Anda di halaman 1dari 14

Nama : Aliman

Kelas : 002
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Kesulitan siswa dalam Kajian Literatur : - Tidak adanya media
menunjukkan media (Gagne (dalam Arina Restian, dkk. yang tepat
sebagai bukti kongkrit 2019) - Masih hanya
dari zona waktu yang - Media merupakan berbagai macam mengandalkan buku
berbeda dari setiap jenis komponen atau benda yang ada paket dalam
negara. di lingkungan siswa guna mengajar
menciptakan rangsangan belajar
siswa
(Arsyad, dalam Arina Restian, dkk.
2019)
- Pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis bagi siswa.

- Secara umum, media memiliki


berbagai kegunaan seperti yang
diungkapkan oleh Sadiman (dalam
Ajang Mulyadi), yaitu : 1.
Memperjelas penyajian pesan agar
tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk katakata tertulis atau
lisan saja) 2. Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indera. 3.
Menggunakan media pembelajaran
secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sifat pasif anak.
- Dengan sifat unik pada tiap siswa di
tambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum dan materi
pembelajaran ditentukan sama pada
tiap siswa, maka guru banyak
mengalami kesulitan bila semua itu
harus diatasi sendiri. Hal ini akan
lebih sulit bila latar belakang guru
dengan siswa juga berbeda.

Sumber :
- Restian, Dkk. 2019.
PENGEMBANGAN MEDIA BIG
BOOK BELAJAR BERSAMA DODO
DAN TEMAN-TEMAN UNTUK
PEMBELAJARAN TEMATIK
KELAS IV DI SEKOLAH DASAR.
Media Publikasi pada Bidang
Pendidikan Dasar p-ISSN: 2442-
7470 | e-ISSN: 2579-4442 Volume 5
Nomor 2 Edisi Juli 2019.
- Mulyadi, Ajang. Dkk. Pengaruh
Penggunaan Media Pembelajaran
Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi.
Ejournal.Upi.edu

Hasil Wawancara Dengan Kepala


Sekolah ( Rabumin, S. Pd. ):
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah ( Satarudin, S.
Pd.):
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat ( Kamarana, S. Pd. ):
Perangkat pembelajara selalu
disiapkan agar kegiatan belajar
mengajar lebih terarah dalam
mencapai kompetensi dasar, untuk
mengatasi siswa yang berkebutuhan
khusus meluangkan waktu lebih
serta komunikasi dengan orang tua
siswa agar di bimbing lebih ekstra.
Untuk memudahkan belajar
mengajar menggunakan model
pembelajaran yang inovatif.
Guru ( Hajidin, S. Pd. ):
- Dibuat karena juga bisa dijadikan
sebagai tolak ukur keberhasilan guru
dan bisa dijadikan standar
profesionalitas seorang guru
- Perlakuan guru terhadap siswa
yang berkebutuhan khusus haru
mempunyai waktu lebih atau di
buatkan jam tambahan. Dan juga
harus di bincangkan juga dengan
orang tua siswa untuk langkah
selanjutnya.

2 Pemilihan pendekatan Kajian Literatur : Tidak adanya pendekatan


yang tidak tepat dalam - (Sagala (dalam Putri Fadilla, Dkk. yang sesuai dengan
menjelaskan pembagian 2014.)Pendekatan pembelajaran karakteristik siswa dan
waktu di Indonesia merupakan jalan yang akan materi yang diajarkan
kepada peserta didik SD ditempuh oleh guru dan siswa
kelas VI menyebabkan dalam mencapai tujuan
guru kesulitan dalam instruksional untuk suatu satuan
menyampaikan tujuan instruksional tertentu.
pembelajaran
(Sanjaya (dalam Putri Fadilla,
Dkk. 2014.)
- Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita tehadap proses
pembelajaran.
(Pribadi dalam Putri Fadilla, Dkk.
2014.)
- Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan juga sebagai prosedur
yang digunakan guru untuk
menciptakan pembelajaran yang
efektif dan efisien

Sumber : Fadilla, Putri. Dkk. 2014.


JURNAL PROFIT, VOLUME 1,
NOMOR 01, MEI 2014
Hasil Wawancara Dengan
Kepala Sekolah ( Rabumin, S.
Pd. ):
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah ( Satarudin, S. Pd.
):
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat : ( Kamarana, S. Pd. )
Ia, harus ada untukMemudahkan
dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat
melakukan perbuatan belajarnya
secara lebih mandiri;, untuk
mengatasi siswa yang berkebutuhan
khusus meluangkan waktu lebih
serta komunikasi dengan orang tua
siswa agar di bimbing lebih ekstra.
Untuk memudahkan belajar
mengajar menggunakan model
pembelajaran yang inovatif.

