Anda di halaman 1dari 12

Nama : Aulia U N Mokoginta

Nim : 19111101099

Kelas : 4E

MK : Kesehatan Masyarakat Pesisir dan Kepulauan

TUGAS INDIVIDU

1. Jelaskan faktor penentu kesehatan masyarkat menurut H.L Blum & Marc Lalonde
(apa saja perbedaan & persamaan masing2 teori

Menurut H.L Blum

Teori klasik H. L. Bloom menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
secara berturut-turut, yaitu: 1) gaya hidup (life style); 2) lingkungan (sosial, ekonomi, politik,
budaya); 3) pelayanan kesehatan; dan 4) faktor genetik (keturunan). Keempat determinan
tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang.

1. Lingkungan (Environment) Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan
manusia) misalnya sampah, air, udara dan perumahan, dan sosiokultur (ekonomi, pendidikan,
pekerjaan dan lain-lain).

Pada lingkungan fisik, kesehatan akan dipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan dimana
manusia itu berada. Hal ini dikarenakan banyak penyakit yang bersumber dari buruknya kualitas
sanitasi lingkungan, misalnya ; ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan mempengaruhi
derajat kesehatan karena air merupakan kebutuhan pokok manusia dan manusia selalu
berinteraksi dengan air dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan lingkungan sosial berkaitan
dengan kondisi perekonomian suatu masyarakat. Semakin miskin individu/masyarakat maka
akses untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik maka akan semakin sulit.

misalnya manusia membutuhkan makanan dengan gizi seimbang untuk mejaga kelangsungan
hidup, jika individu/masyarakat berada pada garis kemiskinan maka akan sulit untuk memenuhi
kebutuhan makanan dengan gizi seimbang. Demikian juga dengan tingkat pendidikan
individu/masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan individu/masyarakat maka pengetahuan
untuk hidup sehat akan semakin baik. Beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan antara lain:

a. Adanya sanitasi lingkungan yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Ada norma agama pada umat islam tentang konsep haram terhadap alkohol akan menurunkan
tingkat konsumsi alkohol.

c. Dan semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun masyarakat maka pengetahuan akan
cara hidup sehat semakin baik.

2. Perilaku (Life Styles)

Gaya hidup individu atau masyarakat merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat dan tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri, di samping itu juga dipengaruhi
oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain
yang melekat pada dirinya. Contohnya: dalam masyarakat yang mengalami transisi dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, akan terjadi perubahan gaya hidup pada
masyarakat tersebut yang akan mempengaruhi derajat kesehatan.

Misalnya: pada masyarakat tradisional di mana sarana transportasi masih sangat minim maka
masyarakat terbiasa berjalan kaki dalam beraktivitas, sehingga individu/masyarakat senantiasa
menggerakkan anggota tubuhnya (berolah raga). Pada masyarakat modern di mana sarana
transportasi sudah semakin maju, maka individu/masyarakat terbiasa beraktivitas dengan
menggunakan transportasi seperti kendaraan bermotor sehingga individu/masyarakat kurang
menggerakkan anggota tubuhnya (berolah raga).

Kondisi ini dapat beresiko mengakibatkan obesitas pada masyarakat modern karena kurang
berolah raga ditambah lagi kebiasaan masyarakat modern mengkonsumsi makanan cepat saji
yang kurang mengandung serat. Fakta tersebut akan mengakibatkan transisi epidemiologis dari
penyakit menular ke penyakit degeneratif. Berikut ini contoh dari life style yang dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang:

a. Perilaku perokok sejak dini akan meningkatkan risiko kanker pada paru-paru.
b. Perilaku mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) akan meningkatkan risiko obisitas
yang berisiko pada penyakit jantung.

c. Kebiasaan melakukan konsep 3 M (menguras, mengubur dan menutup) pada pencegahan DBD
akan menurunkan prevalensi penyakit DBD.

3. Pelayanan Kesehatan (Health Care Services)

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,
karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan,
pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat
yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat berpengaruh oleh lokasi,
apakah dapat dijangkau oleh masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh
pelayanan, serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat itu sendiri.

