Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RINGKASAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW


SISWA KELAS VIII 7 SMP NEGERI 1 BATUSANGKAR

Ilhami Desrina, Agustina, Harris Effendi Thahar


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Padang

Abstract: This researce was aim to enhance students' writing skills summary. The
writing ability of student still remain concerned under the circumstance, this fact
due to student not trained well, low self esteem, low actualization to reveal their
though and also the method of teaching is not appropriate with the purpose of
study, that make student lack of motivation for writing. This researce was use
description approach method with describe the process of improving writing skills
through a summary of jigsaw cooperative learning model. The subjects were
students of grade VIII 7 SMP 1 Batusangkar school year 2012/2013, amounting to
32 people. Data were obtained in the form of qualitative data collected through
observation and field notes. Further quantitative data obtained through
performance tests and questionnaire responses of students towards learning.
From the data obtained a conclusion found that cooperative learning model
jigsaw enhance the writing skills of student better. Moreover, cooperative
learning model jigsaw application create the situation more interesting to student,
make a student more comfortable, have some fun, due to this role model required
student contribution and demand student more creative and dependable.

Kata kunci: keterampilan menulis ringkasan, model pembelajaran kooperatif,


tipe jigsaw

PENDAHULUAN menulis di sekolah dapat


Pengajaran keterampilan mengembangkan daya pikir dan
menulis merupakan salah satu bentuk kreativitas siswa dalam menulis.
pengajaran keterampilan berbahasa Salah satu keterampilan
yang harus dikuasai oleh siswa di menulis yang penting dimiliki oleh
samping keterampilan menyimak, peserta didik adalah keterampilan
berbicara, dan membaca. Keterampilan menulis ringkasan. Menulis ringkasan
menulis merupakan kemampuan merupakan salah satu kompetensi
menggunakan bahasa untuk dasar (KD) menulis di kelas VIII pada
berkomunikasi dengan memakai kurikulum 2006, yaitu menulis
bahasa tulis yang sesuai kaidah rangkuman isi buku ilmu pengetahuan
kebahasaan. Dengan menulis, siswa populer. Pada dasarnya, keterampilan
dapat mengungkapkan atau menulis khususnya menulis ringkasan
mengekspresikan pendapat, pemikiran, umumnya mendapat kendala. Karena
dan perasaan yang dimiliki dan siswa menilai keterampilan ini sulit
dirasakan. Selain itu, pengajaran dikuasai. Hal ini mengakibatkan
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

banyak siswa yang berada pada tingkat mengembangkan ide menjadi sebuah
belum terampil menulis. Siswa tulisan yang baik. Pengembangan
beranggapan bahwa pembelajaran tulisan yang berupa kohesi atau
menulis menyita pemikiran mereka keterpaduan kalimat dalam paragraf
dan membosankan. Selain itu, minat yang terdapat dalam tulisan siswa
siswa kurang terhadap pembelajaran belum maksimal. Media pembelajaran
menulis. Kenyataannya, permasalahan yang digunakan belum menumbuhkan
keterampilan menulis siswa masih minat siswa dalam pembelajaran
ditemui di tingkat sekolah menengah menulis. selain itu, metode/
pertama (SMP). Hal ini terbukti dari pendekatan yang digunakan guru
nilai menulis yang selalu di bawah dalam pembelajaran menulis ringkasan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kurang memancing minat siswa dan
yang ditetapkan masing-masing tidak memotivasi siswa secara
sekolah. Fenomena inilah yang terjadi maksimal. Permasalahan-
di SMP Negeri 1 Batusangkar. permasalahan yang menjadi hambatan
Berdasarkan hasil observasi bagi siswa dalam menguasai
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas keterampilan menulis ini terjadi dalam
VIII 7 di SMPN 1 Batusangkar, proses pembelajaran menulis
diketahui adanya hambatan-hambatan ringkasan.
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan ini disebabkan
Permasalahan mendasar yang oleh beberapa faktor. Salah satunya
ditemukan terlihat pada proses dan dalam proses pembelajaran, siswa
hasil pembelajaran menulis. Hal ini tidak terlatih dalam menulis dan sudah
diketahui dari nilai yang diperoleh terbiasa menerima. Rendahnya
siswa kelas VIII 7 yang belum kepercayaan diri dan keberanian siswa
mencapai target Kriteria Ketuntasan untuk mengungkapkan idenya.
Minimal (KKM) yang ditetapkan Ekspresi siswa sering menggambarkan
sekolah. KKM yang ditetapkan bahwa mereka malu untuk bertanya,
sekolah ini untuk mata pelajaran berbicara hanya kalau sudah
bahasa Indonesia, yaitu 76. Rata-rata ditunjukkan oleh guru. Selain itu,
siswa hanya mampu mencapai nilai siswa kurang menguasai materi
antara 60-70. pelajaran dan guru kurang
Hal ini terbukti dari menggunakan metode/ pendekatan
permasalahan pembelajaran menulis yang inovatif dalam pembelajaran.
yang terjadi pada siswa kelas VIII 7 Kurangnya kerjasama siswa dalam
SMP Negeri 1 Batusangkar, yaitu kelompok, kurangnya kemauan siswa
minat, motivasi, dan sikap siswa yang menyatu dengan teman sejawat
kurang terhadap keterampilan menulis. sehingga pemebelajaran menjadi
Siswa menilai keterampilan berbahasa monoton. Jika hal ini dibiarkan,
ini sulit dikuasai dan membutuhkan akibatnya proses belajar mengajar
proses yang lama. Minat siswa yang tidak optimal dan hasil yang
kurang terhadap keterampilan menulis diharapkan tidak akan tercapai. Oleh
berpengaruh pada ide yang diperlukan sebab itu, keterampilan menulis untuk
untuk memulai sebuah tulisan. menyampaikan gagasan, bernalar,
Penguasaan kosakata yang kurang bertanya, dan memberikan tanggapan
mengakibatkan siswa belum mampu

