Anda di halaman 1dari 47

Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang


Anak Usia 0 - 72 bulan di Puskesmas Cilamaya Periode Januari 2019
sampai dengan Juni 2019

Oleh:

Gerrit Yefta Fanuel

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas


Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Periode Oktober -
November 2019
Universitas Kristen Krida Wacana

Evaluasi Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang


Anak Usia 0 – 72 Bulan di Puskesmas Cilamaya Periode Januari 2019
sampai dengan Juni 2019

Oleh:
Gerrit Yefta Fanuel - 112017121

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas


Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Periode Oktober -
November 2019

ii
Evaluasi Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia
0 – 72 Bulan di Puskesmas Cilamaya Periode Januari 2019 sampai dengan Juni
2019

Lembar Persetujuan Pembimbing

(dr. Melda Suryana, M.Epid)

Penguji 1 Penguji 2

(dr. Melda Suryana, M.Epid) (dr. Ernawaty Tamba, MKM)

3
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih
karunia dan perlindunganNya sehingga Evaluasi program ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Evaluasi program ini saya laksanakan dalam rangka menjalankan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana.
Semoga penulisan ini dapat berguna bagi pembaca. Saya menyadari evaluasi
program ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sehingga akan tercipta penelitian yang lebih
baik lagi.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bimbingan yang telah diberikan dalam penyelesaian evaluasi program ini:
1. dr. Melda Suryana, M.Epid
2. Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp. Ok.
3. Dr. dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes
4. dr. E. Irwandy Tirtawidjaja
5. dr. Diana L. Tumilisar
6. dr. Ernawaty Tamba, MKM
7. dr. Julianti Sutanto, M.Kes
8. dr. Aziz Gopur sebagai Kepala Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang
9. Tenaga medis dan paramedis di Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang

Jakarta, November 2019

Penulis

4
Evaluasi Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Usia 0 – 72 Bulan di Puskesmas Cilamaya Periode Januari 2019
sampai dengan Juni 2019

Gerrit Yefta Fanuel


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Email: gerrityfm@gmail.com

Abstrak

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan


kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan
orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya. Berdasarkan data
Kementerian Kesehatan RI berdasarkan pada hasil pelayanan Stimulasi Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada 500 anak dari lima
Wilayah DKI Jakarta, ditemukan, 57 anak (11,9%) mengalami kelainan tumbuh
kemban. Berdasarkan hasil laporan bulanan didapati Cakupan SDIDTK anak
Puskesmas Cilamaya pada Januari 2019 - Juni 2019 sebesar 43,0%. Dari hasil
evaluasi didapatkan beberapa masalah yaitu: Jumlah sarana ruangan
pemeriksaan belum ada di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya, Jumlah sasaran
bayi 4828, Jumlah bayi yang di-SDIDTK 1307. Cakupan hasil anak usia 0
sampai 72 bulan yang di-SDIDTK yaitu 27.1% dari target 80% dengan besar
masalah 66.12%.

Kata kunci : Stimulasi, Tumbuh, kembang,


Daftar Isi

Lembar Cover........................................................................................................ i
Lembar Judul..........................................................................................................
................................................................................................................................
ii
Lembar Pengesahan 1
Kata Pengantar 2
Abstrak 3
Daftar Isi 4
Bab I. Pendahuluan 6
Latar Belakang ............
6
Rumusan Masalah 8
Tujuan 8
Tujuan Umum 8
Tujuan Khusus 8
Manfaat Penelitian 8
Manfaat Bagi Evaluator 9
Manfaat Bagi Perguruan Tinggi 9
Manfaat Bagi Puskesmas 9
Manfaat Bagi Masyarakat 9
Sasaran 9
Bab II. Materi dan Metode.................................................................................. 10
Materi 10
Metode 10
Bab III. Kerangka Teori...................................................................................... 11
Kerangka Teori ..........
11
Tolok Ukur 12
Bab IV. Penyajian Data....................................................................................... 13
Sumber Data 13
Data Umum 13
Data Geografi 13
4.2.1. Data Demografi 14
4.2.3. Data fasilitas kesehatan 14
Data Khusus 15
Masukan 15
Proses 24
Keluaran 26
Lingkungan 27
Umpan Balik 28
Dampak ............................................................................ 28
Bab V. Pembahasan Masalah.............................................................................. 29
BabVI. Perumusan Masalah................................................................................ 33
Masalah yang sebenarnya (Keluaran).................................................. 33
Masalah dari unsur lain (Penyebab).................................................... 34
Bab VII. Prioritas Masalah.................................................................................. 35
7.1.Prioritas Masalah............................................................................... 35
Bab VIII. Penyelesaian Masalah......................................................................... 37
Masalah Pertama 37
Masalah Kedua 38
Bab IX Penutup................................................................................................... 39
Kesimpulan.......................................................................................... 39
Saran.................................................................................................... 39
Daftar Pustaka 40
Lampiran 41
Bab I
Pendahuluan

Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari upaya membangun


manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak
yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya
kesehatan ibu ini yang dilakukan sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan,
ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat.
Upaya kesehatan lainnya yang dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan
sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup sekaligus peningkatan kualitas hidup anak mencapai
tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta

memiliki inteligensi sesuai dengan potensi genetiknya.1

Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga

perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan

kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi

dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi

secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk

menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang

anaknya. Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini

penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan

memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuh kembangnya kembali normal

atau penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka

rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi.1

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI berdasarkan pada hasil


pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
pada 500 anak dari lima Wilayah DKI Jakarta, ditemukan, 57 anak (11,9%)
mengalami kelainan tumbuh kembang. Kelainan yang paling banyak yaitu
delayed development (pertumbuhan yang terlambat) 22 anak, kemudian 14 anak
mengalami global delayed development, 10 anak gizi kurang, 7 anak

