BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari
segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan
penyakit kusta dalam: ”Enhanced global strategy for futher reducing the
adalah penurunan sebesar 35% kusta pada akhir tahun 2015 berdasarkan data
tahun 2010.
ada 14 propinsi yang mempunyai beban kusta yang tinggi dengan angka
penemuan kasus baru lebih dari 10 per 100 ribu atau penemuan kasus barunya
melebihi seribu kasus per tahun. Daerah yang memiliki beban kusta tinggi
antara lain DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Jawa Timur, seluruh Sulawesi, seluruh Papua dan Maluku (Prawoto, 2008).
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui jumlah kasus baru penyakit kusta di wilayah kerja
Puskesmas Parigi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jumlah kasus baru penyakit kusta berdasarkan usia di
wilayah kerja Puskesmas Parigi Kab Parigi Moutong periode
Januari-Desember 2014.
b. Mengetahui jumlah kasus baru penyakit kusta berdasarkan jenis
kelamin di wilayah kerja Puskesmas Parigi Kab Parigi Moutong
periode Januari-Desember 2014.
c. Mengetahui jumlah kasus baru penyakit kusta berdasarkan tipe
penyakit di wilayah kerja Puskesmas Parigi Kab Parigi Moutong
periode Januari-Desember 2014.
C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas :
a. Memberi gambaran prevalensi penyakit kusta di wilayah Parigi
b. Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar setiap
memberikan penatalaksanaan kepada pasien kusta dilakukan secara
holistik dan komprehensif serta mempertimbangkan aspek keluarga
dalam kesembuhan.
3
2. Bagi Masyarakat :
a. Membantu meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap
penyakit kusta
b. Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan
yang ada dalam lingkungan keluarga.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
disebabkan oleh Mycobacterium Leprae, yang menyerang kulit, saraf tepi dan
organ lain kecuali susunan saraf pusat, dapat menyebabkan kecacatan bila
pemeriksaan fungsi saraf secara rutin setiap bulan pada saat penderita
mengambil obat.
(solid) keluar dari tubuh penderita dan masuk kedalam tubuh orang lain.
Belum diketahui secara pasti bagaimana cara penularan penyakit kusta, secara
teoritis penularan dapat terjadi dengan cara kontak erat dan lama dengan
penderita. Luka dikulit dan mukosa hidung telah lama dikenal sebagai sumber
dari kuman dan terbukti bahwa saluran nafas bagian atas penderita tipe
mempunyai masa inkubasi 2-5 tahun, dapat juga beberapa bulan sampai
beberapa tahun.
5
Hampir semua organ tubuh diserang terutama saraf tepi dan kulit serta
organ tubuh lainnya, seperti mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem
retikulo endothelial, mata, otot, tulang dan testis. Pada kebanyakan orang
penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama atau cardinal sign, yaitu:
dari peradangan kronis saraf tepi, Saraf tepi yang dapat diserang antara
kedua (penebalan saraf disertai gangguan fungsi) dan petugas ragu, maka
perlu dirujuk kepada wasor atau ahli kusta dan apabila masih ragu maka
perlu diamati dan diperiksa ulang setelah 3-6 bulan. Berikut tanda-tanda
a. Lesi yang putih atau merah yang tidak gatal dibagian tubuh
b. Kulit mengkilap
muka.
(PB/MB) untuk menentukan jenis Multi Drug Therapy (MDT) yang akan
diberikan.
c. BTA (negatif)
c. BTA (positif)
7
sangat cepat menurun bahkan hilang. Kasus kusta impor pada Negara
umur pada saat diketemukan dari pada saat timbulnya penyakit. Pada
semua umur berkisar antara bayi sampai umur tua (3 minggu sampai
lebih dari 70 tahun). Namun yang terbanyak adalah pada umur muda
dan produktif.
wanita.
