Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN RAPID TEST MASSAL COVID-19 DI JEMBATAN

TIMBANG AJIBARANG
TANGGAL 20 Desember 2020

PESERTA HADIR Dinas Pehubungan, Polisi, Tentara, Pemudik

LATAR Penyaringan atau screening Covid-19 adalah langkah penting


BELAKANG dalam mencegah penularan penyakit yang diakibatkan virus corona.
Screening merupakan tindakan awal yang dilakukan petugas kesehatan
terhadap pasien. Screening Covid-19 dilakukan oleh petugas medis yang
berkompeten sesuai dengan pedoman protokol penanganan Covid-19
yang diterbitkan Kementerian Kesehatan. Dalam screening, diperlukan
kerja sama dari pasien demi mendapatkan hasil yang valid.
Ketidakjujuran dalam pemberian keterangan akan berakibat fatal karena
berpotensi menyebarkan virus corona.
Melihat pengalaman negara Korea Selatan dalam menekan kasus
baru, skrining massal dilakukan semaksimal mungkin untuk seluruh
masyarakat. Per tanggal 16 Maret 2020, sebanyak lebih dari 270.000
jiwa telah menjalani tes. Jaga jarak, isolasi mandiri dan melacak tempat-
tempat yang telah dikunjungi penderita positif corona juga dilakukan
secara bersamaan dengan skrining massal. Langkah-langkah tersebut
berdampak positif dengan menurunnya kasus baru dari 909 orang per
tanggal 29 Februari menjadi 74 orang di awal bulan Maret. Dri data
tersebut dapat disimpulkan bahwa skrining masal menjadi salah satu
upaya penting untuk mendeteksi dini kasus positif COVID-19, sehingga
penularan oleh orang yang tidak menunjukkan gejala dapat
diminimalisir.
Satgas Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah
menggalakkan rapid test massal bagi masyarakat yang melakukan
perjalanan selama libur panjang, upaya rapid test massal merupakan
bentuk perluasan screening untuk mengetahui sebaran penularan Covid-
19. Hal ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid akibat dua libur
panjang yang sebelumnya terjadi, yakni libur Idul Fitri pada Mei dan
libur Tahun Baru Islam pada Agustus 2020. kasus Satgas mencatat,
terjadi kenaikan jumlah kasus harian sebesar 69 persen hingga 93 persen
pascalibur Idul Fitri, 22-25 Mei 2020. Kenaikan angka kasus terekam
dalam rentang 10-14 hari setelah libur panjang. Lonjakan kasus Covid-
19 kembali terjadi pascalibur panjang Tahun Baru Islam, 20-23 Agustus.
Satgas mencatat ada kenaikan kasus harian dan kumulatif mingguan
dalam rentang 58 persen sampai 118 persen, dalam rentang waktu 10-14
hari setelah liburan
PERMASALAHAN • Tingginya angka kejadian Covid-19
• Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengkikuti ptorokol
Kesehatan
• Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit menular

PERENCANAAN Libur panjang terbukti berdampak pada kenaikan kasus positif di


DAN PEMILIHAN tingkat nasional. Hal ini dipicu karena terjadi kerumunan di berbagai
INTERVENSI lokasi yang dikunjungi masyarakat selama masa liburan serta
ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Sehingga perlu
dilakukan skrining rapid test massal untuk mengetahui sebaran
penularan Covid-19 dan mencegah penularan yang lebih meluas

PELAKSANAAN Hari/Tanggal : Senin, 28 Desember 2020


Waktu : Pukul 15.00 wib s/d selesai
Tempat : Jembatan Timbang Ajibarang, Desa Pandansari, Kec.
Ajibarang, Kab, Banyumas
Sasaran : Pemudik Kendaraan Pribadi dan Angkutan Umum
Melakukan intervensi dengan melakukan pemeriksaan swab test
dengan metode rapid antigen. Pemeriksaan ini dijalankan dengan
mengambil sampel dari pangkal hidung. Sebelum prosedur screening
Covid-19 dilakukan, pemudik akan diminta menjalani wawancara serta
pemeriksaan epidemiologi. Petugas akan menanyakan sejumlah hal
yang berkaitan dengan Covid-19

MONITORING - Kegiatan dimulai jam 15.00- 17.00


- Peserta terdiri dari peserta Perangkat desa, TNI, POLRI, Dishub
- Kegitan berjalan lancar
EVALUASI Kegiatan screening Covid-19 berjalan dengan lancar. Pada kegiatan ini,
dilakukan pemeriksaan kepada 32 pemudik. Dari hasil pemeriksaan
rapid test antigen yang dilakukan didapatkan keseluruhan 32 hasil
negatif. Setiap pemudik yang hasil rapid tes negatif, maka tetap
diberikan edukasi melaksanakan protokol kesehatan 3M
-
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI UNTUK
PEMULASARAN JENAZAH SECARA AMAN DALAM KONTEKS COVID 19
TANGGAL 19 Desember 2020

PESERTA HADIR Peserta Perangkat desa dan warga

LATAR Permasalahan yang dihadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan di


BELAKANG Indonesia adalah beban ganda penyakit, yaitu masih banyaknya penyakit
infeksi yang harus ditangani, di sisi lain dibarengi meningkatnya
Penyakit menular ,merupakan penyakit yang saat ini penjadi penyebab
kematian tertinggi di Indonesia.
Panduan interim dirancang bagi para petugas yang menangani jenazah
orang yang meninggal akibat COVID-19 baik yang berstatus suspek
maupun terkonfirmasi. Panduan ini dapat digunakan oleh pengelola
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas layanan pemulasaraan
jenazah, serta pemimpin agama dan otoritas kesehatan masyarakat.
Selain itu, dokumen ini memberikan panduan untuk pemulasaraan
jenazah dalam konteks COVID-19 dalam situasi pemasukan rendah,
menengah, dan tinggi.
COVID-19 adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh
SARS-CoV-2 yang berdampak terutama pada paru-paru dan dikaitkan
antara lain dengan manifestasi mental dan neurologis. Sebagian besar
pasien COVID-19 mengalami demam, batuk, rasa letih, anoreksia, dan
sesak napas. (1) Namun, kemungkinan gejala-gejala umum lain
mencakup sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare,
mual, dan muntah. Transmisi virus SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui
kontak langsung, tidak langsung, atau erat dengan sekresi seperti air
liur dan sekresi atau droplet (percikan) saluran pernapasan yang
dihasilkan oleh orang yang terinfeksi. (2) Transmisi kontak tidak
langsung juga dapat terjadi, di mana terjadi kontak melalui fomit. Di
fasilitas pelayanan kesehatan, transmisi airborne (melalui udara) SARS-
CoV-2 dapat terjadi saat prosedur medis yang menghasilkan aerosol
(3); informasi lebih lanjut mengenai penanganan prosedur yang
menghasilkan aerosol saat menangani orang yang meninggal dapat
dibaca di bagian tentang autopsi. Berdasarkan pengetahuan saat ini
tentang gejala-gejala COVID-19 dan moda-moda transmisi utamanya
(droplet dan kontak), kemungkinan terjadinya transmisi dalam
pemulasaraan jenazah adalah rendah.

PERMASALAHAN • Tingginya angka kejadian penyakit Covid di daerah kalibagor


• Kurangnya kesadaran masyarakat untuk rutin berobat jika terkena
penyakit
• Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit menular

PERENCANAAN Dilakukan penyuluhan mengenai pola hidup sehat pada masyarakat


DAN PEMILIHAN mengenai pengertian Covid-19, tanda dan gejala, pengobatan
INTERVENSI ditekankan pentingnya protokol Kesehatan , dan pencegahan penyakit
menular.

PELAKSANAAN - Pelaksanaan dilakukan di masjid


- Kegiatan diikuti oleh masyarakat, dan dokter internsip.
- Kegiatan meliputi penyuluhan dengan metode ceramah
mengenai pengertian covid-19, tanda dan gejala,
- Peserta diberikan photocopy leaflet penyuluhan agar dapat
dibaca dan mudah dimengerti
-

MONITORING - Kegiatan dimulai jam 09.30-11.00


- Peserta terdiri dari peserta Perangkat desa dan warga
- Kegitan berjalan lancar
EVALUASI - Sebaiknya penyuluhan dilakukan dengan metode yang lebih
menarik misal menggunakan presentasi power point dengan disertai
audio visual/ video.
- Sebaiknya dilakukan evaluasi pretest – postest terkait materi bukan
hanya mengajukan pertanyaan secara lisan.
- Sebaiknya dilakukan peragaan satu per satu
- Sebaiknya kegiatan dilakukan pada tempat yang nyaman
- Diharapkan seluruh tenaga medis yang bertanggung jawab
mengenai pelaksanaan program tetap memantau secara berkala
kehadiran rutin setiap peserta, karena tidak jarang peserta yang tidak
dapat hadir tidak tau apabila dapat kontrol ke BP umum/ Lansia
untuk mengambil obat
SKRINING DAN DETEKSI DINI COVID-19 BAGI KELOMPOK RESIKO TINGGI
DAN KOMORBID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR
TANGGAL 25 Januari 2021

