Doc-20190305-Wa0027
Doc-20190305-Wa0027
5 Nopember 2010
Nama : ……………………….
NIM : ……………………….
1. Setelah memakai alat pelindung diri, tindakan segera sdr selanjutnya adalah :
A. melakukan inline immobilization dan segera memasang semirigid cervical collar
B. melakukan pemasangan OPA (oropharyngeal airway) atau Guedel dan
memberikan oksigen 10 liter permenit melalui masker bersihkan jalan nafas
dulu
C. membuka mulut dengan cross-finger dan melakukan pengisapan stabilkan
dulu
D. menyiapkan pemasangan intubasi oro-trakheal nanti
E. membuka jalan napas dengan chin-lift atau jawthrust gak boleh chin lift
3. Untuk mengatasi gangguan perfusi pada penderita ini tindakan pertama yang sdr
lakukan adalah :
A. segera pasang bidai pada femur kanannya yang bengkok dan infus RL bukan
fraktur terbuka jadi lakukan pasang infuse dulu
B. pasang infus RL 2 jalur dan perban tekan pada mandibulla
C. transfusi darah dengan donor universal (golongan O)
D. pemberian vit K dan obat pembeku darah lain seperti asam traneksamat
E. pasang infus NaCl fisiologis pada lengan kiri dan dextran pada lengan kanan
5. Pada pemeriksaan breathing, pada dada penderita didapati pergerakan dada kanan
tertinggal, auskultasi vesikuler menurun dan perkusi hipersonor. Trakhea digaris
tengah dan vena leher tidak melebar. Diagnosis sdr :
A. pneumothoraks simple hemithoraks kanan
B. pneumothoraks terbuka kanan sucking chest
C. tension pneumothorax kanan ada deviasi trakea, pelebaran vena
jugularis
D. hemothoraks kanan perkusi redup
E. flail chest nafas paradoksal (dada ndlesep waktu inspirasi)
7. Bila pada pemeriksaan pupil didapati pupil isokor namun sedikit melebar dan reaksi
cahayanya melambat, diagnosis yang paling mungkin dari diagnosis-diagnosis
kemungkinan dibawah ini adalah :
A. epidural hematom (EDH)
B. hipoksia otakgaluh
C. penderita dalam pengaruh obat-obatan narkotika (miosis)
D. sudural hematom (SDH)
E. fraktur basis crania vicky
8. Pada survai sekunder didapati denyut arteri dorsalis pedis kanan teraba halus dan
kaki kanan dingin. Tindakan sdr selanjutnya :
A. pasang bidai dari kaki sampai ke pinggang kanan re-allignment dulu
B. melakukan re-alignment cek arteri bidai cek arteri
C. memasang torniket pada pangkal paha kanan malah bikin hipoksia jaringan
D. segera melakukan fasciotomi
E. mengangkat kaki lebih tinggi dari jantung dan kepala agar peredaran darah
lancar kembali bias memperparah fraktur
9. Bila tindakan sdr tidak berhasil dan pada pemeriksaan 10 menit kemudian paha
kanan kemudian bengkak, nyeri dan teraba keras, kemungkinan terjadi pada paha
penderita :
A. fraktur femurnya telah merobek arteri femoralis
B. robekan pada vena femoralis karena vena femoralis dindingnya lebih tipis
dibanding arteri femoralis
C. sindroma kompartemen
D. nervus ischiadicus kanan terjepit fragmen tulang yang patah
E. fragmen fraktur femurnya lebih dari 2 (fraktur kominutif)
Seorang wanita 55 tahun datang dengan keluhan ada benjolan di payudaranya yang
membesar cepat.Penderita mempunyai anak 1 orang, masih menstruasi tiap bulan.