48
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

terhadap sesuatu perlu dibina dan mengalami suatu proses yang secara
ditingkatkan. sadar dilalui dan secara sadar pula
Menulis sebagai suatu dilihat hubungan satu dengan yang
komponen keterampilan berbahasa lain, sehingga berakhir pada tujuan
membutuhkan keahlian dari seseorang yang jelas. Selain itu, menulis
dalam menggunakan bentuk bahasa merupakan suatu kegiatan yang
tulis untuk maksud komunikasi, seperti produktif dan efektif.
yang diungkapkan Tarigan (1994:9) Keterampilan menulis
bahwa keterampilan menulis menuntut seseorang ditunjukkan oleh
pengalaman, waktu, kesempatan, kemampuannya menuangkan gagasan
pelatihan, keterampilan-ketearampilan secara terorganisasi dengan baik
khusus, dan pengajaran langsung melalui tulisan. Dengan kata lain,
menjadi seorang penulis. Selain itu keterampilan menulis adalah
keterampilan menulis menuntut kemampuan mengorganisasikan
gagasan yang tersusun secara logis, pikiran secara sistematis dan logis,
diekspresikan dengan jelas, dan ditata baik dalam bentuk tulisan nonilmiah
secara menarik. Untuk itu, maupun tulisan ilmiah (Thahar,
keterampilan menulis harus 2010:9). Keterampilan menulis adalah
melibatkan berbgai keterampilan, yaitu keterampilan yang paling kompleks,
(a) keterampilan mengekspresikan ide karena keterampilan menulis
atau gagasan, (b) keterampilan merupakan suatu proses
mengorganisasikan ide atau gagasan perkembangan yang menuntut
tersebut, (c) keterampilan menerapkan pengelaman, waktu, kesepakatan,
gramatika dan pola-pola sintaksis, (d) latihan serta memerlukan cara berpikir
keterampilan memilih struktur dan yang teratur untuk mengungkapkannya
kosakata, dan (e) keterampilan dalam bentuk bahasa tulis. Oleh
mekanik, yaitu menggunakan konvensi karena itu, kegiatan ini perlu
grafik bahasa. mendapatkan perhatian guru secara
Menulis dapat diartikan sungguh-sungguh untuk memberikan
sebagai suatu kegiatan untuk bimbingan dan latihan secara teratur
menyampaikan ide atau pesan kepada dan terarah, dengan demikian siswa
orang lain dengan menggunakan diharapkan dapat mengetahui pola dan
media bahasa tulis. Menurut Alwasilah cara mengarang (Depdiknas, 2002:3).
(2005:43), menulis pada dasarnya Menurut Agustina (2000:26)
bukan hanya sekadar menuangkan ringkasan berarti merangkum bahan
bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, yang panjang menjadi sedikit
tapi merupakan mekanisme curahan mungkin. Namun yang sedikit itu
ide, gagasan, atau ilmu yang dituliskan dapat mewakili atau menjelaskan yang
dengan struktur yang benar, panjang. Jadi, secara umum dapat
berkoheransi dengan baik disimpulkan bahwa tujuan meringkas
antarparagraf dan bebas dari adalah memahami dan mengetahui isi
kesalahan-kesalahan mekanik seperti sebuah buku atau karangan.
ejaan dan tanda baca. Semi (2009:11) Ringkasan bernilai baik jika
menyatakan bahwa menulis mengikuti aturan membuat ringkasan
merupakan suatu proses kreatif. yang benar. Ringkasan juga bisa
Sebagai suatu proses kreatif, menulis dibuat dengan cepat dan tepat jika