Guru : ( Hajidin, S. Pd. )


- Dibuat karena Memudahkan guru
memilih dan menyusun bahan
ajar
- Tindakan guru terhadap siswa
yang berkebutuhan khusus haru
mempunyai waktu lebih atau di
buatkan jam tambahan. Dan juga
harus di bincangkan juga dengan
orang tua siswa untuk langkah
selanjutnya.
3 Kesulitan dalam Kajian Literatur : tidak adanya penggunaan
merangsang minat peserta - Fauziah (dalam Sri Wulan, dkk. metode yang tepat untuk
didik dalam mempelajari 2021) menyatakan belajar bisa merangsang minat peserta
materi perbedaan waktu dipengaruhi oleh berbagai faktor, didik dalam
dan pengaruhnya. termasuk faktor internal yang
mempengaruhi individu seperti
kecerdasan, minat, bakat dan
kemampuan, serta faktor eksternal
yaitu faktor yang berada di luar
individu misalnya lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat.
Faktor dalam diri individu seperti
minat belajar sangat berpengaruh
dalam mendorong terjadinya
kegiatan belajar, karena belajar
didasarkan pada minat individu itu
sendiri.

- Rendahnya minat belajar siswa


bukan tidak beralasan, ini dapat
disebabkan dari faktor eksternal
yaitu guru tidak memanfaatkan
penggunaan media pembelajaran
yang dapat mengguggah siswa dan
menarik minat belajar siswa, hal
ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki guru dalam
penggunaan media pembelajaran
sehingga guru hanya memberikan
tugas-tugas dari lembar kerja siswa
saja. (Sri Wulan, dkk. 2021)

Sri Wulan, dkk. 2021. Pengembangan


Multimedia Pembelajaran Interaktif
Berbasis Video untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar.
JURNAL BASICEDU Volume 5
Nomor 6 Tahun 2021 Halaman 5313 -
5327 Research & Learning in
Elementary Education
Hasil Wawancara Dengan
Kepala Sekolah : ( Rabumin, S.
Pd. )
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah : ( Satarudin, S.
Pd. )
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat : ( Kamarana, S. Pd. )
Tentu, karena Membantu
memudahkan guru menentukan
kegiatan belajar dan media
pembelajaran untuk mengatasi siswa
yang berkebutuhan khusus
meluangkan waktu lebih serta
komunikasi dengan orang tua siswa
agar di bimbing lebih ekstra. Untuk
memudahkan belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran
yang inovatif.

Guru : ( Hajidin, S. Pd. )