a. Penyebab
untuk pertama kali ditemukan oleh G.H. Armauer Hansen pada tahun
afinitas yang besar pada sel saraf (Schwan cell) dan sel dari system
Di luar tubuh manusia (dalam kondisi tropis) kuman kusta dari secret
b. Sumber Penularan
basiler (MB) atau Kusta Basah. Mukosa hidung telah lama dikenal
sebagai sumber dari kuman. Suatu kerokan hidung dari penderita tipe
1010 dan telah terbukti bahwa saluran napas bagian atas dari penderita
dan lama dengan pasien kusta. Ibu penderita kusta sangat mungkin
d. Cara Penularan
dan masuk kedalam tubuh orang lain. Belum diketahui secara pasti
ini dapat terjadi dengan cara kontak yang lama dengan penderita.
yang panjang, bisa lebih dari 10 tahun dan tanpa rasa sakit
melalui saluran pernapasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang
tidak utuh.
tersebut, sekitar 70% dapat sembuh sendiri dan hanya 30% yang
menjadi sakit.
E. Mycobacterium Leprae
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Subordo : Corynebacterneae
Genus : Mycobacterium
Spesies : M.leprae
2. Morfologi
merupakan Gram postif. Bakteri ini tidak terlalu mudah menular dan
leprae dapat menginfeksi sel saraf manusia. Plasmid ini dapat hidup
13
terpisah dari kromosom bakteri dan tubuh bakteri itu sendiri ketika
menginvasi sel tubuh manusia. Kurang dari 5 persen orang yang terinfeksi
lebih lambat dari bakteri lain, waktu pembelahan adalah sekitar 18 jam.
gading.
14
4. Struktur Sel
yakni lapisan padat terdapat pada bagian dalam yang terdiri atas
peptidoglikan dan lapisan transparan pada bagian luar yang terdiri atas
BAB III
METODE
gambaran angka kejadian baru penyakit kusta di Puskesmas Parigi Kab Parigi
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh warga yang datang berobat di
wilayah kerja Puskesmas Parigi.
b. Sampel
Sampel penelitian ini adalah warga yang datang berobat dan positif
terkena kusta di Puskesmas Parigi.
.
a. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah semua warga wilayah kerja
Puskesmas Parigi yang datang berobat.
b. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah masyarakat yang tidak
datang berobat ke Puskesmas Parigi.
E. Definisi Operasional
F. Pengambilan Sample
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri, dan
pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari biro statistic, majalah,
keterangan atau publikasi lainnya. Data sekunder penelitian ini
diperoleh dari Puskesmas Parigi, Pelaksanan Program Kusta.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan dan analisis data.
c. Penyusunan hasil laporan penelitian.
H. Analisis Data
Analisis univariat
BAB IV
PROFIL PUSKESMAS
A. Gambaran Umum
1. Keadaan Geografis
Luas wilayah Puskesmas Parigi ± 18,5 km 2 dengan jumlah desa sebanyak
6 desa dan 5 kelurahan. Secara geografis wilayah Puskesmas parigi terdiri dari
dataran sehingga transportasi dan komunikasi relatif mudah dijangkau.
Jika dilihat dari segi jarak antara ibu kota kecamatan dengan tiap desa
yang ada maka jarak terdekat dari ibu kota kecamatan (Puskesmas) berkisar antara
0,5-1 km² dengan waktu tempuh berkisar 5 menit. Sedangkan jarak terjauh
berkisar antara 1 - 8 km² dengan waktu tempuh berkisar antara 15 menit .
Wilayah kerja Puskesmas Parigi terdiri dari 6 desa dan 5 kelurahan dan
memiliki 3 puskesmas pembantu (Pustu). Pustu yang dimiliki Puskesmas Parigi
adalah Pustu Olaya, Pustu Lebo dan Pustu Bambalemo.