49
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

mematuhi aturan tersebut. Menurut bahasa dan susunan yang baik, cara
Keraf (1989:263) ada empat cara pemecahan masalah dan sebagainya.
membuat ringkasan yaitu: (1) Beberapa prosedur yang perlu
membaca naskah asli, (2) mencatat diperhatikan dalam membuat
atau menggarisbawahi gagasan utama, ringkasan yang baik dan benar. Keraf
(3) membuat reproduksi atau (1994:262) mngemukakan prosedur
menyusun kembali suatu (ringkasan) untuk membuat ringkasan adalah
berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagai berikut. Pertama, membaca
sebagaimana yang dicatat dalam wacana yang akan diringkas dua atau
langkah kedua, dan (4) ketentuan tiga kali untuk mengetahui maksud
tambahan. pengarang. Kedua, mencatat gagasan
Sehubungan dengan hal utama dan gagasan penting. Ketiga,
tersebut, ada tujuh ketentuan tambahan memproduksi yaitu menulis
yang dapat dipedomani dalam rangkuman dengan menggunakan
membuat ringkasan. Keraf (1989:265- gagasan utama menjadi paragraf.
268) menjelaskan ketentuan tambahan Keempat, mengecek atau memeriksa
dalam membuat ringkasan, yaitu: (1) draf ringkasan dan memperbaiki bila
membuat ringkasan dengan isinya menyimpang dari isi wacana
menggunakan kalimat tunggal bukan aslinya.
kalimat majemuk, (2) bila Berdasarkan teknik menulis
memungkinkan ringkaslah kalimat ringkasan yang diuraikan di atas maka
menjadi frasa, frasa menjadi kata, (3) penilaian pembelajaran menulis
jumlah alinia tergantung dari besarnya ringkasan ditetapkan beberapa
ringkasan dan jumlah topik utama indikator, yaitu (1) menentukan
yang akan dimasukkan dalam gagasan utama wacana yang akan
ringkasan, (4) bila mungkin semua diringkas, (2) menentukan kalimat
keterangan atau kata sifat dibuang, (5) utama wacana yang akan diringkas, (3)
mempertahankan susunan gagasan membentuk paragraf dan gagasan-
asli, (6) untuk ringkasan pidato atau gagasan utama menyusun ringkasan,
ceramah harus ditulis dengan sudut (4) kesesuaian isi ringkasan dengan
pandang orang ketiga, dan (7) tentukan wacana asli, (5) mekanisme penulisan
panjang ringkasan finalnya. yang meliputi huruf kapital, kata
Sebagaimana yang depan, pemenggalan suku kata, dan
dikemukakan oleh Keraf (1994:262) penggunaan tanda baca.
bahwa tujuan menulis ringkasan yaitu, Tipe Jigsaw adalah bagian dari
membuat ringkasan untuk pembelajaran model kooperatif. Tipe
mengembangkan ekspresi serta Jigsaw merupakan model
penghematan kata. Latihan membuat pembelajaran kooperatif yang
ringkasan akan mempertajam daya dikembangkan oleh Aronson et.al
kreasi dan konsentrasi si penulis sebagai metode Cooperative Learning.
ringkasan tersebut. Penulis ringkasan Istilah kooperatif berasal dari kata
dapat memahami dan mengetahui Cooperative yang berarti mengerjakan
dengan mudah isi karangan aslinya, sesuatu secara bersama-sama dengan
baik dalam penyusunan karangan, cara saling membantu sama lain sebagai
penyampaian gagasannya dalam suatu kelompok atau satu tim. Menurut
Slavin (dalam Isjoni, 2009: 22) “In

