DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Amanda Desvilianty
201560311007
I. Masalah utama
Harga diri rendah
II. Proses Terjadinya masalah
A. Definisi
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, Harga diri merupakan
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan menganalisis seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal diri. Tercapainya keberhasilan Individu tersebut akan
merasa harga dirinya tinggi namun sebaliknya, bila sering mengalami kegagalan,
merasa tidak dicintai maupun tidak diterima oleh lingkungan mengakibatkan
individu akan merasa harga dirinya rendah, disebutkan bahwa aspek utama harga
diri yaitu dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. (Yusuf et al., 2015).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011 yang dikutip dalam Febrina, 2018).
Berdasarkan cara terjadinya, Gangguan harga diri rendah dapat dibagi menjadi
dua yaitu, Harga diri rendah situasional dan kronik : (Azizah et al., 2016)
a. Situasional
Yaitu terjadi akibat adanya kejadian yang terdalam (trauma) secara tiba-tiba,
misalnya : Saat diharuskan operasi, kecelakaan, perceraian, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan,
penuduhan, masuk penjara tiba-tiba), Pada klien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah. Hal-hal tersebut terjadi di karena kan : Tidak
memperhatikan Privacy pada klien, misalnya: informed consent yang tidak
diterapkan saat pemeriksaan fisik, maupun tindakan yang tidak sesuai SOP.
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yaitu tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/penyakit. Kondisi ini.banyak ditemukan pada klien gangguan
fisik.
b. Kronik
Yaitu perasan negative pada dirinya yang telah berlangsung lama, vaitu bisa
diakibatkan sebelum sakit maupun saat dirawat. Klien ini yang sudah
mempunyai cara berfikir yang negative dan Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinva. Kondisi ini mengakibatkan
respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan
fisik yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
B. Rentang Respon Harga diri rendah
Adapun mengenai rentang respon terjadinya harga diri rendah didapatkan
pada rentang respon konsep diri sebagai berikut :
Bagan. Rentang Respon Konsep Diri menurut (Stuart & Sundeen, 1991; 374
yang dikutip dalam Azizah et al., 2016)
Causa (penyebab)
Bagan. Pohon Masalah Harga diri rendah (Stuart, 2007 yang dikutip dalam R, 2015);
(Nurhalimah, 2016)
Objektif :
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lemabat dan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
Masalah utama Harga diri rendah Kronis berdasarkan (SDKI, 2017:192) data
yang ditemukan :
A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN
Klien mengatakan dirinya sudah tidak berharga tidak berati, merasa sudah tidak
memiliki kemampuan pada dirinya sendiri, setiap aktivitas yang akan dilakukan
pasien seringkali tidak jadi melakukan nya karena merasa pesimis selalu merasa gagal
dipikiran nya. Sering menundukkan kepala saat bernteraksi, nada suara lemah, kontak
mata jarang dilakukan.
2. DIAGNOSIS/ MASALAH KEPERAWATAN :
Harga diri rendah : situasional atau kronis (SDKI, 2017)
3. TUJUAN
TUM : Meningkatnya Harga diri klien (perasaan positif terhadap diri sendiri atau
kemamppuan sebagai respon terhadap situasi saat ini)
TUK :
Klien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan/memiliki kegiatan yang sesuai kemampuan
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
f. Merencanakan kegiatan yang telah dilatihnya
4. TINDAKAN KEPERAWATAN
Yang dilakukan berdasarkan Kemenkes, 2016 :
a. Membina hubungan saling percaya melalui terapeutik keperawatan
1) Mengucapkan salam setiap berinteraksi dengan pasien
2) Memperkenalkan diri dengan pasienm perkenalkan nama dan nama panggilan
yang perawat sukaim tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai,
menanyakan perasaan pasien saat ini serta keluhan yang dirasakan
3) Membuat kontrak dengan pasien, terkait tujuan atau topik Tindakan, waktu
beserta tempat.
4) Menjelaskan bahwa kerahasiaan pasien terami yng diperoleh untuk
kepentingan teri
5) Menujukkan sifat empati terhadap pasien
6) Memenuhikebutuhan dasar pasen jika memungkinkan.
b. Mengidentifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek postif pasien yang
masih dimiliki pasien (membuat daftar kegiatan).
1) Melakukan diskusi dengan klien terkait kemampauan melakukan kegiatan
dan aspek positif yang masih dimiliki klien dengan membuat daftar kegiatan
pada secarikkertas
2) Memberi pujian selama klien menjawab secara realistic dan menghindari dari
memberikan penilaian yang negative setiap pertemuan dengan pasien.
c. Membantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (memilih dari
daftar kegiatan) membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
1) Membantu pasien menilai kegiatan yang dilakukan kegiatan dari daftar
kegiatan lalu membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
2) Membantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
d. Membantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk
dilatih
1) Melakukan diskusi dengan pasien terkait kegiatan yang akan dipilih untuk
dilatih saat pertemuan
2) Membantu pasien dengan memberikan alas an terhadap pilihan yang ia akan
tetapkan
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih oleh pasien (alat dan cara melakukannya)
f. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk l/atihan dua kali per hari
g. Memberikan dukungan dan pujian kepada pasien setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien
Kerja
“Baik saya mulai ya dengan menanyakan beberapa pertanyaan ya, Kegiatan/ kemampuan
yang bpk/ibu/mbak miliki ? boleh sebutkan apa saja, wah bagus apa lagi ? saya buatkan
daftar kegiatan ya *dengan menuliskan di kertas*. Kegiatan positif yang sering
bpk/ibu/mbak lakukan apa saja ? menulis, mencuci, menggambar, membaca, berolahraga,
traveling, merapihkan baju, memasak. Wah bagus sekali cukup banyak kemampuan dan
kegiatan yang dimiliki bpk/ibu/mbak sehari-hari.”
