Anda di halaman 1dari 10

SENIN, 29 MARET 2021

PENYAKIT SISTEMIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN BM


(GINJAL, KELAINAN ENDOKRIN, KELAINAN DARAH, ASMA, ALERGI, JANTUNG)
drg. Abul Fauzi, Sp. BM (K)

PENDAHULUAN
Semua pengetahuan yang berhubungan dengan tindakan di kedokteran gigi diharapkan
minimal ada agar pencapaian diagnosis bisa dilakukan dengan sangat baik, tanpa cacat.
Tindakan bedah mulut = ekstraksi gigi (merupakan tindakan BM sederhana), bedah minor
(tonjolan tulang tajam, gigi tenggelam), bedah mayor (memerlukan bius total – biasanya
spesialis).
Pasien dengan kondisi medical yang punya risiko saat tindakan bedah harus mengerti
bagaimana mendapatkan anamnesis, mengenali gejala pasien, kondisi pasien sehingga
saat melakukan tindakan bisa aman. Tindakan BM = salah tindakan, nyawa pasien bisa
hilang jika tidak kenal kondisi pasien.
Untuk melakukan tindakan harus mempersiapkan kondisi perioperative =
1. Mempersiapkan pasien sebelum tindakan (preoperative)
2. Saat ditindaki (intraoperative)
3. Setelah ditindaki (postoperative)
Evaluasi perioperative :
1. Identifikasi penyakit penyerta
- Kita bisa melakukan keputusan apakah mau mengoptimalkan dulu kondisi pasien
sebelum melakukan tindakan/menunda ekstraksi atau langsung ekstraksi gigi.
- Misalkan pasien memiliki TD tinggi, melakukan penundaan ekstraksi, meminta pasien
mengelola TD ke internis. Begitu juga dengan penyakit DM.
2. Optimalkan keadaan pasien
3. Kenali faktor risiko operasi
Persiapan saat melakukan tindakan :
- Siapkan obat anastesi yang tidak mengandung vasokonstriktor (untuk penderita
hipertensi).
- Saat melakukan penyuntikan, teknik apa yang dilakukan agar pasien tidak punya
pengaruh saat dilakukan injeksi. Tekniknya bisa intraligamen atau infiltrasi.
- Saat selesai pencabutan gigi, perlukah melakukan penjahitan atau perlukah
antihemostatic agent untuk diberikan pada soket postekstraksi.
Setelah tindakan ada 2 akibat : pasien baik-baik saja atau bermasalah.
4. Kenali keadaan yang berpotensi penyulit – intra dan postoperative
Misalkan : saat ekstraksi terjadi perdarahan atau ada akar yang tertinggal, akar
bengkok.

5. Upayakan keseimbangan antara risiko dan manfaat prosedur


Penyakit yang sering punya impact pada tindakan DM :
1. DM
2. Penyakit cardiovascular
3. Epilepsy
4. Gangguan perdarahan
5. Penyakit ginjal
6. Asma
7. Gangguan liver
8. Kondisi kehamilan
Saat melakukan tindakan harus memakai handscoon agar tidak terjadi infeksi
silang/penularan penyakit yang ada pada pasien.

DIABETES MELLITUS
- Tipe 1 : defek insulin
- Tipe 2 : insulin ada, tapi tubuh tidak mengenali
- Pasien DM kadang pembuluh darah sudah sangat jelek. Organ yang letaknya perifer
akan sangat kurang mendapatkan asupan O2 karena sumbatan tersebut.
Biasa dikenal gangren diabet = disebabkan sumbatan pembuluh darah.
- Kronik hyperglycemia :
Mikrovaskular
1. Mata rusak
2. Gangguan ginjal
3. Saraf terganggu
Makrovaskular :
1. Stroke – pembuluh di otak pecah
2. Gangguan jantung – iskemik otot jika tidak dapat O2 menjadi infark
- Komplikasi setelah tindakan :
1. Hyperglycemia
2. Infeksi
3. Vasculopathy (pembuluh darah yang sudah jelek)
- Bagaimana cara mendiagnosa :
1. Menanyakan 3P : polyphagia, polidipsi, polyuria, penurunan berat badan
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium :
- Perioperative pada pasien DM
1. Tingginya tindakan bedah
2. 25% butuh tindakan bedah
3. Tingginya mordibilitas dan mortalitas
4. Mampu melakukan control untuk menghindari komplikasi
Jika tidak mampu mengontrol, stress tinggi maka akan mendapatkan hyperglycemia
(tingginya rasio gula dalam plasma darah biasanya lebih 10mmol/l atau 180 mg/dl)
- Manifestasi oral dan komplikasi
Risiko infeksi tinggi karena memiliki bakteri yang sangat banyak
1. Metabolism makrofag terhambat bersamaan dengan inhibisi fagositosis
2. Sirkulasi menurun di perifer
3. Rentan defisiensi imun
4. Produksi pertahanan tubuh menurun
5. Infeksi candida sering terjadi disertai dengan xerostomia
- Tujuan perioperative management :
1. Hindari hyperglycemia
2. Hindari hypoglycemia
3. Jangan sampai banyak cairan yang hilang dan terjadi ketidakseimbangan elektrolit
4. Hindari dekompensasi metabolic (pasien yang stress sampai tidak mau makan akan
mengubah metabolism dalam tubuh – tubuh meminta glukosa sementara asupan
tidak cukup maka tubuh memecah glikogen menjadi glukosa sehingga berat badan
menurun)
5. Penurunan mordibilitas dan mortalitas
Komplikasi bisa menurun dan risiko postoperasi bisa lebih kecil
- Fakta jika mampu mengontrol glycemic
1. Menurunkan tingkat kejadian infeksi atau komplikasi
2. Menurunkan mortalitas dan morbidilitas
3. Hubungan nyata jika melakukan pre dan postoperative
EPILEPSI
- Gigi fraktur sering terjadi, hampir semua oklusal gigi mengalami abrasi curiga adanya
spasm dari otot
- Obat epilepsi membuat gingiva menjadi hyperplasia pada seluruh rahang.
- Ekstraksi gigi pada pasien epilepsy :
1. Penjadwalan saat pagi
2. Mencegah terjadi kejang/seisurez – ingatkan pasien meminum obat sebelum
tindakan
3. Hati-hati dalam menyalakan lampu dalam dental unit
4. Hati-hati penggunaan bur
5. Jika kejang bantu pasien berbaring di lantai
6. Menjaga pernapasan pasien
7. Minimal ada oksigen dalam klinik
8. Hindari tongue bite
9. Berikan 5-10 mg diazepam IV

