Abstract: This researce was aim to enhance students' writing skills summary. The
writing ability of student still remain concerned under the circumstance, this fact
due to student not trained well, low self esteem, low actualization to reveal their
though and also the method of teaching is not appropriate with the purpose of
study, that make student lack of motivation for writing. This researce was use
description approach method with describe the process of improving writing skills
through a summary of jigsaw cooperative learning model. The subjects were
students of grade VIII 7 SMP 1 Batusangkar school year 2012/2013, amounting to
32 people. Data were obtained in the form of qualitative data collected through
observation and field notes. Further quantitative data obtained through
performance tests and questionnaire responses of students towards learning.
From the data obtained a conclusion found that cooperative learning model
jigsaw enhance the writing skills of student better. Moreover, cooperative
learning model jigsaw application create the situation more interesting to student,
make a student more comfortable, have some fun, due to this role model required
student contribution and demand student more creative and dependable.
banyak siswa yang berada pada tingkat mengembangkan ide menjadi sebuah
belum terampil menulis. Siswa tulisan yang baik. Pengembangan
beranggapan bahwa pembelajaran tulisan yang berupa kohesi atau
menulis menyita pemikiran mereka keterpaduan kalimat dalam paragraf
dan membosankan. Selain itu, minat yang terdapat dalam tulisan siswa
siswa kurang terhadap pembelajaran belum maksimal. Media pembelajaran
menulis. Kenyataannya, permasalahan yang digunakan belum menumbuhkan
keterampilan menulis siswa masih minat siswa dalam pembelajaran
ditemui di tingkat sekolah menengah menulis. selain itu, metode/
pertama (SMP). Hal ini terbukti dari pendekatan yang digunakan guru
nilai menulis yang selalu di bawah dalam pembelajaran menulis ringkasan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kurang memancing minat siswa dan
yang ditetapkan masing-masing tidak memotivasi siswa secara
sekolah. Fenomena inilah yang terjadi maksimal. Permasalahan-
di SMP Negeri 1 Batusangkar. permasalahan yang menjadi hambatan
Berdasarkan hasil observasi bagi siswa dalam menguasai
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas keterampilan menulis ini terjadi dalam
VIII 7 di SMPN 1 Batusangkar, proses pembelajaran menulis
diketahui adanya hambatan-hambatan ringkasan.
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan ini disebabkan
Permasalahan mendasar yang oleh beberapa faktor. Salah satunya
ditemukan terlihat pada proses dan dalam proses pembelajaran, siswa
hasil pembelajaran menulis. Hal ini tidak terlatih dalam menulis dan sudah
diketahui dari nilai yang diperoleh terbiasa menerima. Rendahnya
siswa kelas VIII 7 yang belum kepercayaan diri dan keberanian siswa
mencapai target Kriteria Ketuntasan untuk mengungkapkan idenya.
Minimal (KKM) yang ditetapkan Ekspresi siswa sering menggambarkan
sekolah. KKM yang ditetapkan bahwa mereka malu untuk bertanya,
sekolah ini untuk mata pelajaran berbicara hanya kalau sudah
bahasa Indonesia, yaitu 76. Rata-rata ditunjukkan oleh guru. Selain itu,
siswa hanya mampu mencapai nilai siswa kurang menguasai materi
antara 60-70. pelajaran dan guru kurang
Hal ini terbukti dari menggunakan metode/ pendekatan
permasalahan pembelajaran menulis yang inovatif dalam pembelajaran.