- Dibuat karena Memudahkan guru
memilih dan menyusun bahan
ajar
- Tindakan guru terhadap siswa
yang berkebutuhan khusus haru
mempunyai waktu lebih atau di
buatkan jam tambahan. Dan juga
harus di bincangkan juga dengan
orang tua siswa untuk langkah
selanjutnya.
4 Kesulitan dalam belajar Kajian Literatur : tidak adanya materi dasar
membaca peta pembagian Kesulitan dalam membaca peta tentang perbedaan waktu
zonasi waktu yang di pembagian zona waktu disebabkan
tunjukkan di buku paket kemampuan siswa dalam memahami
peserta didik peta dan komponen-komponen yang
ada dalam peta cenderung masih
rendah.
Fidiati, Ida. Dkk. 2013.
Peningkatan Kemampuan Membaca
Peta Pelajaran Ips Melalui Metode
Demonstrasi Siswa Kelas 4 Sdn I
Kutadalom Gisting Kabupaten
Tanggamus. Bandar Lampung : FKIP
Unila
Hasil Wawancara Dengan
Kepala Sekolah : ( Rabumin, S.
Pd. )
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah : ( Satarudin, S.
Pd. )
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat : ( Kamarana, S. Pd. )
Ia karena Panduan Guru dalam
Melaksanakan Proses Pembelajaran,
untuk mengatasi siswa yang
berkebutuhan khusus meluangkan
waktu lebih serta komunikasi dengan
orang tua siswa agar di bimbing
lebih ekstra. Untuk memudahkan
belajar mengajar menggunakan
model pembelajaran yang inovatif.
Guru : ( Hajidin, S. Pd. )
- Dibuat karena Memudahkan guru
memilih dan menyusun bahan
ajar
- Tindakan guru terhadap siswa
yang berkebutuhan khusus haru
mempunyai waktu lebih atau di
buatkan jam tambahan. Dan juga
harus di bincangkan juga dengan
orang tua siswa untuk langkah
selanjutnya.
5 Hubungan guru dengan Kajian Literatur : - Kurangnya
orang tua peserta didik - Untuk meningkatkan prestasi pengawasan orang tua
mengenai pembelajaran belajar dipengaruhi banyak faktor terhadap anaknya saat
masih terbatas yakni faktor internal dan eksternal. belajar di rumah. (
orang tua sibuk bekerja
Faktor internal adalah faktor yang
dll)
berasal dari dalam diri siswa, - Kurangnya
meliputi dua aspek yakni (1) aspek keterlibatan orang tua
fisiologis (yang bersifat jasmani), dalam membantu
(2) aspek psikologis antara lain proses perkembangan
intelegensi, sikap, minat, bakat, anak baik dilingkungan
motivasi. Sedangkan faktor keluarga maupun
eksternal adalah faktor yang disekolah
berasal dari luar siswa meliputi
dua aspek yakni, (1) aspek
lingkungan sosial antara lain
keluarga, guru, masyarakat, teman,
(2) aspek lingkungan non-sosial
antara lain rumah, sekolah,
peralatan, dan alam. (Hasmi
Syahputra, dkk. 2021)
- Permasalahan yang besar yang
dihadapi dunia pendidikan di
zaman sekarang, terjadinya
kelonggaran kerjasama antara guru
dan orang tua yang menyebabkan
menurunnya mutu pendidikan
anak, sehingga anak menurun hasil
belajar, prestasi, berkurangnya
motivasi bahkan merosotnya nilai
moral dan akhlak siswa
disebabkan karena tidak ada
pengawasan dan bimbingan orang
tua dan kurangnya partisipasi guru
dengan orang tua karena seolah-
olah orang tua berperan hanya
sebagai pencari nafkah sedangkan
tugas mendidik dan mengajar anak
adalah guru-guru di sekolah.
Perspektif pemikiran orang tua
inilah yang menyebabkan orang
tua lebih fokus bekerja
dibandingkan mendidik,
membimbing dan mengajar anak.
Sehingga akhirnya orang tua
melepas tanggungjawab mendidik
dan diserahkan sepenuhnya kepada
guru di sekolah.
(Nanat Fatah, dkk. 2018)
Sumber :
- Syaputra, Hasmi dkk. 2021.
Hubungan Motivasi Berprestasi,
Minat dan Perhatian Orang Tua
Terhadap Kemandirian Siswa.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan
Volume 3 Nomor 4 Tahun 2021
Halm 1133 - 1143
- Fatah, Nanat dkk. 2018. Mutu
Pendidikan: Kerjasama Guru Dan
Orang Tua. Jurnal
MUDARRISUNA Vol. 8 No. 2
July-Desember 2018

Hasil Wawancara Dengan


Kepala Sekolah : ( Rabumin, S.
Pd. )
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah : ( Satarudin, S.
Pd. )
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat : ( Kamarana, S. Pd. )
Ia karena Panduan Guru dalam
Melaksanakan Proses Pembelajaran,
untuk mengatasi siswa yang
berkebutuhan khusus meluangkan
waktu lebih serta komunikasi dengan
orang tua siswa agar di bimbing
lebih ekstra. Untuk memudahkan
belajar mengajar menggunakan
model pembelajaran yang inovatif.

Guru : ( Hajidin, S. Pd. )


