Anda di halaman 1dari 16

SITOKIN

Fitri Indah Permatasari


SITOKIN
Sitokin adalah peptida yang diproduksi dan dilepas banyak jenis
sel sebagai respon terhadap antigen dan berperan sebagai
mediator, mengatur reaksi imun, inflamasi dan hematopoesis,
BM kecil (5-20 kDa)

Sitokin merupakan messenger kimia atau perantara


dalam komunikasi interselular, aktif pada kadar yang
sangat rendah (10-10 - 10-15 mol/l dapat merangsang sel
sasaran).

Kerja : mengikat reseptor-reseptor membran spesifik,


membawa sinyal ke sel melalui second messenger (tirosin
kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen)
SITOKIN

Sitokin adalah nama umum, nama


yang lain diantaranya limfokin
(sitokin yang dihasilkan limfosit),
monokin (sitokin yang dihasilkan
monosit), kemokin (sitokin dengan
aktivitas kemotaktik), dan interleukin
(sitokin yang dihasilkan oleh satu
leukosit dan beraksi pada leukosit
lainnya).
Peranan Sitokin
Sitokin bekeria seperti hormon yaitu melalui reseptor pada permukaan sel sasaran sebagai berikut :

Langsung
• Lebih dari 1 efek thd bbg jenis sel (pleiotrophy) 2). autoregulasi /bekerja pada sel
yang mensekresi (autokrin) 3). terhadap sel yang letaknya tidak jauh (parakrin)

Tidak Langsung
• Menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain atau bekerja sama dengan
sitokin lain dalam merangsang sel (sinergisme)
• Mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin (antagonisme)
KARAKTERISTIK SITOKIN

Sekresinya singkat dan terbatas.


Diproduksi oleh sel-sel Sitokin tidak disimpan sebagai bentuk
yang terlibat dalam respon pre-molekul, Sintesisnya diinisiasi
imun spesifik dan non oleh transkripsi gena baru yang
spesifik. hidupnya singkat., Produksinya
dilakukan jika diperlukan.

SITOKIN dalam Respon


Cytokines involved in
Imun Non Spesifik : respon
triggering this response are
inflamasi (fever, swelling,
IL-1,TNF-α, IL-6,TGF-β,
pain, and cellular infiltrates
IFN-α, IFN-β.
into damaged tissues).
• diproduksi oleh makrofag • merupakan kelompok besar • Diproduksi oleh makrofag
yang diaktifkan senyawa (lebih dari 50) yang diaktifkan
• sebagai mediator inflamasi diproduksi oleh sel leukosit • beraksi sebagai inhibitor
akut dalam responnya dan sel jaringan makrofag yang
terhadap bakteri Gram-negatif • mengumpulkan leukosit pada diaktifkan,dengan
dan mikroba infeksius lainnya tempat terjadinya infeksi menghambat produksi TNF
• beraksi pada hipotalamus
untuk memproduksi demam

Tumor Necrosis Khemokin


Factor (TNF), (sitokin- Interleukin-10
IL-1 khemotaktik)
Sitokin dalam Respon imun spesifik : increase acute phase
reactants and to recruit white cells to the area of infection.
Sitokin yang terlibat : IL-4, IL-10, IL-12, IFN-γ
FUNGSI MASING2 SITOKIN
Sitokin bekerja pada sel-sel targetnya
dengan mengikat reseptor-reseptor
membran spesifik
kelompok berdasarkan struktur dan aktivitasnya.
Reseptor sitokin tipe 1 ( • memiliki motif tertentu pada ekstraseluler asam-amino
Haemopoitin Growth domain.
Factor family ) • Contoh, IL-2 reseptor memiliki rantai –γ

Reseptor sitokin tipe 2 ( • Reseptor-reseptor kelompok interferon memiliki sistein


Interferon) residu : IFNα, IFNβ, IFNγ.

Reseptor-reseptor • Reseptor sitokin tipe 3 ( Tumor Necrosis Factor family )


kelompok interferon • sistein-ekstraseluler yang umumnya banyak mengikat
memiliki sistein residu : domain, dan termasuk beberapa non-sitokin lain seperti
CD40, CD27, dan CD30, selain yang diberi nama (TNF).
IFNα, IFNβ, IFNγ.
• Memiliki tujuh transmembran heliks dan
berinteraksi dengan G protein : IL-8, MIP-
Reseptor kemokin 1
• Contoh : Immunoglobulin (Ig) superfamili

Reseptor TGF beta • transformasi faktor pertumbuhan beta


superfamili, : TGF-β1, TGF-β2, TGF-β3
Sitokin

Sitokin pro inflammatory : menghancurkan mo yang


menginfeksi. Contoh : tumor necrosis factor (TNF)-α, IFN,
IL-1β, IL-3, IL-5, IL-6, IL-8
Sitokin Anti–inflamasi : mengontrol respon sitokin
proinflamasi. Contoh : IL-4, IL-10, IL-11, dan IL-13
APLIKASI SITOKIN
1. Mengembalikan Defisiensi seluler
disebabkan oleh khemoterapi atau radioterapi, dengan memberikan faktor pertumbuhan (misal G- atau
GM-CSF). Pengobatan dengan faktor pertumbuhan hematopoitik ini, meningkatkan rekonstitusi alarm
keadaan garis penurunan sel hematopoitik.

2. Pengobatan Imunodefisiensi
dengan meningkatkan aktivasi sel T. Beberapa sitokin telah digunakan contoh : IL-2, IFN-γ, dan TNF-α.

3. Pengobatan Kanker
Menggunakan sel LAK (lymphokine-activated killer). Dengan cara kultur, sel NK atau sel T sitotoksik
dengan penambahan konsentrasi tinggi IL-2, menurunkan sel efektor dengan aktivitas anti-tumor yang
potensial.

4. Pengobatan Alergi
sel Th2, dan khususnya peran sitokin spesifik yang diproduksinya (IL-4, IL-13) dalam produksi IgE
●REFERENSI :
Clinical Immunology & serology. A laboratory Perspective. 3 Ed.
Christine Dorresteyn Stevens. 2010
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai