POLITEKNIK KESEHATAN
T.A 2019/2020
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.
Penulis
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.3. Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
1.1. Kesimpulan................................................................................................................................12
1.2. Saran..........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
Adolescent (remaja) adalah usia 10-19 tahun. Pada fase ini merupakan masa
transisi artinya bukan lagi anak-anak tetapi juga belum masuk kategori dewasa . Remaja
merupakan 20 % populasi dunia dan 80 % populasi di negara berkembang , merupakan
periode yang banyak gejolak dan merupakan waktu kritis dalam pertumbuhan fisik,
psikologis, dan perilaku. Mengapa kesehatannya harus mendapat perhatian? hal ini
dikarenakan mereka telah survive dari penyakit di masa anak-anak dan masalah
kesehatannya akan berkaitan dengan proses menua jauh di masa depan. Remaja masuk
kelompok rentan gizi disebabkan gaya hidup dan kebiasaan berubah serta perubahan
kebutuhan karena perubahan fisik. Zat gizi khusus diperlukan berkaitan dengan kegiatan
remaja misalnya olah raga, dan persiapan kehamilan (bagi remaja puteri). Perubahan
Fisik pada remaja dapat terlihat pada perubahan puncak dari tinggi badan (TB).
Kenaikan TB bisa sampai 8-15 cm dalam beberapa bulan dan bersifat individual,
perubahan lainnya adalah pada pertambahan berat badan yang cepat, massa otot
bertambah, diikuti dengan kekuatannya, pematangan massa tulang, peningkatan ukuran
organ dalam, perubahan hormon seperti timbul jerawat, dan bau badan serta perubahan
suara dan perubahan komposisi gigi. Pubertaspun terjadi pada fase ini, yaitu terjadinya
perubahan bentuk tubuh , perkembangan sistem reproduksi, hormon sex yang akan
mempengaruhi perilaku dan emosi. Proses pubertas ini akan berlangsung 3 sampai 7
tahun . Pada perempuan, paling dini terjadi pada usia 6-7 tahun dan paling lambat usia
13 tahun ditandai dengan menarche atau haid pertama kali, dan berkaitan dengan
pertumbuhan payudara . Pada laki-laki, paling dini berlangsung pada usia 8 tahun, dan
paling lambat usia 13,5 tahun, sehingga pada laki-laki bisa cepat dewasa atau
sebaliknya. Sedangkan perubahan psikologis ditandai dengan mulai terjadi kematangan
berpikir, emosional dan intelektual, serta perkembangan kognitif dan emosional.
Periode Remaja dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
1. Remaja Awal : mulai percepatan pertumbuhan; mulai berpikir body image; mulai
2. Remaja (14-16 thn) : puncak pertumbuhan, jerawat, bau badan; mulai terjadi
perkembangan kognitif dan moral; menolak pola makan keluarga, karena gengsi ;
dan lebih mementingkan penampilannya.
Sekarang kita masuk kebahasan kebutuhan gizi remaja, energi sangat diperlukan dalam
jumlah banyak untuk pertumbuhan dan aktivitas yang memasuki periode tumbuh cepat.
Kebutuhan energi pada remaja dipengaruhi oleh energi basal, jenis kelamin, faktor
aktivitas, dan adanya penyakit. Semua kebutuhan zat gizi meningkat pada masa remaja.
Jumlah zat gizi yang dibutuhkan ini disesuaikan dengan daftar Angka Kecukupan Gizi
(AKG). Protein; seimbang (1gr/kgBB/hr). Mineral Fe & Ca kebutuhannya 800-1200
mg/hr . Kebutuhan gizi harus sehat dan seimbang. Makanan harus cukup semua zat gizi.
Masalah gizi meliputi ; pengetahuan tentang gizi yang relatif masih kurang; aktifitas
fisik yang tinggi; Pola makan yang tidak teratur; defisiensi besi karena mulai menstruasi
pada putri; dan obesitas.
1.3. Tujuan
1. remaja? Mengetahui pemberian nutrisi terhadap remaja?
1. Psikologis.
2. Lingkungan sekolah.
1. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energy dan zat gizi yang
lebih banyak.
2. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energy dan
zat gizi.
Hampir 50% remaja (Daniel, 1977) terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan.
Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang meyakini jika sarapan
memang penting. Namun, mereka yang sarapan secara teratur hanya 60%. Remaja putri
malah melewatkan duakali waktu makan, dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar
kudapan bukan hanya kalori,tetapi sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat
Dan sering makan makanan gula dan makanan kaya akan asam lemak seperti susu,
mentega,minyak nabati. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya serat. Remaja
yang tidak memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada buah-buahan dan ikan lebih
rentan terhadap kondisi paru-paru yang dibawah normal, sakit asma, batuk dan sesak nafas.
Remaja denganasupan dan terutama vitamin C paling rendah memiliki paru-paru yang lebih
lemah bandingkan dengan yang lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang
terdapat pada minyak nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja yang
mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3 lebih mungkin
untuk terserang asma dan gangguan pernafasan seperti tersengal-sengal.Salah satu masalah
gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI adalah anemia gizi. Anemia, dipengaruhi
secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat besi,
Gizi Pada Remaja Page 10
selain faktor infeksi sebagai pemicunya. Anemia, terjadi pula karena peningkatan
kebutuhan pada tubuh seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan,melahirkan,
sementara zat besi yang masuk sedikit.
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada keadaan yang biasa
terjadi.Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke konsumsi
makanan sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin
A.
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan makanan dengan tujuan
agar masyarakat terhindar dari defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat
gizi yang ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara
bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada
bahan makanan tersebut. Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan
yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun fortifikasi besi
pada tepung.
1.1. Kesimpulan
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat tersebut terjadi
pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan
timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa remaja akan mempengaruhi
kebutuhan,absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi dari pada usia anak. Namun, kebutuhan gizi
pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya
pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi
tulang, dan perubahan aktifitas fisik.Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja
adalah energi, protein, kalsium, besi, dan zinc.
1.2. Saran
Suatu tim interdisiplin akan lebih berhasil untuk menyelesaikan masalah remaja di klinik
karena pendekatan tersebut akan menguntungkan, Dengan cara tersebut akan-memberikan
pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat mensahkan dan membenarkan adanya
pemeriksaan psikologik, menghindari terjadinya masalah nutrisi yang akan
merusakkesehatan, mempermudah dalam memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan
akan menyempurnakan hasil penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada.
Beck, Mary E. 2000. Ilmu Gizi & Diet. Yogyakarta : Churchill Livingstone Medical Division of
Longman Group
http://lingkupanilmu.blogspot.com/2016/09/makalah gizi-remaja.html
https://www.google.co.id/search?q=latar+belakang+makalah+gizi+pada+remaja&oq=latar
belakang+makalah+gizi+pada+remaja&sourceid=chrome&ie=UTF8
https://rentinasmawati.wordpress.com/2016/06/12/gizi-seimbang-pada-remaja/