PENDAHULUAN
Semua pengetahuan yang berhubungan dengan tindakan di kedokteran gigi diharapkan
minimal ada agar pencapaian diagnosis bisa dilakukan dengan sangat baik, tanpa cacat.
Tindakan bedah mulut = ekstraksi gigi (merupakan tindakan BM sederhana), bedah minor
(tonjolan tulang tajam, gigi tenggelam), bedah mayor (memerlukan bius total – biasanya
spesialis).
Pasien dengan kondisi medical yang punya risiko saat tindakan bedah harus mengerti
bagaimana mendapatkan anamnesis, mengenali gejala pasien, kondisi pasien sehingga
saat melakukan tindakan bisa aman. Tindakan BM = salah tindakan, nyawa pasien bisa
hilang jika tidak kenal kondisi pasien.
Untuk melakukan tindakan harus mempersiapkan kondisi perioperative =
1. Mempersiapkan pasien sebelum tindakan (preoperative)
2. Saat ditindaki (intraoperative)
3. Setelah ditindaki (postoperative)
Evaluasi perioperative :
1. Identifikasi penyakit penyerta
- Kita bisa melakukan keputusan apakah mau mengoptimalkan dulu kondisi pasien
sebelum melakukan tindakan/menunda ekstraksi atau langsung ekstraksi gigi.
- Misalkan pasien memiliki TD tinggi, melakukan penundaan ekstraksi, meminta pasien
mengelola TD ke internis. Begitu juga dengan penyakit DM.
2. Optimalkan keadaan pasien
3. Kenali faktor risiko operasi
Persiapan saat melakukan tindakan :
- Siapkan obat anastesi yang tidak mengandung vasokonstriktor (untuk penderita
hipertensi).
- Saat melakukan penyuntikan, teknik apa yang dilakukan agar pasien tidak punya
pengaruh saat dilakukan injeksi. Tekniknya bisa intraligamen atau infiltrasi.
- Saat selesai pencabutan gigi, perlukah melakukan penjahitan atau perlukah
antihemostatic agent untuk diberikan pada soket postekstraksi.
Setelah tindakan ada 2 akibat : pasien baik-baik saja atau bermasalah.
4. Kenali keadaan yang berpotensi penyulit – intra dan postoperative
Misalkan : saat ekstraksi terjadi perdarahan atau ada akar yang tertinggal, akar
bengkok.
DIABETES MELLITUS
- Tipe 1 : defek insulin
- Tipe 2 : insulin ada, tapi tubuh tidak mengenali
- Pasien DM kadang pembuluh darah sudah sangat jelek. Organ yang letaknya perifer
akan sangat kurang mendapatkan asupan O2 karena sumbatan tersebut.
Biasa dikenal gangren diabet = disebabkan sumbatan pembuluh darah.
- Kronik hyperglycemia :
Mikrovaskular
1. Mata rusak
2. Gangguan ginjal
3. Saraf terganggu
Makrovaskular :
1. Stroke – pembuluh di otak pecah
2. Gangguan jantung – iskemik otot jika tidak dapat O2 menjadi infark
- Komplikasi setelah tindakan :
1. Hyperglycemia
2. Infeksi
3. Vasculopathy (pembuluh darah yang sudah jelek)
- Bagaimana cara mendiagnosa :
1. Menanyakan 3P : polyphagia, polidipsi, polyuria, penurunan berat badan
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium :
- Perioperative pada pasien DM
1. Tingginya tindakan bedah
2. 25% butuh tindakan bedah
3. Tingginya mordibilitas dan mortalitas
4. Mampu melakukan control untuk menghindari komplikasi
Jika tidak mampu mengontrol, stress tinggi maka akan mendapatkan hyperglycemia
(tingginya rasio gula dalam plasma darah biasanya lebih 10mmol/l atau 180 mg/dl)
- Manifestasi oral dan komplikasi
Risiko infeksi tinggi karena memiliki bakteri yang sangat banyak
1. Metabolism makrofag terhambat bersamaan dengan inhibisi fagositosis
2. Sirkulasi menurun di perifer
3. Rentan defisiensi imun
4. Produksi pertahanan tubuh menurun
5. Infeksi candida sering terjadi disertai dengan xerostomia
- Tujuan perioperative management :
1. Hindari hyperglycemia
2. Hindari hypoglycemia
3. Jangan sampai banyak cairan yang hilang dan terjadi ketidakseimbangan elektrolit
4. Hindari dekompensasi metabolic (pasien yang stress sampai tidak mau makan akan
mengubah metabolism dalam tubuh – tubuh meminta glukosa sementara asupan
tidak cukup maka tubuh memecah glikogen menjadi glukosa sehingga berat badan
menurun)
5. Penurunan mordibilitas dan mortalitas
Komplikasi bisa menurun dan risiko postoperasi bisa lebih kecil
- Fakta jika mampu mengontrol glycemic
1. Menurunkan tingkat kejadian infeksi atau komplikasi
2. Menurunkan mortalitas dan morbidilitas
3. Hubungan nyata jika melakukan pre dan postoperative
EPILEPSI
- Gigi fraktur sering terjadi, hampir semua oklusal gigi mengalami abrasi curiga adanya
spasm dari otot
- Obat epilepsi membuat gingiva menjadi hyperplasia pada seluruh rahang.
- Ekstraksi gigi pada pasien epilepsy :
1. Penjadwalan saat pagi
2. Mencegah terjadi kejang/seisurez – ingatkan pasien meminum obat sebelum
tindakan
3. Hati-hati dalam menyalakan lampu dalam dental unit
4. Hati-hati penggunaan bur
5. Jika kejang bantu pasien berbaring di lantai
6. Menjaga pernapasan pasien
7. Minimal ada oksigen dalam klinik
8. Hindari tongue bite
9. Berikan 5-10 mg diazepam IV
GANGGUAN HEMATOLOGI/DARAH
- Saat ekstraksi sangat berhubungan dengan pembekuan darah.
- Fungsi platelet
1. Membentuk pembekuan sehingga membentuk normal hemostatic
- Platelet abnormal
1. Thrombocytopenia : <150.000
Diagnosis :
2. Thrombocytosis :>40.000
HIPERTENSI
- Cara mendiagnosis :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik – tensimeter
- Management perioperative :
1. Kendalikan hipertensi selama rawat jalan
CARDIOVASCULAR DISEASE
- Cara mendiagnosis :
1. Anamnesis
Sering dibekali obat pengencer : isosorbide, aspirin.
Harus dihentikan 3 hari sebelum tindakan, 2 hari setelah tindakan
3 hari? Agar sisa-sisa obat/efek pengencer hilang
2 hari? Dipertimbangkan fase inflamasi sudah jauh turun, pembentukan klop darah
sudah ada
2. Pemeriksaan fisik – pemeriksaan jugular vena (orang normal hampir tidak terlihat),
nadi diraba (orang normal teratur)
3. ECG – echocardiography
Infeksi Endocarditis
ASMA
- Jika ada kontraksi bronkus, apalagi produksi mucous tinggi pasien akan susah
bernapas.
- Hindari kecemasan, daftar tunggu yang lama.
- Jika ada flu atau batuk, tindakan ditunda terlebih dahulu.
- Jangan gunakan yang mengandung vasoconstrictor.
- Hindari aspirin dan NSAID.
- Hindari antihistamine karena menyebabkan mucous di tenggorokan menjadi acute
attack
- Meminta pasien memakai obat inhalasi sebelum tindakan.
GANGGUAN LIVER
- Liver merupakan tempat terjadinya pembekuan darah
GANGGUAN GINJAL