Anda di halaman 1dari 16

Administrasi Perusahaan Negara dan daerah

 
 

DAFTAR ISI
                                                                                                                                                                                         
                                                                                                          Halaman

I PENGANTAR 1
II PERUSAHAAN NEGARA ATAU BUMN 3
Pengertian Perusahaan Negara /BUMN 3
Bentuk-Bentuk Perusahaan Negara 4
Perbedaan PERUM dan PERSERO 10
Keberadaan BUMN dalam Negara 12
Kondisi BUMN sekarang ini 13
III PERUSAHAAN DAERAH ATAU BUMD 17
Pedirian Perusahaan Daerah 19
Pengelolaan Perusahaan Daerah 19
IV BADAN USAHA MILIK SWASTA ATAU BUMS 20
1. PERSEORANGAN 20
2. FIRMA (FA’) 22
3. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV) 25
4. PERSEROAN TERBATAS (PT) 27
5. KOPERASI 32
6. YAYASAN 37

Konsep Administrasi Perusahaan Negara


Fritz Morstein Mark dalam Akadun (2007), bahwa Administrasi Perusahaan Negara itu tumbuh sebagai
perluasan fungsi pemerintah yang diwadahkan ke dalam suatu bentuk organisasi administrasi yang bersifat khusus,
yang selanjutnya disebut perusahaan negara. Perusahaan negara itu  mempunyai ciri-ciri persamaan dengan swasta
dan yang dimiliki oleh instansi pemerintah dan sekaligus mendapatkan pula perbedaan-perbedaan perlakuan. 
Para ilmuan sepakat menyebut Administrasi Perusahaan Negara merupakan bagian Administrasi Negara.
Menurut Ramanadham (1990), secara de jure Administrasi Perusahaan Negara merupakan  bagian dari Administrasi
Negara.  Dasar pemikiran ini ditinjau dari konsep kepemilikan. Konsep kepemilikan  membawa
konsekwensi  hubungan  antara Administrasi Perusahaan Negara dengan Administrasi Negara. Penampilan
perusahaan negara lebih banyak ditentukan oleh pengaruh yang ditimbulkan oleh hubungan  perusahaan negara
dengan negara  sebagai pemilik. Namun demikian secara de facto pengaruh tersebut  dapat berupa pengaruh positif
atau negatif tergantung dari sejauhmana apresiasi kita untuk membedakan Administrasi Negara dengan Administrasi
Perusahaan Negara.
Administrasi Perusahaan Negara juga merupakan bahagian dari administrasi perusahaan, termasuk
administrasi niaga, karena pada dasarnya administrasi perusahaan negara tujuan utamanya adalah memperoleh
keuntungan (profit) sebesar-besarnya untuk mengisi kas negara. The Liang Gie dalam Pariata Westra (2002),
menerjemahkan administrasi perusahaan (business administration) sebagai :  proses penyelenggaraan  usaha-usaha
kerjasama yang terutama  bermaksud mencari keuntungan  material.  Usaha kerjasama demikian ini  pada umumnya
dilakukan oleh orang-orang secara perseorangan  (swasta)”.  Adapun  cabang-cabang dan merupakan kegiatan
daripada suatu administrasi perusahaan antara lain adalah : (1) Administrasi Penjualan, (2) Administrasi Pemasaran,
(3) Administrasi Produksi, (4) Administrasi Pengangukan, (5) Administrasi Perbankan, (6) Administrasi Perhotelan,
(7) Administrasi Periklanan, dan cabang-cabang lainnya dalam bidang perusahaan.
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1969 ada 3 (tiga) bentuk BUMN, (1) PERJAN, (PERUM), dan PERSERO.
Kemudian Thn 2003, sesuai UU No. 19 Tahun 2003 BUMN hanya 2 (dua) yaitu PERUM dan PERSERO. Adapun
PERJAN dialihkan menjadi PERUM, seperti PJKI, Pegadaian, POS menjadi PERUM.
Di Daerah terdapat pula BUMD, baik dikelola pada Pemda Provinsi maupun Kabupaten. Kemudian dipihak
swasta juga mengelola usaha-usaha sebagai pelaksana kebijkan ekonomi nasional yang bekerja sama BUMN dan
BUMD sebaga pelaku-pelaku ekonomi nasional, baik Usaha Perseorangan, Firma, Persekutuan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas  (PT), maupun Koperasi dan Yayasan.

Pengertian Perusahaan Negara / BUMN


Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah seluruh
bentuk usaha negara yang modal seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh negara/pemerintah dan dipisahkan dari
kekayaan negara.  Pengertian itu diperkuat lagi oleh Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara dalam pasal 1 tentang  Ketentuan Umum menjelaskan  bahwa yang dimaksud BUMN adalah
badan  usaha yang  seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Menurut DR.Akadun, arti kekayaan negara yang dipisahkan  adalah pemisahan  kekayaan negara dari
APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara  pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya
tidak lagi didasarkan pada sistem APBN, namun pembinaan dan pengelolaannya di dasarkan pada prinsip-prinsip
perusahaan yang sehat.
Penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau penyertaan pada BUMN bersumber dari APBN,
kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya. Termasuk dalam APBN yaitu proyek-proyek APBN yang dikelola BUMN
dan / atau piutang negara pada BUMN  yang dijadikan sebagai penyertaan modal negara.  Pemisahan kekayaan
negara untuk dijadikan penyertaan modal BUMN hanya dapat dilakukan dengan cara penyertaan langsung negara
ke dalam modal BUMN sehingga setiap penyertaan modal tersebut perlu ditetapkan  dengan peraturan pemerintah.

