Bekerja secara :
• Independen
• Mendukung kerja sel-sel imun
Terdiri dari :
• Sitokin
• Antibodi
• Sistem komplemen
Sitokin
Sitokin
Sitokin (sito= sel ; kinos= pergerakan) suatu molekul
signaling yg digunakan komunikasi sel
difusi ke bagian
Endocrine tubuh melalui
aliran plasma
Sitokin
Sitokin type 2
• IL-4, IL-10, IL-13
Sitokin
Interleukin 1 (IL-1) aktivasi sel T
Opsonisasi
Membangun
fenomena Aktifasi Komplemen
biologi
sekunder Efek Sitotoksik
Antibodi
Mengandung sedikitnya 2 rantai berat
& 2 rantai ringan
• rantai ringan : 23kDa tipe kappa atau lambda
separuh rantai ringan menuju terminal
karboksil regio konstan (CL)
• rantai berat : 53-75kDa Tipe rantai berat (λ, μ,
β, ε, α) menentukan jenis imunoglobulin 3/4
rantai berat menuju terminal karboksil regio
konstan (HL)
Puncak kadar IgM pada respons sekunder < puncak kadar respon imun primer
Afinitas antibodi dan antigen makin besar komplek Ab-Ag makin stabil
Pembentukan Antibodi
Mekanisme kontrol:
• Berkurangnya kadar antigen
• Pengaturan oleh idiotip dan penekanan oleh sel T penekan.
Penggolongan Antibodi
Imunoglobulin G (Ig G)
Imunoglobulin A (Ig A)
Imunoglobulin M (Ig M)
Imunoglobulin E (Ig E)
Imunoglobulin D (Ig D)
Imunoglobulin G (Ig G)
Fungsi utama :
• Ab utama pada respon sekunder
• melakukan opsonisasi bakteri sehingga mudah di fagosistosis
• mengikat komplemen
• menetralkan toksin bakteri dan virus
• melintasi plasenta
75 % Ig
Kadar dalam serum sedikit (10%), meningkat pada infeksi kronik saluran napas & GIT
Terdapat di cairan sekresi RT, GIT, UGT, air mata, keringat, saliva, ASI
1% dalam serum
Sistem komplemen berlangsung sangat cepat dan efisien menghindari kerusakan yang
tidak diinginkan
Komponen Komplemen
Terdiri dari serangkaian kompleks protein
• C1-C9
Jalur alternatif
• Aktivator : kompleks imun IgA dan antigen
• Contoh : lipopolisakarida di permukaan patogen
• Komponen yang terlibat : C3, faktor B, prperdin, faktor D dan komponen terminal
Normal
• Komponen komplemen teraktivasi menempel di permukaan patogen sistem
komplemen aktif eliminasi
Penyimpangan
• Penempelan komponen teraktivasi pada sel host normal lisis sel tubuh
• Perlu adanya komponen regulator menghambat formasi komplemen atau
menghancurkan kompelemen yang aktif
Erdapat beberapa kondisi patologis yang terjadi akibat aktivasi
komplemen berlebihan
Komponen Reseptor Komplemen
Reseptor mengenali komplemen pada permukaan sel sasaran
Aktivasi
komplemen
C3 dalam jumlah yang besar dan akan menghasilkan C3a dan C3b dalam
jumlah yang besar pula
Pada reaksi awal ini suatu protein lain, properdin dapat ikut beraksi
menstabilkan C3Bb seringkali jalur ini juga disebut sebagai jalur properdin
C3b akan terlindungi dari proses penghancuran oleh faktor H dan faktor I.
Aktivitas sitolitik
Ciri
• Kalor, rubor, tumor, dolor, functio laesa
Proses
• Peningkatan persediaan darah
• Peningkatan permeabilitas kapiler
• Leukosit (fagosit PMN dan makrofag) dikerahkan ke tempat benda asing
Reaksi Inflamasi
Mediator yang dilepas
• C1qrs meningkatkan permeabilitas vaskuler
• C2 mengkatifkan kinin
• C3a & C5a kemotaksis mengerahkan lekosit
sebagai anafilatoksin mempengaruhi mastosit
• C3b opsonin dan adherens imun
• C4b opsonin
• C 5-6-7 kemotaksis
• C8-9 melepas sitokin menghancurkan sel
Kemotaksis dan Opsonisasi
Kemotaksis gerakan fagosit ke tempat
infeksi
Eosinofil dan sel PMN mempunyai reseptor utk C3b dan IgG
C3b dpt mengaktifkan sitotoksisitas sel efektor ADCC (Antibody
Dependant Cellular Cytotoxicity) kerjanya bergantung pd IgG