Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

EMBRIOLOGI, ANATOMI, NEUROANATOMI,


NEUROFISIOLOGI NERVUS TRIGEMINUS

Disusun Oleh:
Katarina Noviyanti Koswari Dara Pabayo
1965050141

Pembimbing :
dr. S.M. Tunggul Mangaradja Marpaung, Sp.BS. MKes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 01 FEBRUARI – 13 MARET 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul “EMBRIOLOGI,
ANATOMI, NEUROANATOMI, NEUROFISIOLOGI NERVUS TRIGEMINUS”

Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak mendukung
dan membantu hingga selesainya referat ini.
1. dr S.M Tunggul Mangaradja Marpaung, Sp. BS, M.Kes selaku pembimbing
referat.
2. Segenap staf bagian ilmu kedokteran Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Indonesia
3. Rekan-rekan kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Dalam penyusunan referat ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik secara teknik
maupun penulisan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan dalam
menyempurnakan pembuatan referat ini.

Jakarta,15 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................2
2.1 Embriologi Nervus Trigeminus................................................................................2
2.2 Anatomi dan Neuroanatomi Nervus Trigeminus...................................................4
2.3 Neurofisiologi Nervus Trigeminus.........................................................................12
BAB III.......................................................................................................................................17
KESIMPULAN............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Nervus trigemninal merupakan nervus kranial terbesar. Nervus trigeminus keluar dari
fossa posterior melallui porus trigeminus di tingkat impresi trigeminal dan kemudian
tertanam ke atap dari apeks petrosa. Pada titik itu, nervus masuk ke kavum trigeminale (gua
Meckel), yang merupakan kantung dural anterior fossa posterior. Fasikulus kemudian
menjadi terbagi dan membentk pars triangularis. Bagian ini berakhir menjadi ganglion
trigeminal (semilunar atau gasserian. Nervus trigeminal secara prinsip adalah nervus sensori
somatic di kepala (muka, gigi, mulut, kavitas nasal, dan duramater kavitas kranial). Akar
sensori besar N.V terutama tersusun atas prosesus sentral sel pseudounipolar yang
membentuk ganglion trigeminal. Gangluon ini mendatang dan membentuk sabut, serta
terletak di resesus dural (gua Meckel), lateral dari sinus kavernosus. Prosesus peripheral
neuron ganglionic membentuk 3 divisi nervus, yaitu nervus oftalmik (N. V1), nervus
maksilari (N V2), dan komponen sensori nervus mandibular (N. V3). Serat motoric N. V
berjalan inferior ke ganglion trigeminal disepanajng dasar gua Meckel. Saraf motorik ini
terdistribusi secara eksklusif melalui nervus mandibular (N. V3). bergabung dengan saraf
sensori dan berjalan di foramen ovale cranium. Cabang ini berjalan memberikan suplai untuk
otot mastikasi, mylohyoid, anterior digastrik, tensor veli palatini, dan tensori timpani.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Embriologi Nervus Trigeminus


Pada usia 6 minggu, nervus Trigeminus, ganglion trigeminal (semilunar), dan 3
cabangnya sudah terbentuk. Ganglion trigeminal dan cabangnya terbentuk dari neural crest
dan plasodal. Studi pada hewan eksperimental menunjukkan jika ganglion terbentuk dari
lobus oftalmik anterior dan lobus posterior maksilomandibular. Ganglion semilunar terletak
lateral dari hipofisis dan arteri karotid, dorsal dari mata, dan dikelilingi oleh mesenkim. Akar
sensori sentral nervus ini masuk ke dinding mesensefalon di tingkat fleksura pontine.
Fleksura pontine terletak di bagian tengah rombensefalon yang merupakan bagian dilatasi
dari bagian kranial neural tube. Akar motoric awalnya terletak medial dari nervus trigeminal,
dan kemudian menjadi ke arah kaudal dari ganglion. Di posisi ini, semua struktur sentral
sistem nervus sudah dikelilingi oleh jaringan vascular “pial” yang kaya perdarahan. Kepala
venosa primer mengumpulkan darah di porsi sefalik embrio melalui 3 pleksus dural. Pleksus
anterior konvergasi menjadi venus sigmoid untuk bagian rostral, medial dari ganglion
trigeminal. Kemudian. kanal venosa ini berputar ke lateral, antara ganglion semilunar dan
akustik (kapsul otik). Meningen tidak mengalami diferensiasi, dan tidak ada demarkasi yang
jelas dantara “menix primitive” basis kranial.1,2