Bentuk-Bentuk Perusahaan Negara


Berdasarkan INPRES No.17 Tahun 1967 maka Perusahaan Negara  (PN) atau dikenal dengan nama
BUMN, dan UU. 9 Tahun 1969, tentang BUMN, membagi  3 (tiga) bentuk usaha negara yaitu PERJAN, PERUM, dan
PERSERO.  Kemudian UU No. 19 tahun 2003 Tentang BUMN  telah menggariskan  hanya ada dua jenis BUMN
yaitu PERUM dan PERSERO. Terdapat perbedaan bentuk, status hukum, struktur organisasi, sistem kepegawaian,
administrasi keuangan BUMN tersebut, yaitu :
a.   Perusahaan  Jawatan (PERJAN) : yang berusaha dibidang penyediaan jasa-jasa termasuk pelayanan kepada
masyarakat  yang permodalannya termasuk dari bagian APBN yang dikelola oleh  Departemen yang membawahinya
serta statusnya mempunyai kaitan dengan hukum publik.
b.   Perusahaan Umum (PERUM) : berusaha dibidang penyediaan pelayanan bagi kemanfaatan umum,  disamping
mendapatkan keuntungan yang modal seluruhnya milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan   serta
berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan undang-undang.
c.    Perusahaan Perseroan (PERSERO) :  memupuk  keuntungan dan berusaha dibidang-bidang  yang dapat
mendorong  perkembangan sektor swasta   diluar bidang usaha PERJAN
Oleh karena itu berdasarkan PERPU No.1 Tahun 1969 (yang kemudian disahkan menjadi UU No.9 Tahun
1969) ketiga bentuk perusahaan negara diberi bentuk berbeda-beda. Dengan demikian pengaturan selanjutnya, baik
mengenai struktur organisasinya,  hubungan pertangungjawabannya, hierarkhi dan sebagainya yang menyangkut
kedudukannya dapat dilakukan dengan harapan yang lebih sempurna.
Untuk lebih lengkap dan jelasnya mengenai ketiga bentuk BUMN tersebut di atas dan juga mengenai hal-
hal lainnya seperti personil, permodalan dan dalam hubungannya dengan soal kedudukan perusahaan negara, dapat
dirinci sebagai berikut:
1.       Perusahaan Jawatan (PERJAN) atau  Departemental Agency
Perusahaan negara ini  didasarkan  oleh landasan hukum INPRES No.17 tahun 1967, UU No. 9 Tahun
1969.    Berkedudukan pada  tingkat jawatan serendah-rendahnya sama tingkat Direktorat, dipimpin  oleh seorang
Kepala  Jawatan  yang kemudian melalui  Direktorat Utama bertanggungjawab  kepada Menteri / Dirjen yang
bersangkutan; dan  melakukan tugas–tugas pemerintahan  dan tugas-tugas perusahaan sekaligus yang tercermin
dalam struktur organisasi departemennya.
Modal permulaan dan mutasi  modal  lainnya  tercermin dalam APBN. Biaya eksploitasi ditutup dengan pendapatan
jawatan, dan tarif ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan bersama-sama menteri keuangan. Oleh karena modal
PERJAN merupakan  kekayaan negara  yang tidak dipisahkan  maka hasil-hasil perusahaan  harus tampak  dalam
APBN.
Pegawai PERJAN  adalah Pegawai Negeri yang penghasilannya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.
Makna usaha  adalah  pelayanan masyarakat (public service) sehingga setiap subsidi yang diberikan  kepada
masyarakat selalu diketahui dan dicatat. Barang atau jasa yang dihasilkan  oleh PERJAN
merupakan  kewajiban  pemerintah  dalam rangka  pelayanan  masyarakat  karena barang dan jasa  itu besar  dan
penting artinya dalam kehidupan masyarakat banyak. Bidang usahanya merupakan monopoli pemerintah dan
memang tidak  menarik  bagi pengusaha swasta untuk dilaksanakan karena  usahanya mempunyai rate of
return yang kecil sedangkan investasi dan resikonya besar. Contoh PJKA yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api
(sekarang PT.KAI). Semula masih ada 2 buah PERJAN, yaitu Perusahaan Jawatan Kereta Api PJKA dan
Perusahaan Jawatan Pegadaian. Tetapi pada tahun 1990 kedua PERJAN tersebut  diubah statusnya menjadi
PERUM.
Meskipun UU No. 19 tahun 2003 Tentang BUMN  telah menggariskan  hanya ada dua jenis perusahan negara yaitu
PERUM dan PERSERO,  akan tetapi ada usaha-usaha negara  yang lain  dan tidak termasuk  ke dalam  kedua jenis
perusahaan tersebut. Oleh karena itu beberapa pihak yang mengklasifikasikan    usaha pemerintah dalam bidang
RUMAH SAKIT  sebagai unit Swadana. Akan tetapi Wikipedia Indonesia  menggolongkan Unit Swadana beberapa
RUMAH SAKIT  sebagai PERJAN.  Contoh : PERJAN Rumah Sakit AB.Harapan Kita,  PERJAN RS.Dr.Wahidin,
PERJAN RS.Fatmawati,  dan beberapa PERJAN Rumah Sakit.
2.       Perusahaan Umum (PERUM)   atau  Public Corporation
Perusahaan Negara bentuk ini  didasarkan oleh landasan PERPU No. 19 tahun 1960 dan kemudian pendiriannya
masing-masing diatur oleh Peraturan Pemerintah. PERUM berkedudukan  dan bergerak  dalam menjalankan tugas
melayani kepentingan umum serta  sekaligus  untuk memupuk keuntungan. Selain itu, perusahaan negara bentuk
PERUM  bergerak di bidang yang oleh Pemerintah dianggap vital;  yang pada umumnya menjalankan tugas
pemerintahan. Akan tetapi PERUM  dapat pula dibebani tugas pemerintahan (dalam hal ini tugas  pemerintah dalam
lingkup fungsi departemennya serendah-rendahnya  yang berada pada tingkat direktorat).  Perusahaan dapat
dituntut dan menuntut, dan hubungan hukumnya   diatur secara hubungan perdata. 
Modal perusahaan seluruhnya dimiliki  oleh negara  dari kekayaan negara yang dipisahkan. Modal perusahaan
tidak  terbagi   atas saham-saham.  PERUM tidak diperkenangkan mempunyai anak perusahaan  atau menyertakan
kekayaan  dalam permodalan perusahaan  lain. Perusahan mempunyai nama  dan kekayaan tersendiri   serta
mempunyai kebebasan untuk mengadakan perjanjian-perjanjan, kontrak-kontrak dan mengadakan hubungan
dengan perusahaan  lainnya, kecuali dalam hal penyertaan modal.  Secara finansial perusahaan harus dapat berdiri
sendiri   dan jika politik pemerintah menetapkan tarif dan harga untuk golongan konsumen tertentu   lebih rendah dari
tarif dan harga  menurut yang berlaku  pada PERUM maka pemerintah memberikan subsidi  untuk pemakaian jasa-
jasa oleh golongan konsumen tersebut.
Status dan penghasilan pegawai  PERUM  diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah diluar ketentuan-ketentuan
yang berlaku  bagi Pegawai Negeri. PERUM ini dipimpin oleh Direksi (Direktur) sedangkan  untuk PERUM Otorita
dipimpin oleh  General Manajer  yang kesemuanya bertanggungjawab kepada Menteri yang bersangkutan. Direktur
diangkat dan diberhentikan oleh Direksi atas persetujuan Menteri.
Contoh : Perusahan Negara berbentuk PERUM  menurut Wikipedia Indonesia adalah PERUM DAMRI, PERUM
Pegadaian,  PERUM Sarana Pengembangan Usaha (Jasa Pembiayaan), PERUM Pengembangan Perumahaan
Nasional (Jasa Konstruksi) PERUM Produksi Filem Nasional, PERUM PPD (Jasa Angkutan Darat),  PERUM
BULOG, PERUM PERHUTANI (Kehutanan), PERUM Percetakan  Negara  Indonesia, dsb. 
3.       Perusahaan Perseroan (PERSERO) atau Public Company
PERSERO adalah Perusahaan Negara  dalam bentuk Perseroan Terbatas  seperti diatur menurut ketentuan-
ketentuan  Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHP Stbl.1847 : 23), dan ditambah, yang saham-sahamnya
baik sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh negara.
Perusahaan Negara bentuk ini  didasarkan  oleh landasan hukum INPRES Nomor 17 Tahun 1967, UU No.9 tahun
1969, PP No.12 tahun 1969, KUH Perdata dan peraturan-peraturan  lainnya dan Akte Pendirian masing-masing.
Berkedudukan sebagai  perusahaan  biasa (seperti dilakukan swasta) dan yang bukan semata-mata  menjadi
tugas  pemerintah, dipimpin oleh Direksi, di bawah  pengawasan Dewan Komisaris yang masing-
masing  bertanggungjawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).  Negara selaku pemegang
saham  diwakili oleh Menteri Keuangan. Dalam hal ini Menteri Keuangan mewakili negara selaku pemegang
saham   yang dibantu oleh Direktorat Pembinaan  Badan Usaha Negara dalam menyelenggarakan
ketatausahaan  BUMN.  Pengesahan laporan tahunan PERSERO dilakukan oleh  Rapat Pemegang Saham.
Direktorat Akuntan Negara dapat mengadakan audit atau pemeriksaan  dan mengeluarkan laporan akuntan.
Modal usaha perusahaan adalah dipisahkan dari saham-saham yang sebagian atau seluruhnya milik negara  yang
merupakan kekayaan negara yang dipisahkan.  Hal ini berarti bahwa  modal perusahaan  dapat merupakan
campuran   antara modal negara  dan modal swasta. Perusahaan dapat melakukan penyertaan modal /
pemilikan  atau melepaskan pemilikan saham PERSERO dari perusahaan.
Pegawai PERSERO  berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta biasa.   Hubungan kerja antara pegawai dan
perusahaan   diatur dalam kontrak kerja dengan pemilik  PERSERO. Gaji  dan pensiun pegawai  ditetapkan dalam
kontrak kerja berdasarkan persetujuan kolektif.
Barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan bukan merupakan kewajiban negara untuk menghasilkannya bidang
usahanya harus dapat memberikan keuntungan finansial  kepada negara  baik dalam jangka panjang maupun
jangka pendek. PERSERO pada prinsipnya tidak diberi hak monopoli atau perlakuan khusus lainnya oleh
pemerintah.
Berikut ini perusahaan negara yang termasuk PERSERO, antara lain :
-          Bidang Perbankan : PT.Bank Mandiri, PT.BNI, PT.BRI, PT.BTN
-          Bidang Asuransi : PT.ASABRI, PT.Asuransi Jasa Raharja, PT.Asuransi Jiwasraya, PT.Jamsostek, PT. Taspen
-          Bidang Pelabuhan : PT.Pelabuhan Indonesia I s/d IV,
-          Bidang Kebandarudaraan : PT.Angkasa Pura I
-          Bidang Logistik : PT.Pos Indonesia
-          Bidang Jasa Konstruksi : PT.Hutama Karya, PT.Pembanguanan Perumahan, PT.Waskita Karya.
-          Bidang Pelayaran : PT.PELNI, PT. Djakarta Lloyd
-          Bidang Angkutan Darat : PT. Kereta Api Indonesia (KAI)
-          Bidang Penerbangan  : PT. Garuda Indonesia, PT.Merpati Nusantara Airlines
-          Bidang Pariwisata : PT.Bali Tourism & Develop. Corp, PT.Hotel Indonesia.
-          Bidang Farmasi : PT. Kimia Farma, PT.Indofarma Tbk.
-          Bidang Kehutanan : PT.Inhutani
-          Bidang Percetakan dan Penerbitan : PT.Balai Pustaka
-          Bidang Energi : PT. PLN, PT.Perusahaan Gas Negara, PT.Tambang Batu Bara Bukit Asan Tbk
-          Bidang Telekomunikasi : PT. Indosat, PT.Telkom
-          Bidang Kawasan Industri : PT. Kawasan Industri Makassar (KIMA), PT.Kawasan Industri Medan
-          Bidang Perkapalan ; PT. Industri Kapal Indonesia
-          Bidang Pertanian : PT. Pertani
-          Bidang Pertambangan : PT. Pertamina, PT.Timah,
-          Bidang Pupuk : PT. Pupuk Sriwijaya.
Setelah mengkaji berbagai permasalahan tentang bentuk-bentuk perusahaan negara dan memperhatikan
sifat BUMN yaitu untuk memupuk keuntungan  dan melaksanakan kemanfatan  umum maka Pemerintah melalui
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penyederhanaan
bentuk BUMN menjadi hanya 2 (dua) saja, yaitu  Perusahaan Perseroan (PERSERO) yang bertujuan memupuk
keuntungan  dan Perusahaan Umum (PERUM) yang bertujuan guna menyediakan barang  dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan Perusahaan Jawatan (PERJAN) diubah fungsinya menjadi PERUM
atau PERSERO, sesuai dengan pengembangan masing-masing fungsi BUMN tersebut.
Jadi baru tahun 2003 melalui Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), nomenklatur  perusahaan negara hanya mengenal PERSERO dan PERUM.  Menurut Undang-Undang
tersebut, yang dimaksud  dengan PERSERO adalah BUMN  berbentuk perseroan terbatas, modal sahamnya terbagi
dalam saham  yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki Negara, dengan tujuan utamanya mengejar
keutungan.  PERUM adalah BUMN  yang seluruh modalnya  dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham,
tujuannya  untuk  kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa  bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan  prinsip pengelolaan perusahaan.

