Tanggap: Penuh
perhatian dan peka terhadap masalah; c). Tanggon: Kuat, daya
tahan fisik dan mental; d). Tandas: Tegas, pasti, tidak ragu, teguh
pendirian; e). Tangkas: Sigap, gesit, cepat bergerak, dinamis; f).
Trampil: Mampu berkreasi dan berkarya praktis; g). Tulus:
Sederhana, ikhlas, rela memberi, jujur.
4. Pita dibagian bawah bertuliskan Karang Taruna mengandung arti:
a). Karang: pekarangan, halaman, atau tempat; b). Taruna:
remaja. Secara keseluruhan berarti tempat atau Wadah Pembinaan
Remaja.
5. Pita dibagian atas bertuliskan ADITYA KARYA MAHATVA YODHA
yang berarti: a). ADITYA: Cerdas, penuh pengalaman. b). KARYA:
Pekerjaan. c). MAHATVA: Terhormat, berbudi luhur. d). YODHA:
Pejuang, patriot. Secara keseluruhan berarti Pejuang yang
Karang Taruna memiliki identitas berupa lambang, bendera, panji, berkepribadian, berpengetahuan dan terampil.
lagu, yang merupakan identitas resmi Karang Taruna. Lambang 6. Lingkaran menggambarkan sebuah tameng, sebagai lambang
Karang Taruna mengandung unsur-unsur sekuntum bunga teratai yang Ketahanan Nasional.
mulai mekar, dua helai pita terpampang dibagian atas dan bawah, 7. Bunga Teratai yang mekar berdaun lima helai melambangkan
sebuah lingkaran, dengan bunga Teratai Mekar sebagai latar lingkungan kehidupan masyarakat yang sejahtera merata
belakang. Keseluruhan lambang tersebut mengandung makna: berlandaskan Pancasila.
1. Bunga Teratai yang mulai mekar melambangkan unsur remaja 8. Arti warna: a). Putih: Kesucian, tidak tercela, tidak ternoda. b).
yang dijiwai semangat kemasyarakatan (sosial). Merah: Keberanian, sabar, tenang, dan dapat mengendalikan diri,
2. Empat helai Daun Bunga dibagian bawah, melambangkan keempat tekad pantang mundur. c). Kuning: Keagungan atas keluhuran budi
fungsi Karang Taruna yaitu: a). Memupuk kreativitas untuk belajar pekerti.
bertanggung jawab; b). Membina kegiatan-kegiatan sosial,
rekreatif, edukatif, ekonomis produktif, dan kegiatan lainnya yang
praktis; c). Mengembangkan dan mewujudkan harapan serta cita-
cita anak dan remaja melalui bimbingan interaksi yang
dilaksanakan baik secara individual maupun kelompok; d).
Menanamkan pengertian, kesadaran dan memasyarakatkan
penghayatan dan pengamalan Pancasila.
3. Tujuh helai Daun Bunga bagian atas melambangkan Tujuh unsur
kepribadian yang harus dimiliki oleh anak dan remaja: a). Taat:
SEJARAH KARANG TARUNA Tahun 1970 Karang Taruna DKI membentuk Mimbar Pengembangan
Karang Taruna (MPKT) Kecamatan sebagai sarana komunikasi antar
Karang Taruna lahir pada tanggal 26 September 1960 di Kampung Karang Taruna Kelurahan. Sejak itu perkembangan Karang Taruna
Melayu Jakarta, melalui proses Experimental Project Karang Taruna, mulai terlihat marak, pada Tahun 1975 dilangsungkanlah Musyawarah
kerjasama masyarakat Kampung Melayu/ Yayasan Perawatan Anak Kerja Karang Taruna, dan pada moment tersebut Lagu Mars Karang
Yatim (YPAY) dengan Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial. Taruna ciptaan Gunadi Said untuk pertama kalinya dikumandangkan.
