Disusun Oleh :
Semester V
NAMA : RINI K
NIM : P00320018042
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE
A. Definisi
Definisi stroke menurut WHO Task Force in Stroke and other Cerebrovascular Disease
(1989) adalah suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya
secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan
daerah fokal otak yang terganggu (WHO, 1989).
Menurut Batticaca (2008; 56), Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan perdarahan di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
Stroke secara umum merupakan defisit neurologis yang mempunyai serangan mendadak
dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari terganggunya pembuluh darah otak (Hudak dan
Gallo, 1997) .
B. Etiologi
Menurut Batticaca (2008; 56), Stroke hemoragik umumnya disebabkan oleh adanya
perdarahan intracranial dengan gejala peningkatan tekana darah systole > 200 mmHg pada
hipertonik dan 180 mmHg pada normotonik, bradikardia, wajah keunguan, sianosis, dan
pernafasan mengorok. Penyebab stroke hemoragik, yaitu :
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan jumlah
jaringan otak yang terkena.Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa peringatan, dan sering selama
aktivitas.Gejala mungkin sering muncul dan menghilang, atau perlahan-lahan menjadi lebih
buruk dari waktu ke waktu.Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
3. Kesulitan menelan.
5. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk, batuk, atau
kadang terjadi secara tiba-tiba.
6. Kehilangan koordinasi.
7. Kehilangan keseimbangan.
8. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah
satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan motorik.
10. Kejang.
11. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal atau
kesemutan.
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri yang
membentuk sirkulus Willisi : arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar atau semua
cabang-cabangnya. Apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15-20 menit maka akan
terjadi infark atau kematian jaringan. Akan tetapi dalam hal ini tidak semua oklusi di suatu arteri
menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut.Mungkin terdapat
sirkulasi kolateral yang memadai di daerah tersebut. Dapat juga karena keadaan penyakit pada
pembuluh darah itu sendiri seperti aterosklerosis dan trombosis atau robeknya dinding pembuluh
darah dan terjadi peradangan, berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah misalnya
syok atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat bekuan atau infeksi pembuluh
ektrakranium dan ruptur vaskular dalam jaringan otak. (Sylvia A. Price dan Wilson, 2006)
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Batticaca (2008; 60), Pemeriksaan penunjang diagnostik yang dapat dilakukan
adalah :
1. Laboratorium : darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, analisa gas
darah, biokimia darah, elektolit.
2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan dan juga untuk
memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
F. Penatalaksanaan Medis
( Sylvia dan Lorraine, 2006 ). Penatalaksanaan penderita dengan stroke hemoragik adalah
sebagai berikut :
1. Posisi kepala dan badan atas 20 – 30 derajat, posisi miring apabila muntah dan boleh
mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan
oksigen sesuai kebutuhan.
4. Bed rest.
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan
glukosa murni atau cairan hipotonok.
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK.
10. Nutrisi peroral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. apabila kesadaran menurun
atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, status, suku, agama, alamat, pendidikan, diagnosa
medis, tanggal MRS, dan tanggal pengkajian diambil.
b. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan
anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan tingkat
kesadaran.
Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai
tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
Adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat – obat antib koagulan, aspirin, vasodilator,
obat – obat adiktif, kegemukan. Pengkajian pemakaian obat-obat yang sering digunakan klien,
seperti pemakaian antihipertensi, antilipidemia, penghambat beta, dan lainnya. Adanya riwayat
merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral. Pengkajian riwayat ini
dapat mendukung pengkajian dari riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk
mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan tindakan selanjutnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau adanya
riwayat stroke dan generasi terdahulu.
f. Riwayat psikososiospiritual
Adanya perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk
berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri menunjukkan klien merasa
tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif. Dalam pola penanganan
stres, klien biasanya mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah karena gangguan proses
berpikir dan kesulitan berkomunikasi. Dalam pola tata nilai dan kepercayaan, klien biasanya
jarang melakukan ibadah spritual karena tingkah laku yang tidak stabil dan
kelemahan/kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
g. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. B1 (breathing)
Pada inspeksi didapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas,
penggunaan obat bantu napas, dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Pada klien dengan tingkat kesadaran compas mentis, peningkatan inspeksi pernapsannya tidak
ada kelainan. Palpasi toraks didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak
didapatkan bunyi napas tambahan.
b. B2 (blood)
c. B3 (Brain)
Stroke yang menyebabkan berbagai defisit neurologis, tergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran
darah kolateral (sekunder atau aksesori). Lesi otak yang rusak dapat membaik sepenuhnya.
Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap dibandingkan
pengkajian pada sistem lainnya.
d. B4 (Bladder)
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinesia urine sementara karena konfusi,
ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan
kandunf kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang kontrol sfingter urine
eksternal hilang atau berkurang. Selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan
teknik steril. Inkontinesia urine yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas.
e. B5 (Bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual muntah pada
pasien akut. Mual sampai muntah disebabkan oleh peningkatan produksi asam lambung sehingga
menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat
penurunan peristaltik usus. Adanya inkontinesia alvi yang berlanjut menunjukkan kerusakan
neurologis luas.
f. B6 (Bone)
Pada kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika kekurangan cairan
maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah
yang menonjol karena klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik. Adanya kesulitan untuk
beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau paralise/hemiplegi, serta mudah lelah
menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.
h. Diagnosa Keperawatan
SDKI
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN INTENSIVE CARE UNIT
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama inisial klien : Ny. W
2. Umur : 33 Tahun
3. Alamat : Baruga
4. Pekerjaan : IRT
5. Agama : Islam
6. Tanggal masuk RS : 8 desember 2020
7. Nomor Rekam Medis : -
8. Diagnosa Medis : stroke
B. PENGKAJIAN UMUM
1. Keluhan utama klien masuk ICU:
Keluarga klien mengatakan klien jatuh dari kamar mandi dan tidak sadarkan diri
2. Riwayat Penyakit Sekarang (yi sejak klien mengeluhkan gejala pertama ketika di rumah sampai
klien dibawa ke Rumah Sakit karena keluhan tersebut tidak berkurang/malah bertambah parah):
Klien di diagnosa menderita penyakit stroke
Palpasi
Ictus cordis teraba di intercosta 4-5 : Ya/tidak
Perkusi
Redup (normal) : Ya/tidak
Auskultasi
Bising jantung : Ada/tidak
Bunyi S1 (lup) dan S2 (dup) : Ada/tidak, reguler/irreguler
b. Pulmonal
Inspeksi
Retraksi (normalnya tidak ada) : Ya/tidak
Simetris kanan dan kiri : Ya/tidak
Ekspansi dada kanan dan kiri sama : Ya/tidak
Palpasi
Krepitasi (suara retakan tulang) : Ya/tidak
Vocal fremitus kanan kiri sama : Ya/tidak
Perkusi
Sonor (normal) : Ya/tidak
Auskultasi
Wheezing/mengi : Ya/tidak
Ronchi : Ya/tidak
Vesikuler (normal) : Ya/tidak
3. Abdomen
a. Inspeksi :
Datar/cembung : Ya/tidak
Bekas operasi : Ada/tidak
b. Auskultasi
Peristaltik :..........x/menit
c. Palpasi:
Massa : Ada/tidak
Turgor kulit : Elastis/inelastis
Nyeri tekan di lapang abdomen : Ada/tidak
d. Perkusi:
Timpani : Ada/ tidak
4. Ekstrimitas
a. Superior (atas):
Edema : Ada / tidak
Infus:
Terpasang : Di lengan dextra/sinistra
Jenis infus : .......................................
Faktor tetesan : ............tetes/menit
Nyeri di area tusukan infus : Ada/tidak
Nadi radialis (pergelangan tangan) :..........x/menit
Palmar (telapak tangan) : Pucat/kemerahan
Kekuatan otot : Kuat/lemah
CRT (capilarry refill time) < 3 detik : Ya/tidak
Refleks fisiologis biseps/triseps : (+/+) / (-/-)
Refleks patologis : (+/+) / (-/-)
Deformitas (kelainan bentuk) : Ada/tidak
Fraktur : Ada/tidak.
b. Inferior (bawah):
Edema : Ada/tidak
Akral (bagian kaki paling bawah) : Hangat/dingin
Kekuatan otot : Kuat/lemah
Refleks patela : (+/+) / (-/-)
Refleks patologis : (+/+) / (-/-)
5. Pengkajian Nutrisi
a. A (Antropometri) meliputi BB,TB,IMT:
BB:60
TB:150
IMT:
b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:
-
c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir, conjungtiva
anemis/tidak:
Rambut : baik
Kulit : normal
Mukosa : lering
d. D (Diet) meliputi jenis makanan yang diberikan selama di rumah sakit:
-
e. E (Enegy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di rumah sakit:
lemah
f. F (Factor) meliputi penyebab kenapa klien dirawat:
Klien jatuh dikamar mandi dan tidak sadarkan diri
Mengalami penurunan kesadaran
KLASIFIKASI DATA
DS:
Kelurga klien mengatakan bahwa klien jatuh dari kamar mandi dan tidak sadarkan diri
Keluarga klien mengatakan bahwa klien ada riwayat hipertensi
DO:
Aspek keselamatan yang harus diperhatikan dalam membuka jalan nafas pasien yaitu melakukan
secara hati-hati,teliti,tanggap da tepat dan jika pasien dicurgai cedera servikal maka tidak bole
diberikan head llit-chin lit akan tetapi diberikan teknik jaw-trust untuk menghindari cedera yang
lenih serius.