Perbedaan  PERUM dan PERSERO


PERUM :
1.       Pendirian diusulkan oleh  menteri kepada presiden  disertai dengan dasar pertimbangan  setelah mengkaji bersama
antara menteri teknis dan menteri keuangan
2.       Maksud dan tujuan PERUM adalah menyelenggarakan  usaha yang bertujuan  untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan jasa  yang berkualitas  dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan yang sehat.
3.       Organ PERUM adalah menteri, direksi dan dewan pengawas.
4.       Pengangkatan dan pemberhentian direksi ditetapkan oleh menteri sesuai dengan mekanisme dan peraturan
perundang-undangan.
5.       Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana jangka panjang  yang merupakan RENSTRA  yang memuat sasaran
dan tujuan PERUM yang hendak dicapai  dalam jangka waktu 5 tahun. Rancangan yang telah ditandatangani oleh
Dewan Pengawas  disampaikan kepada menteri untuk mendapatkan pengesahan.
6.       Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan
rencana  jangka panjang. Rancangan kerja dan anggaran wajib disampaikan kepada menteri untuk memperoleh
pengesahan.
7.       Dalam waktu 5 bulan setelah tahun buku ditutup, direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada menteri
untuk memperoleh pengesahan. Laporan ini ditandatangani oleh semua anggota direksi dan dewan pengawas.
8.       Pengangkatan dan pemberitahuan anggota dewan  pengawas  ditetapkan oleh menteri, yang bertugas mengawasi
direksi dalam menjalankan kepengurusan PERUM serta memberikan nasehat kepada direksi.
PERSERO :
1.       Pendirian diusulkan oleh menteri kepada presiden  disertai dasar pertimbangan setelah dikaji bersama antara
menteri  teknis dan menteri keuangan.
2.       Maksud dan tujuan PERSERO adalah menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat  serta mengejar keuntungan  guna meningkatkan nilai perusahaan.
3.       Organ PERSERO terdiri RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham),  Direksi dan Komisaris.
4.       Menteri bertindak  selaku RUPS dalam hal seluruh saham PERSERO dimiliki oleh negara, dan bertindak  selaku
pemegang saham pada PERSERO  dan Perseroan terbatas  dalam hal  jiika tidak seluruh sahamnya  dimiliki oleh
Negara.  Menteri dapat memberikan kuasa kepada  seseorang  atau badan hukum mewakilinya dalam RUPS
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
5.       Pengangkatan dan pemberhentian direksi  dilakukan melalui RUPS, dalam hal menteri selaku RUPS, dan ditetapkan
oleh menteri.
6.       Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana jangka panjang yang merupakan RENSTRA yang memuat  sasaran
dan tujuan  PERSERO  yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 tahun. Rancangan yang telah
ditandatangani  bersama dengan Komisaris disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan pengesahan.
7.       Dalam waktu 5 bulan  setelah tahun buku ditutup, direksi wajib menyampaikan  laporan tahunan kepada  RUPS
untuk memperoleh pengesahan, laporan ini ditandatangani oleh semua anggota direksi dan komisaris.
8.       Pengangkatan dan pemberhentian komisaris dilakukan oleh RUPS. Dalam hal menteri bertindak selaku RUPS,
pengangkatan dan pemberhentian  komisaris  ditetapkan oleh menteri. Komisaris bertugas mengawasi direksi dalam
menjalankan kepengurusan PERSERO serta memberikan nasehat kepada direksi.

Keberadaan BUMN dalam Negara


Di banyak negara  BUMN masih menjadi salah satu penggerak ekonomi, seperti di Singapura, Malaysia
bahkan di negara-negara Eropa sekalipun. Demikian juga di Indonesia. Berhubung  BUMN di Indonesia semakin
menurun sehingga banyak mengharpkan dikurangi atau di Privatisasi, yang bertujuan memberi nilai tambah  secara
bisnis  dan memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.  Denga privatisasi akan mempunyai dampak
yang positif bagi perkembangan usaha di Indonesia, dan sebagai pelaku ekonomi akan menentukan arah ekonomi
Indonesia.
BUMN diharapkan mengelola kekayaan negara secara ekonomis, produktif, efektif dan efisien. BUMN
diharapkan membina Usaha Swasta Nasional (BUMS), sehingga BUMN harus lebih baik dari BUMS. Sangat
menyedihkan bilamana BUMN merugi, dan lebih rendah mutu manajemennya dari Usaha Swasta Nasional
(BUMS).  

