b. Angioedema
Angioedema dapat terjadi karena reaksi alergi dan non alergi yang dimediasi oleh
histamin maupun bradikinin. Beberapa pemicu terjadinya angioedema akibat reaksi alergi
diantaranya adalah obat-obatan, makanan, bulu binatang, serbuk sari, spora jamur gigitan
serangga dan lain-lain. Obat- obatan yang sering mengakibatkan terjadinya angioedema
contohnya adalah obat tekanan darah yaitu ACE inhibitor, ibuprofen, antibiotik seperti
penisillin dan sulfa, aspirin, morfin, kodein serta NSAID. Beberapa makanan yang dapat
menjadi pemicu terjadinya angioedema diantaranya yaitu buah-buahan, ikan, udang, daging
babi, kerang, produk susu, kacang kacangan serta cokelat.
Dermatografis merupakan garis yang muncul pada daerah dimana kulit tergores. Reaksi
biasanya muncul setelah 2-3 menit akibat terjadinya pelepasan histamin dan menimbulkan
pembengkakan di bawah kulit atau angioedema. Pembengkakan dapat membentuk garis
linier. Daerah kulit yang terkena dapat gatal pada sebagian kecil pasien. Sensasi gatal
biasanya menghilang setelah 30 menit.
Beberapa pemicu terjadinya angioedema nonalergi diantaranya adalah gangguan sistem
kekebalan tubuh seperti pada kanker, gangguan autoimun pada sistemik lupus eritematous,
penyakit infeksi contohnya hepatitis dan infeksi parasit usus, penyakit sistemik seperti pada
gangguan tiroid serta rangsangan fisik seperti dingin, panas, sinar matahari, gesekan,
goresan, tekanan serta getaran.