Pembentukan Karang Taruna dilatar belakangi oleh banyaknya anak-
anak yang menyandang masalah sosial antara lain seperti anak yatim, Tahun 1980 dilangsungkan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
putus sekolah, mencari nafkah membantu orang tua dsb. Masalah Karang Taruna di Malang, Jawa Timur. Dan sebagai tindak lanjutnya,
tersebut tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian pada tahun 1981 Menteri Sosial mengeluarkan Keputusan tentang
masyarakat kala itu. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna dengan Surat
Keputusan Nomor. 13/HUK/KEP/I/1981 sehingga Karang Taruna
MASA KELAHIRANNYA S/D DIMULAINYA PELITA (1960 – 1969) mempunyai landasan hukum yang kuat.
Tahun 1960–1969 adalah saat awal dimana Bangsa Indonesia mulai Tahun 1982 Lambang Karang Taruna ditetapkan dengan Keputusan
melaksanakan pembangunan disegala bidang. Instansi-Instansi Sosial Menteri Sosial RI nomor.65/HUK/KEP/XII/1982, sebagai tindak lanjut
di DKI Jakarta (Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial) hasil Mukernas di Garut tahun 1981. Dalam lambang tercantum tulisan
berupaya menumbuhkan Karang Taruna–Karang Taruna baru di Aditya Karya Mahatva Yodha (artinya: Pejuang yang berkepribadian,
kelurahan melalui kegiatan penyuluhan sosial. Pertumbuhan Karang berpengetahuan dan terampil)
Taruna saat itu terbilang sangat lambat, tahun 1969 baru terbentuk 12
Karang Taruna, hal ini disebabkan peristiwa G 30 S/PKI sehingga Pada tahun 1983 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
pemerintah memprioritaskan berkonsentrasi untuk mewujudkan mengeluarkan TAP MPR Nomor II/MPR/1983 tentang Garis Besar
stabilitas nasional. Haluan Negara (GBHN) yang didalamnya menempatkan Karang
Taruna sebagai wadah pengembangan generasi muda.
DIMULAINYA PELITA HINGGA MASUK GBHN (1969 – 1983)
MASUK GBHN SAMPAI TERJADINYA KRISIS
Salah satu pihak yang berjasa mengembangkan Karang Taruna Tahun 1984 terbentuknya Direktorat Bina Karang Taruna;
adalah Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin (1966-1977). Pada saat Tahun 1984-1987 sejumlah pengurus/aktivis Karang Taruna
menjabat Gubernur, Ali Sadikin mengeluarkan kebijakan untuk mengikuti Program Nakasone menyongsong abad 21 ke Jepang
memberikan subsidi bagi tiap Karang Taruna dan membantu dalam rangka menambah dan memperluas wawasan;
pembangunan Sasana Krida Karang Taruna (SKKT). Selain itu Ali Tahun 1985 Menteri Sosial menyatakan sebagai Tahun
Sadikin juga menginstruksikan Walikota, Camat, Lurah dan Dinas Penumbuhan Karang Taruna, sedangkan tahun 1987 sebagai
Sosial untuk memfungsikan Karang Taruna. Tahun KualitasKarang Taruna;
Karang Taruna Teladan Tahun 1988 berhasil merumuskan: Pola Karang Taruna menurun walaupun masih ada Karang Taruna yang
Gerakan Keluarga Berencana Oleh Karang Taruna; tetap eksis.
Tahun 1988 Pedoman Dasar Karang Taruna ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Sosial RI no. 11/HUK/1988; Tahun 2001 Temu Karya Nasional Karang Taruna dilaksanakan di
Kegiatan Studi Karya Bhakti, Pekan Bhakti dan Porseni Karang Medan., Sumatera Utara. Hasilnya antara lain menambah nama
Taruna merupakan kegiatan dalam rangka mempererat hubungan Karang Taruna menjadi Karang Taruna Indonesia, memilih Ketua
antar Karang Taruna dari sejumlah daerah; Umum Pengurus Nasional KTI, serta menyusun Pedoman Dasar dan
Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) sebagai sarana tempat Pedoman Rumah Tangga KTI. Hasil TKN tersebut memperoleh
Karang Taruna berlatih dibidang-bidang pertanian dan peternakan. tanggapan yang berbeda-beda dari daerah.
Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) biasanya diselenggarakan
dalam rangka ulang tahun Karang Taruna. Merupakan forum PERKEMBANGAN KARANG TARUNA TAHUN 2005 HINGGA
kegiatan bersama antar Karang Taruna dari sejumlah daerah SEKARANG
bersama masyarakat setempat, kegiatannya berupa karya
bhakti/pengabdian masyarakat; Banten merupakan salah satu Provinsi yang ikut menorehkan sejarah
Tahun 1996 bekerjasama dengan Depnaker diberangkatkan 159 ke-Karang Taruna-an. Pada tanggal 9-12 April 2005 digelar Temu
tenaga dari Karang Taruna untuk magang kerja ke Jepang antara 1 Karya Nasional V Karang Taruna Indonesia (TKN V KTI) di Propinsi
s/d 3 tahun, dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan Banten. Beberapa hal yang dihasilkan pada TKN V tersebut antara
dan keterampilan dalam berbagai bidang usaha; lain:
Pelibatan Karang Taruna dalam kesehatan reproduksi remaja Pemilihan Pengurus Nasional Karang Taruna (PNKT) periode 2005
diadakan agar Karang Taruna dapat berperan sebagai wahana – 2010;
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) bagi remaja warga karang Perubahan nama KTI menjadi Karang Taruna;
Taruna; Merekomendasikan Pedoman Dasar Karang Taruna yang baru
yang akan ditetapkan oleh MENSOS RI.
KARANG TARUNA DALAM SITUASI KRISIS (1997 – 2004) Pada tanggal 29 Juni - 1 Juli 2005 diselenggaran Rapat Kerja Nasional
Karang Taruna (Rakernas Karang Taruna) di Jakarta dalam rangka
Krisis moneter yang terjadi tahun 1997 berkembang menjadi krisis menyusun program kerja. Pada tahun yang sama, Menteri Sosial
ekonomi, yang dengan cepat menjadi krisis multidimensi. Imbas dari mengeluarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005
krisis tersebut tak urung juga berdampak pada lambannya tentang Pedoman Dasar Karang Taruna (pengganti Keputusan Menteri
perkembangan Karang Taruna. Puncaknya pada saat pemerintahan Sosial RI Nomor 11/HUK/1988), sebagai tindak lanjut rekomendasi
Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan Departemen Sosial, Temu Karya Nasional V di Banten. dan pada tanggal 23 – 27
Karang Taruna pada umumnya mengalami stagnasi, bahkan mati suri. September 2005 diselenggarakan BBKT dan SKBKT di Propinsi DIY
Konsolidasi organisasi terganggu ,aktivitas terhambat dan menurun dengan peserta lebih kurang 3.000 orang terdiri dari anggota dan
bahkan cenderung terhenti. Hal tersebut menyebabkan Klasifikasi pengurus Karang Taruna dari seluruh wilayah Indonesia.
Pengakuan dan Perhatian para penentu kebijakan di negeri ini manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah
terhadap keberadaan Karang Taruna dibuktikan dengan masuknya kesejahteraan sosial dilingkungannya.
nama Karang Taruna dalam beberapa regulasi atau perundang- 7. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di
undangan. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan
Permendagri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan
Kemasyarakatan, PP No. 72 & 73 tentang Desa dan Kelurahan serta oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen
UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah beberapa masyarakat lainnya.
produk hukum yang didalamnya menempatkan Karang Taruna dengan
segala peran dan fungsinya. Tugas Pokok Karang Taruna adalah:
TUJUAN, TUGAS POKOK & FUNGSI Secara bersama-sama dengan Pemerintah dan komponen masyarakat
lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial
Tujuan Karang Taruna adalah : terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif,
rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di
1. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran lingkungannya.
tanggung jawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna
dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi Fungsi Karang Taruna adalah :
berbagai masalah sosial.
2. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga 1. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.
Karang Taruna yang trampil dan berkepribadian serta 2. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.
berpengetahuan. 3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi
3. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka muda secara komprehensif, terpacu dan terarah serta
mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna. berkesinambungan.
4. Termotivasinya setiap generasi muda Karang Taruna untuk mampu 4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi
menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam generasi muda di lingkungannya.
keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan 5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran
bernegara. tanggung jawab sosial generasi muda.
5. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna 6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa
dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai
masyarakat. kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik lndonesia.
6. Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi 7. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat
generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif,
yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya
dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi 4. Karang Taruna tumbuh dan berkembang dari generasi muda,
kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya. diurus atau dikelola oleh generasi muda dan untuk kepentingan
8. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi generasi muda dan masyarakat di wilayah desa/kelurahan atau
penyandang masalah kesejahteraan sosial. komunitas adat sederajat. Karenanya setiap desa/kelurahan atau
9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan komunitas adat sederajat dapat menumbuhkan dan
kemitraan dengan berbagai sektor lainnya. mengembangkan Karang Tarunanya sendiri.
10. Penyelenggara Usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial 5. Gerakannya di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial berarti bahwa
yang aktual. semua upaya program dan kegiatan yang diselenggarakan Karang
Taruna ditujukan guna mewujudkan kesejahteraan sosial
masyarakat terutama generasi mudanya.
PENGERTIAN KARANG TARUNA
PENDAHULUAN
Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan
generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran Karang Taruna untuk pertama kalinya lahir pada tanggal 26 September
dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama 1960 di Kampung Melayu, Jakarta. Dalam perjalanan sejarahnya,
generasi muda di wilayah desa/ kelurahan dan terutama bergerak di Karang Taruna telah melakukan berbagai kegiatan, sebagai upaya
bidang usaha kesejahteraan sosial. Rumusan tersebut diatas dapat untuk turut menanggulangi masalah-masalah Kesejahteraan Sosial
dijelaskan sebagai berikut: terutama yang dihadapi generasi muda dilingkungannya, sesuai
1. Karang Taruna adalah suatu organisasi sosial, perkumpulan sosial dengan kondisi daerah dan tingkat kemampuan masing-masing.
yang dibentuk oleh masyarakat yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam melaksanakan Usaha Kesejahteraan Pada mulanya, kegiatan Karang Taruna hanya sebatas pengisian
Sosial (UKS). waktu luang yang positif seperti rekreasi, olah raga, kesenian,
2. Sebagai wadah pengembangan generasi muda, Karang Taruna kepanduan (pramuka), pendidikan keagamaan (pengajian) dan lain-
merupakan tempat diselenggarakannya berbagai upaya atau lain bagi anak yatim, putus sekolah, tidak sekolah, yang berkeliaran
kegiatan untuk meningkatkan dan mengembangkan cipta, rasa, dan main kartu serta anak-anak yang terjerumus dalam minuman
karsa, dan karya generasi muda dalam rangka pengembangan keras dan narkoba. Dalam perjalanan sejarahnya, dari waktu ke waktu
sumber daya manusia (SDM). kegiatan Karang Taruna telah mengalami perkembangan sampai pada
3. Karang Taruna tumbuh dan berkembang atas dasar adanya sektor Usaha Ekonomis Produktif (UEP) yang membantu membuka
kesadaran terhadap keadaan dan permasalahan di lingkungannya lapangan kerja/usaha bagi pengangguran dan remaja putus sekolah.
