Anda di halaman 1dari 10

STUDI KASUS

BRUCELLOSIS
PADA SAPI
Anak Agung Gde Fandhiananta Widyanjaya, S.KH
2009611047
PPDH 17K
Tanda Klinis
Sinyalemen
• Abortus pada 40 induk sapi Frieswal, 17 induk sapi
Kasus abortus dilaporkan terjadi pada trisemester Crossbreed, dan 31 induk sapi Sahiwal yang bunting
akhir kebuntingan sapi dalam periode 3 tahun (2012-
2014) pada sebuah peternakan sapi perah di Uttar • Retensi plasenta pada beberapa induk sapi yang bunting
Pradesh, India Utara (Mittal et al., 2018).
Data Epidemiologi
• Jenis Hewan : Sapi
• Brucellosis pertama kali ditemukan di India pada tahun 1942
• Ras : Frieswal, Crossbreed, Sahiwal dan hingga kini mewabah di seluruh daerah.
• Umur : Bervariasi antara 3 – 7 tahun • Seroprevalensi nasional brucellosis sapi 13,5%
• Seroprevalensi di Uttar Pradesh 12,77% pada sapi, 3,55% pada
• Jenis Kelamin : Betina kerbau
• Jumlah Populasi : 730 induk sapi Frieswal, 180 • Menyebabkan kerugian US$ 3,4 miliar per tahun
induk sapi Crossbreed, 90 induk sapi Sahiwal • Brucellosis menyebabkan angka morbiditas yang cukup tinggi
walaupun jarang menyebabkan kematian
• Lokasi Kandang : Uttar Pradesh, India Utara
• Pada kasus Mittal et al. (2018) morbiditas penyakit brucellosis
8,8%, tidak ditemukan adanya kasus kematian pada induk
sapi 2
Diagnosa Definitif
Diagnosa Sementara • Pemeriksaan bakteriologi yang menunjukkan bahwa bakteri
• Diagnosa sementara: brucellosis Brucella abortus dapat diisolasi dan diidentifikasi pada media
• Diagnosa banding: neosporiasis, leptospirosis, sheep blood agar 5%.
infectious bovine rhinotracheitis/infectious • Pemeriksaan dengan serum agglutination test (SAT) dan PCR
pustular vulvovaginitis (IBR/IPV) dan menunjukkan hasil positif Brucella abortus
(Mittal et al., 2018).

3
Tabel 1. Diagnosa Banding Brucellosis pada Sapi
Infectious Bovine
  Brucellosis Leptospirosis Neosporosis Rhinotracheitis/Infectious
Pustular Vulvovaginitis
Leptospira interrogans serovar
Etiologi Brucella abortus
hardjo
Neospora caninum Bovine Herpesvirus tipe-1
4
Vulva terlihat edema dan
Subklinis, kematian embrio
Subklinis, Abortus pada bulan hiperemi, terdapat pustule
Demam, depresi, anemia akut, dini, abortus pada 3 - 9 bulan
ke-5 – bulan ke-9, retensi ukuran 1-2 mm dan menyebar
abortus, pedet lahir mati atau kebuntingan (terutama 5
Gejala Klinis plasenta, pedet lahir lemah,
lemah, mastitis, penurunan sampai 7 bulan),
sepanjang mukosa vagina,
penurunan produksi susu, demam, depresi, anorexia,
produksi susu pedet lahir prematur, abortus
arthritis abortus pada bulan ke-4
berulang
hingga ke-7 kebuntingan

Konsumsi pakan dan air yang


terkontaminasi, kontak
dengan fetus yang abortus, Perkawinan alam atau melalui
Kontak dengan lingkungan
selaput fetus dan cairan Konsumsi pakan dan minum inseminasi buatan dengan
Penularan uterus, infeksi melalui udara,
yang terkontaminasi urin yang
yang terkontaminasi ookista semen dari pejantan yang
terinfeksi Leptospira
penggunaan semen sapi terinfeksi
jantan yang terinfeksi untuk
inseminasi buatan

Isolasi virus dengan Madin


Metode biakan, PCR, Darby’s Bovine Kidney
Metode biakan, SAT, Brucella
Microscopic Agglutination Test (MDBK), Indirect fluorescent
Diagnosa milk ring test (BRT), PCR, Rose
(MAT), Enzyme-Linked
Imunohistokimia, IFAT, ELISA
antibody technique (IFAT),
Bengal Test (RBT), ELISA
Immunosorbent Assay (ELISA) Polymerase Chain Reaction
(PCR), ELISA
5
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Patologi Anatomi Histopatologi

Terdapat cairan yang berwarna kecoklatan pada uterus, dengan eksudat


acute necrotizing placentitis (kiri), glandula mamae dengan infiltrasi sel radang
fibrin pada permukaan karunkula (A), Potongan permukaan plasentoma
(kanan) (Alcina et al., 2010)
dengan banyaknya eksudat fibrin nekrosis dan multifocal hemorrhagi (B)
(Xavier et al., 2009)

Pada fetus yang abortus, terdapat banyak eksudat fibrinoserosa pada


Erosi pada endometrium & akumulasi debris (kiri), penebalan dinding alveolus dengan
permukaan pleura dan sedikit cairan pada cavum thorax (C), fibrinous pleuritis
infiltrasi sel radang pada fetus yang abortus (kanan) (Xavier et al., 2009; Alcina et al., 2010)
(D) (Xavier et al., 2009)
7
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Bakteriologi

Koloni B. abortus yang tumbuh Pewarnaan Gram 8


pada Farrel’s medium (Geresu et
(Gerezu et al., 2016)
al, 2016).
terlihat bakteri berbentuk
Koloni yang tumbuh berbentuk
coco-bacilli, berkoloni tunggal
bulat, tepi halus, cembung,
ataupun berpasangan, serta
translucent, berwarna kuning
bersifat Gram negatif
pucat

Koloni B. abortus yang tumbuh Pewarnaan Ziehl-Neelsen


pada Brucella Medium Base (Gerezu et al., 2016)
(Meze et al., 2020) Terlihat bakteri coco-bacilli
Koloni yang tumbuh berbentuk berwarna merah
bulat, tepi halus, translucent,
berwarna putih madu
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
9
Hasil uji primer
(Meze et al., 2020)
katalase positif

Hasil uji RBT


(Wilujeng et al., 2020)
menunjukkan reaksi positif 3 (+
++) yang ditunjukkan dengan
adanya aglutinasi yang
Hasil uji biokimia sempurna, kasar, dan batas
(Meze et al., 2020) sangat jelas
Urease positif (panah kuning),
SCA negatif (panah hijau), TSIA
tidak memfermentasi glukosa &
tidak menghasilkan gas (panah
merah), SIM negatif (panah biru)
Terima Kasih

10

Anda mungkin juga menyukai