Semakin mudah akses individu atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan maka derajat
kesehatan masyarakat semakin baik. Adapun faktor pelayanan kesehatan dapat mempengaruhi
kesehatan, dapat terlihat sebagai berikut:

a. Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan menurunkan prevalensi


HIV/AIDS.

b. Tersedianya sarana dan prasaran kesehatan yang baik akan memudahkan masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

c. Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat untuk mengakses


pelayanan kesehatan.

4. Keturunan (Heredity)

Faktor keturunan/genetik ini juga sangat berpengaruh pada derajat kesehatan. Hal ini karena ada
beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetik atau faktor yang telah ada pada diri manusia
yang dibawa sejak lahir, misalnya: dari golongan penyakit keturunan, diantaranya: diabetes
melitus, asma bronkia, epilepsy, retardasi mental hipertensi dan buta warna. Faktor keturunan ini
sulit untuk di intervensi dikarenakan hal ini merupakan bawaan dari lahir dan jika di intervensi
maka harga yang dibayar cukup mahal. Berikut ini contoh faktor keturunan dapat mempengaruhi
kesehatan:

a. Perkawinan antar golongan darah tertentu akan mengakibatkan leukemia.

b. Adanya kretinisme yang diakibatkan mutasi genetik.

Menurut Marc Lalonde

Dokumen Perspektif Baru memperkenalkan apa yang disebut Konsep Bidang Kesehatan bahwa
kesehatan adalah hasil dari empat elemen utama: biologi manusia, sistem perawatan kesehatan,
lingkungan, dan gaya hidup. Di Kanada, dan banyak negara lain, fokus kebijakan kesehatan pada
masa itu adalah asuransi kesehatan untuk rumah sakit dan perawatan medis. Kesehatan
masyarakat adalah prioritas utama, tetapi kesadaran tumbuh dari penelitian tentang merokok dan
faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya, seperti yang muncul dari penelitian di Inggris
tentang merokok, kanker paru-paru, dan banyak penelitian lain tentang faktor risiko penyakit
kardiovaskular. Publikasi penting menunjukkan bahwa banyak faktor risiko utama untuk
penyakit adalah karena masalah gaya hidup, yaitu kebiasaan pribadi yang dipengaruhi oleh
faktor sosial termasuk diet, merokok, dan berolahraga serta akses ke perawatan medis. Perspektif
Baru terbukti menjadi kontribusi utama bagi kebijakan kesehatan masyarakat pada umumnya
memberikan dasar bagi gerakan promosi kesehatan yang menjadi elemen fundamental kesehatan
masyarakat saat ini secara global.

Teori dari Hendrik Blum dan Marc Lalonde menunjukkan bahwa status kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu lingkungan, perilaku kesehatan, pelayanan kesehatan dan
genetik. Hendrik L. Blum dalam Planning for Health, Development and Application of Social
Change Theory secara jelas menyatakan bahwa determinan status kesehatan masyarakat
merupakan hasil interaksi domain lingkungan, perilaku dan genetika serta bukan hasil pelayanan
medis semata-mata. Berdasarkan teori ini, terlihat bahwa konsep status kesehatan seseorang
bahkan suatu masyarakat, dipengaruhi oleh empat faktor terdiri lingkungan 45%, perilaku 30%
disusul jasa layanan kesehatan 20%, serta faktor genetik atau keturunan hanya berpengaruh 5%

March Lalonde dan Hendrick L. Blum (1974), menemukan faktor-faktor penting yang
menentukan kesehatan penduduk. Pelayanan kuratif lebih merupakan pelayanan penanganan
penyakit individu secara episodik. Namun apabila terjadi keadaan wabah maka pelayanan kuratif
akan menghadapi banyak masalah karena jumlah yang sakit melebihi kapasitas yang bisa
ditangani dalam waktu bersamaan. Menurut kedua pakar ini, kesehatan penduduk/kelompok
masyarakat bukanlah hasil pelayanan medis kuratif, tetapi justru faktor-faktor lain seperti
kesehatan lingkungan dan perilaku hidup mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
kesehatan penduduk. Berdasarkan hal ini upaya kesehatan yang semula menekankan pada medis-
kuratif-episodik beralih orientasi kepada upaya promotif preventif protektif dan
upayavpenanggulangan penyakit beralih ke upaya penanggulangan risiko.