GANGGUAN HEMATOLOGI/DARAH
- Saat ekstraksi sangat berhubungan dengan pembekuan darah.

- Gangguan darah ada dua :


1. Primer
Platelet bermasalah, waktu perdarahan memanjang, ada petechie dan purpura
2. Secondary
Defisiensi faktor koagulasi, waktu perdarahan memendek, ada hemarthrosis
- Sirkulasi platelet

- Fungsi platelet
1. Membentuk pembekuan sehingga membentuk normal hemostatic
- Platelet abnormal
1. Thrombocytopenia : <150.000

Diagnosis :

2. Thrombocytosis :>40.000
HIPERTENSI

- Cara mendiagnosis :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik – tensimeter
- Management perioperative :
1. Kendalikan hipertensi selama rawat jalan

CARDIOVASCULAR DISEASE
- Cara mendiagnosis :
1. Anamnesis
Sering dibekali obat pengencer : isosorbide, aspirin.
Harus dihentikan 3 hari sebelum tindakan, 2 hari setelah tindakan
3 hari? Agar sisa-sisa obat/efek pengencer hilang
2 hari? Dipertimbangkan fase inflamasi sudah jauh turun, pembentukan klop darah
sudah ada
2. Pemeriksaan fisik – pemeriksaan jugular vena (orang normal hampir tidak terlihat),
nadi diraba (orang normal teratur)
3. ECG – echocardiography
Infeksi Endocarditis

Profilaksis diberi 30-45 menit


sebelum tindakan
- Diagnosis :
1. Anamnesis :
Pasien pernah demam, pernah melakukan pemeriksaan culture, lemah, berat
badan menurun
2. Pemeriksaan fisik
Terlihat petechiae pada kulit atau jaringan mukosa dan bersamaan dengan
hemorrhages
- Profilaksis direkomendasikan untuk dental procedures pada pasien endocarditis risiko
tinggi. Begitu juga dengan prosthetic cardiac valve.

Profilaksis 2x dosis terapi lalu tindakan


HIV/AIDS

ASMA
- Jika ada kontraksi bronkus, apalagi produksi mucous tinggi pasien akan susah
bernapas.
- Hindari kecemasan, daftar tunggu yang lama.
- Jika ada flu atau batuk, tindakan ditunda terlebih dahulu.
- Jangan gunakan yang mengandung vasoconstrictor.
- Hindari aspirin dan NSAID.
- Hindari antihistamine karena menyebabkan mucous di tenggorokan menjadi acute
attack
- Meminta pasien memakai obat inhalasi sebelum tindakan.
GANGGUAN LIVER
- Liver merupakan tempat terjadinya pembekuan darah

- Ekstraski pada pasien gangguan liver


1. Hindari hepatotoxic drug
2. Antibiotic seperti penisilin, cephalexin, cefazolin aman digunakan
3. Aman gunakan acetaminophen namun dengan dosis rendah
4. Hindari aspirin dan NSAID menyebabkan perdarahan gastric

GANGGUAN GINJAL

- Ekstraksi pada pasien gangguan ginjal


1. Jangan lakukan tindakan sehari setelah dialysis, seharusnya seminggu setelah
dialysis.
2. Pemberikan anestesi lokal aman seperti lidocaine
3. Boleh diberikan antibiotic profilaksis untuk mencegah infeksi karena pasien sering
diberi kortikosteroid yang menekan sistem imun
4. Hindari tetrasiklin, aspirin, NSAID, codeine, dyhydrocodeine
- Dialysis
Boleh memberikan antibiotic profilaksis.
Pasien dialysis mendapatkan heparin agar darah tidak mengalami pembekuan.

Anda mungkin juga menyukai