Anda di halaman 1dari 12

RESUME

Pemeliharaan Ayam Petelur Periode Starter

OLEH

DEWI YERMAJUNI
(1910621005)
PARALEL 02

DOSEN : Dr.Ir.Hj Sabrina MP

PRODI PETERNAKAN

KAMPUS II PAYAKUMBUH

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
Fase Starter
Fase starter pada ayam petelur dimulai dari umur 0-6 minggu. Pada masa ini terjadi
perbanyakan (hiperplasia) dan pertumbuhan sel (hipertropi) yang tinggi, sehingga menjadi kunci
awal untuk mencapai berat badan dan keseragaman standar.

 ayam petelur yang pertumbuhan berat badannya lambat di umur 4-5 minggu, maka
korelasinya pada umur 16 minggu berat badannya akan lebih rendah dari standar dan
mengakibatkan mundurnya jadwal bertelur. 
 Pada umur 0-2 minggu proses hiperplasia lebih dominan terjadi.
 Minggu ke-3 proses hiperplasia dan hipertropi mulai seimbang
 Minggu ke-4 proses hipertropi lah yang lebih mendominasi
.
Selain terjadi pertumbuhan dan perkembangan sel, pada umur 3-4 minggu juga terjadi
perkembangan vili-vili usus, organ pencernaan, dan sistem kekebalan ayam. Yang perlu diingat,
pertumbuhan pada fase ini bersifat irreversible, artinya bila sudah terlewati dan hasilnya tidak
tercapai, maka tidak dapat kembali diulang di fase-fase berikutnya. Atau apabila coba diperbaiki,
maka hasilnya tidak seoptimal bila kita mencapai target sejak awal.

Secara umum keberhasilan fase starter 


 
 Persiapan kandang /brooding yang optimal dengan kapasitas sesuai jumlah DOC
 Peralatan pakan dan minum sesuai jumlah DOC
 Litter berkualitas baik
 Pemanas dengan produksi panas yang dapat dikendalikan
 Ventilasi/sirkulasi udara yang optimal
 Temperatur dan kelembapan yang sesuai dengan kebutuhan DOC (nyaman untuk DOC)
 Program kesehatan (biosecurity, vaksinasi, pengobatan, multivitamin) yang optimal
 Sumber cahaya (lampu) dengan intensitas tinggi (awal brooding)
 Sumber pakan berkualitas tinggi, yang dikelola dan diberikan pada anak ayam secara
baik
 Sumber air minum yang berkualitas baik
Kualitas DOC
DOC petelur berkualitas baik adalah DOC yang mempunyai berat antara 33-35 gram. Kriteria
lainnya:
 Besarnya relatif seragam (uniform), dengan tingkat keseragaman =80%
 Sikapnya lincah, responsif, dan warna bulunya tidak kusam
 Pusarnya kering dan tertutup dengan baik
 Tidak ada cacat fisik ataupun abnormalitas fisik
 Mempunyai sisik kaki yang berwarna kuning cerah dan tidak kering
 Tidak lemah dan cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan
Dengan terpenuhinya kriteria tersebut, diharapkan DOC petelur mempunyai kemampuan hidup
yang tinggi, lebih toleran terhadap perubahan lingkungan/kondisi di sekitarnya, laju
pertumbuhannya baik, dan jumlah ayam yang diafkir selama pemeliharaan akan sangat kecil.
DOC yang kualitasnya jelek atau cacat sebaiknya langsung diafkir, sedangkan yang lemah bisa
dipisahkan kemudian diberi perlakukan khusus, misalnya diberi vitamin dan antibiotik. Sangat
baik juga apabila sejak awal dilakukan grading untuk pemisahan ayam yang kecil atau beratnya
tidak sesuai standar. Tujuannya adalah memberikan perlakuan khusus pada ayam yang lebih
kecil agar dapat tumbuh lebih baik sejak awal (tidak semakin tertinggal jauh). Jika tidak
dipisahkan, maka akan terjadi kompetisi dengan ayam yang lebih besar.
2. Pakan
Pakan yang baik adalah pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada fase starter,
misalnya kandungan protein pakan minimal 20,5% dan kandungan energinya minimal 2950 kkal,
serta berbentuk fine crumble. Pada fase ini harus diperhatikan juga mengenai manajemen
pemberian pakannya.
 Untuk mengondisikan DOC supaya cepat beradaptasi dengan lingkungan, pakan
sebaiknya langsung ditebar di tempat pakan ketika DOC datang. Manfaat lain perlakuan ini ialah
untuk mempercepat penyerapan sisa kuning telur (sebagai sumber antibodi maternal dari induk)
dan memicu perkembangan saluran pencernaan, sehingga pertambahan berat badan awal yang
dihasilkan bisa mencapai standar.
 