Pada pemeriksaan fisik didapati benjolan 10 cm pada payudara kanan, kulit diatas
benjolan terdapat ulkus 2 cm. Ulkus tidak mengeluarkan nanah, tetapi banyak jaringan
nekrotik yang berbau. Teraba kelenjar aksilla homolateral yang saling melekat.Diagnosis
kerja sdr saat ini adalah Tumor Ganas Payudara kanan. (Soal 10 s/d 13)
12. Untuk mencari metastasis, pemeriksaan yang sdr usulkan pada penderita
ini :
A. USG / CT-Scan abdomen, foto thoraks dan pemeriksaan bone survey
B. biopsi hepar untuk mencari metastasis ke hepar
C. biopsi sumsum tulang dan biopsi hepar
D. pemeriksaan tumor marker BRCA
E. pemeriksaan darah lengkap, termasuk laju endap darah / led
14. Untuk menangani luka, sdr memutuskan melakukan wound toilet pada penderita
ini. Wound toilet sebaiknya dilakukan :
A. memakai air, kasa dan sabun cair
B. dengan mengalirkan NaCl fisiologis, diberiantiseptic ringan dan memakai sikat
C. dengan hidrogen peroksid / H2O2 / perhidrol karena kemungkinan tetanus besar
D. memakai jodium (misalnya betadin) yang diencerkan
E. dilakukan minimal, karena kejadiannya baru setengah jam yang lalu (masih
dalam golden period)
15. Setelah wound toilet, pada pemeriksaan selanjutnya ternyata fascia dan sebagian
otot vastus medialis robek, karenanya diputuskan untuk menjahit luka. Penjahitan
akan sdr lakukan :
A. menjahit otot dan fascia dengan plain cat gut ukuran 2/0 memakai jarum taper
B. hanya ototnya saja yang perlu dijahit dengan benang chromic ukuran 2/0
C. fascia perlu dijahit dengan chromic 2/0 memakai jarum taper
D. subkutis dijahit dengan chromic 3/0 memakai jarum taper
E. fascia dijahit dengan benang yang tidak diserap
17. Setelah dilakukan penjahitan luka dan dibalut perban, penderita dipulangkan dengan
pesan :
A. datang kembali 1 minggu lagi untuk control dan membuka jahitan kulit
B. perban diganti tiap hari sendiri dirumah, atau oleh paramedis
C. kalau perban kotor, lapisi dengan perban diluarnya sendiri dirumahatau minta
paramedic yang melakukan
D. datang 2 hari dari sekarang untuk memeriksa luka dan mengganti perban
E. tidak boleh banyak bergerak, istirahat baring saja dirumah dan luka jangan
terkena air
18. Bila sdr ragu akan terjadi infeksi pada luka tersebut, sebaiknya tindakan yang sdr
lakukan :
A. setelah wound toilet, luka tidak dijahit, kompres dengan NaCl dan diperiksa hari
ke 2
B. dilakukan jahitan otot dan fascia yang lebih rapat
C. otot dan fascia tidak dijahit, kulit dijahit rapat dengan benang yang tidak diserap,
msalnya silk / seide
D. diberi antibiotika topikal / lokal seperti gentamisin baru dijahit dan ditutup dengan
sofratulle
E. dipasang drain, baru dijahit
19. Pada hari ke – 4 penderita datang karena nyeri sekali, sekitar luka bengkak
kemerahan dan pada luka didapati sedikit nanah tetapi banyak cairan encer dan
teraba krepitasi (karna kuman menghasilkan gas) sekitar luka. Diagnosis sdr :
A. infeksi stafilokokus gram positif
B. infeksi pseudomonas
C. infeksi gas gangrene terinfeksi clostridium helcii
D. infeksi kuman anaerob
E. kemungkinan penderita mengidap penyakit diabetes mellitus
20. Dari diagnosis diferensial dibawah ini yang paling mendekati adalah:
A. struma diffusa non toksika segelondong tiroid kena semua
B. struma nodul tunggal
C. kista branchialis
D. kista thyroglossus
E. hygroma colli cystica
21. Bila dilakukan pemeriksaan T3, T4 dan TSH, kemungkinan besar hasilnya :
A. ketiganya dalam batas normal
B. T3 dan T4 tinggi, TSH normal
C. TSH rendah sekali, T3 dan T4 tinggi
D. TSH rendah sekali, T3 dan T4 dalam batas normal
E. T3 dan T4 normal, TSH meningkat
22. Penanganan benjolan jinak diatas yang sdr bicarakan dengan penderita dan
keluarganya adalah :
A. tidak perlu dilakukan tindakan dan pengobatan apapun karena tidak ada keluhan
B. diberikan pengobatan jodium seperti misalnya sol Lugol 3 x 5 tetes selama 3
bulan
C. dilakukan operasi pengambilan benjolan diameter 8 cm
D. dilakukan biopsi dulu, bila ganas baru dilakukan operasi diambil dulu
baru di biopsi
E. dianjurkan mengkonsumsi garam berjodium
23. Mengingat umur dan tidak adanya keluhan lain seperti nyeri menelan, disfagi dan
disfoni bila benjolan tersebut ternyata ganas kemungkinannya berupa :
A. karsinoma papiler thyroid tumor primer nodul
B. karsinoma folikuler thyroid tumor primernya multiple
C. karsinoma anaplastik
D. karsinoma meduler