Kondisi BUMN sekarang ini


Menurut DR.Akadun (2007), Jumlah : Total BUMN pada tahun 2004 berjumlah 158 menjadi 139 pada tahun
2005. BUMN yang berhasil  membukukan laba  jumlahnya turun dari 113 BUMN pada tahun 2004 menjadi 108
BUMN pada tahun 2005.  Pada tahun 2004 jumlah BUMN merugi sebanyak 27 perusahaan dengan total kerugian
Rp.4,87 trilliun, pada tahun 2005 jumlahnya 31 perusahaan dengan total kerugian sebesar 6,11 trilliun.  Beberapa
BUMN telah dijual diantaranaya PT.Indosat, PT.Semen Gresit, sementara beberapa BUMN telah diprivatisasi seperti
PT.Bank Mandiri Tbc, PT.Bank Rakyat Indonesia, PT.Bank Negara Indonesia, PT. Pelindo II, PT.Angkasa Pura.
Namun perkembangan, ada empat jenis perseroan yang dilarang diprivatisasi menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 33 tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan. Keempat jenis perseroan
yang hanya  boleh dikelola BUMN yaitu PERSERO sektor pertahanan negara, PERSERO yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat dan subsidi pemerintah, serta PERSERO yang mengelola sumber daya alam (SDA).
Menurut Dr.Akadun (2007:181) bahwa dalam perjalanan pengelolaan BUMN di Indonesia
ternyata   kinenerja sebagian besar BUMN terpuruk, kurang sehat (atau bahkan tidak sehat); terus menerus merugi,
inefisiensi, menyedot dana APBN serta mengalami patologi birokrasi dan maladministration. Antaralain penyebabnya
:  
1.       Administrasi Perusahaan Negara berada di antara bayang-bayang administrasi negara dengan administrasi bisnis.
Implikasinya mekanisme pasar tidak berjalan dengan secara optimal. Misalnya dalam hal penentuan harga (tarif
dasar).
2.       Tujuan BUMN mengejar keuntungan (profit). BUMN dituntut  untuk menjadi perintis  suatu usaha meskipun harus
merugi; dituntut untuk menghasilkan barang dan jasa yang memberikan kemanfatan umum, disisi dituntut
mendapatkan keuntungan  sehingga memberikan kontribusi bagi penerimaan negara.
3.       Campur aduknya kepentingan sosial-politik dengan ekonomi dalam pengekolaan BUMN. Partai Politik ikut dalam
manajemen BUMN dengan kepentingan politik.
4.       Pembinaan dan pengawasaan tehadap kinerja  manajemen BUMN dilakukan oleh berbagai pihak,  yakni
Kementerian Negara BUMN, departemen teknis dan departemen keuangan sehingga sering terjadi  benturan-
benturan  kepentingan.
5.       Masih belum tercapainya  persepsi dan konsepsi yang sama di antara  stakeholders (pemangku kepentingan atau
pengguna) tentang “cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup  orang
banyak” sehingga “usaha-usaha apa saja” yang dapat  dikelola oleh BUMN masih terus menjadi bahan perdebatan.
Ambivalensi yang menyelimuti pengelolaan BUMN harus segera di-clear-kan  terutama dalam hal  cabang-
cabang produksi yang penting bagi negara dan  yang menguasai hajat hidup orang banyak; pihak yang membina
BUMN, status dan kedudukan BUMN sebagai lembaga profit   atau sosial, kemandirian  manajemen dalam
pengelolaan BUMN. Setelah ada kejelasan tentang status BUMN tertentu maka diperlukan upaya-upaya
menyehatan perusahaan, yaitu melalui reformasi BUMN, misalnya melalui penerapan Good Corporate
Governance  atau melakukan privatisasi BUMN. Good Corporate Governance berupaya menata dan mengelola
BUMN secara baik dengan menerapkan prinsip-prinsip transparancy, accontability, responsibility,
dan partisipation serta fairness dalam menjalankan perusahaan sehingga kinerja BUMN dapat memuaskan stake
holders.    Sedangkan melaksanakan privatisasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja BUMN sehingga dapat
memuaskan stake holders dengan mengundang pihak lain untuk mengelola BUMN baik dalam penyertaan modal
atau partisipasi profesional dalam mengelola perusahaan. 
Menurut Hamid dan Anto, yang dikutip Akadun (2007)  BUMN didesain untuk tujuan tertentu seperti
menciptakan lapangan pekerjaan, pengembangan daerah, merintis sektor yang belum dimasuki swasta,
menyediakan fasilitas  semi publik. Atau memaksimunkan kesejahteran rakyat serta memaksimunkan tujuan tertentu
termasuk kemungkinan memperoleh keuntungan maksimal. Tujuan BUMN sesuai Pasal 33 UUD 1945, adalah
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Namun demikian secara khusus  tujuan pendirian
BUMN  menurut PP No. 3 tahun 1983  tentang Tata Cara Pembinaan dan pengawasaan PERJAN. PERUM, dan
PERSERO adalah:
1.       Tujuan komersil, yakni alat memupuk  keuntungan
2.       Tujuan secara makro,  yaitu   memberi sumbangan  bagi perkembangan ekonomi/pendapatan  negara, perintis
kegiatan usaha  dan penunjang  kebijakan pemerintah di bidang ekonomi  dan pembangunan
3.       Tujuan sosial politik,  yakni melayani  kepentingan umum  dan memenuhi hajat hidup orang banyak serta membantu
golongan ekonomi lemah dan koperasi.
Untuk meningkatkan pembinaan dan pengawasan ditetapkan PP No. 3 tahun 1983 tentang Tata Cara
Pembinaan dan Pengawasaan PERJAN,PERUM, dan PERSERO. Pembinaan BUMN adalah kegiatan untuk
memberikan  pedoman  dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dengan maksud agar BUMN yang
bersangktan dapat melaksanakan  tugas dan fungsinya secara berdaya guna  dan berhasil guna  serta dapat
berkembang dengan baik. Pengawasan BUMN  adalah seluruh proses  kegiatan  penilaian  dengan tujuan agar
melaksanakan fungsinya dengan baik dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Pemeriksaan adalah
kegiatan untuk menilai BUMN dengan cara membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan
yang seharusnya  dilakukan  baik dalam bidang keuangan  atau bidang teknis operasional.
Sesuai dengan PP No.3 Tahun 1983 tersebut di atas,  maka pembinaan terhadap BUMN  memiliki maksud
dan tujuan :
1.       Memberikan sumbangan  bagi perkembangan  perekonomian  negara pada umumnya dan penerimaan
negara  pada khususnya.
2.       Mengadakan pemupukan keuntungan / pendapatan.
3.       Menyelenggarakan kemanfaatan umum  berupa barang dan jasa   yang bermutu dan memadai  bagi
pemenuhan  hajat hidup orang banyak.
4.       Menjadi perintis kegiatan-kegiatan   usaha yang belum dapat   dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.
5.       Menyelengarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan swasta  dan koperasi dengan menyediakan
kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk  barang maupun jasa dan pelayanan bermutu dan memadai.
6.       Turut aktif memberikan bimbingan kegiatan kepada sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah
dan sektor koperasi.
Tujuan pembinaan BUMN agar supaya tidak ada lagi BUMN menjadi beban keuangan negara, tidak sehat,
baik manajemen maupun operasionalnya, tidak dijual atau dikurangi. Kalau di Privatisasi harus memberi jaminan dan
manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan mendorong semaraknya ekonomi kerakyatan..
Perusahaan Daerah diatur berdasarkan UU No. 5 Tahun 1962. Perusahaan Daerah adalah perusahaan
yang saham-sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah, serta pengaturannya  diatur dalam peraturan daerah yang
bersangkutan
Yang dimaksud Perusahaan adalah  semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang
Perusahan Daerah, yang didirikan dengan Peraturan Daerah dan merupakan badan hukum serta kedudukannya
diperoleh dengan berlakunya peraturan daerah tersebut. Peraturan Daerah ini mulai berlaku setelah mendapat
pengesahan instansi atasan. Perusahan Daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa,
menyelenggarakan kemanfaatan umum  dan memupuk pendapatan. Undang-Undang Nomor 32 tentang Pemerintah
Daerah pasal 177 menyebutkan bahwa “Pemerintah Daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,
penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang
berpedoman pada peraturan perundang-undangan”. Tujuan  Perusahaan Daerah adalah  turut serta
melaksanakan  pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi  nasional umumnya dalam rangka
demokrasi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan rakyat  dengan mengutamakan  industrialisasi dan ketentraman
serta kegairahan kerja dalam perusahaan,  serta menuju masyarakat adil dan makmur.
Perusahaan Daerah  bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusan rumah tangganya menurut
peraturan perundang-undangan yang mengatur pemerintahan daerah. Cabang-cabang produksi  yang penting bagi
daerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan Daerah  yang modalnya untuk seluruhnya merupakan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Dalam melaksanakan tujuan tersebut Perusahaan Daerah bekerjasama dengan
Perusahaan Negara, Koperasi dan Swasta dalam hal ini lapangan usaha Perusahan Daerah dan hubungannya
dengan lapangan usaha  koperasi. Dan kepada koperasi tetap diutamakan.
Perusahaan Daerah pada hakikatnya mencari keuntungan  yang nantinya dapat dipakai untuk
pembangunan daerah, atau berfungsi sebagai aset daerah, dan salah satu sumber penghasilan daerah dengan
sasaran untuk meningkatkan pendapatan daerah. Jadi hasil atau penghasilan Perusahaan  Daerah menjadi sumber
pendapatan Pemerintah Daerah dan nampak di dalam APBD setiap daerah.
Lapangan kerja Perusahaan Daerah atau usahannya tidak sama dari setiap daerah, tergantungan  pada
kebutuhan daerah masing-masing.
Modal Perusahaan Daerah terdiri  dari seluruh  atau sebagian dari kekayaan daerah yang
dipisahkan.  Modal Perusahaan Daerah yang untuk seluruhnya terdiri atas kekayaan daerah dipishkan tidak terdiri
atas saham. Sebaliknya modal perusahaan daerah yang sebagian  terdiri  dari kekayaan daerah yang dipisahkan,
modal itu terdiri atas saham. Semua alat likuid disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang
bersangkutan  berdasarkan   petunjuk-petunjuk menteri keuangan.  Saham perusahaan daerah  terdiri atas saham
priortitas hanya dapat  dimiliki oleh  daerah,  sedangkan saham  biasa dapat dimiliki oleh daerah, warga
negara  Indonesia dan atau badan hukum  yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Indonesia.  Besarnya jumlah
nominal saham  prioritas  dan saham biasa  ditetapkan dalam peraturan pendirian perusahaan daerah.
Kedudukan hukum, gaji, pensiun dan sokongan serta penghasilan dari direksi dan
pegawai/pekerja  Perusahaan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah yang berlaku setelah mendapat pengesahan
dari instansi atasan  dengan meperhatikan ketentuan-ketentuan  pokok peraturan  gaji daerah yang berlaku. Direksi
mengangkat dan memberhentikan pegawai/pekerja Perusahaan Daerah menurut Peraturan Kepegawaian yang
disetujui oleh Kepala Daerah/Pemegang saham-saham prioritas  berdasarkan peraturan pokok Kepegawaian
Perusahaan Daerah tersebut.
Pengaturan lebih terinci  tentang pembinaan dan pengawasan Perusahaan Daerah diatur berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara  Pembinaan  dan Pengawasan
Perusahaan Daerah   di lingkungan Pemerintah Daerah.  Contoh Perusahaan Daerah : PD Air Minum (PDAM),
PD.Pasar, PD.Parkir, PD.Kebun Binatang, dsb.