2
Gambar 1. sistem rostral venus embrio 6-7 minggu. (1) kepala vena primer, (2) nervus
trigeminal, (3) nervus mandibular, (4) nervus maksilar, (5) nervus oftalmik, (6) pleksus dural
anterior, (7) nervus troklear, (8) pleksus dural media, (9) pleksus dural posterior. Kanal
vascular ini drainase ke sistem anterior dural, melwati sisi medial ganglion trigeminal, dan
kemudian bergabung dengan pleksus meida, di rostral dan lateral kapsul otik1

Pada potongan sagittal embrio uisa 8 minggu, nervus trigeminal dikelilingi oleh
mesenkim, Meningen sudah terbentuk lebih baik, jaringan vascular pial sudah terlihat, ruang
subarachnoid juga sudah terdiferensiasi. Sel menyebar menjadi ruang besar yang dibatasi
oleh lapisan multiseluler perifer yang disebut “lapisan batas dural (dural border layer)”.
Lapian berhenti di nervus trigeminal, dan tidak mencapai ganglion. Ganglion ini terletak
diantara basis kranial yang masih berkembang dan lapisan batas dural. Tentorium sudah
dikenali dengan baik dan mengandung nervus trokelar.1,2
Pada usia 10 minggu , kantung anterior dari fossa posterior terlihat disekitar nervus V
yang lebih panjang dibanding tahap usia gestasi sebelumnya. Hal ini berkorelasi dengan
pembesaran sisterna fossa posterior dan pertumbuhan serta diferensiasi dari kartilago basis
kranial. Lapisan batas dural sudah dikenal dengan baik, dan sangat dekat dengan kartilago
basis kranial, dan terpisah dari ganglion dan kanal venosa. Di ruangan ini, banyak kanal
vascular kecil yang terlihat di bagian posterior dari ganglion trigeminal, terletak
dorsal/ventral dari bagian distal nervus V. Sinus pro-otik terletak di bawah ganglion, di
kaudal dari titik masuknya N. V3 ke ganglion trigeminal. Parasellar lodge berkomunikasi
secara luas dengan orbit dan fossa sfenopalatina melalui ruangan mesenkimal yang terletak
diantara kartilago. Di medial, kedua sisi dipisahkan satu sama lain dengan kelenjar hipofisis.1
Di usia 12 minggu, kantung dural membentuk gua Meckel (Meckel cave), yang
meninggi di bagian posterior oleh kartilago telinga internal. Karena pertumbuhan kartilago
yang mengikuti tulang petrosa, orientasi nervus V menjadi mendaki fossa posterior, dan
kemudian menurun di kavum trigeminale. Di bawah lapisan batas dural, sel mesekimal
menjadi terdiferensiasi membentuk berkas fibrosa. Proses ini lebih baik pada bagian posterior
lodge kavernosa dan gua Meckel. Di tahap berikutnya, proses ini akan menjadi lebih
progresif dan lebih ke anterior dan dalam di ruang mesenkimal. Kondensasi ini menjadi lebih
melekat di nagian lateral ganglion trigeminal. Ruang arachnoid sudah terbentuk denga baik.
Ruang subarachnoid berhenti di bagian posterior ganglion trigeminal. Di bagian posterior,
basis kranial preosesus, antara batas lapisan dural dan kartilago, dapat terlihat pleksus
vascular yang drainase ke vena besar. Proses ini terobservasi pula pada fetus usia 14 minggu,
3
namun dengan proses kondensasi mesenkimal di bawah lapisan batas dural yang menjadi
lebih penting.1
Di perkembangan fetus 30 minggu, terdapat pola yang sama pada hubungan antara
arachnoid, nervus trigeminal dan cabangnya, serta fibrosa yang mengelilingi jaringannya.
Osifikasi dari tulang petrosa tidak komplit. Dibanding dengan N. V2 dan V3, fasikulus
nervus oftalmikus lebih terpisah sebelum mereka penetrasi ke ganglion oleh jaringan
disekitarnya, setelah mereka dikelilingi oleh lapisan nervus perifer.1

