ABSTRAK
Kurikulum Merdeka sangat identik dengan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik, begitu
juga dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran
yang mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik sesuai dengan
kebutuhannya, karena setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga tidak
diberi perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran
berdiferensiasi guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan berbagai perlakuan dan tindakan
yang berbeda untuk setiap peserta didik. Tujuan dibuatnya penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana pembelajaran diferensiasi pada kurikulum merdeka. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif serta cenderung
menggunakan analisis. Hasil dari penelitian ini yaitu diferensiasi proses mengacu kepada cara guru
dalam mengajak peserta didik untuk masuk ke dalam kegiatan pembelajaran dan menemukan
pengetahuan mereka secara mandiri dalam proses tersebut. Guru dituntut untuk menyiapkan
pertanyaan pemantik, materi yang menarik, serta menantang agar peserta didik menikmati proses
yang disajikan oleh guru. Karakteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain adalah lingkungan
belajar yang kondusif bagi peserta didik. Peserta didik tidak harus menerima pembelajaran di dalam
kelas dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi bisa dilakukan di luar kelas dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar secara maksimal.
berakar pada teori sistem dinamis gerakan Dewantara, bahwa pendidikan (opvoeding)
motoric (Beckmann & Schöllhorn, 2006; sebagai seorang manusia maupun sebagai
Wagner & Müller, 2008; Reynoso, Solana, anggota masyarakat. Menurut Walsh, 2017)
Vaillo, & Hernandez, 2013). Baru-baru ini belajar mandiri adalah proses di mana
Gray (2020) juga melaporkan bahwa individu mengambil inisiatif, dengan atau
tanpa bantuan orang lain, dalam
34
Prosiding Seminar Nasional Sultan Agung ke-4
Semarang, 17 November 2022
ISBN: 978-623-6264-07-2
belajar, memilih dan menerapkan strategi cara atau upaya yang dilakukan guru untuk
berarti guru harus mengelompokkan murid (common sense) yang dibuat oleh guru
yang pintar dengan yang pintar atau yang berorientasi kepada kebutuhan murid
sebaliknya bisa belajar sesuai dengan (Kusuma, & Luthfah, 2020:11). Adapun
2016: 342). Tujuan penelitian ini untuk menurut Marlina (2019: 8) sebagai berikut.
35
Prosiding Seminar Nasional Sultan Agung ke-4
Semarang, 17 November 2022
ISBN: 978-623-6264-07-2
harmonis antara guru dan siswa karena bersifat fleksibel, di mana siswa yang
pembelajaran berdiferensiasi memiliki kekuatan dalam bidang tertentu
meningkatkan relasi yang kuat antar akan bergabung dan bekerjasama dengan
gutu dan siswa. teman-temannya yang lain. Siswa yang
4. Untuk membantu siswa menjadi kuat dalam suatu bidang belum tentu
pelajar yang mandiri. memiliki kekuatan yang sama dalam
Untuk meningkatakan kepuasanguru bidang lain. Misalnya, mungkin siswa
dalam menerapkan pembelajaran tersebut akan memiliki kekuatan dalam
berdiferensiasi. memahami suatu bacaan, belum tentu
dalam menulis, ia akan bisa menulis
Diskusi Hasil Penelitian
dengan ejaan yang benar atau menuliskan
Menurut Schöllhorn pembelajaran kalimat dengan tepat atau bisa juga
diferensial adalah model pembelajaran mengalami kelemahan dalam berhitung
motorik yang dicangkokkan pada dan lain-lain. Siswa harus terlibat secara
pentingnya variabilitas gerakan dan aktif dalam pembelajaran tersebut baik
berakar pada teori sistem dinamis gerakan secara individual ataupun kelompok.
manusia. Pembelajaran berdiferensiasi Menurut Suryosubroto (1996: 72)
sejalan dengan filosofi pemikiran keaktifan siswa dapat terlihat dari: berbuat
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, sesuatu untuk memahami materi pelajaran
bahwa pendidikan belajar mandiri adalah dengan penuh keyakinan, mempelajari,
proses di mana individu mengambil memahami, dan menemukan sendiri
inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang bagaimana memperoleh situasi
lain, dalam mendiagnosis kebutuhan pengetahuan merasakan sendiri bagaimana
belajar mereka, merumuskan tujuan, tugas- tugas yang diberikan oleh guru
mengidentifikasi sumber daya manusia kepadanya, belajar dalam kelompok,
dan materi untuk belajar, memilih dan mencoba sendiri konsep-konsep tertentu,
menerapkan strategi pembelajaran yang mengkomunikasikan hasil pikiran,
sesuai, dan mengevaluasi hasil penemuan dan penghayatan nilai-nilai
pembelajarannya. Pada akhirnya siswa secara lisan atau penampilan. Dengan
akan bisa belajar sesuai dengan demikian, keberhasilan pelaksanaan
kemampuannya masing- masing. pada pembelajaran berdiferensiasi tergantung
kelas yang menerapkan pembelajaran pada peran guru dalam mengelola
diferensiasi, pembentukan kelompok akan pembelajaran.
36
Prosiding Seminar Nasional Sultan Agung ke-4
Semarang, 17 November 2022
ISBN: 978-623-6264-07-2
37