Pendirian Perusaahaan Daerah


Perusahaan Daerah adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan daerah.  Bagi perusahaan
daerah provinsi peraturannya disahkan oleh Menteri Dalam Negeri, sedangkan perusahaan daerah  kebupaten/kota
peraturannya disahkan oleh Gubernur. Kekayaan Perusahaan Daerah dipisahkan dari kekayaan negara  untuk
menghindari praktek yang tidak efisien
Pengelolaan Perusahaan Daerah
Perusahaan Daerah dipimpin oleh sekelompok direksi yang jumlah  anggotanya dan susunannya ditentukan
dalam anggaran dasar.
Anggota  Direksi adalah warga negara Indonesia  dan diberhentikan oleh kepala daerah dengan
pertimbangan DPRD, dan masa jabatannya selama 4 tahun.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri, Nomor 18 Tahun 1969, pengurusan perusahaan-
perusahaan daerah tidak lagi dilakukan oleh Badan Pimpinan Perusahaan Daerah. Pengurusan selanjutnya
diserahkan kepada Gubernur/Kepala Daerah pada Tingkat I Provinsi.

Perusahaan Swasta Nasional atau Badan Usaha Milik Swasta, merupakan bagian dari pada usaha nasional
pada suatu negara. Negara memegang monopoli dan kendali dalam bentuk kebijakan-kebijakan usaha /
perdagangan nasional, swasta melaksanakannya bersama-sama BUMN.
Bentuk-bentuk badan-badan usaha milik swasta  (BUMS) :
1.       Perseorangan
2.       Firma (Fa’)
3.       CV  -  Perseroan Komanditer
4.       PT  -   Perseroan Terbatas  (NV)
5.       Koperasi
6.       Yayasan
Penjelasan Singkat :
1.      PERSEORANGAN
         Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki secara perorangan, seperti toko, warung, jasa
angkutan, dsb.
         Modal berasal dari perseorangan atau pinjaman (kredit). Tanggungjawab atas perusahaan terletak kepada seorang
pemiliknya. Harta milik peribadi menjadi tanggungan  atas pembayaran hutang-hutang bila perusahaan tidak mampu
memenuhi pembayaran utangnya. Modal usaha dan kekayaan pribadi tidak dapat dipisahkan.
         Pemimpin usaha adalah pemilik usaha sendiri, yang terdiri dari Usaha Dagang dan Usaha Jasa.  Usaha Dagang
(UD) yakni kegiatan jual beli dan menyewakan barang : Toko buku, Toko barang campuran, Warung Kopi. Usaha
Jasa (UJ) : Biokop, Travel Biro Ticketing,  Biro Konsultan, Angkutan, Dokter, Kursus, atau penjualan jasa lainnya.
Cara mendirikan :
-          Sebaiknya didirikan dengan Akte Notaris, tapi tidak perlu didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
tidak perlu diumumkan dalam berita negara.
-          Pemiliknya cukup menghadapkan pada Kantor Perdagangan  /  Perindustrian setempat untuk memperoleh Izin
Usaha. Dan mendapatkan izin usaha dari pemerintah daerah setempat.
-          Sebaiknya memiliki NPWP agar dapat ikut tender usaha nasional.
Kebaikan dan Kelemahan
Kebaikan :
-          Seluruh laba menjadi milik sendiri (pemiliknya)
-          Ada kepuasan pribadi pemiliknya, karena hanya satu orang yang berhak mengambil keputusan yakni pemiliknya
sendiri, tanpa  perlu berkonsultasi dengan orang lain, sehingga keputusan cepat diambil. Ini adalah suatu daya tarik
mengapa jutaan orang di dunia lebih menyenangi usaha perorangan. Prinsip lebih baik jadi kepala kucing daripada
menjadi ekor harimau, nampaknya sangat diterima oleh jutaan pengusaha di dunia ini. Karena pemiliknya menikmati
kebebasan melaksanakan kegiatan usahanya tanpa ada satupun orang yang mengaturnya, ia adalah orang puncak
yang berkuasa dalam perusahaannya, sekalipun perusahaannya tergolong usaha kecil atau usaha menengah.
-          Lebih mudah memperoleh pinjaman / kredit. Pemilik dapat saja meminjam modal sesuai keperluannya dengan
menjaminkan kekayaan pribadinya.
-          Kadang-kadang tidak memerlukan laporan keuangan sehingga sulit diketahui rahasia perusahaannya, terutama
pihak saingannya.
-          Pajak rendah karena administrasi keuangan sering tidak jelas, dan pemerintah memberi keringanan sebagai
pengusaha kecil.
Kelemahan :
-          Tanggungjawab pemilik tidak terbatas, kekayaan pemilik menjadi jaminan utang perusahaan, karena modal usaha
dan kekayaan pribadi tidak dapat dipisahkan.
-          Sumber keuangan terbatas, karena tergantung kepada kemampuan pemiliknya memperoleh sumber-sumber
keuangan.
-          Sulit berkembang, karena manajemennya sangat tradisional.
-          Kurang terjamin kelangsungan usahanya, karena bila pemiliknya meninggal dunia, atau bangkrut, atau sebab lain
yang menyebabkan usaha macet maka biasanya perusahaan langsung berhenti, kecuali ada anggota keluarga
dalam yang bersedia melanjutkan usaha.
-          Karyawannya sulit berkembang dan maju, karena posisinya tetap sebagai anak buah dalam jangka waktu relatif
lama, sulit dipromosikan, penghasilan biasanya sangat rendah, tidak sebanding dengan pengorbanan yang diberikan
kepada usaha.
2.      FIRMA (Fa’)
Firma adalah persekutuan dagang antara dua orang atau lebih untuk  menjalankan  perusahaan dengan
memakai nama bersama, misalnya Firma Emil dan Salim,  Fa’.  Dian & Co. Modal berasar dari para sekutu. Firma
dapat  didirikan  dengan akte notaris. Tanggung jawab Firma  (Fa’)  terletak pada para sekutu secara tidak terbatas,
atau bersifat pribadi untuk keseluruhan.
Cara mendirikan : Didirikan dengan akte otentik yang dibuat dimuka notaris (bisa juga dengan akte notaris)
yang memuat anggaran dasar dengan rincian sebagai berikut : (1) Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal
para sekutu, (2) Penetapan nama bersama atau firma, (3) Menjalankan usaha terbatas pada bidang khusus
(tertentu), (4) Jangka waktu yang diperjanjikan, (5) Ketentuan-ketentuan lain yang menjadi hak pihak ketiga terhadap
para sekutu.
Beberapa Ketentuan :
         Akte pendirian itu kemudian di daftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat (domisili). Kemudian
diumumkan di dalam Berita Acara Negara.  Selama  akta tersebut belum didaftarkan dan diumumkan, maka usaha
didirikan  untuk waktu yang tidak terbatas semua sekutu berwewenang untuk menandatangani surat untuk Firma itu.
         Di dalam Firma, tidak ada keharusan pengesahan akta pendiriannya oleh Menteri Kehakiman dan tidak ada
keharusan harta kekayaan antara persekutuan  dan pribadi sekutu-sekutu atau tanggungjawab secara pribadi untuk
keseluruhan.
         Firma mendapat izin pada kantor Perdagangan setempat, Pemerintah Daerah setempat untuk izin usaha.
         Dalam akta pendirian persekutuan Firma ditentukan sekutu yang menjalankan  tugas pengurus, agar pihak ketiga
dapat mengetahui siapa yang menjadi pengurus Firma yang berhubungan dengannya.
         Pengurus berhak bertindak keluar atas nama Firma, namun jika tidak ditentukan maka semua sekutu dapat
bertindak mewakili Firma. Kekuasaan tertinggi ada dalam tangan semua sekutu. Semua anggota sekutu berhak
menjadi pimpinan.
         Keuntungan yang diperoleh setiap anggota sekutu ditentukan oleh jumlah modal yang diikutsertakan, demikian pula