PESERTA HADIR Peserta warga reiko tinggi dan memiliki komorbid

LATAR Permasalahan yang dihadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan di


BELAKANG Indonesia adalah beban ganda penyakit, yaitu masih banyaknya penyakit
infeksi yang harus ditangani, di sisi lain dibarengi meningkatnya
Penyakit menular ,merupakan penyakit yang saat ini penjadi penyebab
kematian tertinggi di Indonesia.
COVID-19 adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh
SARS-CoV-2 yang berdampak terutama pada paru-paru dan dikaitkan
antara lain dengan manifestasi mental dan neurologis. Sebagian besar
pasien COVID-19 mengalami demam, batuk, rasa letih, anoreksia, dan
sesak napas. (1) Namun, kemungkinan gejala-gejala umum lain
mencakup sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare,
mual, dan muntah. Transmisi virus SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui
kontak langsung, tidak langsung, atau erat dengan sekresi seperti air liur
dan sekresi atau droplet (percikan) saluran pernapasan yang dihasilkan
oleh orang yang terinfeksi. (2) Transmisi kontak tidak langsung juga
dapat terjadi, di mana terjadi kontak melalui fomit. Di fasilitas
pelayanan kesehatan, transmisi airborne (melalui udara) SARS-CoV-2
dapat terjadi saat prosedur medis yang menghasilkan aerosol (3);
informasi lebih lanjut mengenai penanganan prosedur yang
menghasilkan aerosol saat menangani orang yang meninggal dapat
dibaca di bagian tentang autopsi. Berdasarkan pengetahuan saat ini
tentang gejala-gejala COVID-19 dan moda-moda transmisi utamanya
(droplet dan kontak), kemungkinan terjadinya transmisi dalam
pemulasaraan jenazah adalah rendah.
Seiring pertambahan usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan
akibat proses penuaan, mulai dari menurunnya produksi pigmen warna
rambut, produksi hormon, kekenyalan kulit, massa otot, kepadatan
tulang, kekuatan gigi, hingga fungsi organ-organ tubuh.
Sistem imun sebagai pelindung tubuh pun tidak bekerja sekuat ketika
masih muda. Inilah alasan mengapa orang lanjut usia (lansia) rentan
terserang berbagai penyakit, termasuk COVID-19 yang disebabkan oleh
virus Corona.
Selain itu, tidak sedikit lansia yang memiliki penyakit kronis,
seperti penyakit jantung, diabetes, asma, atau kanker. Hal ini bisa
meningkatkan risiko atau bahaya infeksi virus Corona. Komplikasi yang
timbul akibat COVID-19 juga akan lebih parah bila penderitanya sudah
memiliki penyakit-penyakit tersebut.
Bukan hanya menyebabkan gangguan pada paru-paru, infeksi virus
Corona juga bisa menurunkan fungsi organ-organ tubuh lainnya,
sehingga kondisi penyakit kronis yang sudah dimiliki penderita akan
semakin parah, bahkan sampai mengakibatkan kematian

PERMASALAHAN • Tingginya angka kejadian penyakit Covid di daerah kalibagor


• Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga Kesehatan di masa
pandemi
• Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit menular

PERENCANAAN Dilakukan penyuluhan mengenai pola hidup sehat pada masyarakat


DAN PEMILIHAN mengenai pengertian Covid-19, tanda dan gejala pentingnya protokol
INTERVENSI Kesehatan , dan skrining Covid-19 dengan menggunakan Rapid Antigen
dan Swab PCR
PELAKSANAAN - Pelaksanaan dilakukan di kantor kelurahan
- Kegiatan dikuti oleh masyarakat, dan dokter internsip.
- Kegiatan meliputi penyuluhan dengan metode ceramah
mengenai pengertian covid-19, tanda dan gejala,
- Peserta diberikan photocopy leaflet penyuluhan agar dapat
dibaca dan mudah dimengerti
- Peserta di lakukan pemeriksaan Rapid antigen dan Swab PCR

MONITORING - Kegiatan dimulai jam 09.00-11.00


- Peserta terdiri dari peserta Perangkat desa dan warga
- Kegitan berjalan lancar
EVALUASI - Sebaiknya dilakukan peragaan satu per satu
- Sebaiknya kegiatan dilakukan pada tempat yang nyaman
- Diharapkan seluruh tenaga medis yang bertanggung jawab
mengenai pelaksanaan program tetap memantau secara berkala
kehadiran rutin setiap peserta, karena tidak jarang peserta yang tidak
dapat hadir tidak tau apabila dapat kontrol ke BP umum/ Lansia
untuk mengambil obat

Anda mungkin juga menyukai