2. Jelaskan historical disease dan level prevention menurut leavell & Clark

Tahap pre-patogenesa Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit.
Tetapi berinteraksi ini diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh
manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya
tanda - tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih dan tidak dapat menolak penyakit.
Keadaan ini disebut sehat.

Tahap Patogenesa

- Tahap inkubasi: Masa inkubasi adalah rentan waktu yang berlalu di antara waktu
inokulasi dan waktu penampakan tanda atau gejala pertama penyakit. Tahappenyakitdini:
- Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini
pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat.
- Tahap penyakit lanjut: Penyakit makin bertambah hebat, pada tahap ini penderita tidak
dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan
perawatan.
- Tahapa khir penyakit Akhir dari perjalanan penyakit.
- Kronis: Perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam
arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti
tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada dalam
keadaan sakit
- Meninggal dunia: Terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi
karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan
kedokteran dan keperawatan

Level prevention

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan) Beberapa usaha di antaranya : a. Penyediaan


makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya. b. Perbaikan hygien dan sanitasi
lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik,perbaikan cara pembuangan
sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. c. Pendidikan kesehatan kepada
masyarakat d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik
2. 2. Specific Protection (Perlindungan Khusus) Perlindungan khusus yang dimaksud dalam
tahapan ini adalah perlindungan yang diberikan kepada orang-orang atau kelompok yang
beresiko terkena suatu penyakit tertentu. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar
kelompok yang beresiko tersebut dapat bertahan dari serangan penyakit yang
mengincarnya. Oleh karena demikian, perlindngan khusus ini juga dapat disebut
kekebalan buatan. Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus,
pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di Negara-negara berkembang. Hal ini
karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan
terhadap penyakit pada dirinya maupun anak-anaknya masih rendah. Selain itu
pendidikan kesehatan diperlukan sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan baik
ditempat-tempat umum maupun tempat kerja. Penggunaan kondom untuk mencegah
penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan masker saat bekerja sebagai tenaga
kesehatan
3. Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan Pengobatan yang Cepat dan
Tepat) Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dan cepat merupakan langkah pertama
ketika seseorang telah jatuh sakit. Tentu saja sasarannya adalah orang-orang yang telah
jatuh sakit, agar sakit yang dideritanya dapat segera diidentifikasi dan secepatnya pula
diberikan pengobatan yang tepat. Tindakan ini dapat mencegah orang yang sudah sakit,
agar penyakinya tidak tambah parah. Perlu kita ketahui bahwa faktor yang membuat
seseorang dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya bukan hanya dipengaruhi oleh
jenis obat yang diminum dan kemampuan si tenaga medisnya. Tetapi juga dipengaruhi
oleh kapan pengobatan itu diberikan. Semakin cepat pengobatan diberikan kepada
penderita, maka semakin besar pula kemungkinan untuk sembuh.
4. Disability Limitation (Pembatasan Kecacatan) Karena kurangnya pengertian dan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak
layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak
mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah terjadinya
infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga Pengobatan yang Sempurna (Perfect
Treatment) karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi disebabkan pengobatan kepada
penderita tidak sempurna. Adapun pembatasan kecacatan terkesan membiarkan penyakit
menyerang dan membuat cacat si penderita baru kemudian diambil tindakan. Banyak
penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah dengan pengobatan yang
lebih sempurna. Salah satunya adalah dengan meminum obat yang diberikan oleh dokter
sampai habis.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi) Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi.
Rehabilitasi merupakan tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok
masyarakat yang dalam masa penyembuhan sehingga diharapkan agar benar-benar pulih
dari sakit sehingga dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu
penyakit sampai menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan rehabilitasi ini
bisa dibilang tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa nantinya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk
memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena
kurangnya pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan
latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari
penyakit, kadang-kadang malu untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula
masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh
sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat
tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Sebagai contoh: pusat-
pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
3. Jelaskan 4 teori simpul menurut Achmadi 2012

Simpul 1 : Sumber Penyakit

 Sumber Penyakit adalah titik mengeluarkan atau meng-emisikan agent penyakit. Agent
penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit
melalui kontak secara langsung atau melalui media perantara (yang juga komponen
lingkungan).