50
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

cooperative learning methods, tersebut dapat memahami dan


students works together in four menguasai materi tersebut; (3) masing-
member teams to master material masing perwakilan setelah menguasai
initially presented by the teacher”. materinya kembali kekelompok asal;
Pernyataan tersebut menyatakan (4) masing-masing anggota tersebut
bahwa model kooperatif adalah saling menjelaskan pada teman satu
pembelajaran di mana siswa belajar kelompok sehingga teman satu
dan bekerja dalam kelompok kecil kelompok dapat memahami materi
secara kolaboratorif yang yang ditugaskan guru. Akhir dari
beranggotakan 4-6 orang secara pembelajaran jigsaw ini semua
kolaboratif sehingga dapat merangsang anggota kelompok menguasai semua
siswa lebih bergairah dalam belajar. materi yang dipelajari.
Pembelajaran model kooperatif Alasan inilah menjadi dasar
muncul dari konsep bahwa siswa akan dalam pemilihan tipe Jigsaw di mana
mudah menemukan dan memahami dalam tipe Jigsaw siswa dilibatkan
konsep yang sulit, di mana siswa secara penuh dalam pembelajaran.
saling berdiskusi dengan temannya. Jigsaw merupakan salah satu cara
Dalam tipe Jigsaw siswa dilibatkan yang dapat dijadikan satu alternatif
secara penuh dalam pembelajaran. pemecahan masalah dan salah satu
Isjoni (2009:54) menyatakan metode pembelajaran yang dianggap
jigsaw adalah mengoptimalkan belajar relevan. Lie (2010:69) mengemukakan
kelompok, keanggotaan kelompoknya “bahwa model kooperatif tipe Jigsaw
heterogen, baik segi kemampuan atau dapat digunakan dalam pembelajaran
karakteristik. Jumlah siswa yang membaca, menulis, mendengarkan
bekerja sama dalam masing-masing ataupun berbicara”. Beberapa hasil
harus dibatasi, agar kelompok- penelitian menunjukkan bahwa tipe
kelompok yang terbentuk dapat model kooperatif tipe Jigsaw dapat
bekerja sama serta dapat bekerja meningkatkan minat, partisipasi dan
secara efektif. Masing-masing anggota hasil belajar siswa.
kelompok secara acak ditugaskan Dari uraian di atas maka
untuk menjadi ahli pada suatu aspek penelitian ini penting dilaksanakan
tertentu dari materi tersebut. untuk mengetahui proses peningkatan
Kemudian kembali ke kelompok keterampilan menulis ringkasan
semula untuk mengajarkan topik yang melalui model pembelajaran
mereka kuasai kepada teman kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VIII
sekelompoknya. 7 SMP Negeri 1 Batusangkar.
Menurut Lie (2010:70) ada Berdasarkan latar belakang dan
beberapa tahapan dalam kegiatan batasan masalah di atas, maka dapat
dengan menggunakan teknik jigsaw dirumuskan masalah dalam penelitian
yaitu: (1) setiap anggota kelompok ini, yaitu: bagaimanakah proses
ditugaskan untuk mempelajari materi peningkatan keterampilan menulis
tertentu; (2) perwakilan dari kelompok ringkasan melalui model pembelajaran
masing-masing bertemu dengan kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VIII
anggota-anggota kelompok lain yang 7 SMPN 1 Batusangkar? Tujuan
mempelajari materi yang sama dan penelitian ini adalah untuk
memahaminya sehingga perwakilan mendeskripsikan proses peningkatan

51
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

keterampilan menulis ringkasan Subjek penelitian ini adalah


melalui model pembelajaran siswa kelas VIII.7 SMP Negeri 1
kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VIII Batusangkar, tahun pelajaran 2012/
7 SMPN 1 Batusangkar. 2013. Jumlah siswa di kelas VIII 7
adalah 32 orang siswa. Data penelitian
METODE ini berupa catatan hasil pengamatan/
Jenis penelitian ini digolongkan observasi, catatan lapangan, hasil
kepada penelitian kualitatif dalam angket, dan hasil tes/ evaluasi yang
wujud penelitian tindakan kelas berbentuk uraian mengenai menulis
(PTK). Arikunto (2009:3), ringkasan, dan catatan refleksi
menguraikan bahwa penelitian pembelajaran menulis ringkasan
tindakan kelas merupakan suatu melalui model pembelajaran
pencermatan terhadap kegiatan belajar kooperatif tipe jigsaw. Data penelitian
berupa sebuah tindakan yang sengaja ini dikumpulkan melalui pengamatan
dimunculkan dan terjadi di sebuah (observasi) dan tes kemampuan
kelas secara bersama. Penelitian menulis ringkasan. Pengamatan
tindakan kelas merupakan salah satu dilakukan ketika peneliti mengamati
cara yang strategis bagi guru untuk dan sekaligus berpartisipasi dalam
memperbaiki layanan kependidikan latar kelas dan suasana
yang harus diselenggarakan dalam berlangsungnya pembelajaran dengan
konteks pembelajaran di kelas dan berpedoman kepada lembaran
peningkatan kualitas program sekolah pengamatan. Instrumen utama dalam
secara keseluruhan. Artinya, tujuan penelitian ini adalah peneliti sendiri
penelitian tindakan kelas adalah untuk atau sering disebut human instrument.
memperbaiki dan meningkatkan Adapun instrumen tambahan selain
praktik pembelajaran di kelas secara peneliti, yaitu lembar observasi,
berkesinambungan (Sukidin,dkk, angket, catatan lapangan, dan tes unjuk
2009:37). Dari penjelasan di atas, kerja siswa. Teknik analisis data dalam
dapat disimpulkan bahwa penelitian penelitian ini disesuaikan dengan
tindakan kelas bermula dari teknik analisis data dalam penelitian
permasalahan yang dihadapi guru dan tindakan kelas. Keabsahan data
siswa di kelas. Guru kemudian dilakukan dengan mencermati hasil
mencarikan solusi untuk memecahkan pengamatan proses dan hasil tes.
masalah tersebut. Pada prinsipnya Selain itu keabsahan data juga
penelitian tindakan kelas terdiri dari dilakukan oleh peneliti bersama
empat unsur, yaitu (1) tahap pengamat atau teman sejawat.
perencanaan, (2) tahap tindakan atau Pengamat langsung mengamati proses
pelaksanaan, (3) tahap pengamatan pembelajaran dan proses pelaksanaan
atau observasi, dan (4) tahap refleksi tes.
kembali, yang merupakan dasar untuk
suatu rancangan pemecahan masalah. HASIL PENELITIAN DAN
Empat unsur tersebut harus ada dalam PEMBAHASAN
setiap siklus, karena unsur satu Hasil penelitian dideskripsikan
mempunyai hubungan dengan unsur berdasarkan siklus-siklus yang telah
yang lain. dilaksanakan. Pelaksanaan penelitian
tindakan keterampilan menulis