Microcephali, dan 7 anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan.2

Mengingat jumlah balita di indonesia sangat besar sekitar 10 persen dari


seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh
kembang balita di indonesia harus mendapatkan perhatian serius yaitu hak untuk
mendapatkan gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh
pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang. Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan revisi dari program Deteksi Dini
Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk
salah satu program pokok Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan
terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang
tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, organisasi
profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional. Indikator
keberhasilan program SDIDTK adalah 80% anak usia 0 sampai dengan 72 bulan
terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada bulan Januari 2019 – Juni 2019.
Cakupan SDIDTK anak usia 0 sampai dengan 72 bulan Puskesmas Cilamaya
pada periode Januari 2019 – Juni 2019 sebesar 27.1%.
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan

pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh

dalam kondisi gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak

dapat terdeteksi melalui kegiatan SDIDTK. Selain mencegah terjadinya

penyimpangan pertumbuhan, kegiatan SDIDTK juga mencegah terjadinya

penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental emosional.2


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI berdasarkan pada hasil pelayanan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada 500
anak dari lima Wilayah DKI Jakarta, ditemukan, 57 anak (11,9%) mengalami
kelainan tumbuh kembang.
2. Berdasarkan hasil laporan tahunan didapati Cakupan SDIDTK Puskesmas
Cilamaya pada Januari 2019 – Juni 2019 sebesar 27.1%.
3. Untuk mengetahui, mengidentifikasi menganalisis serta mengevaluasi cakupan
masalah program SDIDTK di Puskesmas Cilamaya , kabupaten Karawang
periode Januari 2018 - Juni 2019.

Tujuan
Tujuan umum
Mengetahui, mengidentifikasi menganalisis serta mengevaluasi
cakupan masalah program SDIDTK di Puskesmas Cilamaya,
kabupaten Karawang periode Januari 2019 sampai dengan Juni
2019.
Tujuan khusus
Tercapainya cakupan kegiatan anak yang di-SDIDTK.
Tercapainya cakupan kegiatan SDITDK kontak pertama.

Manfaat
Bagi evaluator
 Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah
 Melatih serta mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program
khususnya Program SDIDTK
 Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi
 Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis
Bagi perguruan tinggi
 Merealisasikan Tridarma Perguruan Tinggi
 Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.

Bagi puskesmas yang dievaluasi


 Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan Program
SDIDTK disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalah.
 Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan Program SDIDTK secara optimal.
 Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan
Program SDIDTK sehingga dapat memenuhi tolok ukur cakupan program.

Bagi masyarakat
 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam kegiatan SDIDTK
untuk mencegah terjadinya hambatan dalam pertumbuhan dan perkembagan
anak.
 Memperoleh pengetahuan dan informasi khususnya bagi para ibu mengenai
pentingnya stimulasi dan pendeteksian tumbuh kembang anak, sehingga
dapat menambah wawasan dan dapat mengubah perilaku masyarakat untuk
turut serta mengikuti program SDIDTK.

Sasaran
Semua Anak umur 0-5 tahun dan prasekolah umur 5-6 tahun di wilayah kerja
UPTD Puskesmas DTP PONED Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan,
Kabupaten Karawang tahun 2019, Jawa Barat pada periode Januari 2019 – Juni
2019.
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan bulanan
puskesmas mengenai program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya periode Januari 2019 – Juni
2019 yang terdiri dari data bulanan anak usia 0-72 bulan di Posyandu, Pos
pendidikan anak usia dini (PAUD), TK di Wilayah UPTD Puskesmas DTP
PONED Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tahun
2019 periode Januari 2019 – Juni 2019.

2.2 Metode

Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan, analisis dan


pengolahan data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat dicari
masalah yang ada pada program cakupan pelayanan SDIDTK di UPTD
Puskesmas DTP PONED Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten
Karawang tahun 2019 periode Januari 2019 – Juni 2019 dengan cara
membandingkan cakupan pencapaian program terhadap target yang telah
ditetapkan dan menemukan penyebab dengan menggunakan pendekatan sistem,
kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis

Kerangka Teoritis

Bagan 1. Teori Pendekatan Sistem

Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang


saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Bagian atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu:

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari
tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau
alat yang digunakan (machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi
masyarakat (market), dan informasi (information).
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam
sistem dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan. Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola


oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik.
5. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang
merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem
tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan
rapat bulanan.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu
sistem.

Tolok Ukur

Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan
digunakan sebagai target yang harus dicapai pada tiap-tiap variabel sistem, yang
meliputi masukan, proses, keluaran, lingkungan, dan umpan balik pada program
SDIDTK. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam
program SDIDTK.
Berdasarkan jumlah keseluruhan bayi yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya dan jumlah bayi yang di SDIDTK. Setiap orang tua
menginginkan mempunyai anak yang sehat, cerdas, sholeh, berkualitas dan
sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan mempunyai
generasi penerus yang mampu bersaing dan unggul ditengah persaingan global
yang sangat kompetitif, hal ini harus dianggap sebagai suatu investasi untuk
masa depan dan hal ini juga merupakan Hak Anak, seperti yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak. Dinas
Kesehatan pemerintahan Kabupaten Karawang menetapkan target cakupan
SDIDTK sebesar 80%.
Bab IV
Penyajian Data

Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil, berasal dari data sekunder, yaitu:
1. Data geografis di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP PONED Cilamaya,
Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tahun 2019.
2. Data demografis di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP PONED Cilamaya,
Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tahun 2019.
3. Laporan profil kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP PONED
Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tahun 2019.
4. Catatan pemeriksaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
anak di UPTD Puskesmas DTP PONED Cilamaya, Kecamatan Cilamaya
Wetan, Kabupaten Karawang tahun 2019.