 Umumnya melalui produk bahan beracun yang dihasilkannya ketika berada dalam tubuh,
atau secara langsung dapat mencederai sebagian atau seluruh bagian tubuh manusia,
sehingga menimbulkan gangguan fungsi maupun morfologi (bentuk organ tubuh).

Simpul 2 : Media Transmisi Penyakit

 Mengacu pada gambar skema, komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent
penyakit pada hakikatnya hanya ada lima komponen lingkungan yang lazim yang kita
kenal sebagai media transmisi penyakit, yakni :

a. Udara. Udara bisa dikatakan sehat apabila tidak mengandung satu atau lebih agent penyakit.

b. Air. Dikatakan memiliki potensi menimbulkan penyakit kalau didalamnya terdapat bakteri
atau bahan kimia beracun seperti pestisida.

c. Tanah/pangan. Agent penyakit dapat berpindah-pindah dari satu media ke media lain. Dapat
pula mengendap di dalam tanah dan berbagai bahan beracun tersebut dapat terserap akar
tanaman pangan.

d. Serangga/ Binatang. Misalnya penyebaran penyakit malaria dari keluarga Anopheles

e. Manusia/ Langsung.

Dari kelima media transmisi di atas, ada agent penyakit tidak menular seperti bahan
kimia toksik juga berasal dari sebuah sumber, misalnya knalpot mobil, cerobong asap industri
dan lain – lain.

Simpul 3 : Perilaku Pemajanan ( Behavioural Exposure )


 Agent penyakit, dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan, masuk kedalam
tubuh melalui proses yang kita kenal sebagai proses Hubungan interaktif.

 Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya,


dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural
exposure.

 Perilaku Pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen


lingkunganyang mengandung potensi bahaya penyakit (agen penyakit). Misalnya jumlah
pestisida yang mengenai kulit seorang petani ketika sedang menyemprot tanaman di
sawah.

 Masing-masing agent penyakit yang masuk kedalam tubuh dengan cara-cara yang khas
ada tiga jalan atau route of entry yakni :

1. Sistem Pernapasan.

2. Sistem Pencernaan.

3. Masuk melalui permukaan kulit.

 Pengukuran besaran Agent penyakit dapat diukur dengan cara tidak langsung yang
disebut sebagai biomarker atau tanda biologi. Misalnya kandungan merkuri dalam darah
atau urine. Dapat pula melalui pocket dosimeter untuk para radiologis dan stafnya yang
bekerja dirumah saki

 Simpul 4 : Kejadian Penyakit

Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan


lingkungan yang memilikki potensi bahaya gangguan kesehatan. Seseorang dikatakan sakit kalau
salah satu maupun bersama mengalami kelainan dibandingkan rata-rata penduduk lainnya.bisa
kelainan bentuk atau kelainan fungsi, sebagai hasil interaksi Dengan lingkungan baik lingkungan
fisik maupun sosial.

4. Jelaskan Segitiga Epidemilogi


Segitiga epidemiologi sekaligus digunakan untuk melihat interaksi dan ketergantungan satu
faktor dengan lainnya. Segitiga tersebut adalah:
1. Agent

2. Host

3. Environment

Segitiga ini didasarkan pada model penyakit menular. Segitiga epidemiologi digunakan untuk
menganalisis peran dan keterkaitan setiap faktor dalam epidemiologi penyakit menular. Misi
seorang ahli epidemiologi addalah mematahkan salah satu kaki segitiga epidemiologi yang
mengganggu hubungan antara lingkungan, pejamu, dan agen untuk menghentikan KLB. Dengan
mematahkan salah satu kaki segitiga, intervensi kesehatan masyarakat dapat memenuhi sebagian
sasaran ini dan mengehntikan epidemi. Epidemi dapat dihentikan jikan salah satu elemen dalam
segitiga epidemiologi diubah atau dibuang, sehingga penyakit tidak lagi menular.
Interaksi antara agent penyakit dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit
secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat
prapatogenesis suatu penyakit, misalnya viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas
vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan kimia
beracun oleh proses pemanasan global. Gambar Ketidakseimbangan agen dan lingkungan.