- Dibuat karena Keberadaan
perangkat pembelajaran juga bisa
dijadikan standar peningkatan kualitas
seorang guru. Tindakan guru
terhadap siswa yang berkebutuhan
khusus haru mempunyai waktu
lebih atau di buatkan jam
tambahan. Dan juga harus di
bincangkan juga dengan orang tua
siswa untuk langkah selanjutnya.
6 Kesulitan dalam Kajian Literatur : - Kurangnya simulasi
menjawab soal HOTS - HOTS atau High Order Thinking - Kurangnya sumber
Skills adalah suatu proses berpikir belajar
dalam level kognitif yang lebih - Pemberlajaran masih
tinggi, yang telah dikembangkan berbasis LOTS
dari berbagai konsep dan metode
kognitif serta taksonomi
pembelajaran seperti metode
problem solving, taksonomi
bloom, taksonomi pembelajaran,
pengajaran, dan penilaian (Saputra,
dalam Tri Nuraini. 2022).
- Peserta didik cenderung menghafal
materi daripada memahaminya,
maka ketika guru memberikan soal
yang berbasis HOTs kepada
peserta didik, peserta didik tidak
dapat menyelesaikan soal secara
maksimal pada kategori
menganalisis, mengevaluasi, dan
menciptakan, setiap peserta didik
mengalami kesuliatan pada
kategori yang berbeda-beda. (Tri
Nuaraini.2022)
- Faktor kesulitan yang dialami oleh
peserta didik dalam menyelesaikan
soal dikarenakan peserta didik
belum terbiasa menyelesaikan soal
berbasis HOTs, kurangnya
pemahaman materi, serta kesulitan
peserta didik dalam memahami
kalimat pada soal (Tri
Nuraini.2022)
Sumber :
Nuraini, Tri. 2022. Analisis Faktor
Penyebab Kesulitan Siswa Sekolah
Dasar Kelas Iv Dalam Menyelesaikan
Soal Hots (High Order Thinking Skills)
Pada Mata Pelajaran IPA. PGSD FIP
Universitas Negeri Surabaya
Hasil Wawancara Dengan
Kepala Sekolah : ( Rabumin, S.
Pd. )
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah : ( Satarudin, S.
Pd. )
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat : ( Kamarana, S. Pd. )
Ia karena Panduan Guru dalam
Melaksanakan Proses Pembelajaran,
untuk mengatasi siswa yang
berkebutuhan khusus meluangkan
waktu lebih serta komunikasi dengan
orang tua siswa agar di bimbing
lebih ekstra. Untuk memudahkan
belajar mengajar menggunakan
model pembelajaran yang inovatif.

Guru : ( Hajidin, S. Pd. )


- Dibuat karena Memudahkan guru
memilih dan menyusun bahan
ajar
Tindakan guru terhadap siswa yang
berkebutuhan khusus haru mempunyai
waktu lebih atau di buatkan jam
tambahan. Dan juga harus di
bincangkan juga dengan orang tua
siswa untuk langkah selanjutnya.
7 Belum mengoptimalkan Kajian Literatur : Tidak adanya pendekatan
model pembelajaran yg - Aktivitas suatu pembelajaran yang inovatif dan menarik
inovatif sesuai dengan cenderung diarahkan kepada minat peserta didik
karakteristik materi kemampuan secara kognitif saja
pembagian waktu dan yaitu seperti menghafal, yang
pengaruhnya mana ia akan dipaksa untuk
mengingat dan otak dituntut
menyimpan informasi tanda
adanya pemahaman tentang
informasi tersebut dan disintegrasi
dengan kehidupan nyata sehari-
hari. Sehingga hasil atau prestasi
yang diperoleh ketika pembelajar
menuntaskan masa studinya,
cukup dengan menguasai teori saja
tapi gersang akan teknik
mengimplemetasikan. (Anggareni
dkk., dalam Mohamad Agung,
dkk. 2022).
- Untuk itu agar pembelajaran bisa
berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai,
guru haruslah mampu memilih
model pembelajaran yang tepat.
model pembelajaran yang dipilih
itu harus sesuai dengan materi
pelajar, tujuan yang ingin dicapai,
karakteristik peserta didik, dan
sarana yang tersedia.
Permasalahan yang dibahas dalam
artikel ini meliputi pengertian
model pembelajaran, model
pembelajaran discovery/inquiry,
model pembelajaran berbasis
masalah, model pembelajaran
berbasis proyek, model
pembelajaran kontekstual, dan
model pembelajaran berbasis
kooperatif learning. (Mohamad
Agung. 2022)
- Model pembelajaran memiliki lima
unsur dasar yaitu (1) syntax, yaitu
langkah-langkah operasional
pembelajaran, (2) social system,
adalah suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (3)
principles of reaction,
menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang,
memperlakukan, dan merespon
siswa, (4) support system, segala
sarana, bahan, alat, atau
lingkungan belajar yang
mendukung pembelajaran, dan (5)
instructional dan nurturant effects-
hasil belajar yang diperoleh
langsung berdasarkan tujuan yang
disasar (instructional effects) dan
hasil belajar di luar yang disasar
(nurturant effects). (Joyce & Weil
dalam Galih Dani, dkk. 2018).