52
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

ringkasan melalui model pembelajaran menulis ringkasan siswa kelas VIII 7


kooperatif tipe jigsaw siswa kelas VIII adalah 74, yang berarti belum
7 SMP Negeri 1 Batusangkar mencapai KKM SMP Negeri 1
dilakukan dalam dua siklus, yaitu Batusangkar. Jika dibandingkan
berlangsung dari tanggal 12 Maret dengan hasil tes pada prasiklus terlihat
2013 sampai dengan tanggal 4 April ada sedikit peningkatan jumlah siswa
2013. Dalam setiap siklus berlangsung yang mampu menulis ringkasan.
dua kali pertemuan. Secara klasikal, persentase ketuntasan
Sebelum melakukan siklus I, yang berhasil diperoleh siswa paa
peneliti terlebih dahulu melaksanakan siklus I sebagai berikut.
prasiklus. Prasiklus ini bertujuan untuk Tabel 1. Hasil Penilai Tes
melihat sejauh mana pemahaman Kemampuan Siswa pada
siswa tentang pembelajaran menulis Siklus I
ringkasan siswa. Di samping itu, untuk Siklu Persentas Persentas Rata
mengukur kemampuan awal, s e dan e Jumlah -
kelemahan, dan fokus upaya perbaikan Jumlah Siswa rata
untuk melaksanakan siklus I. Setelah Siswa yang Nilai
dilakukan tes kemampuan awal yang Mencapai
menulis ringkasan, hasil prasiklus Mencapai Nilai ≤ 76
menunjukkan keterampilan menulis Nilai ≥ 76
ringkasan siswa masih rendah, yaitu I 13 orang 19 orang 74%
dengan rata-rata nilai yang diperoleh (40,62%) (59,37 %)
siswa adalah 6,9. Terkait dengan
rendahnya tes keterampilan awal siswa Begitu pula dengan indikator
dalam menulis ringkasan dapat pula dalam tes ini juga menunjukkan
dilihat dari hasil skor apek penilaian peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
perindikator dari menemukan gagaan grafik hasil belajar menulis ringkasan
utama, menentukan kalimat utama, yang diperoleh pada prasiklus dan
membentuk paragraf, kesesuaian isi siklus I berikut ini.
ringkasan dengan wacana asli, dan 100
80
mekanisme penulisan masih rendah. 60
Diantara kelima indikator yang harus 40
20
dikuasai siswa hanya indikator 0
menemukan gagasan utama yang
hampir memenuhi batas ketuntasan
minimal, yaitu 70%. Prasiklus
Setelah berdiskusi dengan Siklus I
kolaborator tentang data prasiklus Gambar 1. Perbandingan Hasil
yang telah dilaksanakan, maka Belajar Menulis Ringkasan
dilaksanakan pembelajaran berikutnya. Siswa pada Prasiklus dengan
Dalam penelitian ini, siklus yang Siklus I
dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan untuk masing-maing siklus. Hasil analisis data aktivitas
Hasil siklus I menunjukkan terdapat siswa dalam proses pembelajaran
peningkatan keterampilan menulis menulis ringkasan melalui pendekatan
ringkasan siswa. Nilai rata-rata hasil kooperatif tipe jigsaw pada siklus I