Data Umum
Data Geografis
1. Puskesmas Cilamaya terletak di Jalan Raya Cilamaya, Desa Cilamaya,
Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
2. Luas wilayah kerja puskesmas : ± 7265 Ha. Puskesmas Cilamaya memiliki
wilayah kerja terdiri dari 7 Desa, 73 RW, 154 RT.Jarak antara Puskesmas
Cilamaya ke pusat kota Karawang adalah +34 km.
3. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya:
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Banyusari
c. Sebelah Barat : Kecamatan Cilamaya Kulon
d. Sebelah Timur : Kabupaten Subang

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya terdiri dari 7 desa, 33 Dusun, 73


RW dan 154 RT. Desa-desa tersebut adalah:

1. Desa Cikarang
2. Desa Cikalong
3. Desa Tegalsari
4. Desa Tegalwaru
5. Desa Mekarmaya
6. Desa Cilamaya
7. Desa Muara

Data Demografi

1. Jumlah penduduk secara keseluruhan diwilayah kerja UPTD Puskesmas DTP


PONED Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tahun
2019 adalah 49.077 jiwa.
2. Jumlah penduduk Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang, tahun 2019
berdasarkan jenis kelamin: Laki-laki 24.912 jiwa dan jumlah perempuan 24.165
jiwa.
3. Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang
tahun 2019 adalah Petani 60 %, Pengusaha Sedang/Besar 3 %, Pengrajin/
Industri Kecil 2 %, Buruh Industri 4 %, Buruh Bangunan 8 %, Pedagang 15 %,
Pengangkutan 3 %, Pegawai Negeri/TNI/Polri 5 %.
4. Tingkat pendidikan yang ada pada wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP
PONED Cilamaya, Kabupaten Karawang tahun 2019: SD 1398 orang, SMP
3434 orang, SMA 4021 orang, Perguruan Tinggi 512 orang.
5. Fasilitas kesehatan yang ada pada wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP PONED
Cilamaya, Kabupaten Karawang, tahun 2019: Puskesmas UPTD 1 Buah,
Puskesmas Pembantu 1 Buah, Polindes 3 Buah, BP pratama 3 Buah, BP madya/
Klinik 24 jam 8 Buah, Posyandu 43 Buah, Posbindu 7 Buah, Poskesdes 1 Buah,
Praktek Bidan 17 Buah.

Data Fasilitas Kesehatan


Tenaga kesehatan yang terdapat di UPTD Puskesmas Cilamaya, yaitu :
1. Dokter Umum : 3 Orang
2. Dokter Gigi : 1 Orang
3. Bidan : 24 Orang
4. Perawat : 12 Orang
5. Perawat Gigi : 1 Orang
6. Petugas Gizi : 1 Orang
7. Petugas Laboratorium : 1 Orang
8. Petugas Penyuluh : 0 Orang
9. Petugas Farmasi : 1 Orang
10. Pelaksana Umum : 7 Orang

Pembiayaan kesehatan UPTD Puskesmas Cilamaya didapat dari :


1. Umum
2. Askes
3. Jamkesda / Karawang Sehat
4. Jamkesmas / BPJS / Kartu Indonesia Sehat

Data Khusus
Tenaga (Man)
- Kepala Puskesmas : 1 orang
- Kepala Koordinator Pelaksana Program : 1 orang
- Bidan terdiri dari 12 orang bidan desa, 8 bidan Poned, 4 bidan puskesmas
- Kader terdapat 190 orang

Dana (Money)
Dalam pelaksanaan program SDIDTK diperlukan adanyanya dana agar program
dapat berjalan. Dana untuk pelaksanaan program promosi kesehatan di
puskesmas cilamaya diperoleh dari Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK). Anggaran BOK tersedia untuk menjalankan program promosi kesehatan

Sarana ( Material)
1. Gedung Puskesmas :
- Ruang pendaftaran : 1 ruang
- Ruang tunggu : 1 ruang
- Ruang KIA : 1 ruang
- Kamar obat : 1 ruang
- Ruang pemeriksaan khusus : tidak ada
- Ruang BP : 1 ruang
- Laboratorium : 1 ruang
- Ruang Imunisasi : 1 ruang
- Ruang Jiwa/Lansia : 1 ruang
- Ruang VCT/TB : 1 ruang
- Ruang MTBS : 1 ruang
- Ruang Gizi : 1 ruang
- Gedung Ranap : 1 bangunan
- Gedung Poned : 1 bangunan

2. Gedung posyandu :
Desa Cikarang :5
Desa Cikalong :6
Desa Tegalsari :5
Desa Tegalwaru :7
Desa Mekarmaya :7
Desa Cilamaya : 10
Desa Muara :5

3. Sarana non medis:


- Layar : Ada
- Leaflet : Ada
- Lembar balik : Ada
- Poster : Ada
- Formulir SDIDTK : Ada
- Buku pedoman SDIDTK : Ada
- Alat tulis : Ada
- Sarana transportasi dinas : Ada

Metode (Method)
1. Pendataan jumlah anak.
 Menurut data Laporan Puskesmas cilamaya untuk Januari 2019- Juni 2019
jumlah sasaran anak usia 0-72 bulan sebanyak 4.828 jiwa.
 Anak anak didaftar dalam pencatatan kohort anak anak
 Pendaftaran anak anak Posyandu, dan PAUD seperti TK/RA atau
kelompok bermain, tempat pengasuhan anak dan satuan PAUD sejenisnya.
2. Pemantauan Pertumbuhan anak Anak Tercatat dalam Buku KIA/KMS.

KMS yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indicator


perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh
kembang anak anak setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun
(dapat diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi).

Pemantuan pertumbuhan anak menggunakan KMS Anak Anak naik berat


badannya bila :
a. Garis pertumbuhanya naik mengikuti salah satu pita warna atau
b. Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya Anak
Anak tidak naik berat badannya bila :
1. Garis pertumbuhannya turun atau
2. Garis pertumbuhannya mendatar atau
3. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya.
3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak


secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama
kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua,
pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh
masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga
professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6


tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang
merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-
masing dan dalam kehidupan sehari-hari.4

Stimulasi anak usia 1-2 tahun dilakukan oleh ibu/ayah/anggota keluarga


lainnya: ajari berjalan di undakan/tangga, ajak membersihkan meja dan menyapu,
ajak membereskan mainan, ajari mencoret-coret di kertas, ajari menyebut bagian
tubuhnya, bacakan cerita anak, ajak bernyanyi, ajak bermain dengan teman,
berikan pujian kalau ia berhasil melakukan sesuatu, ajari anak untuk bergerak
bebas dalam pengawasan, orang tua membimbing agar anak mematuhi aturan
permainan, biasakan menggunakan perkataan santun.