Sumber :
- Agung, Mohamad dkk. 2022.
Model-Model Pembelajaran
Kurikulum 2013 pada Tingkat
SD/MI. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan Volume 4 Nomor 2
Tahun 2022 Halm 2077 – 2086
- Dani, Galih dkk. 2018.
Pengembangan Pembelajaran
Inovatif Berbasis Pendapingan
Bagi Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat
(Abdimas) IKIP Siliwangi Volume
1 Nomor 1, Januari 2018
-
Hasil Wawancara Dengan
Kepala Sekolah : ( Rabumin, S.
Pd. )
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah : ( Satarudin, S.
Pd. )
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat : ( Kamarana, S. Pd. )
Tentu, karena Membantu
memudahkan guru menentukan
kegiatan belajar dan media
pembelajaran untuk mengatasi siswa
yang berkebutuhan khusus
meluangkan waktu lebih serta
komunikasi dengan orang tua siswa
agar di bimbing lebih ekstra. Untuk
memudahkan belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran
yang inovatif.

Guru : ( Hajidin, S. Pd. )


- Dibuat karena Memudahkan guru
memilih dan menyusun bahan
ajar
- Tindakan guru terhadap siswa
yang berkebutuhan khusus haru
mempunyai waktu lebih atau di
buatkan jam tambahan. Dan juga
harus di bincangkan juga dengan
orang tua siswa untuk langkah
selanjutnya.
8 masih belum Kajian Literatur : - Tidak adanya
mengoptimalkan Perkembangan teknologi dapat penggunaan teknologi
pemanfaatan teknologi meningkatkan kualitas sumber informasi seperti PPT
informasi (TIK) dalam daya manusia jika interaktif
pembelajaran diimplementasikan dengan baik, - aplikasi berbasisi TIK
sebagai pendukung
benar dan cerdas. Keberadaan pembelajaran belum
teknologi mengalami kemajuan pernah digunakan
yang luar biasa terutama jaringan
informasi dan komunikasi
dengan ditandai munculnya
beragam peralatan teknologi
informasi seperti handphone
smartphone, komputer,
maupun laptop serta
perkembangan jaringan
internet global. Perkembangan
teknologi yang mengalami
kemajuan berdampak terutama
dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Hal ini dapat dibuktikan
dengan program Pemerintah agar
sekolah menerapkan teknologi
dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Melalui pemanfaatan
teknologi di kelas menjadikan
pembelajaran berdampak positif
dan menarik (Aspi & Syahrani,
dalam Laudhira & Sukartono.
2022)
Sumber :
Sukartono & Ladhira. 2022.
Penerapan Media Pembelajaran
Berbasis TIK pada Pembelajaran
Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu Vol 6 No 4 Tahun 2022 p-
ISSN 2580-3735 e -
ISSN 2580 - 1147
JURNAL BASICEDU Volume 6
Nomor 4 Tahun 2022 Halaman 6379 –
6386 Research & Learning in
Elementary Education

Hasil Wawancara Dengan


Kepala Sekolah : ( Rabumin, S.
Pd. )
Guru selalu di tekankan agar
senantiasa membuat perangkat
pembelajaran, serta untuk
penanganan siswa yang
berkebutuhan khusus dibuat rapat
dan menunjuk salah satu guru
sebagai guru membimbing siswa
berkebutuhan tersebut. Untuk
berjalannya proses belajar mengajar
Kita harus menjalin hubungan yang
baik dengan siswa, Guru dan orang
tua.
Pengawas Sekolah : ( Satarudin, S.
Pd. )
- Diajukan harus membuat
perangkat pembelajaran
- Menekankan kepada kepala
sekolah agar ada inovasi terhadap
siswa yang berkebutuhan khusus
- Diharuskan tetap terjalin
komunikasi terhadap masyarakat
atau komite sekolah, orang tua,
dan Guru.
Teman Sejawat : ( Kamarana, S. Pd. )
Ia karena Panduan Guru dalam
Melaksanakan Proses Pembelajaran,
untuk mengatasi siswa yang
berkebutuhan khusus meluangkan
waktu lebih serta komunikasi dengan
orang tua siswa agar di bimbing
lebih ekstra. Untuk memudahkan
belajar mengajar menggunakan
model pembelajaran yang inovatif.

Guru : ( Hajidin, S. Pd. )


Dibuat karena Keberadaan perangkat
pembelajaran juga bisa dijadikan
standar peningkatan kualitas seorang
guru. Tindakan guru terhadap siswa
yang berkebutuhan khusus haru
mempunyai waktu lebih atau di
buatkan jam tambahan. Dan juga
harus di bincangkan juga dengan
orang tua siswa untuk langkah
selanjutnya. Pengunaan IT juga
mungkin lebih efektif untuk proses
pembelajaran tetapi Guru belum
memahami sepenuhnya cara
menggunakan pembelajaran berbasis
IT

Anda mungkin juga menyukai