53
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

secara keseluruhan rata-rata hasil pembelajaran menulis ringkasan


observasi adalah 66,05%. Selanjutnya, membantu siswa, namun ada beberapa
hasil analisis data tindakan guru dalam catatan lapangan yang berisi catatan
kelas, guru telah konsisten positif dan catatan negatif selama
melaksanakan langkah-langkah tindakan dan observasi yang dilakukan
penelitian, namun pada pertemuan pada siklus I. Berdasarkan catatan
pertama guru kurang memberikan tersebut penelitian perlu dilanjutkan ke
penguatan kepada siswa yang siklus II. Tindakan siklus II
memberikan tanggapan. Dari angket merupakan penyempurnaan dari
respons siswa terhadap pembelajaran tindakan yang telah dilakukan pada
pada siklus I hasilnya masih kurang, siklus I.
karena siswa masih banyak Siklus II dilaksanakan dengan
menemukan kesulitan untuk dua kali pertemuan sesuai dengan
meningkatan pembelajaran menulis rencana yang telah dibuat. Pada siklus
ringkasan maka perlu dilaksanakan II diperoleh nilai rata-rata hasil
siklus II. menulis ringkasan siswa kelas VIII 7
Adapun hasil catatan lapangan adalah 8,2. Data hasil tes unjuk kerja
pada siklus I, yakni , masih ada siswa siswa terlihat pada tabel di bawah ini.
yang terlambat masuk kelas. Kegiatan Tabel 2. Hasil Penilai Tes
awal terlihat belum semua siswa Kemampuan Siswa pada
terlibat secara fisik dan mental. Selain Siklus II
itu suasana pembelajaran terlihat Siklu Persenta Persenta Rata
masih tegang. Dalam membagi s se dan se -rata
kelompok suasana kelas rebut dan Jumlah Jumlah Nilai
banyak menyita waktu. Pada aktivitas Siswa Siswa
tanya jawab dengan guru, terlihatlah yang yang
karakter siswa di sekolah itu, mereka Mencapa Mencapa
masih kurang percaya diri atau kurang i Nilai ≥ i Nilai ≤
berani untuk bertanya kepada guru, 76 76
meski telah dimotivasi. Meskipun ada II 26 orang 6 orang 8,2%
yang bertanya, umumnya siswa yang (81,25%) (18,75 %)
sudah biasa bertanya. Sementara itu
siswa yang lebih dominan diam. Di Hasil pembelajaran menulis
samping itu, pada kegiatan ini juga ringkasan pada siklus II rata-rata kelas
terlihat beberapa siswa yang kurang yang diperoleh telah meningkat
memperhatikan penjelasan guru. Di dengan sudah mencapai KKM. Jika
antara mereka ada yang sibuk dengan dibandingkan dengan hasil tes pada
kegiatan sendiri, seperti berbicara siklus I. Hal ini diasumsikan bahwa
dengan teman sebangkunya, model pembelajaran kooperatif tipe
mengganggu teman yang ada di jigsaw dapat meningkatkan
depannya. Namun dalam hal ini guru keterampilan siswa dalam menulis
mendekati mereka satu persatu dan ringkasan.
pada akhirnya mereka bisa serius Berkenaan dengan indikator
mengikuti pelajaran. dalam tes ini juga menunjukkan
Meskipun model pembelajaran peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
koopeatif tipe jigsaw dalam grafik hasil belajar menulis ringkasan

54
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

yang diperoleh pada siklus I dan siklus dengan


II berikut. antusias
100 4 Kreatif 15 46, 18 56,
80
60
mengaju 9 2
40 kan
20 pertanya
0 an
Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator kepada
I II III IV V guru
5 Siswa 16 50 24 75
Gambar 2. Perbandingan Hasil aktif
Belajar Menulis Ringkasan menangg
Siswa pada Siklus I dengan api
Siklus II pertanya
an baik
Rata-rata hasil observasi dari guru
analisis data aktivitas siswa selama maupun
proses pembelajaran menulis dari
ringkasan melalui model pembelajaran teman
kooperatif tipe jigsaw adalah 78,55%, 6 Siswa 27 84 29 90,
yang berarti keterampilan menulis senang 7
ringkasan siswa terjadi peningkatan mengiku
dengan sudah mencapai KKM. Hasil ti PBM
observasi tersebut dapat terlihat dalam 7 Keaktifa 19 59, 28 71,
tabel berikut ini. n siswa 3 9
Tabel 3. Hasil Observasi dalam
Kolaborator terhadap berdisku
Aktivitas Siswa si
N Kategor Siklus 1 Siklus 2 Jumlah 44 54
o i Jum Jum % 9,8 9,9
lah % lah Rata- 64, 78,
1 Melaksa 24 75 27 84, rata 2 5
nakan 3
kegiatan Berdasarkan hasil observasi
pembelaj siklus I dengan siklus II terlihat
aran peningkatan aktivitas siswa pada
dengan semua aspek. Hal ini menunjukkan
serius bahwa siswa telah termotivasi untuk
2 Siswa 22 68, 25 78, mengikuti proses pembelajaran.
senang 7 1 Keberhasilan tersebut memotivasi
mengiku siswa untuk mengerjakan tugas
ti berikutnya. Pengkondisian belajar
pelajaran melalui langkah-langkah jigsaw
3 Mengerj 25 78, 28 87, menggambarkan adanya peningkatan
akan 1 5 aktivitas belajar dan hasil belajar
tugas siswa. Data tentang aktivitas siswa