Diisi oleh keluarga/kader kesehatan, beri tanda √ (centang/rumput) jika


anak sudah bisa:3,5
Pada umur 2 tahun, anak bisa:
- Naik tangga dan berlari-lari
- Mencoret-coret pensil pada kertas
- Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
- Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti, seperti bola, piring dan sebagainya
- Memegang cangkir sendiri
- Belajar makan-minum sendiri

Lakukan rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana yang


menyenangkan. Jika pada usia 2 tahun, anak belum bisa melakukan minimal salah
satu hal di atas, bawa anak ke dokter/bidan/perawat. Bawa anak usia 3 bulan - 2
tahun setiap 3 bulan ke fasilitas untuk mendapatkan pelayanan SDIDTK.3,4
Stimulasi anak 2-3 tahun dilakukan oleh ibu, ayah dan anggota keluarga
lainnya : ajari berpakaian sendiri , ajak melihat buku bergambar, bacakan cerita
anak, ajari makan di piring sendiri, ajari cuci tangan, ajari buang air besar dan
kecil di tempatnya, ajari anak untuk menghormati orang lain, ajari anak untuk
beribadah , bawa anak ke PAUD.3 Diisi oleh keluarga/kader kesehatan, beri tanda
√ (centang/ rumput) jika anak sudah bisa:5
- Mengayuh sepeda roda tiga
- Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan
- Bicara dengan baik menggunakan 2 kata
- Mengenal 2-4 warna
- Menyebut nama, umur dan tempat
- Menggambar garis lurus
- Bermain dengan teman
- Melepas pakaiannya sendiri
- Mengenakan baju sendiri

Lakukan rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana yang


menyenangkan. Jika pada usia 3 tahun, anak belum bisa melakukan minimal salah
satu hal di atas, bawa anak ke dokter/bidan/perawat. Bawa anak usia 2-6 tahun
setiap 6 bulan ke fasilitas untuk mendapatkan pelayanan SDIDTK.3 Stimulasi anak
usia 3-5 tahun dilakukan oleh ibu, ayah dan anggota keluarga lainnya: minta anak
menceritakan apa yang dilakukan, dengarkan anak ketika bicara, jika anak gagap,
ajari bicara pelan-pelan, awasi anak ketika bermain,4Lakukan
rangsangan/stimulasi setiap saat dalam suasana yang menyenangkan. Jika pada
usia 5 tahun, anak belum bisa melakukan minimal salah satu hal di atas, bawa
anak ke dokter/bidan/perawat. Bawa anak usia 2-6 tahun setiap 6 bulan ke fasilitas
untuk mendapatkan pelayanan SDIDTK.5

4. Pencatatan dan Pelaporan

Bagian ini merupakan bagian yang penting dari kegiatan pemantauan dan
evaluasi. Pencatatan dan pelaporan cakupan pelayanan anak dilakukan secara
berjenjang mulai dari bidan desa/ kelurahan mencatat detail pelayanan anak
dalam kohort anak, buku KIA. Pencatatan segera dilakukan segera setelah bidan
melakukan pelayanan. Selain itu bidan desa mengumpulkan data pelayanan yang
berasal dari lintas program dan fasilitas pelayanan lain di wilayah kerjanya.
Setiap bulan bidan desa mengolah data yang tercantum di dalam buku kohort
dijadikan bahan laporan bulanan KIA. Bidan koordinator puskesmas menerima
laporan dari semua bidan desa dan mengolah menjadi laporan pelayanan
bulanan. Mengirimkan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota.
a. Pencatatan

Petugas lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang dikerjakan, dalam format


pencatatan kegiatan SDIDTK. Register dan formulir lain yang diperlukan
- Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang ( formulir DDTK)

- Register Deteksi Dini Tumbuh Kembang (Register DDTK)

- Register Kohort Kesehatan Anak (0-11 bulan) dan Register Kohort Kesehatan
Anak Anak dan Prasekolah (12-72 bulan)
b. Pelaporan Formulir Pelaporan
Pelaporan hasil pelayanan DDTK di laporkan secara berjenjang mulai dari
tingkat Puskesmas sampai ke tingkat Pusat. Adapun formulir yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Formulir Rekapitulasi DDTK di tingkat Puskesmas.

Hasil pelayanan DDTK disemua Pelayanan (Puskesmas, Posyandu, PAUD dll)


dilaporkan dalam formulir rekapitulasi DDTK. Data yang terekam pada register
kohort anak, anak dan anak prasekolah dan register DDTK di pindahkan ke
formulir rekapitulasi sebagai laporan bulanan. Formulir rekapitulasi di buat
menurut desa/kelurahan yang berisikan data sebagai berikut:
a. Jumlah sasaran anak usia 0-72 bulan.

b. Jumlah anak usia 0-11 bulan mendapatkan Pelayanan DDTK minimal 4 kali.

c. Jumlah anak usia 12-72 bulan yang mendapatkan Pelayanan DDTK minimal 2
kali setiap 6 bulan.
d. Jumlah anak yang mempunyai status gizi kurus/sangat kurus dan pendek.
e. Jumlah anak dengan gangguan perkembangan ( motorik kasar, motorik
halus,bicara/bahasa dan sosialisasi/kemandirian).
f. Jumlah anak dengan gangguan perilaku
g. Jumlah anak dengan gangguan penglihatan
h. Jumlah anak dengan gangguan pendengaran.
i. Jumlah anak yang ditindak lanjuti (stimulasi dan rujukan).

