Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“SISTEM KEWARGANEGARAAN YANG ADA DI


INDONESIA”

Pembimbing : Asep,Drs,M.Sc
Disusun : Luthfi Nurfadullah

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
2019
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................2
B. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................................2
C. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
A. NEGARA DAN KONSTITUSI.....................................................................................................2
B. IDENTITAS NASIONAL.............................................................................................................2
C. HAM | Hak Asasi Manusia............................................................................................................2
D. RADIKALISME............................................................................................................................2
E. DEMOKRASI.....................................................................................................................................2
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................2
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................2
B. SARAN...........................................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kewarganegaraan
tentang “sistem kewarganegaraan yang ada di indonesia ”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
  

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari para
pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada waktu
mendatang. 

    
                                                                                      Bengkulu,  26 maret 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

    Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam
artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya,
tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluraganya, tidak mengobati penyakit yang
dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak
melihat penderitaan yang dirasakan mereka. Dengan demikian mereka menanyakan hak-
hak mereka, akankah hak-hak mereka diabaikan begitu saja, atau jangan-jangan hal
semacam itu memang bukan hak mereka? kalau memang bantuan pemerintah kepada
mereka itu adalah hak yang harus diterima mereka mengapa bantuan itu belum juga
datang?

    Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga
orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapat, akan
tetapi mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak
mau membela negaranya diakala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara sebrang,
mereka tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan
diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat
jelata demi kepentingan perutnya sendiri.

    Sungguh masih banyak sekali fenoma-fenoma yang menimpa negeri ini. akankan ini
terjadi karena kekurang pahaman masyarakat tentang Hak dan Kewajibannya sebagai
warga negara? Atau mereka paham tentang itu, akan tetapi karena memang hawa nafsu
Syaithoniyah-nya telah menguasai akal pikirannya sehingga tertutup kebaikan di dalam
jiwanya.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:
1. Untuk mempelajari tentang sistem kewarganegaraan yang ada di indonesia
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:


1. Apa saja yang ada di dalam sistem kewarganegaraan yang ada di indonesia ?
2. Apa saja komponen komponen yang ada di dalam sistem tersebut ?
3. bagaimana implementasi nilai nilai sistem kewarganegaraan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. NEGARA DAN KONSTITUSI

Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku
tiga macam undang-undang dasar daalam empat periode, yaitu sebagai berikut :

a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari
bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat Aturan
Tambahan dan bagian penjelasan.

b. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab,
197 pasal dan beberapa bagian.

c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal
dan beberapa bagian.

d. Periode 5 Juli 1959 – sekarang kembali berlaku UUD 1945.

Khusus untuk periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut :

 UUD 1945 yang belum diamandemen

 UUD 1945 yang sudah diamandemen

Sistem politik adalah demokrasi atau kedaulatan rakyat.

Sistem politik yang dianut Negara Indonesia adalah system politik demokrasi. Adapun system
politik disebut demokrasi apabila kewenangan pemerintah terhadap kehidupan warga Negara
amat terbatas. Pemerintah Negara tidak turut campur atas semua aspek kehidupan warganya.
Warga Negara dapat mengatur sendiri kehidupannya.

SIstem politik dikatakan demokrasi bilamana negara menganut prinsip-prinsip demokrasi dalam
penyelenggaraan bernegara.
B. IDENTITAS NASIONAL

Pengertian Identitas Nasional adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya.
(http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-unsur-identitas-nasional.html)

.Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan sendiri-
sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia,
meliputi :

- Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis, dan demokratis


- Faktor Subjektif, yaitu faktor historis social, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bahasa Indonesia.

Identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis memiliki 4 faktor penting :

1. Faktor Pertama, mencakup etnisitas, territorial, bahasa agama dan sejenisnya. Unsur-
unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia.
Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal
dengan Bhineka Tunggal Ika.
2. Faktor Kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan bernegara.
3. Faktor Ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam Gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bangsa Indonesia yang hamper
tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor
keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan hidup,
serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang
sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan,
pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
4. Faktor Keempat, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum masa Indonesia mencapai
kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

Sejarah Budaya Bangsa sebagai Akar Identitas Nasional


Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila yaitu Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan dalam kenyataannya secara objektif
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum didirikan negara.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia menemukan identitas nasionalnya sendiri,
membentuk suatu bangsa dan Negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945
yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam persperktif sejarah
sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional yaitu nilai-nilai yang tumbuh
dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia

C. HAM | Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia karena
martabatnya sebagai manusia dan bukan diberikan oleh masyarakat ataupun negara akan tetapi
berasal dari Tuhan YME. Oleh sebab itulah, HAM dari setiap manusia tidak dapat dihilangkan
atau dinyatakan tidak berlaku lagi oleh negara manapun di dunia ini.