serta adanya tanggung jawab sosial untuk turut berusaha
menanganinya. Kesadaran dan tanggung jawab sosial tersebut Pada masa Pemerintahan Orde Baru, nama Karang Taruna hanya
merupakan modal dasar tumbuh dan berkembangnya Karang diperuntukkan bagi kepengurusan tingkat Desa/Kelurahan serta
Taruna. Unit/Sub Unit saja (tingkat RT/RW). Sedangkan kepengurusan tingkat
Kecamatan sampai Nasional menggunakan sebutan Forum 1. Anggota Pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif
Komunikasi Karang Taruna (FKKT), hal tersebut diatur dalam (Keanggotaan otomatis), yakni seluruh remaja dan pemuda yang
Kepmensos No 11/HUK/1988. Krisis Moneter yang melanda bangsa ini berusia 11 s/d 45 tahun;
tahun 1997 turut memberikan dampak bagi menurunnya dan bahkan 2. Anggota Aktif adalah keanggotaan yang bersifat kader, berusia 11
terhentinya aktivitas sebagian besar Karang Taruna. Saat s/d 45 tahun dan selalu aktif mengikuti kegiatan Karang Taruna.
dilaksanakan Temu Karya Nasional (TKN) IV tahun 2001 di Medan,
disepakatilah perubahan nama menjadi Karang Taruna Indonesia KEPENGURUSAN
(KTI). Oleh karena masih banyaknya perbedaan persepsi tentang
Karang Taruna maka pada TKN V 2005 yang diselenggarakan di Kriteria Pengurus
Banten tanggal 10-12 April 2005, Namanya dikembalikan menjadi
Karang Taruna. Ketetapan ini kemudian diatur dalam Peraturan Secara umum, untuk menjadi pengurus Karang Taruna seseorang
Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Karang Taruna. Dengan dikeluarkannya Permensos ini diharapkan 1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
tidak lagi terjadi perbedaan penafsiran tentang Karang Taruna, dalam 2. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
arti bahwa pemahaman tentang Karang Taruna mengacu kepada 3. Berdomisili di wilayah tingkatannya yang dibuktikan dengan
Peraturan Menteri Sosial tersebut. identitas resmi;
4. Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat;
Keberadaan Karang Taruna dengan berbagai kegiatan yang 5. Bertanggung jawab, berakhlak baik, dan mampu bekerja dengan
dilaksanakan selama ini, bertumpu pada landasan hukum yang dimiliki, timnya maupun dengan berbagai pihak;
yang terus diperbaharui sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan 6. Berusia minimal 17 tahun dan maksimal 45 tahun;
perkembangan masalah kesejahteraan sosial serta sistem 7. Mengetahui dan memahami aspek keorganisasian serta ke-Karang
pemerintahan yang terjadi. Sampai saat ini, landasan hukum yang Taruna-an;
dimiliki Karang Taruna adalah Keputusan Menteri Sosial RI No. 8. Peduli terhadap lingkungan masyarakatnya;
13/HUK/KEP/l/1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja 9. Berpendidikan minimal SLTA/sederajat untuk kepengurusan tingkat
Karang Taruna, Ketetapan MPR No. II/MPR/1983 tentang GBHN yang Kabupaten/Kota hingga nasional, minimal SLTP/sederajat untuk
menempatkan Karang Taruna sebagai wadah Pembinaan Generasi kepengurusan tingkat kecamatan, dan minimal lulusan
Muda, serta Keputusan Menteri Sosial RI No. 83/HUK/2005 tentang SD/sederajat untuk tingkat Desa/Kelurahan atau komunitas sosial
Pedoman Dasar Karang Taruna. sederajat.
Pengurus Desa/Kelurahan
1. Kewenangan 1. Kewenangan
Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi
bersama sama Ketua dalam bidang administrasi dan bersama sama Sekretaris dalam hal kesekretariatan umum dan
penyelenggaraan roda organisasi. kerumahtanggaan.
Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh Mengkoordinasikan seluruh aktifitas kesekretariatan dan tata usaha
penyelenggaraan roda organisasi di bidang administrasi dan tata organisasi dan mempertanggung jawabkannya kepada Sekretaris.
kerja organisasi dan mempertanggung jawabkannya kepada Ketua.
3. Tugas
3. Tugas Mewakili Sekretaris apabila berhalangan terutama untuk setiap
Bersama Ketua menandatangani surat masuk dan surat keluar aktifitas kesekretariatan dan tata usaha organisasi;
pengurus; Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di
Bersama Ketua dan Bendahara merupakan Tim Kerja Keuangan bidang sistem kearsipan, koresponden dan kesekretariatan
(TKK) atau otorisator keuangan di tubuh pengurus; secara keseluruhan untuk menjadi kebijakan organisasi;
Bertanggung jawab untuk setiap aktifitas di bagian administrasi Membuat risalah dalam setiap pertemuan/rapat rapat organisasi
dan tata kerja organisasi; baik Rapat Pengurus Pleno maupun Rapat Pengurus Harian;
Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di Mengawasi seluruh penyelenggaraan aktifitas organisasi di
bagian administrasi dan tata kerja organisasi untuk menjadi bagian kesekretariatan dan tata kerja organisasi;
kebijakan organisasi;
Memfasilitasi kebutuhan ketatausahaan internal organisasi dan Memfasilitasi dan merekomendasi/mengusulkan kebutuhan
antar departemen; kepersonaliaan organisasi, terutama dalam hal pembentukan
Menyelenggarakan aktifitas korespondensi organisasi baik kepanitiaan untuk aktifitas tertentu;
internal maupun eksternal, masuk maupun keluar organisasi; Menyelenggarakan akfifitas yang berkaitan dengan pemberian
Bertindak selaku Kepala Sekretariatan Organisasi yang memiliki reward dan punishment terhadap pengurus berdasarkan kode
kewenangan mengatur dan mengkoordinasikan tata usaha etik organisasi;
organisasi. Bertindak selaku Kepala Personalia yang memiliki kewenangan
mengatur dan mengkoordinasikan sistem kepersonaliaan
WAKIL SEKRETARIS II organisasi.
Bidang Personalia
WAKIL SEKRETARIS III
1. Kewenangan Bidang Logistik dan Akomodasi
Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi BIRO PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
bersama sama Bendahara dalam hal pengawasan dan pemeriksaan
kekayaan dan keuangan organisasi. 1. Kewenangan
Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh Menyelenggarakan segala aktivitas pengembangan sumber daya
penyelenggaraan aktivitas program kerja dan pelaksanaan manusia yang terkait dengan Pengembangan Kegiatan Kerohanian
kebijakan organisasi dalam Biro Pengembangan Ekonomi Skala dan Pembinaan Mental mulai dari perencanaan hingga pelaporan.
Kecil, Menengah dan Koperasi serta mempertanggung jawabkannya
kepada Wakil Ketua II. 2. Tanggung Jawab
3. Tugas
Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh
tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program kerja Biro penyelenggaraan aktivitas program kerja dan pelaksanaan
Pengembangan Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan Koperasi kebijakan organisasi dalam Biro Pengembangan Kegiatan
Kerohanian dan Pembinaan Mental serta mempertanggung Menyelenggarakan segala aktifitas pengembangan sumber daya
jawabkannya kepada Wakil Ketua I. manusia yang terkait dengan Pengembangan Kegiatan Olahraga
dan Seni Budaya mulai dari perencanaan hingga pelaporan.
3. Tugas 2. Tanggung Jawab
Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi
tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program kerja Biro Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh
Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental penyelenggaraan akfifitas program kerja dan pelaksanaan kebijakan
sesuai dengan visi dan misi organisasi, untuk kebijakan organisasi Biro Pengembangan Kegiatan Olahraga dan Seni
organisasi; Budaya serta mempertanggung jawabkannya kepada Wakil Ketua I.
Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut
anggaran kegiatan setiap tahunnya untuk disetujui oleh forum 3. Tugas
RPP; Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi
Mendata dan menginventarisir aktivitas Pengembangan tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program kerja Biro
Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental yang sudah ada Pengembangan Kegiatan Olahraga dan Seni Budaya sesuai
untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih dengan visi dan misi organisasi, untuk menjadi kebijakan
lanjut; organisasi;
Menyelenggarakan pembinaan dan pendampingan dalarn Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut
rangka pemberdayaan remaja/pemuda melalui aktifitas Biro anggaran kegiatan setiap tahunnya untuk disetujui oleh forum
Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental RPP;
baik secara temporer maupun rutin melalui lembaga lembaga Mendata dan menginventarisir aktifitas Pengembangan Kegiatan
kajian keagamaan, perkumpulan keagamaan remaja, yang Olahraga dan Seni Budaya yang sudah ada untuk diteliti dan
bersifat koordinatif; dikaji menjadi bahan pengembangan lebih lanjut;
Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain Menyelenggarakan aktifitas bimbingan, asuhan, konseling dan
untuk mengembangkan aktifitas Pengembangan Kegiatan pendampingan dalam rangka pemberdayaan remaja/pemuda
Kerohanian dan Pembinaan Mental baik yang bersifat khusus melalui aktifitas Biro Pengembangan Kegiatan Olahraga dan
bagi WKT maupun bagi masyarakat pada umumnya; Seni Budaya baik secara temporer maupun rutin melalui klub
Menyelenggarakah peringatan hari hari besar keagamaan klub dan sanggar sanggar seni budaya;
secara berkala. Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain
untuk mengembangkan aktifitas Biro Pengembangan Kegiatan
BIRO PENGEMBANGAN KEGIATAN OLAHRAGA DAN SENI Olahraga dan Seni Budaya baik yang bersifat khusus bagi WKT
BUDAYA maupun bagi masyarakat pada umumnya;
Menyelenggarakan kegiatan Pekan Olahraga dan Seni Budaya
1. Kewenangan secara berkala.
Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain
BIRO LINGKUNGAN HIDUP DAN KEPARIWISATAAN untuk mengembangkan aktifitas pemeliharaan dan
pemberdayaan Lingkungan Hidup dan Kepariwisataan baik yang
1. Kewenangan bersifat khusus bagi WKT maupun bagi masyarakat pada
umumnya;
Menyelenggarakan segala aktifitas produktif yang terkait dengan Menyelenggarakan aktifitas gerakan masyarakat dalam Biro
Pemeliharaan dan pengembangan Lingkungan Hidup dan Lingkungan Hidup dan Kepariwisataan.
Kepariwisataan mulai dari perencanaan hingga pelaporan.
BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT, PUBLIKASI DAN
2. Tanggung Jawab PENGEMBANGAN KOMUNIKASI
3. Tugas
Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi
tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program kerja
bagian kajian dan upaya penegakan hukum tertentu, pembelaan
internal dan eksternal (advokasi) dan penegakan HAM sesuai
visi dan misi organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi;
Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut
anggaran kegiatan setiap tahunnya untuk disetujui oleh forum
RPP;
Mendata dan menginventarisir aktifitas kajian dan upaya hukum
tertentu, pembelaan internal dan eksternal (advokasi) dan
penegakan HAM yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi
bahan pengembangan lebih lanjut;
Menyelenggarakan aktifitas bimbingan, pembelaan dan
pendampingan dalam rangka memberdayakan organisasi dan
anggotanya secara hukum dan etika moral kemanusiaan melalui
aktifitas sosialisasi, edukasi dan advokasi dilingkungan
organisasi baik secara internal maupun eksternal;
Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain
untuk mengembangkan dan memberdayakan aktifitas hukum
organisasi, aktifitas advokasi dan upaya penegakan HAM baik