kerugian yang diderita, meskipun  kerugian diakibatkan oleh salah seorang anggota persekutuan.
         Pembubaran Firma dilakukan bila sudah berakhir masa atau jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya di
dalam akta pendirian, atau salah satu anggota sekutu mengundurkan diri / berhenti sebelum jangka waktu
ditentukan.
         Pembubaran Firma ditentukan dengan bukti otentik di muka notaris, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
dan diumumkan dalam tambahan berita negara.
Kebaikan dan Kelemahan Firma :
Kebaikan :
1. Modal relatif besar
Kesempatan memperluas usaha lebih mudah
2. Lebih mudah memperoleh pinjaman/kredit
Kemampuan financial yang lebih besar
3. Kemampuan manajemen lebih besar
Ada pembagian fungsi, tugas, wewenang dan tanggungjawab. Keputusan diambil secara bersama-sama
Kelemahan :
1.       Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
Kerugian yang diderita perusahaan akan mempengaruhi harta pribadi anggota
2.       Kelangsungan usaha tidak menentu
Jika salah satu anggota pemilik mengundurkan diri, atau membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha bersama
otomatis Firma menjadi bubar.
3.       Penanggungan kerugian secara bersama-sama
Kerugian yang diakibatkan oleh salah seorang anggota pemilik harus ditanggung bersama oleh anggota yang lain.
3.      CV  -  PERSEKUTUAN KOMANDITER
         CV kepanjangan dari Comanditaire Vennotshaap, yang artinya Persekutuan Komanditer. Suatu bentuk usaha
persekutuan yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.
         Terdapat dua macam sekutu, yakni sekutu komanditer (pasif) dan sekutu komplementer (aktif)
         Sekutu komanditer yaitu sekutu fasif, yang hanya menyerahkan  modalnya saja (barang, uang atau tenaga kerja)
pada persekutuan  dan tidak turut campur tangan dalam pengurusan persekutuan, tanggungjawab terbatas. Sekutu
komanditer memperoleh keuntungan dari pemasukannya. Hanya bertanggungjawab sebesar modalnya yang
disertakan, dan tidak ikut dalam pengurusan persekutuan.  
         Sekutu komplementer atau sekutu aktif, adalah orang yang menjalankan perusahaan (pimpinan/direktur) dan
bertanggungjawab penuh atas hutang-hutang perusahaan. Sekutu komplementer selain menyerahkan  atau
menyetor modalnya juga pengurus persekutuan, dan biasaanya modal penyertaannya lebih besar jumlahnya dari
sekutu komanditer.
         CV adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha bersama  antara orang-orang yang bersedia
memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggungjawab penuh  dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang
yang memberikan pinjaman  dan tidak bersedia  memimpin perusahaan serta bertanggungjawab terbatas pada
kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan.
Cara mendirikan CV
CV didirikan dengan akta notaris yang berupa akta pendirian yang memuat anggaran dasar, kemudian
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat yang diumumkan dalam tambahan berita negara. Tidak
memerlukan pengesahan dari Menteri Kehakiman.
      Pembubaran CV
         Berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam akta pendirian
         Atau pengunduran / pemberhentian sekutu-sekutu.
         Terjadinya perubahan akta pendirian
     Kebaikan dan Kelemahan CV.
      Kebaikan :
         Kebutuhan modal lebih mudah dipenuhi
         Cara mendirikannya lebih mudah dilakukan
         Kemampuan manajemen lebih besar
         Tanggungjawab sekutu terbatas
         Pimpinan terdiri beberapa orang
Kelemahan :
         Tanggungjawab sekutu  komlementer  tidak terbatas
         Kelangsungan usaha tidak menentu
         Sulit untuk kembali modalnya, terutama sekutu pimpinan
         Sekutu komanditer tidak aktif dalam usaha
4.      PT  (PERSEROAN TERBATAS) =  NV
         Perseroan Terbatas, disingkat PT, dahulu disebut NV, kepanjangan dari Naamlozo Vennootschap.
         PT adalah suatu persekutuan yang berbadan hukum untuk menjalankan perusahaan dengan modal usaha
yang terbagi atas saham, di mana setiap sekutu dapat mengambil bagian (membeli) bebarapa saham.
         Modal PT terdiri atas saham-saham yang jumlahnya telah ditentukan dalam Anggaran Dasarnya.
         Tanggungjawab pesero terbatas  pada modal yang diikutsertakan  (saham yang dibeli) dalam PT.
         PT. merupakan perusahaan akumulasi modal  yang dibagi atas saham,  dan tanggungjawab sekutu pemegang
saham terbatas  pada jumlah saham yang dimilikinya.
         Unsur-unsur Badan Hukum tersebut :
o   Organisasi yang teratur
Dipimpin oleh pengurusnya, yang diangkat oleh pesero atau orang-orang yang diangkat untuk itu tanpa menerima
upah dengan atau tanpa pengawasan komisaris
o   Harta kekayaan sendiri
Harta kekayaan perusahaan terpisah dari harta kekayaan anggotanya (pemegang saham)
o   Melakukan hubungan hukum sendiri
PT. Melakukan hubungan  hubungan hukum sendiri dengan pihak ketiga  yang diwakili oleh pengurusnya (DIREKSI).
Pengurus tidak bertanggungjawab lebih dari pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya.
o   Mempunyai tujuan sendiri
Tujuan perseroan adalah memperoleh keuntungan / laba (profit) dalam bidang usaha tertentu.
         Cara Mendirikan PT.
o   Didirikan dengan Akta Notaris. Jadi akta pendirian dibuat dimuka notaris, yang memuat anggaran dasar.
o   Pendaftaran di Pengadilan Negeri setempat, kemudian diumumkan dalam berita negara, dan harus mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman
o   Harus mempunyai modal yang dibagi atas saham-saham.
o   Paling sedikit 10% dari modal perseroan harus sudah disetor (syarat material)
         Modal PT
o   Modal PT adalah modal dasar seperti dalam akte pendirian
o   Modal yang ditempatkan/disanggupi sekurang-kurangnya 20% dari modal dasar
o   Modal yang disetor (modal operasional) yaitu 10% dari modal perseroan. Namun dalam praktek 10% dari modal yang
ditempatkan atau disanggupi.
         Saham
Saham yang dikeluarkan pada pokoknya ada dua jenis, yaitu :
1.       saham biasa (common stock), dan
2.       saham istimewa (preferrend stock)
         Alat Perlengkapan
1.       Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Merupakan kekuasan tertinggi  dalam PT. Hak suara diatur sebagai berikut :
o   Setiap pemegang saham sekurang-kurangnya berhak mengeluarkan satu suara, atau satu saham satu suara.
o   Setiap pemegang saham mengeluarkan suara sebanyak jumlah saham yang dimiliki.
o   Setiap pemegang saham berhak mengeluarkan  suara  sebanyak kelipatan dari harga nominal saham yang terkecil
dari perseroan terhadap keseluruhan jumlah harga nominal dari semua saham yang dimiliki pemegangnya.
o   Apabila modal perseroan terbagi dalam 100 saham atau lebih maka hak suara tidak lebih dari enam suara, dan bila
modal perseroan di bawah 100 saham, hak suara tidak lebih dari tiga suara.