 
 Selama fase starter (0-4 minggu), pakan diberikan sedikit-sedikit tapi frekuensinya
sering, sekitar 4-9 kali sehari secara adlibitum. Pemberian pakan dengan jalan ini selain untuk
mengejar target berat badan, juga akan membuat ukuran tembolok lebih besar sehingga
mendorong pencapaian feed intake pada waktu memasuki fase produksi. Idealnya, setelah 4
minggu pemeliharaan, pakan yang dihabiskan oleh 1000 ekor ayam petelur adalah 11-13
sak/karung (dengan asumsi pakan yang tercecer/tumpah sedikit/minimal).
 Kira-kira 6 jam setelah DOC pertama kali diberi makan, lakukanlah pemeriksaan
tembolok (crop fill). Konsumsi pakan dikatakan baik bila minimal 75% sampel DOC
temboloknya teraba kenyal dan lunak yang mengindikasikan bahwa DOC sudah mengonsumsi
cukup pakan dan juga air minum. Jika perlu, peternak dapat melakukan pemeriksaan kembali 24
jam setelah pemberian pakan dengan indikator 100% tembolok DOC harus teraba kenyal dan
lunak.
 

 
 Untuk memudahkan DOC mengonsumsi pakan, sebaiknya dilakukan potong paruh pada
umur 8-10 hari (jika DOC yang dibeli dari perusahaan pembibit belum dipotong paruhnya).
 Seperti halnya pakan, air minum juga sangat penting diberikan pertama kali saat awal
kedatangan DOC. Air minum yang disarankan adalah air gula 2-5% (20-50 gram gula merah per
liter air minum).
 Perhatikan jumlah tempat pakan dan tempat minum, serta distribusinya di dalam
kandang brooder.
 Saat memberikan ransum usahakan sekalian membersihkan tempat ransum dan mengecek
air minum apakah masih tersedia.
 Pada umur 7 hari, tempat ransum gantung mulai diperkenalkan. Diharapkan pada umur
10 hari ayam sudah mengenal tempat ransum gantung, dan paling lambat umur 14 hari semua
tempat ransum harus sudah digantung.
 Mulai umur 7 hari tempat minum harus digantung dan setiap hari tingginya disesuaikan
setinggi punggung ayam.
 Anak ayam harus memperoleh pencahayaan selama 22-23 jam per hari selama 0-7 hari
pertama untuk membantu anak ayam menemukan pakan dan air. Jangan gunakan 24 jam terang.
Adanya 1-2 jam gelap berfungsi agar DOC punya waktu untuk beristirahat dan nafsu makannya
kembali meningkat ketika lampu dinyalakan (jam terang dimulai). Fungsi lainnya untuk
memproduksi hormon pertumbuhan (melatonin) dan sebagai antisipasi jika suatu saat terjadi
lampu padam tiba-tiba, sehingga ayam tidak mati menumpuk. Setelah minggu pertama, mulai
kurangi jam terang secara perlahan dan bertahap (lihat Tabel 3).

 
3. Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dibutuhkan anak ayam untuk mendukung munculnya kemampuan
genetik secara maksimal. Lingkungan nyaman di sini meliputi penyediaan peralatan yang
memadai, pengaturan suhu brooder yang sesuai, pengaturan tingkat kepadatan kandang yang
baik, serta pelaksanaan program kesehatan yang tepat. Adapun rinciannya adalah sebagai
berikut:
 Untuk menciptakan kandang yang nyaman, peralatan kandang yang lengkap harus
pertama kali disediakan. Peralatan tersebut terdiri dari tempat ransum, tempat minum,
pemanas, sprayer untuk pembersihan dan desinfeksi kandang serta peralatan, timbangan, dan
lain sebagainya. Contoh list kebutuhan peralatan yang dibutuhkan selama fase starter dapat
dilihat pada Tabel 4.
 Usahakan agar jumlah tempat ransum ayam (TRA) dan tempat minum ayam
(TMA) tidak kurang dari kebutuhan untuk menekan terjadinya persaingan antar anak ayam baik
dalam hal pakan, air minum, maupun ruang gerak.
 