Sudah saya tulis dikertas yang sudah bpk/ibu/mbak sebutkan, banyak ya bagus nih
bpk/ibu/mbak, lalu kita akan menilai sama-sama ya dari beberapa kegiatan atau
kemampuan yang sudah disebutkan dan dituliskan yang mana yang masih dapat
dilakukan di rumah sakit ini ya bpk/ibu/mbak ? mari kita lihat untuk yang menulis?
Menggambar? Membaca? Berolahraga? merapihkan baju ? wah ternyata beberapa
kegiatan masih dapat dilakukan di rumah sakit ya bpk/ibu/mbak.”
Dari beberapa kegiatan yang masih dapat dilakukan mari kita lihat sama-sama, wah
bagus ya kegiatan positifnya cukup banyak, sekarang bpk/ibu/mbak pilih salah satu
kegiatan yang masih dilakukan di rumah sakit nantinya akan kita latih ya ? bisa menulis?
membaca? menggambar? Berolahraga? Merapihkan baju?. Merapihkan baju ? wah
baiklah merapihkan baju dapat membuat kita merasa lebih nyaman dan terlihat lebih
semangat jika nnti untuk pakaian yang akan kita pakai ya agar tidak kusut juga
pakaiannya, kita akan melakukan kegiatan merapihkan baju-baju yang ada dilemari
bpk/ibu/mbak ya. Kita buka lemari nya ya lalu sekarang kita ambil terlebih dahulu
pakaian yang berada dilemari yang akan kita lipat nantinya, lalu setelah itu melipatkan
baju dengan dilipat dua pada kedua sisi yang dipertemukan dengan satu titik tengah
setelah itu kita lipat untuk ujung baju menjadi dua seperti itu ya bpk/mbak/ibu. Mari kita
lihat pakaian yang sudah lipat terlihat rapih dan tersusun ya.
Boleh B untuk mencoba nya ya?”
Wah bagus sekali..
Terminasi
1. Evaluasi Respon klien terhadap Tindakan keperawatan
Evaluasi Klien (subjektif) : “ Bagaimana perasaan bpk/ibu/mbak setelah kita
berbincang-bincang selama 20 menit tadi dan sudah berlatih melakukan merapihkan
lemari pakaian-pakaian bpk/ibu/mbak ?, ternyata banyak ya kemampuan atau
kegiatan sehari-hari yang dapat dilakukan oleh bpk/ibu/mbak melalui perbincangan
kita tadi.
2. Evaluasi perawat (Objektif) : “ Bapak/ibu/mbak boleh mencoba dengan
mempraktekan Kembali Latihan yang telah dilakukan ya? wah bagus hasil melipat
pakaian bpk/ibu/mbak hari ini tetap semangat ya merapihkannya, sudah mulai terlihat
perbedaan nya ya sebelum dirapihkan dan setelah dirapihkan oleh bpk/ibu/mbak ya.
3. Rencana Tindak lanjut (pasien)
“kegiatan ini dapat dilakukan ya oleh bpk/ibu/mbak, sekarang kita masukan kedalam
jadwal harian ya ? mau berapa kali dalam sehari melakukannya ? dua kali per hari ?
iya baiklah sore hari ya bpk/ibu/mbak ? oke jangan lupa sesuai jadwal ya
bpk/ibu/mbak.
4. Rencana Tindak Lanjut Perawat
Topik :
“ Bagaimana kalua kita bertemu lagi untuk melakukan kemampuan yang kedua ya,
setelah kegiatan merapihkan lemari, bpk/ibu/mbak masih mengingat kegiatan atau
kemampuan yang dapat dilakukan selama di rumahsakit ya ? Ya betul, kita akan
memilih lagi untuk kemampuan berlatih kegiatan menulis ya
Waktu :
“ untuk waktunya besok hari pukul 09.00 pagi bagaimana ? oh oke sore hari saja ya
jam 16.00 dengan durasi yang sama pada hari ini selama 20 menit. Kita mau bicara
dimana ? oh oke baiklah kita akan berbicara ditempat yang sama disini lagi ya.
5. Salam
Sampai jumpa ya …
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, M. lilik, Zainuri, I., & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori
dan Aplikasi Praktik Klinik. In Indomedia Pustaka. https://doi.org/ISBN 978-xxx-xxx-xx-x
Febrina, R. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga Dengan Harga Diri Rendah Kronis
di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi D III
Keperawatan Padang. Politeknik Kemenkes Padang.
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, 1–366. https://doi.org/ISBN 978-xxx-xxx-xx-x