2. Formulir Rekapitulasi DDTK tingkat kabupaten/kota.


Pelaporan hasil kegiatan Pelayanan DDTK dari masing masing Puskesmas di
rekap oleh kabupaten/kota dan dilaporkan ke Provinsi dengan mengunakan
formulir laporan kesehatan anak dan laporan kesehatan anak anak dan
prasekolah. Dikabupaten/kota data ini dapat dimanfaatkan untuk perencanaan,
monitoring dan evaluasi program SDIDTK di wilayahnya. Selanjutnya
kabubapen/kota akan melaporkan ke dinas kesehatan Provinsi. Formulir
rekapitulasi dibuat menurut Puskesmas yang berisikan data sebagai berikut:
a. Jumlah sasaran anak usia 0-72 bulan
b. Jumlah anak usia 0 - 11 bulan mendapatkan Pelayanan DDTK minimal 4 kali
c. Jumlah anak usia 12 - 72 bulan yang mendapatkan Pelayanan DDTK minimal
2 kali setiap 6 bulan. Jumlah anak yang mempunyai status gizi kurus/sangat
kurus dan pendek.
d. Jumlah anak dengan gangguan perkembangan ( motorik kasar, motorik halus,
bicara/bahasa dansosialisasi/kemandirian),
e. Jumlah anak dengan gangguan perilaku.
f. Jumlah anak dengan gangguan penglihatan.
g. Jumlah anak dengan gangguan pendengaran.
h.Jumlah anak yang ditindak lanjuti (stimulasi dan rujukan).

3. Formulir Rekapitulasi DDTK tingkat Provinsi.


Pelaporan hasil kegiatan Pelayanan DDTK dari masing masing kabupaten/kota
di rekap oleh Propinsi. Di Propinsi data ini dapat dimanfaatkan untuk
perencanaan, monitoring dan evaluasi program SDIDTK di wilayahnya.
Selanjutnya Propinsi akan melaporkan ke Kementerian Kesehatan.
Formulir rekapitulasi di buat menurut kabupaten/kota yang berisikan data
sebagai berikut :
a. Jumlah sasaran anak usia 0-72 bulan.
b. Jumlah anak usia 0-11 bulan mendapatkan Pelayanan DDTK minimal 4 kali.
c. Jumlah anak usia 12-72 bulan yang mendapatkan Pelayanan DDTK minimal 2
kali setiap 6 bulan.
d. Jumlah anak yang mempunyai status gizi kurus/sangat kurus dan pendek.
e. Jumlah anak dengan gangguan perkembangan ( motorik kasar, motorik halus,
bicara/bahasa dan sosialisasi/kemandirian).
f. Jumlah anak dengan gangguan perilaku.
g. Jumlah anak dengan gangguan penglihatan.
h. Jumlah anak dengan gangguan pendengaran.
i. Jumlah anak yang ditindak lanjuti (stimulasi dan rujukan).

Mekanisme Pelaporan.

Sistem pencatatan dan pelaporan Pelayanan DDTK dikembangkan


berdasarkan konsep wilayah. Ini berarti laporan yang dihasilkan mencerminkan
gambaran proses dan pencapaian hasil kegiatan dalam suatu wilayah Puskesmas,
sehingga akan tercakup hasil Pelayanan DDTK yang diberikan di Posyandu,
PAUD, satuan PAUD lainnya, TPA, sekolah taman kanak-kanak dan unit praktek
swasta lain di wilayah Puskesmas.

Rekapitulasi tingkat Puskesmas dilaporkan ke dinas kesehatan


kabupaten/kota setiap bulan. Rekapitulasi laporan tingkat kabupaten/kota di
laporkan ke Provinsi dalam bentuk laporan triwulan. Rekapitulasi tingkat Provinsi
dilaporkan ke Kementerian Kesehatan setiap 6 (enam) bulanan.

Proses
1. Perencanaan
a. Melakukan pendataan 1 kali dalam sebulan di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya
oleh bidan pelaksana SDIDTK. Perencanaan kegiatan dibuat 1 bulan
sebelumnya mengenai jadwal tempat dan waktu dilakukannya kegiatan
pemeriksaan SDIDTK.
b. Merencanakan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan SDIDTK oleh petugas
kesehatan posyandu terlatih pada hari kerja dari jam 08.00-11.00 WIB.
c. Merencanakan pengelompokkan jenis pemeriksaan SDIDTK.
d. Pencatatan
- Pencatatan : setiap kegiatan dilaksanakan (pada hari kerja pada pukul 12.00-14.00
WIB).
2. Pengorganisasian
Terdapat struktur organisasi tertulis yang terinci dan jelas dalam menjalankan
program SDIDTK, berupa pembagian tugas secara umum di Puskesmas
Cilamaya berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak yaitu:

Kepala Puskesmas

Dr. Aziz Gopur

Penanggungjawab UKM dan Koordinator Kesehatan Ibu dan Anak


Hj. Enok S.St

Bidan Pelaksana SDIDTK

Gambar 1. Struktur Organisasi Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas


Cilamaya
Pengorganisasian dalam program SDIDTK dibagi berdasarkan jabatan:
Kepala Puskesmas
 Sebagai penanggung jawab program
 Monitoring pelaksanaan kesehatan ibu dan anak
 Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu dan anak
di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya.
Koordinator Kesehatan Lingkungan/Pelaksana
 Koordinator program.
 Menerima pelaporan hasil kegiatan kesehatan ibu dan anak dari wilayah
setempat.
 Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil
pencatatan kepada Kepala Puskesmas Cilamaya setiap awal bulan.

3. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara
berkala:
Pendataan jumlah anak usia 0-72 bulan di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya.
 Sesuai Besar sasaran pelayanan jumlah 4.828 anak yang menjadi sasaran untuk
dilakukan penimbangan setiap bulan adalah anak yang ada di wilayah kerja
berdasarkan laporan Puskesmas Cilamaya.
Kegiatan penyuluhan SDIDTK dari petugas ibu dan anak ataupun lintas
program dan lintas sektor dilakukan 1 kali dalam 1 bulan.
Sudah dibuat pengelompokan jenis pemeriksaan SDIDTK yang ada.
Dilakukan pengukuran berat badan pada setiap anak , dilakukan sepanjang tahun
satu kali setiap bulan di posyandu yang berbeda yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya. Tenaga kesehatan yang melakukan pengukuran di
Posyandu adalah kader yang telah ditugaskan atau ditetapkan oleh bidan desa
sebagai penanggung jawab langsung. Hasil pengukuran dicatat pada buku
KIA setiap anak dan kartu anak Balita di posyandu.
Pelaksanaan SDIDTK oleh guru PAUD, bidan desa dibantu kader posyandu
kepada anak Balita. Bila ditemukan gangguan tumbuh kembang di
Koordinasi ke bidan koordinator dan di rujuk Puskesmas untuk ibu diberi
pengarahan dengan memberimotivasi.
Tidak semua kader posyandu, bidan desa mampu melakukan SDIDTK, bidan
desa tidak dilengkapi alat bantu stimulasi.
4. Pengawasan
 Adanya pelaporan setiap melakukan kegiatan dan secara berkala tentang
kegiatan SDIDTK ke tingkat Kabupaten minimal 1 bulan sekali.
 Adanya lokakarya mini bulanan di Puskesmas tentang hasil pencapaian
program SDIDTK antara programer dengan kepala puskesmas dalam rapat
mini lokakarya bulanan.

Keluaran
Cakupan program SDIDTK
1. Jumlah anak usia 0-72 bulan yang di SDIDTK dari bulan Januari 2019
sampai dengan bulan Juni 2019 berjumlah 1.200 anak.
2. Jumlah sasaran anak usia 0-72 bulan yang ada di wilayah kerja puskesmas
Cilamaya dari bulan Januari 2019 sampai dengan bulan Juni 2019 sebanyak
18.345 anak.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 0 − 72 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 − 𝑆𝐷𝐼𝐷𝑇𝐾
𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑆𝐷𝐼𝐷𝑇𝐾 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 0 − 72 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 100%

Cakupan : (1.307/4.828) x 100% = 27.1%

Target : 80 % (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang).


Kesimpulan: Cakupan belum mencapai target.
Besar masalah : (80- 27.1)/80 x 100% = 66.12%

Cakupan SDITDK kontak pertama

a. Jumlah SDIDTK kontak pertama dari bulan Januari 2019 – Juni 2019 berjumlah
285 anak.
Cakupan : (300/4828) x 100% = 6.2%
Target : 80 % (Berdasarkan Target Dinas Kesehatan Kabupaten
Karawang).
Kesimpulan : Cakupan belum mencapai target.
Besar masalah : (80-6.2)/80 x 100% = 92.25%

Lingkungan

Lingkungan Fisik

 Lokasi Puskesmas Cilamaya yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh


warga.
 Tersedia transportasi yang memadai dan jalanan hampir semua sudah diratakan
sehingga memudahkan warga untuk mengakses ke puskesmas.

Lingkungan Non Fisik

- Pendidikan : Kebanyakan masyarakat berpendidikan kurang.

- Budaya : Masih adanya pemahaman yang tidak menganjurkan untuk


membawa anak datang ke Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya.
- Sosial ekonomi : Mayoritas bekerja sebagai petani. Hal ini menjadi alasan
sulit membagi waktu untuk membawa anak ke posyandu atau pelayanan
kesehatan.

Umpan balik

- Pencatatan dan pelaporan :Adanya pencatatan dan pelaporan setiap bulan


secara lengkap mengenai program cakupan pelayanan SDIDTK
Dampak

 Dampak langsung : Diharapkan dapat meningkatkan cakupan pelayanan SDIDTK


 Dampak tidak langsung : Diharapkan dapat menurunkan angka Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak Balita
BAB V
Pembahasan Masalah

Berikut di bawah ini adalah penyajian tabel pembahasan masalah. Masalah


dibagi atas masalah menurut keluaran, masalah menurut masukan, masalah
menurut proses, dan juga masalah menurut variabel lingkungan. Masalah
menurut keluaran, masukan, proses, dan juga lingkungan didapatkan hari hasil
perhitungan antara pencapaian dan tolak ukur.

Masalah Menurut Variabel Keluaran Periode Januari 2019 – Juni 2019

No Variabel Tolok Ukur (%) Pencapaian (%) Masalah (%)


1 Cakupan hasil SDIDTK 40 27,1 66,12
Cakupan SDITDK kontak
2 40 6,2 92,25
pertama

Masalah Menurut Variabel Masukan


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Tenaga Terdapat bidan pelaksana Bidan yang melakukan (+)
(Man) kegiatan SDIDTK SDIDTK sudah ada namun
belum maksimal

2 Dana Dana yang berasal dari BOK Ada (-)

(Money)

3
Sarana (Material)
Terdapat perlengkapan untuk mendukung kerja di poli kesehatan anak seperti
AC, lemari kaca, mikrotoise, meja, kursi, timbangan bayi, meja komputer, meja
bayi, stetoskop,
termometer, pengukur panjang
Tidak terdapat perlengkapan KIE yang memadai dan lengkap ( tidak ada tes
daya lihat, tes daya dengar, termometer.

(+)

badan bayi, alat stimulasi, senter, buku warna, pita pengukur, kuosioner pra
skrining perkembangan, tes
daya lihat, tes daya dengar.