2.2 Anatomi dan Neuroanatomi Nervus Trigeminus


Nervus trigeminal masuk ke dalam kelompok nervus yang mensuplai otot, berasal
dari cabang arkus barnkial. Nervus trigeminal berada pada 1 kelompok dengan nervus fasial,
nervus glosofaringeal, nervus vagus, dan nervus aksesori. Nervus trigemnimal memiliki saraf
sensorik dan nervus mototik. Sepanjang proses perkembangan korda spinalis oleh karena
adanya alur longitudinal (sulkus limitans), dinding lateral neural tube terpisah menjadi 2
bagian lamina, yaitu lamina dorsal alar dan lamina basal ventral. Sel dari lamina masal
merupakan jenis motoric, sementara sel dari lamina alar merupakan sensorik. Sel dari kedua
lamina ini kemudian tergabung menjadi 2 kolumna longitudinal, yaitu somatic dan vsieral.
Komponen lateral terletak dekat dengan sulkus limitans. Terdapat 4 kolumna fungsional di
dinding lateral korda spinalis dari sisi ventral ke dorsal, yaitu kolumna eferem somatic,
kolumna eferen visceral, kolumna aferen somatic, dan kolumna aferen visceral. Nukleus
motoric N. trigeminal merupakan bagian dari kolumna SVE (eferen visceral spesial),
sementara nukelus sensorik berasal dari kolumna GSA (aferen somatic general). Kolumna
SVE mensuplai otot striata dari arkus brankial atau faringeal, yaitu otot untuk ekspresi fasial,
otot palatum, faring, dan laring. Sementara kolumna GSA memberikan sensasi umum dan
propioseptif ke nucleus kolumna aferen somatic general.3

4
Gambar 2. (Atas) Kolumna fungsional di substansia grisea batang otak. (Bawah) Diagram
skematik dari beberapa nucleus nervus kranial otak dewasa dari 7 kolumna fungsional
substansia grisea. (N= nucleus, Mes = mesensefalik, Spi = spinal, Chi Sen = Chief sensori,
S= superior, L=lateral, Med = medial, G= nucleus gustatory, EW = Edinger-Westaphal, Sal =
nuklus salivatori, 3 =oculomotor, 4= troklear, 5= trigeminal, 6= abdusen, 7=fasial,
8=glosofaringeal, 9= vagus)3

Nukelus motoric nervus trigeminal terletak di bagian atas pons, di regio dorsal, medial
dan kranial dari nucleus chief sensori nervus trigeminal. Serat dari nucleus motoric mengikuti
akar motoric nervus trigeminal bergabung aspek ventral medial pons ke akar sensori. Akar
motoric berjalan bersilangan di batas superior tulang petrosa temporal, dan berjalan posterior
di ganglion trigeminal. Kemudian berjalan melewati foramen ovale dan bergabung dengan
akar sensori dari nervus mandibular.3

5
Gambar 3. Potongan tranversa di bagian atas pons. (M=medial longitudinal bundle, T=
tractus tectospinal, R= tractus rubrospinal)3

Nukelus somatic aferen general (GSA) terdiri atas 3 nukleus sensori nervus trigeminal, yaitu3
 Nukleus sensori utama nervus trigeminal
Terletak di regio dorsolateral tegmentum bagian atas pons, lateral dari nucleus
motoric trigeminal dan kemuidan terposisi diantara atas nucleus mesesenfalik dan
bawah nucleus spinal. Nukleus ini berperan dalam sensibilitas taktil

 Nukleus spinal nervus trigeminal


Nukleus spinal nervus trigeminal ekstensi ke kaudal dari nucleus sensori utama di
pons, menuju segmen spinal servikal ke 2 dan terletak medial dari tractus spinal
nervus trigeminal. Nukleus ini berperan pada sensasi nyeri dan temperature.
Berdasarakn sitoarsitekturnya, nucleus spinal dibagi menjadi 3 bagian (atau
subnuclei), yaitu pars rostralis, pars interpolaris, dan pars kaudalis. Aferen utama dari
sensori utama dan nucleus spinal merupakan prosesus sentral dari ganglion
trigeminal. Setelah masuk ke pons, saraf ini kmeudian terbagi menjadi cabang
askending dan descending. Serat askending berakhir di nucleus sensori utama.
Sementara serat descending membentuk tractus spinal nervus trigeminal. Aferen dari
divisi trigeminal mangalami rotasi, sehingga divisi oftalmik terminasi ke pars
kaudalis, divisi maksilari di pars interpolaris, dan divisi mandibular di pars rostralis.
Nukleus mesensefalik nervus trigeminal. Traktus spinal ini juga menerima komponen
kecil dari nervus kranial VII, IX, dan X yang membawa sensasi somatic general di

6
telinga eksternal, mukosa sepertiga posterior lidah, faring, dan laring. Saraf dari sel
sensori utama dan spinal merupakan neuron orde dua yang berjalan bersilangan dan
membentuk lemniscus trigeminal, yang askending ke atas dan berakhir di thalamus
(nucleus posteromedial ventral), yang merupakan tempat neuron ordo 3, dan
kemudian proyeksi ke area sensori korteks serebral.

 Nukelus mesensefalik nervus mesensefalik


Nukleus mesensefalik nervus trigeminal ekstensi dari bagian atas nucleus sensori
utama di pons ke mibdran, dimaa terletak substansia grisea sental, lateral dari
akueduktus serebral. Oleh karena ekstensi ke rostral mibdran, maka nucleus ini
dinamakan nucleus mesensefalik. Seperti halnya ganglia dorsalis korda spinalis,
nucleus ini terdiri atas sel pseudounipolar dan menjadi neuron ordo 1. Saraf ini
tertuama untuk sensasi propioseptif. Prosesus peripheral membawa impuls
propioseptif dari otot mastikasi, sendi temporomandibular, gigi, dan mungkin dari
toot ekstrinsik lidah. Prosesus sentral terminasi di nucleus motoric nervus trigeminal
di kedua sisinya. Koneksi ini mengontrol koordinasi otot mastikaotri, refeleks gaya
dan akurasi gigitan, seperti mencegah adanya proses mengigit ketika mengunyah.
Nukleus ini bersal di lemniscus trigeminal doral dan relay di nucleus posteromedial
ventral (VPM) thalamus .

7
Gambar 4. Skema ilustrasi koneksi nucleus nervus trigeminal. M = nucleus motoric ; PR
= pars rostralis ; PI = pars interpolaris ; PC = pars caudalis ; V1 = nervus oftalmika ; V2 =
nervus maksilari ; V3 = nervus mandibular ; SVE = eferen visceral spesial ; GSA = aferen
somatic general)3

Komponen fungsional dari nervus trigeminal3,4


 Eferen visceral spesial (SVE) : saraf dari nucleus motor dan suplai otot didapat dari
mesoderm arkus faringeal pertama, yaitu otot untuk mastikasi, tensor timpani, tensor
palatini, anterior belly digastrik dan mylohyoid
 Aferen somatic general (GSA), dibagi menjadi 2 kelompok :
- Saraf menbawa sensasi eksteroseptif dari kulit wajah dan membran mukosa mulut
dan hidung. Badan sel neuron terletak di ganglion trigeminal. Hampir sebagain
prosesus sentral neuron ini bifurfikasi : cabang askeding terminasi ke nucleus
sensori utama, sementara cabang descending berakhir di nucleus spinal
- Saraf dari sensasi propioseptif dari otot mastikasi, sendi temporomandibular, gigi
dan lidah. Badan sel neuron inu terletak di nucleus mesensefalik

