang-undang dapat meminta legislative review ke
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan tentunya pemerintah (dalam UUD
1945, pemerintah juga mempunyai kewenangan membuat UU)- untuk
mengubah UU tertentu.
Dalam legislatif review, setiap orang tentu bisa saja meminta agar
lembaga yang memiliki fungsi legislasi melakukan revisi terhadap
produk hukum yang dibuatnya dengan alasan, misalnya, peraturan
perundang-undangan itu sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman, bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
sederajat secara horizontal.

Anda mungkin juga menyukai