Keputusan Rapat Pemegang Saham dianggap sah bila :
o   Cara dan tenggang waktu penagihan pada pemegang saham
o   Pegambilan Keputusan (suara terbanya atau suara terbanyak khusus)
o   Tidak melanggar undang-undang, anggaran dasar, hukum tidak tertulis.
2.       Pengurus
Pengurus PT biasanya disebut DIREKSI dan pimpinanya disebut DIREKTUR yang berfungsi sebagai pimpinan
perusahaan.
Hubungan  hukum antara RUPS dan DIREKSI dikuasai  oleh hubungan pemberian kuasa, sesuai KUH Perdata
Menurut KUHD, tugas pengurus (Direksi) PT adalah:
o   Melakukan pendaftaran perseroan (PT) di Kepaniteraan Pengadilan Negeri, dalam media resmi
o   Dalam hubungan dengan pihak ketiga, Pengurus PT mewakili perseroan dalam bidang usaha yang menjadi tujuan
perseroan.
o   Dalam hubungan dengan harta kekayaan perseroan, pengurus PT mengurus dan menguasai dengan baik, mencatat
dengan rapi semua harta kekayan perseroan  dan mempertanggungjawabkan kepada RUPS.
3.       Komisaris
o   Pengurus PT diawasi atau tidak diawasi oleh Komisaris. Komisaris dapat diadakan dan dapat pula ditiadakan.   Jika
diadakan  komisaris  maka jumlahnya lebih dari satu orang.
o   Komisaris PT diangkat oleh RUPS yang dapat disertai dengan penetapan upah (gaji) dan fasilitas lain atau tanpa upah
(gaji), cukup dengan honor saja.
o   Apabila komisaris diangkat dengan upah (gaji) dan bukan pemegang saham status hukumnya sebagai “pekerja
pemegang kuasa” dari perseroan atau RUPS yang dikuasai oleh Hukum campuran (pemberian kuasa dan
perburuhan).
o   Apabila komisaris diangkat dengan upah dan sebagai pemegang saham, status hukumnya sebagai penerima kuasa
dari perseroan atau RUPS, yang dikuasai oleh hubungan hukum pemberi kuasa.
         Macam-Macam PT
o   PT. Tertutup
o   PT. Terbuka
o   PT. Perseorangan
o   PT. Domestik
o   PT. Asing
o   PT. Kosong
         Pembubaran PT
Alasan pembubaran PT. Diatur dalam Anggaran Dasar PT dan diatur di dalam KUHD, antara lain sebagai berikut :
o   Berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam akta pendirian perseroan (akta notaris)
o   Keputusan RUPS yang menghendaki pembubaran perseroan dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar
(Akte Pendirian)
o   Apabila perseroan mengalami kerugian  mencapai 70% dari modal yang ditetapkan
o   Apabila perseroan  dalam keadaan tidak mampu membayar utangnya (insoluansi).
o   Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman untuk kepentingan umum.
o   Karena peleburan atau penggabungan
Setelah perseroan bubar, maka perseroan tetap ada sampai pemberesannya selesai. Pemberes (panitia
khusus) bertugas menguangkan seluruh aktiva perseroan untuk melunasi  hutang perseroan termasuk upah
“pemberes”.
Jika aktiva tersebut masih ada sisa, maka sisa ini dibayarkan pada para pemegang saham. Tugas
pemberes dilaporkan kepada RUPS.
         Kebaikan dan Kelemahan PT
Kebaikan
o   Tanggungjawab yang terbatas dari para pemegang saham terhadap utang perseroan.
o   Kontinuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab utang tergantung  pada beberapa pesero, dan
pemilik dapat berganti-ganti.
o   Mudah untuk memindahkan hak  milik dengan menjual saham kepada orang lain
o   Mudah memperoleh tambahan modal untuk keperluan volume usaha (menjual saham).
o   Manajemen dan  spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber modal secara efisien.
Kelemahan
o   PT memerlukan subyek pajak tersendiri, deviden yang diterima para pemegang saham dikenakan pajak lagi.
o   Mendirikan PT lebih sulit
o   Biaya pendirian cukup tinggi
o   Rahasia perusahaan tidak terjamin, karena semua aktivitas perusahaan dilaporkan kepada pemegang saham secara
rutin dan teratur.
5.      KOPERASI
         Koperasi berasal dari bahasa Inggeris, yaitu “cooperation” atau bahasa Belanda “Cooperatie”, yang berarti
“kerjasama”.
         Kerjasama yang dimaksudkan disini adalah kerjasama yang terjadi antara beberapa orang (kelompok) untuk
mencapai tujuan yang sama yang sulit dicapai secara perseorangan.
         Tujuan yang sama itu adalah kepentingan “ekonomi” untuk meningkatkan kesejahteran bersama.
         Koperasi dari segi ekonomi adalah perkumpulan yang memiliki ciri-ciri khusus berikut ini :
o   Beberapa orang yang disatukan oleh kepentingan ekonomi yang sama
o   Tujuan mereka yang baik secara bersama-sama maupun secara individual adalah memajukan kesejahteraan bersama
dengan tindakan bersama-sama secara kekeluargaan.
o   Alat untuk mencapai tujuan itu adalah Badan Hukum (BH), yang dimiliki bersama, dibiayai bersama, dikelola bersama.
o   Tujuan utama Badan Hukum (BH) itu ialah memajukan kesehajteraan semua anggota perkumpulan.
         Azaz, Tujuan dan Fungsi Koperasi
Azas Koperasi :
Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi  Indonesia berazaskan Pancasila dan UUD 1945,
yakni berdasarkan asas kekeluargaan, semua untuk semua di bawah pimpinan pengurus atas azas keadilan dan
kekeluargaan, keberanian berkorban untuk kepentingan bersama.
Tujuan  Koperasi :
Pasal 3 UU No,25 : Tujuan koperasi  yakni memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat  pada umumnya serta ikut  membangun terutama perekonomian sosial dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Fungsi Koperasi :
Sebagai perkumpulan (unit ekonomi) yang bukan merupakan perkumpulan modal :
o   Alat perjoangan ekonomi
o   Alat pendemokrasian ekonomi sosial
o   Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa
o   Alat pembina insan masyarakat dalam tata laksana perekonomian rakyat
         Cara mendirikan Koperasi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992:
o   Rapat Pembentukan Koperasi
  Ada yang memprakarsai pelaksanaan rapat pembentukan koperasi. Sekurang-kurangnya 20 orang hadir berkumpul
menyatakan setuju dan bersedia menjadi anggota dan pengurus
  Dibuatkan Berita Acara  dan Daftar hadir, yang memuat tentang jumlah anggota dan nama-nama mereka yang diberi
kuasa untuk menandatangani Akta Pendirian Koperasi, beberapa orang sebagai atas nama pendiri koperasi.
  Surat Permohonan Pengesahan
Pendiri atau pengurus baru terpilih mengajukan surat permohonan pengesahan pendirian koperasi, yang dilampiri
Akte Pendirian dan Akta Berita Acara  Rapat, kepada Pejabat yang diangkat oleh dan mendapat kuasa khusus dari
Menteri Koperasi.
  Pengesahan Akta Pendirian (Badan Hukum) oleh Pejabat
Pengesahan Akta Pendirian  diberikan dalam waktu  paling lama 3 (tiga) bulan  setelah diterima permintaan
pengesahan.
  Pengiriman Akta Pendirian kepada Pendiri Koperasi
Akta Pendirian yang bermaterai, dikirim kepada para pendiri, sedangkan Akta Pendirian yang tidak bermaterai dikirim
kepada disimpan di Kantor Pejabat Koperasi.
  Pengumuman dalam Berita Negara
Akta Pendirian (Badan Hukum) yang sudah disahkan diumumkan oleh pejabat dengan menempatkan dalam Berita
Negara.