4
Metode (Method)
Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar
Tersedia buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar
(-)

Masalah Menurut Variabel Proses


No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1. Perencanaan Terdapat perencanaan Jadwal yang dibuat tersebut (-)
mengenai jadwal mencakup tempat dan
kegiatan pemeriksaan waktu kegiatan secara rinci
SDIDTK pada 1 bulan
sebelumnya. Telah dilakukan sosialisasi
mengenai SDIDTK di kelas
Dilakukan sosialisasi Ibu balita
mengenai SDIDTK di
kelas ibu balita. (-)

2. Pengorganisasian Dibentuk struktur Tidak adanya peran (+)


organisasi, kepala pembantu dari guru
puskesmas sebagai PAUD dalam
penanggung jawab pemeriksaan SDIDTK.
program, melimpahkan
kekuasaan kepada
koordinator program
(programmer), kemudian
melakukan koordinasi
dengan pelaksana
program.
3. Pelaksanaan 1. Sosialisasi dan on job 1. Belum dilaksanakan (+)
training bagi staff OJT SDIDTK 2x
puskesmas setahun
2x setahun
2. Sosialisasi mengenai 2. Sudah dilaksanakan (-)
SDIDTK di Kecamatan dan sosialisasi mengenai
desa-desa di wilayah kerja SDIDTK di kecamatan
Puskesmas dan desa-desa.
3. Dilakukan sosialisasi 3. Sudah dilaksanakan
mengenai SDIDTK di kelas tetapi tidak maksimal (+)
ibu balita (kurang informative dan
peserta sedikit)
4. Dilakukan pencatatan 4. Sudah dilakukan
dan pelaporan SDIDTK di pencatatan dan (-)

Puskesmas pelaporan.
4. Pengawasan 1. Pencatatan dan pelaporan 1. Sudah dilakukan 1. (-)
setiap bulan/tahunan secara pencatatan setiap
berkala tentang kegiatan melakukan kegiatan dan
pengawasan SDIDTK ke pelaporan setiap awal
tingkat Kabupaten bulan
2. Rapat bulanan hasil
pencapaian program 2. Sudah dilakukan rapat 2. (-)
SDIDTK bulanan

Masalah Menurut Variabel Lingkungan


No. Variabel Pencapaian Masala
h
Masih ada orang tua yang membawa anaknya berobat ke
Fasilitas fasilitas kesehatan diluar puskesmas seperti praktek dokter
1 Kesehatan swasta, praktek bidan swasta sehingga datanya tidak (+)
tercatat di puskesmas.
Kebanyakan masyarakat memiliki pengetahuan untuk ikut
2 Pendidikan (+)
penimbangan balita , pengukuran tinggi badan,
perkembangan balita, pengobatan saat anak Balita sakit

masih rendah
Pekerjaan menjadi alasan sulit membagi waktu untuk
Sosial-
3 membawa anak ke posyandu atau pelayanan kesehatan, (+)
ekonomi
selain itu tidak tersedianya transportasi jika mempunyai
tempat tinggal yang jauh dari sarana pelayanan kesehatan

Masalah Menurut Variabel Umpan Balik

No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masal


ah
1 Umpan Balik Rapat kerja bulanan untuk Adanya rapat bulanan dengan (-)
membahas laporan Kepala Puskesmas mengenai
kegiatan evaluasi program laporan kegiatan evaluasi
yang program
dilaksanakan
BAB VI

Perumusan Masalah

Masalah Sebenarnya (Menurut Keluaran)

A. Cakupan program SDIDTK adalah 27.1%, tidak mencapai target 80% dengan
besar masalah 66.12%.
B. Cakupan SDITDK kontak pertama adalah 6.2%, tidak mencapai target 80%
dengan besar masalah 92.25%.

Masalah dari Unsur Lain (Penyebab)

Masukan

- Tenaga yang melakukan pelayanan ada namun belum maksimal dalam


memberikan pelayanan SDIDTK.

- Sarana belum memenuhi semua untuk dilakukan standar pelayanan, dan belum
optimalnya sarana untuk media promosi dalam penyuluhan.

Proses

1. Perencanaan

Terdapat perencanaan mengenai jadwal kegiatan pemeriksaan SDIDTK dan


sosialisasi SDIDTK pada kelas Ibu balita
2. Pengorganisasian

Struktur organisasi dalam puskesmas sudah jelas namun koordinasi di lintas


program dan lintas sektoral belum optimal, dikarenakan tidak adanya peran
pembantu guru PAUD dalam pemeriksaan SDIDTK
3. Pelaksanaan

- Belum dilaksanakan on job training SDIDTK 2x setahun

- Kurang alat bantu untuk melakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak
- Penyuluhan di kelas Ibu balita sudah dilaksanakan tetapi tidak maksimal (kurang
informative dan peserta sedikit)

Masalah Dari Lingkungan

- Fasilitas kesehatan lainnya : masih ada orang tua yang membawa anaknya berobat
ke fasilitas kesehatan diluar puskesmas seperti klinik swasta 24 jam, praktek
dokter swasta, praktek bidan swasta sehingga datanya tidak tercatat di
puskesmas.
- Budaya: masih adanya pemahaman yang tidak menganjurkan untuk datang ke
Posyandu
- Sosial ekonomi: mayoritas bekerja sebagai petani. Hal ini menjadi alasan sulit
membagi waktu untuk membawa anak ke posyandu atau pelayanan kesehatan
dan adanya musim kemarau dimana orang tua sibuk mencari air dan tidak
membawa anaknya ke posyandu
BAB VII

Prioritas Masalah
Prioritas Masalah

Masalah Menurut Keluaran:

A. Cakupan program SDIDTK adalah 27.1%, tidak mencapai target 80% dengan
besar masalah 66.12%.
B. Cakupan SDITDK kontak pertama adalah 6.2%, tidak mencapai target 80%
dengan besar masalah 92.25%.
BAB VIII

Penyelesaian Masalah

8.1.Masalah Pertama
Cakupan SDITDK kontak pertama adalah 6.2%, tidak mencapai target 80%
dengan besar masalah 92.25%.
Penyebab:

- Tenaga yang melakukan pelayanan sudah ada namun belum maksimal sehingga
pelaksanaan masih kurang efektif
- Tidak semua tenaga kesehatan, kader, dan orang tua mengerti cara penilaian
SDIDTK pada anak Balita
- Kurangnya pengetahuan masyarakat agar membawa anak usia 0-11 bulan untuk di
SDIDTK 4 kali dalam setahun.
- Kurang alat bantu untuk melakukan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak
- Adanya budaya dimana tidak perlu diperiksa kesehatannya ketika anak sakit
- Adanya musim kemarau dimana orang tua sibuk mencari air dan tidak membawa
anaknya ke posyandu.