 
 Atur tinggi piringan TRA dan TMA setinggi punggung ayam. Di lapangan tak
jarang pengaturan jumlah, distribusi, serta ketinggian TRA dan TMA tidak disesuaikan dengan
umur dan kepadatan anak ayam, sehingga menurunkan tingkat konsumsi.
 Atur kepadatan anak ayam di dalam kandang brooding. Kepadatan yang ideal
adalah 500 ? 600 ekor DOC per satu luasan chick guard agar keseragaman anak ayam dapat
tercapai.
 Pemanas wajib disediakan sebagai penghangat anak ayam di masa brooding.
Beragam jenis pemanas dapat digunakan saat masa brooding, salah satunya pemanas infra
merah IGM (Indukan Gas Medion). Pemanas IGM berbahan bakar gas, mudah dioperasikan,
aman dan tahan lama (awet). Panas yang dihasilkan pun stabil, terfokus, tidak menimbulkan
polusi suara maupun udara (asap), serta suhunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan melalui
pengaturan regulator yang digunakan. Saat ini Medion telah menyediakan IGM Starter
Kit (IGM SK) di pasaran, dimana jika peternak membeli 1 unit IGM, maka peternak akan
memperoleh 1 buah IGM, 1 buah Regulator Indukan Gas (regulator khusus untuk IGM),
dan selang gas.
 

 
 Selain pemanas, peralatan yang juga penting disediakan ialah timbangan. Untuk
ayam petelur fase starter, penimbangan berat badan dapat dilakukan secara rutin tiap minggu
sebagai langkah untuk mengontrol berat badan dan keseragaman ayam.
 Dalam penggunaannya, pemanas IGM harus dinyalakan 1 jam sebelum DOC tiba
(pre–heating) agar kondisi litter/sekam cukup hangat (suhunya sekitar 29-30oC). Pastikan pada 3
hari pertama sejak kedatangan DOC, suhu di bawah dan pinggir pemanas sudah mencapai 35oC,
sedangkan suhu area brooding mencapai 33oC. Selanjutnya suhu akan bertahap diturunkan
seperti tercantum pada Tabel 5.
 

 
 Pada musim hujan dan cuaca sangat dingin, pasang tirai tambahan (tirai
rangkap/tirai dalam) untuk melindungi DOC selama masa brooding. Selain itu, jangan pernah
menutup kandang brooding seluruhnya tanpa celah sedikit pun. Tetap sediakan celah ventilasi
pada dinding kandang bagian atas dengan lebar 20-30 cm.
 Pada 1-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan suhu sekam apakah sudah
nyaman atau belum. Salah satu teknik mendeteksinya ialah melihat kondisi kaki DOC. Suhu
sekam yang nyaman dapat tergambarkan dari kaki DOC yang teraba hangat. Jika sekam terlalu
panas, kaki DOC akan kemerahan dan terlihat pecah-pecah terutama di kuku dan telapak kaki.
DOC yang mengalami hal ini biasanya akan berkumpul jauh dari brooder. Sebaliknya
jika litter terlalu dingin, kaki DOC akan teraba dingin (dibanding suhu tubuh kita). Konsumsi
ransum dari DOC yang kedinginan atau kepanasan juga akan menurun karena DOC cenderung
diam dan meringkuk.
 Lakukan pula kontrol suhu dan kelembaban brooding secara periodik. Waktunya
bisa dilakukan sekalian dengan pemberian pakan. Terkait metodenya bisa menggunakan
termometer yang diletakkan di dalam kandang brooding dengan ketinggian 20-30 cm dari sekam
atau dengan melihat tingkah laku anak ayam. Saat brooding, hindari anak ayam terkena angin
secara langsung.
 Saat siang hari, jika suhu lingkungan terlalu panas, maka pemanas IGM bisa
dimatikan, sekat diperlebar, dan tirai dibuka sedikit.
 Untuk menjaga tingkat kepadatan kandang tetap baik, mulai umur 3 hari lakukan
pelebaran sekat chick guard secara bertahap mengikuti kondisi ayam. Pelebaran juga harus
diikuti dengan penambahan tempat ransum dan minum. Posisi pemanas IGM juga harus diatur
sedemikian rupa agar penyebaran panas bisa merata.
 Lakukan pembolak-balikkan sekam secara teratur setiap 3-4 hari sekali mulai
umur 4 hari sampai umur 14 hari. Segera ganti sekam yang basah dan menggumpal. Jika jumlah
yang menggumpal sedikit, maka dapat dipilah dan dikeluarkan dari kandang. Namun jika jumlah
sekam yang menggumpal atau basah sudah banyak, lebih baik tumpuk dengan sekam yang baru
hingga yang menggumpal tidak tampak.
 Penyakit yang sering muncul pada masa brooding antara lain pullorum,
colibacillosis, dan CRD. Pemberian Neo Meditril pada umur 1-3 hari bisa berfungsi sebagai
langkah pencegahan (cleaning program) untuk membasmi mikroorganisme penyakit yang telah
menginfeksi ke dalam tubuh ayam. Selain itu, dapat juga diberikan Vita Chicks untuk
meningkatkan kondisi tubuh ayam. Neo Meditril dan Vita Chicks boleh dicampur untuk
diberikan bersama.
 Berikan vaksinasi yang lengkap saat fase starter di antaranya vaksinasi ND,
Gumboro, dan AI. Khusus pada vaksinasi Gumboro, peternak bisa menentukan umur vaksinasi
pertama Gumboro secara tepat melalui pengukuran titer antibodi maternal. Antibodi maternal
merupakan antibodi yang diwariskan dari induk ayam kepada anaknya. Uji titer antibodi
maternal ini bisa dilakukan di Medilab (Medion Laboratorium) melalui metode ELISA.
Kontrol Berat Badan dan Keseragaman
Berbicara tentang keberhasilan pemeliharaan fase starter, parameter pengukurannya yang
paling mudah ialah melalui kontrol berat badan dan tingkat keseragaman ayam. Kontrol berat
badan ayam petelur yang dipelihara di kandang postal dan baterai berbeda. Jika ayam dipelihara
dalam kandang postal, maka pengambilan sampel ayam dilakukan dengan menyekat 100 ekor
ayam secara acak.
Jika 1 flok terdiri dari beberapa kandang, maka pengambilan sampel dilakukan di setiap
kandang dengan jumlah sampel 50 ekor per kandang. Hasil tersebut kemudian dibuat rata-rata.
Sedangkan jika ayam dipelihara pada kandang baterai, pengambilan sampelnya diwakili oleh 5
atau 6 bagian kandang (cage) yang dipilih secara acak.
Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan ialah:
 Penimbangan berat badan saat ayam petelur berumur 0-2 minggu dilakukan
secara berkelompok, sedangkan umur > 3-4 minggu sebaiknya dilakukan per individu ayam.
 Waktu penimbangan dilakukan pada waktu yang tetap, misalnya pada hari Senin
pagi dengan kondisi tembolok kosong sehingga bias akibat waktu yang berbeda maupun berat
pakan yang dikonsumsi bisa diminimalisir.
 