E. metastasis dari tempat lain
Seorang bayi umur 3 bulan datang dengan bejolan pada leher kanan yang sudah
ada sejak lahir dan makin membesar.Pada pemeriksaan didapati benjolan kistik
sebesar bola tennis dan pada pemeriksaan transiluminasi positif. Leher penderita
miring ke kiri (Soal 24 s/d 25) higroma kistik
25. Rencana penanganan sdr yang akan dibicarakan dengan kedua orang tuanya
adalah :
A. dilakukan punksi, bila cairan keluar benjolan akan kempis
B. dikirim ke rumah sakit untuk dilakukan operasi dengan resiko bisa residif
C. diberi antibiotika peroral selama 2 minggu, kemudian dinilai kembali
D. dibiarkan saja (observasi) karena bisa mengecil sendiri bila bayi makin besar
(expectant therapy)
E. diberi salep kortison selama 2 minggu dan dinilai kembali
Seorang anak laki-laki 5 tahun dibawa ibunya berobat karena adanya benjolan
pada punggung sejak lahir yang makin besar.Bila kena benda keras/digaruk, mudah
berdarah. Pada pemeriksaan : benjolan diameter 5 sentimeter, warna kebiruan, bila
ditekan mudah kempis, tidak nyeri (Soal 26 s/d 27)
Seorang laki-laki 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan timbul benjolan nyeri
pada kantong kemaluan kiri terutama setelah melakukan aktivitas fisik berat seperti main
sepakbola. Status generalis dalam batas normal, pada status lokalis didapati hal-hal
sebagai berikut :
testis teraba dua buah, besar testis dan letaknya normal
teraba benjolan seperti cacing dalam kantong pada skrotum kiri yang
bertambah bila berdiri, mengecil bila berbaring
(Soal 28s/d 31)
28. Diagnosis sementara dari diagnosis diferensial yang sdr pikirkan paling
mungkin dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas adalah :
A. varikokel
B. torsi testis kiri perubahan posisi testis
C. hernia skrotalis kiri irreponibilisriwayat benjolan di inguinal
D. epididimo-orkitis kiritanda-tanda peradangan +
E. hidrokel testis kiri komunikans gak teraba testis
29. Apabila sdr ingin meyakinkan diagnosis, pemeriksaan fisik yang sdr lakukan :
A. melakukan diafanoskopi skrotum kiri hidrokel
B. memeriksa impuls dengan memasukkan jari ke kanalis inguinalis hernia
C. meminta penderita melakukan manuver Valsava sewaktu berdiri untuk
menilai derajat varikokel
D. mengangkat testis kiri apakah nyeri atau tidak torsio
E. melakukan punksi skrotum, bila keluar cairan berarti bukan hernia
melainkan hidrokel testis
30. Pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan pada penderita untuk memperkuat
diagnosis dan fasilitas memungkinkan:
A. melakukan USG skrotum
B. melakukan herniografi
C. foto abdomen dan pelvis
D. analisis sperma
E. pemeriksaan colok dubur
31. Penanganan selanjutnya yang sdr rencanakan pada penderita ini adalah mengirim
ke rumah sakit dan menjelaskan kepada penderita kemungkinan akan dilakukan :
A. herniorafi
B. herniotomi
C. operasi Palomo
D. hidrokelektomi
E. injeksi sklerosans varises
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan buang air besar tidak teratur,
sering keluar darah yang bercampur feses dan fesesnya kecil-kecil, tidak pernah
keluar feses besar.Buang air besar tidak pernah puas karena seperti ada yang
tersisa dan badan terasa makin kurus. Pemeriksaan fisik : kurus, anemis. Pada colok
dubur didapati massa pada rektum 4 sentimeter dari garis anokutan, mengisi
separuh lumen rektum. (Soal 32 s/d 35)
33. Tindakan sdr sementara sambil menunggu penderita setuju dirujuk ke rumah sakit
adalah :
A. memberikan laksans / urus-urus melalui anus
B. memberikan obat hemoroid seperti anusol / faktu
C. memberi obat hemoroid dan diit banyak serat
D. memperbaiki keadaan umum penderita
E. memberikan antibiotika dan analgetika
34. Kepada penderita sebelum mengirim ke rumah sakit, untuk diagnosis pasti sdr
akan memberitahukan kepada penderita kemungkinan akan dilakukan :
A. pemeriksaan foto polos abdomen
B. pemeriksaan foto abdomen dengan kontras barium
C. pemeriksaan patologi anatomi
D. pemeriksaan feses
E. pemeriksaan tumor marker CEA (carcino embryonic antigen)
35. Dan bila diagnosis sdr benar, maka tindakan definitif kemungkinan besar dirumah
sakit penderita akan dilakukan :
A. hemoroidektomi
B. radiasi
C. kemoterapi
D. operasi pengambilan benjolan dan sebagian usus yang sehat
E. pengambilan tumornya
36. Seorang penderita kehilangan darah 2 liter. Manakah yang akan sdr dapatkan pada
pemeriksaan fisik?
