Anda di halaman 1dari 2

PENGEMBANGAN PADI HIBRIDA DI KECAMATAN TINGGIMONCONG

Keberhasilan
pengembangan padi
hibrida ditentukan
sedikitnya oleh lima
faktor utama yaitu
varietas yang cocok,
benih bermutu, teknik
budidaya yang tepat,
wilayah yang sesuai,
dan kemampuan
petani menerapkan
teknologi. Hibrida
secara definitif berarti
turunan pertama (F1) dari persilangan antara dua varietas yang berbeda. Varietas
hibrida mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan varietas inbrida karena adanya
pengaruh heterosis yaitu suatu kecenderungan F1 untuk tampil lebih unggul
dibandingkan dua tetuanya. Heterosis tersebut dapat muncul pada semua sifat
tanaman dan untuk padi hibrida diharapkan dapat muncul terutama pada sifat potensi
hasil.
Saat ini di Kelurahan Garassi Kecamatan Tinggimoncong sedang dibudidayakan
Padi Hibrida varietas Sembada 168 yang di uji coba pada lahan seluas 10 Ha, Padi
hibrida mempunyai potensi hasil yang lebih tinggi daripada padi inbrida karena adanya
pengaruh heterosis. Agar heterosis dapat terekspresi dengan baik, padi hibrida harus
ditanam dalam lingkungan yang optimal dan dengan teknik budidaya yang baik. Dalam
usaha pengembangan padi hibrida selain dikembangkan oleh petani yang respon
terhadap teknologi, secara biofisik padi hibrida dianjurkan ditanam di wilayah
agroekosistem yang sesuai.
Padi hibrida memerlukan perlakuan khusus baik kesesuaian agroekosistem,
teknik budi daya, maupun kebutuhan input produksi yang tepat. Dengan demikian
tidak semua wilayah sesuai untuk pengembangan padi hibrida. Petani yang dijadikan
target untuk pengembangan juga mereka yang responsif terhadap teknologi dan
terbiasa mempraktekkan budi daya intensif. Preferensi konsumen (terutama selera)
terhadap padi hibrida juga patut menjadi pertimbangan karena akan mempengaruhi
serapan pasar dan tingkat harga. Walaupun memiliki produktivitas lebih tinggi, namun
jika harga lebih rendah maka padi hibrida tidak akan mampu memberikan tambahan
keuntungan.
KEUNGGULAN PADI HIBRIDA
1. Hasil yang lebih tinggi daripada hasil padi unggul inbrida;
2. Vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma;
3. Keunggulan dari aspek fisiologi, seperti aktivitas perakaran yang lebih luas,
area fotosintesis yang lebih luas, intensitas respirasi yang lebih rendah dan
translokasi asimilat yang lebih tinggi;
4. Keunggulan pada beberapa karakteristik morfologi seperti sistem perakaran
lebih kuat, anakan lebih banyak, jumlah gabah per malaI
5. lebih banyak, dan bobot 1000 butir gabah isi yang lebih tinggi.

KELEMAHAN PADI HIBRIDA


1. Harga benih yang mahal;
2. Petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen
sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikutnya;
3. Tidak setiap galur atau varietas dapat dijadikan sebagai tetua padi
4. hibrida. Untuk tetua jantannya hanya terbatas pada galur atau varietas yang
mempunyai gen Rf atau yang termasuk restorer saja;
5. Produksi benih rumit;
6. Memerlukan areal penanaman dengan syarat tumbuh tertentu

Dengan memperhatikan berbagai aspek di atas, maka dalam pengembangan padi


hibrida seyogyanya dilakukan secara lebih terencana melalui beberapa tahapan serta
sosialisasi yang matang. Program yang sifatnya serba instan dengan pola massalisasi
dan berorientasi target realisasi justru akan kurang produktif dan menghabiskan
banyak anggaran.

Anda mungkin juga menyukai