         Modal Koperasi
Modal diperoleh dari anggota dan dari luar anggota.
  Modal koperasi dari anggota
-          simpanan pokok
-          simpanan wajib
-          simpanan suka rela
  Cadangan
  Modal koperasi dari bukan anggota, yaitu bentuk  pinjaman dari bank Koperasi, Pemerintah, dsan sumber-sumber
lainnya.
         Lapangan Usaha Koperasi
o   Koperasi Produksi
Bergerak dibidang usaha pengadaan , penciptaan keperluan dasar dan keperluan konsumsi sehari-hari
o   Koperasi Konsumsi
Bergerak dibidang usaha memenuhi kebutuhan sehari-hari
o   Koperasi Kredit / Simpan Pinjam
Bergerak dibidang simpan-pinjam
o   Koperasi Jasa
Bergerak dalam bidang usaha jasa tetentu.
         Perangkat Organisasi Koperasi
Sesuai ketentuan di dalam UU,25 thn 1992,  pasal 21 :
-          Rapat Anggota
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi dan dilaksanakan paling sedikit sekali
dalam satu tahun yang bertugas mengesahkan pertanggungjawaban  pengurus, diselenggarakan paling lambat 6
(enam) bulan setelah tahun buku lampau.
-          Pengurus Koperasi
Merupakan pemegang kuasa  anggota yang bertugas paling lama 5 (lima) tahun.
Pengurus berkewajiban  mengelolan koperasi dan usahanya mengajukan rancangan (perencanaan) Anggaran
Pendapatan dan Belanja Koperasi (APBK), menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan laporan keuangan dan
pertanggunganjawaban pelaksanaan tugas serta mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
-          Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota  yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi, membuat laporan tertentu tentang hasil
pengawasannya.
         Pembagian Laba Koperasi
Pembagian laba koperasi disebut Sisa Hasil Usaha (SHU),  dibagikan kepada yang berhak sesuai dengan anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga koperasi berdasarakan persentase yang meliputi : (1) untuk cadangan, (2) untuk
anggota menurut jasanya dan simpanannya, (3) untuk pengurus, (4) untuk kesejahteraan pegawai, (5) untuk
pendidikan koperasi, (6) untuk dana sosial
         Pembubaran Koperasi
Pembubaran koperasi dilakukan berdasarkan Keputusan Rapat Anggota  yang diberitahukan secara tertulis oleh
kuasa rapat anggota kepada semua kreditur dan pemerintah berdasarkan  keputusan pemerintan (pasl 47 ayat 1,
UU.No.25/1992) ; (1) Terbukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan undang-undang, (2)
Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan / atau kesusilaan, (3) Kelangsungan hidupnya tidak dapat
lagi diharapkan.
6.      YAYASAN
         Yayasan adalah suatu usaha yang didirikan oleh masyarakat atau pemerintah dengan jalan memisahkan  sebagian
dari kekayaannya yang tujuannya sosial.
         Pengelolaan Yayasan
Yayasan merupakan sebuah Badan Hukum dengan kekayaan yang dipisahkan, jadi tergolong sebagai salah satu
Badan Usaha Nasional.
         Tujuan pendirian yayasan bukan untuk mencari keuntungan (non profit), melainkan lebih menitikberatkan  pada
usaha-usaha sosial untuk berbagai macam kegiatan yang akan dijalankan diluar kondisi persaingan usaha.
Namun perlu diingat bahwa  yayasan adalah salah satu bentuk Badan Hukum, dan bukan organisasi sosial
kemasyarakatan.
         Yayasan merupakan harapan dari masyarakat, khususnya dari masyarakat tergolong yang berpengahasilan rendah,
terutama dalam pemenuhan kebutuhan yang sangat primer, misalnya masalah kesehatan, pendidikan, sosial,
keagamaan. Oleh karena itu warga masyarakat yang mempunyai kekayaan atau berpenghasilan tinggi sering
terpanggil hati nuraninya untuk mendirikan yayasan untuk mewujudkan rasa kesetiakawanan sosial mereka.
Namun demikian tidak semua yayasan bernuansa kegiatan sosial semata, karena sering kali sebuah yayasan juga
merupakan salah satu badan usaha yang mempekerjakan banyak orang dan menggunakan sarana dan fasilitas
yang cukup mahal untuk melaksanakan kegiatan usahanya, seperti Yayasan Rumah Sakit, Yayasan Pendidikan
Tinggi, sehingga seringkali tarif yang  harus di bayar masyarakat justru lebih mahal daripada tarif perusahaan
pemerintah. Hal tersebut dapat dimaklumi karena tarif seringkali dihitung secara rasional dan ekonomis dan jika
tidak, maka kegiatan yayasan bisa bangkrut. Namun demikian apapun alasannya, kehadiran yayasan harus lebih
bernuangsa sosial dari pada bernuangsa ekonomi.
         Contoh Yayasan : (a) Yayasan Pantai Asuhan, (b) Yayasan Rumah Sakit, (c) Yayasan Perguruan (TK, SD, SLTP,
SLTA, Perguruan Tinggi), (d) Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC), dsb.-
                                                ----000--

Anda mungkin juga menyukai