8
Prosesus peripheral dari nervus ini terletak di ganglion trigeminal dan nucleus
mesensefalik dan tersusun menjadi 3 divisi nervus trigeminal, yaitu oftalmik, maksilari, dan
mandibular. Divisi oftalmik memiliki komponen fungsional serat GSA, divisi maksilari
memiliki komponen serat GSA, dan divisi mandibular memiliki komponen serat GSA dan
SVE.3,4
Nervus trigeminal muncul dari 2 cabang di pons dan berhubungan dengan pendukulus
serebelar media. Dua akar tersebut adalah akar sensori lateral sangat besar, dan akar motoric
medial kecil. Dua akar ini berjalan ke depan dan lateral dari apeks petrosa tulang temporal,
dan masuk ke fossa kranial media. Di posisi ini, akar sensori mengalami pembesaran menjadi
ganglion trigeminal, dan kemudian terbahi menjadi 3 cabang yaitu oftalmik, maksilar, dan
mandibular.3,4
Nervus oftalmik tidak berasal dari nervus brankial, namun berasal dari mesoderm
parakisal prosesus frontonasal embrionik. Nervus oftalmik berjalan ke depan di dinding
lateral sinus kavernosus dan terbagi menjadi 3 cabang, yaitu lakrimal, frontal, dan nasosiliari
sebelum masuk ke orbita melalui fisura orbital superior. Cabang oftalmik ini memberikan
suplai kepada bola mata, konjungtiva, bagian atas kavitas nasal, kelenjar lakrimal, kulit dahi,
hidung eksternal dan kelopak mata. Nervus oftalmik juga membentuk lengan aferen refleks
korneal.3-5
Nervus maksilari berasal dari prominensia maksilari arkus faringeal pertama. Nervus
maksilari meninggalkan tulang tengkorak melalui foramen rotundum untuk masuk ke fossa
pterigopalatina, kemudian masuk ke orbita melalui fisura orbital inferior. Nervus maksilari
berjalan di 4 regio, yaitu fossa kranial media, fosa pterigopalatina, orbita, dan wajah. Cabamg
dari nervus maksilari adalah : cabang meningeal fossa kranial media, cabang ganglion
ganglion pterigopalatina, nervus zigomatik, nervus alveolar superior posterior di fossa
pterigopalatina, nervus alveolar superior media di orbit, serta cabang palpebral, nasal, lateral,
dan labial di wajah. Cabang ini memberikan suplai kepada kavitas nasal, palatum, gigi atas
dan gusi, dan kulit sepertiga tengah wajah. Nervus ini juga memberikan suplai kepada
membrane mukosa nasofaring dan sinus maksilari. Nervus juga membwa serat sekremotor ke
kelenjar lakrimal.3-5
Nervus mandibular berasal dari prominensia mandibular arkus faringeal pertama.
Nervus mandibular meninggalkan tengorak melalui foramen ovale dan masuk ke fossa
infratemporal. Di sini, di bawah basis kranii, saraf bergabung dengan akar motoric nervus
trigeminal. Saraf motoric berjalan bersama dengan akar sensori, berjalan ke dalam sisi
ganglion trigeminal dan meninggalkan tengkorak melalui foramen mandibular untuk
9
bergabung dengan divisi mandibular nervus trigeminal untuk membentuk batang dari nervus
mandibular. Batang dari nervus mandibular terminasi menjadi 2 divisi, yaitu anterior dan
posterior. Cabang dari nervus mandibular adalah cabang meningeal )nervus spinosus), nervus
ke pterygoid medial, nervus masterik, nervus temporal profunda, nervus pterygoid laterall,
nervus bukal, nervus auriculotemporal, nervus lingual, nervus alveolar inferior. Dari cabang
tersebut, nervus mandibular memberikan suplai untuk otot mastikasi (temporalis, maseter,
pterygoid medial dan lateral), mylohyoid, anterior digastrik, tensor veli palatini, dan tensori
timpani. Serat sensori memberikan suplai kepada aurikula, regio temporal, kulit 1/3 bawah
wajah (kecuali sudut mandibula).3-5

Gambar 5. Distribusi nervus trigeminal. TG = trigeminal ganglion ; 1= ganglion siliari ; 2


= ganglion pterigopalatina ; 3= ganglion otik ; 4 = ganglion submandibular ; NS = nervus
spinosus, NM = nervus pterygoid medial ; M = massterik ; D = deep temporalis ; NL =
nervus pterioid lateral ; AT = auricu-lotemporal ; CT = korda timpani ; SO = supraorbital ;
ST = supratroklear ; T = infratroklear ; AE = anterior ethmoidal ; SDP = superior dental
pleksus. Semua ganglioa parasimpatetik (1,2,3, dan 4) secara morfologi terkait dengan nervus
trigeminal.3

10
Gambar 6. Distribusi nervus trigeminal. (A) zona kutaneus (sensori) diinervasi oleh 3 divisi
nervus trigeminal. (B) Setiap divisi nervus kranial mensuplai kulti dan membrane mukosa
dan mengirimkan cabang ke dura fossa kranial anterior dan media. Setiap divisi berhubungan
dengan 1 atau 2 ganglia parasimpatetik dan menyampaikan parasimpatetik postsinaptik dari
ganglion : N. V1 : untuk ganglion siliari, N.V2 untuk ganglion pterigopalatina, N. V3 untuk
ganglia submandibular dan otik. (C) Gambaran inervasi dinding lateral dan septum kavitas
nasal dan palatum. NV1 mensuplai bagian anterosuperior kavitas, dan N. V2 mensuplai
bagian postero-inferior palatum.4

11
2.3 Neurofisiologi Nervus Trigeminus
Area orofasial terutama diinverasi oleh 3 cabang nervus trigeminal, yaitu oftalmika,
maksilari, dan mandibular. Neuron trigeminal berperan pada banyak fungsi sensori di regio
orofasial, seperti nyeri, mekanik, termal, atau sensasi kimia, yang dimediasi oleh kanal ion
dan GPCR (G-protein-coupled receptor). Mayoritas aferen trigmenal adalah pseudounipolar
dengan badam sel terletak pada ganglion trigeminal (TG), kecuali aferen propioseptif dimana
basan sel nya terletak di nucleus trigeminal mesensefalik. Ujung saraf bebas yang mendeteksi
stimulus nyeri terdisperi di area orofasial, yang menginervasi membrane mukosa oral, lidah,
pulpa gigi, gingiva, otot mastikatori, dan sendi temporomandibular. Noiseptor terkait dengan
akson aferen primer termyelinisasi (A-fiber) atau tanpa myelinisasi (C fiber). C-fibers sering
berepson pada stimuli multipel, termasuk nyeri intens, stimuli mekanik instens, dan berbagai
zar kimia.6-8 Beberapa reseptor yang terkait dengan stimuli noiseptif adalah6
- TRPV1 yang sensitive pada suhu diatas 430C, pH rendah, dan mediator inflamasi
- TRPM8 dan TRPA1 yang diaktivasi oleh suhu sejuk (<25 0C) atau dingin (<170C).
TRPA1 juga terstimulasi pada zat kimia raktif sisten, sepeti isotiosianatat (minyak
mustard), cinamaldehid (kayu manis), dan alisin (bawang putih), serta subsbtansi
endogen dari tempat cidera
- Mekanoreseptor nervus aferen primer dental, yang berepsoj pada tekanan
langsung dan deformitas jaringan
- PX2/3 homomer, yang mendeteksi pengeluarahan adenosin trifosfat (ATP) dari
keratinosit yang hancur atau di tempat inflamasi.
- ASIC3, yang merupakan kanal sensitive pada ion asam
Informasi sensori dari area yang diinervasi oleh nervus trigeminal kemudian dibawa
ke neuron ordo dua di kompleks sensori nuclear trigeminal (TSNC) di batang otak dan
servikal atas korda spinalis (C1-C2). TSNC dan C1-C2 adalah tempat primer integrasi
sinaptik untuk input sensori dari jaingan kraniofasial spesifik, seperti wajah dan kavitas oral.
TSNC terdiri atas nucleus sensori principal (PrV) dan nucleus spinal trigeminal. PrV adalah
tempat relay indormasi sensori non-nyeri, sementara nucleus spinal trigeminal (SpV) penting
untuk transmisi nyeri di orofasial, yang dibagi menjadi 3 nuklei, yaitu oralis (Vo), interporalis
(Vi), dan Vc. Oleh karena organisasi laminar neuron di Vc serupa dengan kornus dorsalis
sponals, Vc juga dinamakan dengan kornu dorsal medular (MDH). Vo memiliki peran
signifikan pada refleks noiseptif trigeminal di batang otak-sentral. Sementara Vc merupakan
tempat relay informasi terpenting untuk inpus noiseptif trigeminal dari area otofasial.6-8

12
Terdapat bukti adanya hubungan intrasubnuklar antara bagian rostral dan kaudal
TSNC. Sebagai contoh, blockade kimia Vc menunjukkan adnaya penurunan eksitabilitas Vo
yang responsive pada stimulasi nyeri. temuan ini mengindikasikan jika koneksi askending
dan deskending di TSNC berkontribusi pada integrasi input sensori nyeri yang relaevan
dengan nyeri orofasial.Selain itu transisi zona Vi/Vc memiliki peran penting dalam proses
nyeri jaringan dalam, integrasi input noiseptif orofasial, dan pembentukan nyeri yang
persisten.6
Neuron noiseptif di Vc dan C1-C2 dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi “neuron
projeksi” atau “neuron sirkuit lokal”. Hampir sebagian besar neuron noiseptif di Vc dan regio
C1-C2 adalah neuron sirkuit lokal. Banyak neuron tersebut yang memiliki fungsi inhibitori
dan menghasilkan neurotransmitter inhibitori, GABA, dan glisin. Mekanisme inhibitori
interneuron tersebut terlibat dalam modulasi output askending nyeri untuk membawa
informasi nyeri ke sistem saraf pusat yang lebih tinggi. GABA dan glisin diketahui dapat
mengakselerasi influx klorida ketika berikatan dengan reseptornya, sehingga membrane
potensial menjadi lebih dalam dan eksitabilitasnya menurun.6-8
Neuron projeksi memiliki akson askending panjang ke nucleus talamik medial
posterior ventral (VPM ) nucleus talamik dan formasi reticular, sementara sirkuit interneuron
lokal memiliki akson pendek yang terlibat pada dungsi inhibitori dan eksitatori lokal. Neuron
noiseptif di Vc yang projeksi ke VPM terutama berasal dari lamina I dan V. Mayoritas
projeksi neuron ditemukan di Vc ronstral dibanding regio kaudal Vc/C1-C2, dan lamina I Vc
projeksi secara besar di VPM. Sudah diketahui jika neuron noispetif Vc dan Vo terinhibisi
oleh stimulasi langsung di PAG atau medulla ventromedial (RVM). Projeksi TSNC ke PAG
diketahui lebih tersebar dibanding C1-C2 ke PAG. Hal ini mendukung hipotesa jika lamina I-
II Vc merupakan regio kritis untuk proses noiseptif di kraniofasial.6-8

13
Gambar 7. Kompleks nuclear sensori trigeminal dan jalur nyeri. (a) jalur nyeri sentral area
orofasial yang diinervasi oleh nervus trigeminal. ACC (anterior cingulate cortex), IC (insular
cortex), VPM (posterior ventromedial thalamus), PAG (paraaqueductal gray), RVM (rostral
ventral medulla), TSNC (Trigeminal sensory nuclear complex), PrV (Principal sensory
nucles), Vo (spinal trigeminal nucleus oralis), Vi (spinal trigeminal nucelus interpolaris). (b)
koneksi intrasubnuklar ke TSNC.6

Infrormasi nyeri intraoral kemudian dibawa ke korteks somatosensory (bagaian


anterior korteks parietal) melalui bagian medial VPM, sementara untuk kepala dan wajah
dibawah dari bagian lateral VPM. Neuron noiseptif VPM menerima impuls dari VPM
menerima input dari regio orofasial, dan mengirim akson ke neuron kortikal somatosensory
primer (S1) dan sekunder (SII), sementara nucleus medial talamik dan PBN projeksi ke
kortikal limbik, seperti korteks cingulate anterior (ACC) dan korteks insula (Ins). Neuron Ins
juga menerima input autonomic (simpaetetik dan parasimpatettik) yang terlibat dalam
modulasi respon autonomic. S1 dan SII merupakan bagian yang terlibat dalam aspek sensori-
diskriminatif. Sementara aspek motivasi dan afektif nyeri terkait dengan respon emosional
dan autonomic akibat stimuli nyeri yang intens dan berkepanjangan. Neuron noiseptif di
ACC diketahui terlibat pada prediksi nyeri dan memiliki kontribusi lebih besar dalam
persepsi nyeri dibanding S1, serta terlibat dalam aspek motivasional dan afektif nyeri.6-8

14
Gambar 8. Jalur askending dari persepsi nyeri orofasial

Neurotransmitter serotonin (5-HT), noraderenalin (NA) dan GABA di neuron ordro 2


di Vc dan C1-C2 pada sistem descending berperan sebagai inhibitorik dan nyeri orofasial.
Ekspresi 5-HT1B dapat menurunakn pengeluaran glutamate dari Vc dan C1-C2, untuk
modulasi aktivitas neuronal noiseptif, sehingga memiliki efek supresif. Noradrenalin
memiliki peran inhinisi transmisi noiseptif presinaptik dan postsinaptik, yang merupakan
anti-nyeri poten melalui yang dimediasi oleh aktivasi reseptor alfa-2, dimana terdapat inhibisi
pengelurakan neurotransmitter eksitatori seperti glutamate.6

15
Gambar 9. Jalur descending yang terlibat dalam modulasi nyerI. Modulasi nyeri descending
dimediasi melalui projeksi ke periaquductal gray (PAG), yang juga menerima inpus dari
tempat lain, termasuk hipotalamus. PAG berkomunikasi dengan RVM (rostroventromedial
medulla) yang mengirimkan projeksi descending ke trigeminal spinal subnukelus kaudalis
(Vc). Lokus koeruleus noradrenergic (LC) mendapat input dari PAG dan mengirimkan
projeksi inhibitori noradrenergic descending ke Vc. Efek 5-HT dan noradrenalin di Vc dapat
menfasilitasi inhibitori atau fasililatori.6

16
BAB III

KESIMPULAN

Nervus trigeminal merupakan salah satu nervus kranial kompleks yang memiliki
fungsi sensori dan motorik pada orofasial. Sistem ordo dan projeksio pada nervus ini pararel
dengan tractus spinotalamika di ekstremitas. Nervus V sudah mulai terbentuk sejak usia
gestasi 6 minggu dan menjadi lengkap pada usia gestasi 30 minggu. Nervus trigeminal
meiliki kolumna sensori eferen visceral spesial dan sensori aferen somatic, yang kemudian
terbagi menjadi 3 cabang utama (nervus oftalmika, maksila, dan mandibular). Masing-masing
saraf ini kemudian terlibat pada aktivitas sensori dan motoric area orofasial.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Kehrli P, Maillot C, Wolff MJ. Anatomy and embryology of the trigeminal nerve and
its branches in the parasellar area. Neurological Research. 2016:19(1);58-63
2. Singh V. Development of Nervous System. In : Singh V. Textbook of Clinical
Embryology : 2nd Edition. New Delhi : Elsevier; 2017. p265-275
3. Singh V. Chapter 9 : Nuclei. In Singh V. textbook of Clinical Neuroanatomy : 3 rd
Edition. New Delhi : Elsevier; 2017. p164-183
4. Moore KL, Dalley AF, Agur AM. Trigeminal Nerve. In : Moore KL, Dalley AF, Agur
AM. Moore Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. Philadelphia : Lippincot Williams
& Wilkins; 2016. p. 1065-1067
5. Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. The Fifth or Trigeminal Nerve. In : Ropper AH,
Samuels MA, Klein JP. Adams and Victors Principles of Neurology : Tenth Edition.
New York : Mc Graw Hill; 2015. p1391-1392
6. Iwata K, Taked M, Bae S, Shinoda M. Neurophysiology of Orofacial Pain. Springer
International Publishing. 2017;1-18
7. Cruyssen FV, Politis C. Neuro[hysiology aspects of the trigeminal sensory system : an
update. Rev Neurosci. 2017;1-10
8. Liu GT. The trigeminal Nerve and Its Central Connection. Clinical Neuro-
Ophtalmology. 206;1244-1250

18

Anda mungkin juga menyukai