a. Interaksi antara pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya


manusia secara langsung oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prapatogenesis suatu
penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat dan menyediakan
makanan. Gambar Ketidakseimbangan Pejamu dan lingkungan Konsep Epidemiologi
Penyakit Menular 5
b. Interaksi antara pejamu (manusia) dan agent penyakit Suatu keadaan agen penyakit yang
menetap, berkembang biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respons
berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya demam, perubahan fisiologis jaringan
tubuh dan pembentukan kekebalan atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi
yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, kecacatan atau kematian. Gambar
Ketidakseimbangan Agen dan pejamu
c. Interaksi agent penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan Suatu keadaan saling
mempengaruhi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan secara bersama-sama dan
keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit baik
secara tidak langsung maupun langsung masuk ke dalam tubuh manusia, misalnya
pencemaran air sumur oleh kotoran manusia akan dapat menimbulkan penyakit muntaber
(water borne diseases). Gambar Ketidakseimbangan Agen, Pejamu dan Lingkungan

5. Jelaskan model kesetimbangan ekologi

keseimbangan ekologi, yaitu:

a. Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan akan lebih terarah dan
berkeadilan pada keseluruhan ekosistem bila memerhatikan kaidah dan konsep komponen
pembentuk keseimbangan ekologi. Perspektif keseimbangan ekologi akan menolak dan
menentang konversi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan homogenitas karena
menyangkal hakikat pluralitas dan keterkaitan mahluk hidup dalam ekosistem. Paradigma
keseimbangan ekologi hendak memastikan semua elemen dan unit komponen dalam keadaan
yang sebanding tanpa adanya kesenjangan untuk membentuk harmoni alam yang menghasilkan
kehidupan lestari.

b. Keseimbangan ekologi dalam sebuah ekosistem akan permanen apabila komponen pembentuk
ekosistem lengkap dan setiap komponen mampu berperansesuai dengan niche (relung). Dalam
sebuah jaringan kehidupan pada komponen yang saling terkait formasi lengkap dari pembentuk
ekosistem menjadi syarat utama. Manusia, hewan, tumbuhan, tanah, matahari, air merupakan
komponen yang terjalin melalui proses rantai yang saling memengaruhi. Usaha menjaga
eksistensi komponen penting dilakukan demi terwujudnya keseimbangan ekologi.

c. Keseimbangan ekologi dapat dilihat dari kualitas lingkungan hidup yang berfungsi normal
dan semua komponen terlibat dalam aksi-reaksi. Kualitas lingkungan dapat dilihat dari aksi dan
reaksi yang dikerjakan setiap komponen. Komponen pembentuk ekosistem bukan hanya sekadar
berada, tetapi juga harus berfungsi. Ketika komponen itu ada dan memfungsikan diri akan
menghasilkan keseimbangan ekologis. Memastikan setiap komponen tidak kehilangan fungsinya
merupakan daya dukung terjadinya keseimbangan.
d. Keseimbangan ekologi dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari
komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Gangguan atas
komponen ekosistem akan terus terjadi. Upaya homeostatis sebagai kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan penting untuk dijaga dan
mendapat stimulus.

e. Kerusakan terhadap keseimbangan ekologi akan berdampak pada hancur dan punahnya
kehidupan yang lain dalam ekosistem. Kerusakan ekologis dapat disebabkan secara alamiah dan
juga karena faktor kesengajaan manusia. Tindakan ekspolitasi terhadap salah satu komponen
abiotik, misalnya tanah, akan berdampak pada rusaknya kehidupan biotik tumbuhan, hewan akan
19 kehilangan habibatnya dan manusia akan mengalami perubahan drastis iklim akibat produksi
oksigen yang berkurang dari kontribusi hutan.

Contohnya seperti kawasan Puncak, Bogor dimana pepohonan berganti ditumbuhi vila-vila dan
bangunan, maka sungai Ciliwung meluap dimusim hujan dan menyebabkan banjir di hilir sungai.

Anda mungkin juga menyukai