55
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

dipeoleh dari hasil pengamatan pada Tabel 4. Rata-rata Nilai untuk


siklus II menunjukkan peningkatan Setiap
aktivitas siswa dalam proses Indikator Menulis Ringkasan
pembelajaran menulis ringkasan Siswa (Prasiklus, Siklus 1,
melalui model pembelajaran dan Siklus 2)
kooperatif tipe jigsaw. N Indikato Persentase
Selanjutnya hasil dari angket o r Pra Siklus Siklus
respons siswa terhadap pembelajaran Menulis sikl 1 2
menulis ringkasan melalui model Ringkas us
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw an
dapat diterima siswa sebagai alternatif 1 Menemu 70 78 94
pembelajaran menulis ringkasan. Hasil kan
catatan lapangan pada siklus II dalam gagasan
pembelajaran kelompok siswa sudah utama
terlibat aktif, baik dalam kelompok 2 Menentu 57 61 84
asal maupun dalam kelompok ahli. Hal kan
ini terlihat saat presentasi hasil kerja kalimat
kelompok. Dari presentasi kelompok, utama
semua kelompok telah mampu 3 Membent 56 59 75
mempresentasikan hasil kerja uk
kelompok mereka dengan baik. paragraf
Begitupun dalam menanggapi dan 4 Kesesuai 58 67 85
mengajukan pertanyaan, saran, dan an isi
kritikan. Sehingga seluruh siswa sudah ringkasan
terlibat aktif dalam kegiatan. dengan
Proses diskusi dalam kelompok wacana
sudah berjalan sesuai dengan yang asli
diharapkan, sehingga antusias dalam 5 Mekanis 60 60 75
berdiskusi sudah baik. Siswa sudah me
tidak merasa canggung atau malu lagi penulisan
mengungkapkan pendapatnya. Jumlah 301 321 413
Berdasarkan data yang dikumpulkan Rata-rata 60,2 64,2 82,6
terlihat peningkatkan keterampilan
menulis ringkasan. Peningkatan ini Penggunaan model
secara umum sangat signifikan, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
walaupun ada beberapa orang siswa dalam rangka meningkatkan
yang masih menghadapi kendala keterampilan menulis ringkasan siswa
dalam menulis. Secara individual tentu memerlukan kerjasama yang
keberhasilan belajar belum mencapai baik antara guru dan siswa. Tanpa
ketuntasan 100%, namun secara perhatian dan kemauan siswa tentu hal
klasikal sudah menunjukkan ini tidak akan berjalan dengan baik
peningkatan. Peningkatan hasil seperti yang diharapkan. Manfaat
keterampilan menulis ringkasan dari penggunaan pendekatan ini sangat
prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dirasakan sekali, yaitu dapat
dilihat pada tabel berikut ini. memotivasi siswa untuk menulis
ringkasan dengan baik.

56
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

Siswa bekerjasama dengan kooperatif jigsaw pada pembelajaran


sesama siswa dalam suasana gotong menulis ringkasan menjadikan proses
royong dan mempunyai kesempatan belajar menjadi menarik,
untuk mengolah informasi dan menyenangkan, dan bermanfaat.
meningkatkan keterampilan menulis Model ini telah dapat menumbuhkan
ringkasan. Setelah beberapa kali kesadaran siswa dalam berpikir,
pertemuan berlangsung, siswa mulai menyelesaikan masalah.
terlihat terbiasa, bersemangat, dan Pembelajaran dengan model
antusias ketika berdiskusi kelompok pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
maupun diskusi kelas dengan model secara tidak langsung memberikan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. informasi kepada guru bahwa kegiatan
Lie (2010:69) mengemukakan bahwa belajar haruslah direncanakan dengan
teknik mengajar jigsaw dikembangkan baik dan dilaksanakan dengan suasana
oleh Aronson et.al sebagai metode yang menarik dan menyenangkan serta
Cooperative Learning dan dapat bersahabat akan memberikan
digunakan dalam pembelajaran peningkatan dan hasil belajar kearah
membaca, menulis, mendengarkan, yang lebih baik. Model pembelajaran
ataupun berbicara. Berdasarkan data- kooperatiff tipe jigsaw dapat
data di atas terlihat peningkatan diterapkan dalam proses belajar yang
persentase keterlibatan siswa dalam membutuhkan penggalian potensi
proses pembelajaran menulis siswa. Model pembelajaran kooperatif
ringkasan melalui model pembelajaran tipe jigsaw mengembangkan tingkah
kooperatif tipe jigsaw. laku kooperatif dan hubungan yang
lebih baik antara siswa dan
SIMPULAN mengembangkan kemampuan
Model pembelajaran kooperatif akademisnya. Tipe jigsaw sangat
tipe jigsaw dapat meningkatkan proses cocok dipopulerkan dalam ruangan
keterampilan menulis ringkasan siswa. kelas. Tipe jigsaw dapat diterapkan
Keberhasilan ini dapat dilihat dari dalam menumbuhkan pendidikan yang
hasil aktivitas dan hasil belajar berkarakter. Maka siswa yang
keterampilan menulis ringkasan siswa berkarakter, kuat/ pandai telah dilatih
khususnya dalam menulis ringkasan sejak dini untuk rendah hati berbagi
dengan menemukan gagasan utama, dengan temannya, agar siswa mampu
menentukan kalimat utama, untuk menjadi tutor sebaya. Siswa
membentuk paragraf, kesesuaian isi yang kurang pandai, tidak percaya diri
ringkasan dengan wacana asli, dan dipupuk untuk memiliki semangat
mekanisme penulisan. Selain itu, juang dan membuka diri untuk meraih
proses pembelajaran yang kemajuan.
menunjukkan perubahan dari kegiatan
yang kurang aktif menjadi aktif. SARAN
Kesignifikan itu terlihat dari data hasil Beradasarkan temuan
prasiklus yang kurang baik, kemudian penelitian, untuk meningkatkan
setelah diberikan tindakan, hail tes keterampilan menulis ringkasan siswa
siklus I meningkat, dan selanjutnya dikemukakan saran-saran sebagai
terdapat meningkat pada siklus II. berikut. Pertama, model pembelajaran
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bisa menjadi