yang terjadi pada siswa kelas VIII 7 Kurangnya kerjasama siswa dalam
SMP Negeri 1 Batusangkar, yaitu kelompok, kurangnya kemauan siswa
minat, motivasi, dan sikap siswa yang menyatu dengan teman sejawat
kurang terhadap keterampilan menulis. sehingga pemebelajaran menjadi
Siswa menilai keterampilan berbahasa monoton. Jika hal ini dibiarkan,
ini sulit dikuasai dan membutuhkan akibatnya proses belajar mengajar
proses yang lama. Minat siswa yang tidak optimal dan hasil yang
kurang terhadap keterampilan menulis diharapkan tidak akan tercapai. Oleh
berpengaruh pada ide yang diperlukan sebab itu, keterampilan menulis untuk
untuk memulai sebuah tulisan. menyampaikan gagasan, bernalar,
Penguasaan kosakata yang kurang bertanya, dan memberikan tanggapan
mengakibatkan siswa belum mampu
48
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
terhadap sesuatu perlu dibina dan mengalami suatu proses yang secara
ditingkatkan. sadar dilalui dan secara sadar pula
Menulis sebagai suatu dilihat hubungan satu dengan yang
komponen keterampilan berbahasa lain, sehingga berakhir pada tujuan
membutuhkan keahlian dari seseorang yang jelas. Selain itu, menulis
dalam menggunakan bentuk bahasa merupakan suatu kegiatan yang
tulis untuk maksud komunikasi, seperti produktif dan efektif.
yang diungkapkan Tarigan (1994:9) Keterampilan menulis
bahwa keterampilan menulis menuntut seseorang ditunjukkan oleh
pengalaman, waktu, kesempatan, kemampuannya menuangkan gagasan
pelatihan, keterampilan-ketearampilan secara terorganisasi dengan baik
khusus, dan pengajaran langsung melalui tulisan. Dengan kata lain,
menjadi seorang penulis. Selain itu keterampilan menulis adalah
keterampilan menulis menuntut kemampuan mengorganisasikan
gagasan yang tersusun secara logis, pikiran secara sistematis dan logis,
diekspresikan dengan jelas, dan ditata baik dalam bentuk tulisan nonilmiah
secara menarik. Untuk itu, maupun tulisan ilmiah (Thahar,
keterampilan menulis harus 2010:9). Keterampilan menulis adalah
melibatkan berbgai keterampilan, yaitu keterampilan yang paling kompleks,
(a) keterampilan mengekspresikan ide karena keterampilan menulis
atau gagasan, (b) keterampilan merupakan suatu proses
mengorganisasikan ide atau gagasan perkembangan yang menuntut
tersebut, (c) keterampilan menerapkan pengelaman, waktu, kesepakatan,
gramatika dan pola-pola sintaksis, (d) latihan serta memerlukan cara berpikir
keterampilan memilih struktur dan yang teratur untuk mengungkapkannya
kosakata, dan (e) keterampilan dalam bentuk bahasa tulis. Oleh
mekanik, yaitu menggunakan konvensi karena itu, kegiatan ini perlu
grafik bahasa. mendapatkan perhatian guru secara
Menulis dapat diartikan sungguh-sungguh untuk memberikan
sebagai suatu kegiatan untuk bimbingan dan latihan secara teratur
menyampaikan ide atau pesan kepada dan terarah, dengan demikian siswa
orang lain dengan menggunakan diharapkan dapat mengetahui pola dan
media bahasa tulis. Menurut Alwasilah cara mengarang (Depdiknas, 2002:3).
(2005:43), menulis pada dasarnya Menurut Agustina (2000:26)
bukan hanya sekadar menuangkan ringkasan berarti merangkum bahan
bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, yang panjang menjadi sedikit
tapi merupakan mekanisme curahan mungkin. Namun yang sedikit itu
ide, gagasan, atau ilmu yang dituliskan dapat mewakili atau menjelaskan yang
dengan struktur yang benar, panjang. Jadi, secara umum dapat
berkoheransi dengan baik disimpulkan bahwa tujuan meringkas
antarparagraf dan bebas dari adalah memahami dan mengetahui isi
kesalahan-kesalahan mekanik seperti sebuah buku atau karangan.
ejaan dan tanda baca. Semi (2009:11) Ringkasan bernilai baik jika
menyatakan bahwa menulis mengikuti aturan membuat ringkasan
merupakan suatu proses kreatif. yang benar. Ringkasan juga bisa
Sebagai suatu proses kreatif, menulis dibuat dengan cepat dan tepat jika
49
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
mematuhi aturan tersebut. Menurut bahasa dan susunan yang baik, cara
Keraf (1989:263) ada empat cara pemecahan masalah dan sebagainya.
membuat ringkasan yaitu: (1) Beberapa prosedur yang perlu
membaca naskah asli, (2) mencatat diperhatikan dalam membuat
atau menggarisbawahi gagasan utama, ringkasan yang baik dan benar. Keraf
(3) membuat reproduksi atau (1994:262) mngemukakan prosedur
menyusun kembali suatu (ringkasan) untuk membuat ringkasan adalah
berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagai berikut. Pertama, membaca
sebagaimana yang dicatat dalam wacana yang akan diringkas dua atau
langkah kedua, dan (4) ketentuan tiga kali untuk mengetahui maksud
tambahan. pengarang. Kedua, mencatat gagasan
Sehubungan dengan hal utama dan gagasan penting. Ketiga,
tersebut, ada tujuh ketentuan tambahan memproduksi yaitu menulis
yang dapat dipedomani dalam rangkuman dengan menggunakan
membuat ringkasan. Keraf (1989:265- gagasan utama menjadi paragraf.
268) menjelaskan ketentuan tambahan Keempat, mengecek atau memeriksa
dalam membuat ringkasan, yaitu: (1) draf ringkasan dan memperbaiki bila
membuat ringkasan dengan isinya menyimpang dari isi wacana
menggunakan kalimat tunggal bukan aslinya.
kalimat majemuk, (2) bila Berdasarkan teknik menulis
memungkinkan ringkaslah kalimat ringkasan yang diuraikan di atas maka
menjadi frasa, frasa menjadi kata, (3) penilaian pembelajaran menulis
jumlah alinia tergantung dari besarnya ringkasan ditetapkan beberapa
ringkasan dan jumlah topik utama indikator, yaitu (1) menentukan
yang akan dimasukkan dalam gagasan utama wacana yang akan
ringkasan, (4) bila mungkin semua diringkas, (2) menentukan kalimat
keterangan atau kata sifat dibuang, (5) utama wacana yang akan diringkas, (3)
mempertahankan susunan gagasan membentuk paragraf dan gagasan-
asli, (6) untuk ringkasan pidato atau gagasan utama menyusun ringkasan,
ceramah harus ditulis dengan sudut (4) kesesuaian isi ringkasan dengan
pandang orang ketiga, dan (7) tentukan wacana asli, (5) mekanisme penulisan
panjang ringkasan finalnya. yang meliputi huruf kapital, kata
Sebagaimana yang depan, pemenggalan suku kata, dan
dikemukakan oleh Keraf (1994:262) penggunaan tanda baca.
bahwa tujuan menulis ringkasan yaitu, Tipe Jigsaw adalah bagian dari
membuat ringkasan untuk pembelajaran model kooperatif. Tipe
mengembangkan ekspresi serta Jigsaw merupakan model
penghematan kata. Latihan membuat pembelajaran kooperatif yang
ringkasan akan mempertajam daya dikembangkan oleh Aronson et.al
kreasi dan konsentrasi si penulis sebagai metode Cooperative Learning.
ringkasan tersebut. Penulis ringkasan Istilah kooperatif berasal dari kata
dapat memahami dan mengetahui Cooperative yang berarti mengerjakan
dengan mudah isi karangan aslinya, sesuatu secara bersama-sama dengan
baik dalam penyusunan karangan, cara saling membantu sama lain sebagai
penyampaian gagasannya dalam suatu kelompok atau satu tim. Menurut
Slavin (dalam Isjoni, 2009: 22) “In
50
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
51
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
52
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
53
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
54
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
55
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
56
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
57
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
58
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013
59