A. tekanan sistolik tetap dan diastolik naik karena terjadi vasokonstriksi
B. frekwensi nadi masih dibawah 100 kali permenit kehilangan 750 mL
C. tekanan nadi (pulse pressure) melebar
D. output urin masih dalam batas normal
E. sistolik menurun dan MABP (mean arterial blood pressure) turun
37. Manakah kelainan yang memerlukan penanganan segera sewaktu sdr melakukan
survei primer?
A. GCS 13 disability
B. tekanan darah 100/70 mmHg circulasi
C. adanya perdarahan dari fraktur cruris yang masih berlangsung C
D. pernapasan 50 kali permenit breathing
E. abdomen yang kembung yang memerlukan pemasangan ngt segera
secondary
38. Tindakan pertama untuk menjaga ventilasi pada penderita yang mengalami trauma
tumpul thoraks tanpa gangguan jalan napas (airwaynya baik), dan frekwensi
napasnya 28 kali permenitadalah :
A. melakukan needle thoracocentesis pada sela iga kedua garis mid
clavicula
B. membuat foto thoraks AP dalam posisi setengah duduk
C. memberikan oksigen
D. memasang WSD (pipa thoraks)
E. melakukan ”bagging” dengan non-rebreathing mask (ambubag)
39. Perbedaan dan persamaan ileus obstruksi dan ileus paralitik adalah :
A. baik pada ileus paralitik maupun obstruksi bising usus akan berkurang
pada ileus obstruksi tergantung onset
B. pada colok dubur ileus paralitik didapati ampullanya kolaps kalau sudah
jadi obstruksi
C. ileus paralitik biasanya tidak diikuti dengan dehidrasi
D. ileus obstruksi yang paling sering adalah adhesi dan hernia inkarserata
E. pada ileus obstruksi tidak boleh dipasang pipa lambung, sedang pada
ileus paralitik harus dipasang pipa lambung
Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan 2 hari ini tidak bisa flatus dan
buang air besar. Dirumah muntah 2 kali, yang dimuntahkan cairan berwarna
kehijauan. Pemeriksaan fisik : dehidrasi, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 100 kali
permenit, suhu badan 37 derajat Celcius. Pemeriksaan fisik abdomen : perut
kembung, timpani, bising usus bertambah, sedikit nyeri tekan, tidak ada ”muscle
guarding” dan tidak ada nyeri lepas. Colok dubur, tidak didapati tumor, ampulla
kolaps dan tidak ada nyeri tekan. Dari anamnesis lanjutan didapati penderita pernah
operasi usus buntu akut 3 tahun yang lalu. (soal 49 – 50)
50. Penanganan pendahuluan yang sdr lakukan sebelum mengirim ke rumah sakit
adalah :
A. infus kristaloid, pasang kateter uretra dan pasang pipa lambung
B. diberikan antibiotik dan analgetik
C. diberikan obat anti muntah dan antikembung
D. segera kirim ke rumah sakit, karena perlu segera operasi tanpa dilakukan
tindakan pendahuluan apapun
E. dilakukan obat pencahar melalui dubur / lavemen untuk mengurangi kembung
dan supaya bisa bab