 
Setelah penimbangan, hitung tingkat keseragaman ayam. Keseragaman ideal terjadi bila
80% dari populasi ayam berat badannya berkisar ? 10% dari target. Keseragaman ayam pada 2
minggu pertama agak sulit diukur, sehingga pada fase starter, peternak bisa mulai mengukur
keseragaman pada akhir minggu ke-4. Berikut contoh menghitung tingkat keseragaman ayam:
 Ambil sampel ayam sebanyak 100 ekor per kandang, kemudian timbang per ekor.
Catat data berat badan masing-masing ayam, setelah itu hitung rataannya. Misalkan dari 100
ekor ayam tersebut diketahui berat badan rataannya 300 gram.
 

 
 Dari rataan berat badan tersebut, maka nilai toleransinya adalah 10% x 300 g = 30
g
 Batas toleransi atas: 300 g + 30 g = 330 g
 Batas toleransi bawah: 300 g – 30 g = 270 g
 Hitung jumlah ayam yang memiliki berat badan antara 330 g dan 270 g
 Misalnya dari 100 ekor sampel ayam yang ditimbang diketahui ada 88 ekor yang
masuk dalam rentang di atas, maka keseragamannya = 88 ekor/100 ekor x 100% = 88%
Berdasarkan hitungan di atas bisa disimpulkan bahwa keseragaman ayam cukup bagus karena
memiliki tingkat keseragaman >80%. Jika diketahui tingkat keseragaman ayam rendah, maka
pisahkan ayam yang beratnya rendah (kurang dari 300 g), kemudian tetap berikan
pakan starter. Pada praktiknya sering peternak memakai pakan starter sampai umur 7-8 minggu.
Setelah itu diganti dengan pakan grower.
Dari seluruh bahasan di atas bisa kita simpulkan bahwa untuk memunculkan potensi
genetik ayam petelur yang optimal, peternak perlu memberi perhatian khusus terhadap
manajemen masa kritis. Masa kritis yang dimaksud, salah satunya adalah masa starter. Salam.

Anda mungkin juga menyukai