Imunoblotting
Imunohistokimia
BLOTTING TEKNIK
ELISA adalah salah satu uji serologis yang dapat digunakan untuk mengukur
antigen/antibodi. Prinsip utama teknik ELISA adalah penggunaan indikator enzim
untuk reaksi imunologi.
Keunggulan ELISA diagnostik yang :
• Sangat banyak digunakan pada laboratorium diagnostik\
• Teknik ini dapat memeriksa keberadaan antigen(identfikasi Ag) maupun
antibodi baik secara kualitatif (pos/neg) maupun kuantitatif (titer)
• Ekonomis (tidak mahal), cepat, spesifik
• sensitive (pg/ml)
• Tidak memerlukan alat yang mahal (kalau ada bisa membantu seperti :
automatic washer, soft ware computer!)
Alat dan Bahan yang diperlukan untuk
pengujian ELISA
Alat :
1. ELISA plate
2. Record Sheet
3. Antigen/antibodi yang akan dicoatingkan
4. Dilution Tubes
5. Pipets and tips
6. Sampel yang akan diperiksa (serum atau antigen)
7. Positive control
8. Negative control
9. Wasing buffer (PBS-Tween 20 0,05%)
10. Conjugate (secondary antibody)
11. TMB Substrate
12. Stop solution
FORMAT DASAR PLATE YANG DIGUNAKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A
B
C
D
E
F
G
H
• Melapisi Pelat
Gunakan 100-200 µl antigen pada konsentrasi 1-5 µg / ml di PBS, pH 7,4 (dapar
1) atau 0,1 M NaHCO3, pH 9,6 (dapar 2). Tambahkan ke setiap lubang pelat
mikrotiter polivinil atau polistiren. Inkubasi pada suhu 4oC semalaman. Untuk
uji penangkapan, gunakan 100-200 µl pada konsentrasi antibodi atau 5-10 µg /
ml.
1. Lapisi fase padat dengan
antigen saat menganalisis antibodi
antibodi saat menganalisis antigen
Incubate, wash
2. Memblokir situs mengikat garis. Incubate. Wash.
E E E E
ENZYME
Colourless
OD
CONCENTRATION
Immunohistochemistry (IHC)
Termasuk deteksi antigen pada bagian jaringan dan sel menggunakan antibodi
monoklonal dan poliklonal. Deteksi melalui visualisasi antigen menggunakan
mikroskop.
Immunohistochemistry (IHC)
Merupakan gabungan antara imunologi, histologi dan sitologi, jika diambil dari
kata immuno yang artinya antigen/antibodi, kata histo berarti sebuah jaringan,
dan chemistry/kimia/sitology berarti adanya reaksi kimia didalam prosesnya.
Adapun protocol dari pewarnaan Immunohistochemistry (IHC) Staining adalah sebagai berikut:
• Deparafinisasi dan Rehidrasi
Proses dewaxing dan rehydration reagen menggunakan Ez-DeWaxTM Solution 3 change,3 min each.
Bebas dari xylene atau xylene substitusi
• Antigen retrieval
Proses untuk mengembalikan komponen protein/antigen yang tertutup pada saat proses fiksasi.
Pengaturan waktu dan kontrol suhu. Cairan yang digunakan adalah EZ-ARTM Solution. Dengan waktu
15 menit dalam suhu 95 derajat C
• Peroxidase blocking
Proses pembilasan dengan phosphate buffered saline (HK091-5K)
• Power block
Proses bloking peroksida 2 tetes dengan waktu 10 menit dengan suhu ruang 20-25°C
• Antibodi primer
biogenex memiliki sekitar 400 antibodi yang tersedia, ditetesi kemudian diamkan selama 30 menit
pada suhu ruang 20-25°C. setelah 30 menit dibilas lagi dengan PBS
• Super enhancer
Proses ini akan meningkatkan reaksi antara antigen dan antibodi, setelah ditetesi ditunggu selama
20 menit dalam suhu ruang 20-25°C kemudian dibilas kembali menggunakan PBS
• Antibodi sekunder
Selanjutnya preparat ditetesi dengan enzyme peroxidase ditunggu selama 30 menit dengan suhu
ruang 20-25°C selanjutnya dibilas lagi dengan PBS
• Kromogen
Selanjutnya ditetesi dengan chromogen DAB:HK130-5K dan AEC:HK139-06K selama 5 menit pada
suhu ruang 20-25°C, proses ini akan menghasilkan warna coklat. kemudiian dibilas dengan PBS
• Counter stain
Pada step ini ditetesi dengan hematoxylin: dengan waktu 1-3 menit pada suhu ruang 20-25°C, bilas
lagi dengan PBS
• Aquenos Mount
Terahir preparat di cover dengan coverslip, kemudian preparat siap diamati di mikroskop.
Polymerase Chain Reaction
• Langkah 1.
Denaturasi pada 94ºC, dimana DNA serabut ganda terurai
menjadi serabut tunggal, dan semua reaksi yang diperantarai
enzim berhenti (misalnya extension dari siklus sebelumnya).
–Denaturasi tidak lengkap---- renaturasi secara cepat,
–denaturasi yang terlalu lama ---- mempengaruhi kerja enzim Taq
polymerase.
• Langkah 2.
Annealing (penempelan) pada 54ºC, dimana primer terputar-
putar oleh gerakan Brown lalu menempel pada template
melalui ikatan ionik. Bila terjadi penempelan yang kuat
ikatannya, maka ikatan itu sifatnya stabil lalu enzim polymerase
melekat dan membuat copy dari template.
• Langkah 3.
Extension (perpanjangan) pada 72ºC yang merupakan temperatur
yang ideal untuk enzim polymerase.
Faktor yang berpengaruh:
• Buffer
• PH
• konsentrasi garam
• molekul DNA target.