57
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

salah satu alternatif model Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009.


pembelajaran untuk meningkatkan Prosedur Penelitian: Suatu
keterampilan menulis ringkasan siswa, Penedekatan Praktik.
baik tingkat menengah pertama (SMP) Jakarta: Rineka Cipta.
maupun menengah atas (SMA).
Kedua, guru agar selalu menggunakan . 2009. Penelitian Tindakan
model pembelajaran yang bervariasi, Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
memberikan hadiah untuk siswa yang
berprestasi, meningkatkan motivasi Depdikbud. 1994. Pedoman Umum
belajar siswa dengan jalan Ejaan Bahasa Indonesia
menjelaskan tujuan pembelajaran yang yang Disempurnakan.
ingin dicapai oleh siswa, sehingga Jakarta: Depdikbud.
proses pembelajaran lebih efektif
dalam mencapai tujuan. Depdiknas. 2002. Pembelajaran
Ketiga, siswa agar Kontekstual (Contexstual
membiasakan diri untuk menghargai Teaching and Learning)
pendapat teman, berani CTL. Jakarta: Depdiknas.
mengemukakan pendapat,
mempertahankan pendapat, . 2006. Standar Isi Kurikulum
bertanggung jawab, dan Tingkat Satuan Pendidikan
mengembangkan sikap-sikap SMP/MTs. Jakarta:
sportifitas dalam kelompok. Suasana Depdiknas.
yang kondusif dalam kelompok
ataupun dalam kelas membuat proses Isjoni. 2009. Cooperative Learning
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Mengembangkan Kemampuann
Catatan: artikel ini ditulis dari Tesis Belajar
penulis di Pascasarjana Universitas Berkelompok.Bandung:Alfabet
Negeri Padang dengan tim a.
pembimbing Prof. Dr. Agustina, M.
Hum. dan Prof. Dr. Harris Effendi Keraf, Gorys. 1994. Komposisi:
Thahar, M. Pd. Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa. Flores:
Nusa Indah.
DAFTAR RUJUKAN
Agustina. 2000. ” Pembelajaran Keraf, Gorys. 1989. Komposisi.
Membaca: Teori dan Flores: Nusa Indah.
Latihan”. Bahan Ajar.
Padang: Jurusan Bahasa dan Lie, Anita. 2010. Cooperative
Sastra Indonesia FBSS UNP. Learning. Jakarta: Grasindo.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Moleong, Lexy J. 2010. Metode


Suzanna Alwasilah. 2005. Penelitian Kualitatif. Bandung:
Pokoknya menulis. Remaja
Bandung: Kiblat Buku Utama. Rosdakarya.

58
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor 3, Oktober 2013

Nurudin. 2010. Dasar-dasar Sukidin, dkk. 2008. Manajemen


Penulisan. Malang: UMM Penelitian Tindakan Kelas.
Press. Jakarta: Insan
Cendikia.
Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif.
Bandung: Angkasa Raya. Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis
kreatif: Panduan bagi Pemula.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Padang: UNP Press.
Learning theory, Riset dan
Praktik. Terjemahan. Lita. Tarigan, Henry Guntur. 1994.
Bandung: Nusa Media. Membaca Ekspresif. Bandung:
Angkasa.

59

Anda mungkin juga menyukai