Penyelesaian :

- Dilakukan pelatihan bagi tenaga pelayanan SDIDTK secara berkala yaitu setahun
sekali untuk tenaga kesehatan sehingga dapat menjaga kualitas dalam memberi
pelayanan SDIDTK
- Bekerjasama dengan lembaga sosial anak dan kader untuk membantu pengawasan
program SDIDTK di wilayah kerja puskesmas.
- Menyediakan ruangan khusus dan alat untuk SDIDTK karena membutuhkan
waktu yang cukup untuk pelayanan SDIDTK
- Dibuatnya perencanaan kegiatan tertulis yang jelas dan lengkap agar dapat
digunakan sebagai acuan kerja.
- Dilakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya SDIDTK pada
usia 0-72 bulan

Masalah kedua

Cakupan program SDIDTK adalah 27.1%, tidak mencapai target 80% dengan
besar masalah 66.12%.
Penyebab :

- Sarana belum memenuhi untuk dilakukan standar pelayanan, dan belum


maksimalnya sarana untuk media promosi dalam penyuluhan.
- Masih ada orang tua yang membawa anaknya berobat ke fasilitas kesehatan diluar
puskesmas sehingga datanya tidak tercatat di puskesmas.
- Tidak semua ibu membawa balitanya datang ke Posyandu dengan alasan mencari
air, tidak mengetahui jadwal Posyandu, ibu bekerja, dan beberapa masih tidak
tau pentingnya pelayanan balita setiap bulan.
- Masih banyaknya miss pada pencatatan dan pelaporan. Kader seringkali tidak
melakukan pencatatan dalam kohort balita.
- Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
SDIDTK

Penyelesaian:

- Membuat penyuluhan dan poster mengenai pentingnya Tumbuh kembang untuk


meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
- Menempel poster yang ditempel di tiap Posyandu sehingga kader dan masyarakat
dapat melihatnya setiap datang ke Posyandu
- Perlunya kerjasama antar pelayanan kesehatan diluar puskesmas agar melakukan
pencatatan dan pelaporan pada tempat praktek pribadinya dan
dilaporkan/diserahkan pada puskesmas tiap bulan.
- Dibuat penjabaran tertulis mengenai pembagian tugas sehingga setiap orang tahu
fungsi dan tugasnya dalam menjalankan SDIDTK
BAB IX

Penutup

Dari hasil evaluasi program cakupan Pelayanan anak SDIDTK yang dilakukan
dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang,
Periode Januari 2019 sampai dengan Juni 2019, ada beberapa cakupan yang
belum mencapai target, dimana didapatkan:

A. Cakupan SDITDK kontak pertama adalah 6.2%, tidak mencapai target 80%
dengan besar masalah 92.25%.

B. Cakupan program SDIDTK adalah 27.1%, tidak mencapai target 80% dengan
besar masalah 66.12%.

Saran

Saran bagi kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab program:

- Membuat penjabaran tertulis tentang tugas tiap bagian dari organisasi secara
jelas dan lengkap sehingga setiap orang tahu tugas dan fungsinya masing-
masing.
- Meningkatkan publikasi dan penyuluhan kegiatan SDIDTK, meminta
bantuan dari tokoh masyarakat untuk ikut serta.
- Diadakan pelatihan dan penyegaran kembali pada tenaga kesehatan
SDIDTK setiap tahun
- Melakukan kunjungan rumah secara rutin kepada anak yang tidak hadir
selama 2 bulan berturut-turut untuk dilakukan penimbangan
- Pemberian edukasi personal ketika melakukan kunjungan rumah secara
rutin kepada ibu yang tidak hadir untuk dilakukan penimbangan
Meningkatkan promosi kesehatan dengan menempel poster dan memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai SDIDTK
Daftar Pustaka

1. Depkes RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi Tumbuh Kembang


di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta, 2012.
2. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta,2016.
3. Kementerian kesehatan RI. 11,9% anak mengikuti SDIDTK mengalami kelainan
tumbuhkembang. 2010. Diakses pada 2 oktober 2019
http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?view=print&cid=11
41&id=119%-anak-yang-mengikuti-sdidtk-mengalami-kelainan-tumbuh-
kembang
4. WHO. Care for Child Development. World Health Organization. 2012
5. Denver II Test. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Dinduh dari
www.Saripediatri.org diakses tanggal 6 oktober 2019.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Luas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya, Kecamatan Cilamaya
Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Lampiran 2. Tabel Jumlah Penduduk dan KK tahun 2018

N DESA JUM JUMLAH TOTAL


O LAH PENDUDUK PENDUDUK
KK

PRIA WANITA

1 Cikarang 2.771 4.498 4.588 9.063

2 Cikalong 1.786 2.176 2.269 4.445

3 Tegalsari 1.581 2.503 2.481 4.903

4 Tegalwaru 2.356 3.700 3.718 7.426

5 Mekarmaya 2.228 3.916 3.802 7.790

6 Cilamaya 3.827 6.613 6.517 13.157

7 Muara 1.476 2.533 2.321 4.854

TOTAL 16.025 25.939 25.696 51.638

Lampiran 3. Tabel Luas Wilayah dan Jumlah RT/RW tahun 2018


N DESA LUAS WILAYAH (km2)
O

1 Cikarang 3.23

2 Cikalong 3.82

3 Tegalsari 2.1

4 Tegalwaru 3.87

5 Mekarmaya 4.06

6 Cilamaya 4.06

7 Muara 15.69

JUMLAH 36.83
Lampiran 4. Formulir deteksi dini tumbuh kembang anak
Dokumentasi

Lampiran 5. Foto melakukan kegiatan SDIDTK

Anda mungkin juga menyukai