Berikut beberapa tanggapan dari ahli ahli hukum Indonesia tentang pengertian HAM yaitu:

- Prof. Padmo wahyono, mengatakan bahwa pengertian HAM (Hak Asasi manusia)
adalah hak yang memungkinkan orang hidup berdasarkan suatu harkat dan martabat
tertentu.
- Prof Dardji Darmodihardjo, pengertian HAM (hak asasi manusia) adalah hak hak dasar
atau hak hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa dan menjadi dasar dari hak hak dan kewajiban kewajiban yang lain
Sejarah HAM | Hak Asasi Manusia

Walau HAM merupakan konsep yang lahir pada abad ke 17-18 dan pengembangannya
dilakukan di Eropa dan Amerika tapi secara esensi kita dapat melacaknya hingga tradisi-tradisi
luhur di zaman dahulu. Ini tidak terlepas dari sifat HAM yang alamiah itu sendiri yang sangat
berhubungan dengan upaya-upaya yang bertujuan dalam menciptakan humanisasi kehidupan itu
sendiri. tidak jarang dalam searah HAM tersebut disertai dengan perjuangan yang berbentuk
kekerasan. Pandangan inilah yang menjadi salah satu hal yang diyakini komisi HAM PBB dalam
melaksanakan tugasnya untuk merancang sebuah Dokumen Deklarasi Universal HAM.

Dalam sejarah HAM, pada mulanya tradisi kehidupan bermasyarakat di Timur ataupun di
barat bersifat sangat hierarki atau memiliki perbedaan kelas ataupun kasta yang kental bukan
berdasarkan pada nilai-nilai kesetaraan (egalitarianisme). Penekanan terhadap hak atas
kepemilikan benda baik yang bergerak maupun tetap telah diakui beberapa abad sebelum Islam
di Arab sebagaimana ditunjukan oleh inskripsi dari Thamadite dan Lihyanite. Keadaan hal inilah
yang membuat pengharapan akan HAM tumbuh subur. pandangan yang sempit seperti bangsa
Yunani yang mengklaim hanya terdapat dua golongan yaitu Hellenis dan barbar merupakan
contoh sempurna bagi keadaan masa klasik. Bahkan, bangsa Yunani tidak memiliki kosa kata
yang mewakili pengertian “Hak” pada saat ini. Dengan kata lain, bangsa yang paling beradap
pun saat itu masih terjebak dalam pandangan pandangan yang melecehkan hakikat kemanusiaan
itu sendiri. Pandangan yang bersifat ekslusif tersebut dalam sejarah diwarisi oleh bangsa
Romawi dan selanjutnya oleh Yahudi.

1. kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau


penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.
2. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani, maupun rohani, pada
seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari orang
ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatan yang telah dilakukan atau diduga
telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang
didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut
ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapapun
dan atau pejabat politik.
3. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi
kepentingannya.
4. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
5. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas HAM adalah
lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang
berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi
hak asasi manusia.
6. kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau
penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.
7. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani, maupun rohani, pada
seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau dari orang
ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatan yang telah dilakukan atau diduga
telah dilakukan oleh seseorang atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang
didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut
ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan siapapun
dan atau pejabat politik.
8. Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi
kepentingannya.
9. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara
melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
10. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas HAM adalah
lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang
berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi
hak asasi manusia.

D. RADIKALISME

radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan
cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya
menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis serta bertentangan
dengan sistem sosial yang berlaku. https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-
radikalisme.html

Reformasi dan lahirnya ormas-ormas Radikalisme

Pasca reformasi yang ditandai dengan terbukanya kran demokratisasi telah menjadi lahan subur
tumbuhnya kelompok Islam radikal. Fenomena radikalisme di kalangan umat Islam seringkali
disandarkan dengan paham keagamaan, sekalipun pencetus radikalisme bisa lahir dari berbagai
sumbu, seperti ekonomi, politik, sosial dan sebagainya.

Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi masalah penting bagi umat Islam Indonesia
dewasa ini. Dua isu itu telah menyebabkan Islam dicap sebagai agama teror dan umat Islam
dianggap menyukai jalan kekerasan suci untuk menyebarkan agamanya. Sekalipun anggapan itu
mudah dimentahkan, namun fakta bahwa pelaku teror di Indonesia adalah seorang Muslim garis
keras sangat membebani psikologi umat Islam secara keseluruhan.

Tantangan Gerakan Radikalisme di Indonesia

Radikalisme agama yang dilakukan oleh gerakan Islam garis keras dapat ditelusuri lebih jauh ke
belakang. Gerakan ini telah muncul pada masa kemerdekaan Indonesia, bahkan dapat dikatakan
sebagai akar gerakan Islam garis keras era reformasi. Gerakan dimaksud adalah DI/TII (Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia) dan Negara Islam Indonesia (NII) yang muncul era 1950- an
(tepatnya 1949). Darul Islam atau NII mulanya di Jawa Barat, Aceh dan Makassar. Gerakan ini
disatukan oleh visi dan misi untuk menjadikan syariat sebagai dasar negara Indonesia. Gerakan
DI ini berhenti setelah semua pimpinannya atau terbunuh pada awal 1960- an. Sungguhpun
demikian, bukan berarti gerakan semacam ini lenyap dari Indonesia. Pada awal tahun 1970-an
dan 1980-an gerakan Islam garis keras muncul kembali, seperti Komando Jihad, Ali Imron,
kasus Talangsari oleh Warsidi dan Teror Warman di Lampung untuk mendirikan negara Islam,
dan semacamnya.

E. DEMOKRASI

Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata demokratia yang merupakan salah satu kata dari bahasa Yunani.
Demokrasi sendiri memiliki arti suatu kekuasaan rakyat. Adapun secara umum, demokrasi
terbagi menjadi dua kata, pertama adalah kata Demos yang maknanya adalah rakyat. Dan kedua
adalah kratos yang maknanya adalah kekuatan atau kekuasaan.
https://moondoggiesmusic.com/pengertian-demokrasi/

Demokrasi di Indonesia
1.Pengertian Demokrasi Menurut UUD 1945
a. Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966)
 Bidang Politik dan Konstitusional:
Demokrasi Indonesia seperti dalam UUD 1945 berarti menegakkan kembali asas-asas Negara
hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga Negara kerja Orde baru
dilepaskan dari ikatan pribadi dan lebih diperlembagakan.
Bidang Ekonomi
Hakekat demokrasi Ekonomi sesuai UUD 1945 berarti kehidupan yang layak bagi semua warga
Negara yang antara lain mencakup:
-          pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan Negara.
-          Koperasi
-          Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya.
-          Peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.

b. Munas III Persahi: The Rule of Law (Desember 1966)


Asas Negara hukum pancasila mengandung prinsip:
 Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan.
 Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan lain.
 Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan.

c. Simposium Hak Asasi Manusia (Juni 1967)


Persoalan HAM dalam kehidupan kepartaian harus ditinjau dalam rangka keharusan untuk
mencapai keseimbangan yang wajar diantara 3 hal:
 Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasaan dan kewibawaan.
 Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.
 Perlunya untuk membina suatu “rapidly expanding economy” (pengembangan
ekonomi secara cepat).

2. Demokrasi Pancasila
a. Pengertian
 Prof. Dardji Darmodiharjo, S.H.
Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam
pembukaan UUD 1945.
 Prof. dr. Drs.Notonagoro, S.H.
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
 Ensiklopedi Indonesia
Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

b. Aspek-Aspek Demokrasi Pancasila


 Aspek Material
 Aspek Formal
 Aspek Normatif
 Aspek Oktatif
 Aspek Organisasi

c. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila


Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:
 Persamaan bagi seluruh rakyat
 Keseimbangan antara hak dan kewajiban
 Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral Tuhan yang maha Esa, diri
sendiri, dan orang lain.
 Mewujudkan rasa keadilan sosial
 Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
 Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
 Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunanya tergantung kepada kita
sendiri. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab .kedua harus menyatu ,maksudnya dikala hak hak sebagai warga negara telah
didapatkan ,maka kita juga harus menenuaikan kewajiban kita kepada negara seperti membela
negara ,ikut andil dalam mengisi kemerdekaan ini dengan hal hal yang positif yang
bisamemajukan bangsa ini.

B. SARAN

Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentan sistem kewarganegaraan ini semoga kita
semua benar benar memahami tentang apa yang seharusnya kita dapatkan sebagai warga negara
di negri ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai