Anda di halaman 1dari 15

Nambahin

kerjaan aja Cuma


administratif
doank Bikin
keputusan
jadi
lambat

Ga ada
manfaatnya

Ga ngaruh ke KPI

Ribet dan
bikin pusing

Bikin orang
jadi parno Goals?

4
Penerapan Manajemen Risiko

01
Menciptakan dan melindungi nilai di dalam Perusahaan dengan
mengoptimalkan peluang dan mengurangi potensi kerugian, mengambil
keputusan, menetapkan dan mencapai sasaran, serta meningkatkan kinerja

Meningkatkan kesiapan (preparedness) Perusahaan dalam menghadapi


ketidakpastian (uncertainty) yang semakin tinggi di lingkungan global,
regional maupun lokal yang berpotensi mengancam sumber daya dan
bahkan kelangsungan Perusahaan
02
Menjaga agar Perusahaan tetap dalam koridor pengelolaan usaha yang

03 berkehati-hatian (prudent operation) dalam setiap aktivitas yang


dilakukannya, sebagai bentuk tata kelola Perusahaan yang baik/GCG (Good
Corporate Governance) guna meningkatkan nilai tambah bagi Perusahaan
Mengapa Ber-Manajemen Risiko???

Kesiapan perusahaan terhadap 01 02 Menumbuhkan budaya preventif & sikap


ketidakpastian lingkungan global kehati-hatian dalam pengelelolaan
perusahaan

Memberikan jaminan/ keyakinan/ Memberi kepastian bahwa risiko diatasi


kepastian bahwa manajemen telah 03 04 dengan cara terbaik mengingat
mengambil langkah yang tepat untuk keterbatasan sumber daya yang ada dan
perusahaan tantangan lainnya

Memastikan seluruh risk owners mampu 05 06 Meningkatkan kualitas pengambilan


mengelola risiko secara efektif & efisien keputusan

Mengelola risiko kontra-produktif Mendorong improvement secara


terhadap pencapaian sasaran perusahaan 07 08 berkesinambungan pada segenap proses
bisnis yang terintegrasi manajemen risiko
Mengapa
belum maksimal?
MR masih prosedural dan bersifat Risk owners hanya fokus pada target jangka
Compliance (memenuhi regulasi) pendek mengabaikan target jangka panjang
Komitmen manajemen masih lemah (proses/MI/ MCL)

Keterbatasan SDM yang kompeten tentang


Proses MR belum terintegrasi dengan siklus
Manajemen Risiko (MR)
manajemen PLN
Rendahnya keterlibatan risk owners Organisasi PLN yang terlalu besar
Implementasi MR belum menjadi siklus
Mitigasi kurang tajam
manajemen yang tertutup

Anggapan bahwa implementasi MR Proses Risk Based Internal Audit belum


adalah tugas tim MR Unit dan DIVMRK optimal
berakibat komunikasi dan konsultasi Aspek Kepemimpinan Aspek SDM & Org
dengan stakeholders tidak berjalan baik.
Aspek Proses Bisnis
Business MANAJEMEN Regulatory
Drivers RISIKO Drivers
Meningkatnya uncertainty di lingkungan perusahaan mengharuskan perusahaan
01 meningkatkan kesiapan (preparedness) guna menjaga kelangsungan usahanya

Terjadinya permasalahan, kegagalan, dan hambatan pada beberapa inisiatif/


02 program strategis PLN harus diambil sebagai lesson learned agar tidak
terjadi di waktu yang akan datang

Tantangan dan tuntutan yang dihadapi perusahaan ke depan semakin tinggi,


dan hal itu tidak dapat lagi dikelola dengan paradigma crisis management
03 (pemadam kebakaran), tapi harus beralih ke paradigma risk management
(preventive action)

Keinginan setiap Perusahaan untuk meningkatkan keuntungan atau


04 menghindarkan kerugian

Keadaan tersebut di atas menuntut segenap pengelola perusahaan untuk aware


05 terhadap risiko yang dihadapi
05
06 Investor dan stakeholder lainnya
menilai reputasi PLN (salah satunya)
COSO ERM ditentukan oleh implementasi
manajemen risiko dan komitmen
2017 segenap pengelola perusahaan
terhadap pengelolaan risiko 04
ISO 31000 : 2018 (Standar
Internasional Manajemen Risiko) /
SNI 8615:2018/ISO 31000:2018
03 (Manajemen Risiko, Prinsip &
Panduan)
PERDIR nomor 0119.P/DIR/2019
tentang Mekanisme Penyusunan dan
Pemantauan Kajian Risiko untuk
07
Kegiatan dan Rancangan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero)
Board Manual
2016
02
01 Komitmen Direksi dan Pedoman
Umum Manajemen Risiko PT
Manajemen Risiko adalah PLN (Persero)
tertuang dalam PERDIR No
salah satu elemen GCG yang 0117.P/DIR/2019
harus diterapkan BUMN
sesuai PERMEN BUMN No
PER-01/MBU/2011
Bagian Keenam: Manajemen Risiko
Pasal 25
1. Direksi dlm setiap pengambilan Keputusan/ Tindakan,
harus mempertimbangkan risiko usaha.
2. Direksi wajib membangun & melaksanakan program
manajemen risiko korporasi secara terpadu yang
merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG.
3. Pelaksanaan program manajemen risiko dapat
dilakukan, dengan :
a. Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah Direksi;
atau
b. Memberi penugasan kepada Unit Kerja yang ada dan
relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko.
4. Direksi wajib menyampaikan Laporan Profil Manajemen
Risiko dan penanganannya bersamaan dengan
Laporan berkala Perusahaan.
GCG merupakan sarana untuk mencapai tujuan Perseroan secara lebih
baik antara lain dengan menghambat praktik-praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme, meningkatkan disiplin anggaran, mendayagunakan
pengawasan dan mendorong efisiensi pengelolaan Perseroan. (halaman 1)

Perseroan berkewajiban mengelola risiko-risiko yang dihadapi dalam


pengelolaan usahanya sebagai salah satu unsur GCG. (halaman 43)

Sistem pengendalian internal yang terbaik bukan sekedar sarana untuk


mengamankan investasi dan aset perusahaan, tetapi mencakup juga upaya
untuk mengidentifikasi dan menangani risiko dengan tujuan untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan secara etis,
efektif dan efisien, untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan
(halaman 49)

Proses manajemen risiko harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
RJP & RKAP dan oleh karena itu bersifat
enterprise wide risk manajemen (halaman 39)
1. Merupakan kebijakan ‘payung’ dan trigger
bagi kebijakan pengelolaan risiko yg lebih
spesifik
2. Mengatur Keselarasan Implementasi Anak
Perusahaan
3. Merumuskan kembali Tugas dan Peran dalam
Manajemen Risiko.
4. Memastikan segenap risk owner di PLN
memahami manajemen risiko dan mengelola
risikonya sesuai dengan pedoman yang ada.
BAB III. Tugas dan Wewenang Direksi
3.1.8 Manajemen Risiko

Direksi wajib membangun dan melaksanakan program Manajemen Risiko korporasi secara terpadu261 dan
melaksanakannya secara konsisten pada pengelolaan proses bisnis Perseroan, dengan kewajiban melakukan pengkajian
dan pengelolaan risiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha
yang relevan dengan cara:
1)Identifikasi Risiko, yaitu proses untuk mengenali jenis-jenis risiko yang relevan dan berpotensi terjadi melalui pembuatan
kajian risiko262;
2)Pengukuran Risiko, yaitu proses untuk mengukur besaran dampak, termasuk menetapkan kriteria dampak dan probabilitas
dari hasil identifikasi risiko263;
3)Penanganan Risiko, yaitu proses untuk menetapkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menangani risiko
potensial264;
4)Pemantauan Risiko, yaitu proses untuk melakukan pemantauan terhadap berbagai faktor yang diduga dapat mengarahkan
kemunculan risiko265;
5)Evaluasi, yaitu proses kajian terhadap kecukupan keseluruhan aktivitas manajemen risiko yang dilakukan di dalam
Perusahaan266;
6)Pelaporan dan Pengungkapan, yaitu proses untuk melaporkan profil Manajemen Risiko dan penangannya dalam sebuah
laporan berkala Perseroan267.
Pelaksanaan program Manajemen Risiko dilaksanakan dengan membentuk Unit Kerja tersendiri di bawah Direksi atau
memberi penugasan kepada Unit Kerja yang ada dan relevan untuk menjalankan fungsi Manajemen Risiko 268.

261 Permen BUMN 01/2011 Pasal 25 Ayat (2)


262 Kesepakatan Rapat Pembahasan
263 Kesepakatan Rapat Pembahasan
264 Kesepakatan Rapat Pembahasan
265 Kesepakatan Rapat Pembahasan
266 Kesepakatan Rapat Pembahasan
267 Permen BUMN 01/2011 Pasal 25 Ayat (4)
268 Permen BUMN 01/2011 Pasal 25 Ayat (3)

Anda mungkin juga menyukai