Adapun wilayah kerja Puskesmas Parigi dapat dilihat pada tabel berikut:
2. Demografi
Jumlah penduduk yang berada di dalam wilayah kerja Puskesmas Parigi
berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014 sebanyak 31.271 jiwa dan 6728
KK, di mana jumlah penduduk wanita sebanyak 15.858 (50.71%) jiwa dan
penduduk laki-laki sebanyak 15.413(49.29%) jiwa. Penduduk terbagi atas
beberapa kelompok, yaitu:
4. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang dijumpai di wilayah kerja Puskesmas Parigi
antara lain:
PAUD : 15
TK : 15
SD Negeri/Swasta : 20
SMP Negeri/Swasta : 11
SMA Negeri/Swasta : 8
Dokter Umum 1
Dokter Gigi 1
Perawat
SPK 6
D3 Perawat 5
S1 Perawat 1
Nurse 1
Bidan
PPB-A (Bidan Profesi) 4
D3 BIdan 11
Perawat Gigi 2
D3 Gizi 1
SPPH 2
25
D3 Farmasi 3
Apoteker -
Analis -
S1 Kesmas 1
SMA 2
Honorer
S1 Farmasi 1
D3 Farmasi 1
D3 Bidan 6
SMA 3
Jumlah 52
Pada tahun 2014, dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa TTU
yang diperiksa sebanyak 49 buah yang terdiri dari sekolah (SD,SLTP,
SMA), sarana kesehatan (puskesmas, rumah sakit), dan hotel; 81.63% dari
TTU yang diperiksa memenuhi syarat kesehatan. Tempat-tempat umum
yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Parigi dapat
di lihat pada Tabel 4.6 (lampiran)
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga oleh penduduk yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Parigi pada tahun 2014 dibedakan menjadi
sumur gali terlindung, sumur bor dengan pompa dan perpipaan. Sebanyak
27% penduduk menggunakan perpipaan sebagai sumber air minum.
Jenis jamban sehat yang digunakan rumah tangga oleh penduduk yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Parigi pada tahun 2014 berupa jamban
27
a. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat
bagi bayi dari sisi aspek gizi (kolostrum yang mengandung Imunoglubulin
A/IgA, Whei-Casein,Decohexanoic/DHA dan arachidonic/AA dengan
komposisi sesuai), aspek Imunologik (selain IgA, terdapat Laktoferin,
Lysosim dan jenis leucosit yaitu Brochus-AssociatedLymphocyte/BALT,
Gut Associated Lymphocite Tissue/ GALT, Mammary Associate
LymphociteTissue/MALT serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi
dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik
(aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek
ekonomi serta aspek penundaan kehamilan (metode amenorea
laktasi/MAL) selain aspek–aspek tersebut, dengan ASI juga dapat
melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (Sudden
Infant Death Syndrome/SIDS).
Berdasarkan data yang terkumpul pada tahun 2014, 59.67% bayi (145
orang) diberi ASI Eksklusif.
b. Posyandu
B. Derajat Kesehatan
1. Angka Kematian
2.Angka Kesakitan
a. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Kabupaten
Sampang antara lain penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi
Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ).
1. Malaria
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia. Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui
Annual Parasite Incidence (API). Di wilayah Puskesmas Parigi
masih relatif aman terhadap penyakit malaria, 5 tahun terakhir belum
ditemukan penyakit Malaria di wilayah Puskesmas Parigi. Walaupun
30
3. HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagaiupaya pencegahan dan
penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas
pendudukantar wilayah, menyebarnya sentra–sentra pembangunan
ekonomi di Indonesia, meningkatnyaperilaku seksual yang tidak
aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan
secara simultan telah memperbesar tingkat resiko penyebaran
HIV/AIDS. Saat ini Indonesiatelah digolongkan sebagai negara
dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi, yaitu adanya prevalensi
lebih dari 5 % pada sub populasi tertentu, misal pada kelompok
pekerja seksual komersial dan penyalah guna NAPZA. Tingkat
epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif
menularkan ini dalam suatu sub populasi tertentu.
Jumlah penderita HIV AIDS dapat digambarkan sebagai
fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh
31
lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa
jumlah Penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum
diketahui dengan pasti.
Di wilayah Puskesmas Parigi pada tahun 2014 dilaporkan tidak
terdapat penderita HIV/AIDS.
5. Kusta
pada ibu hamil. Pada tahun 2014 dilaporkan tidak terjadi kasus
Tetanus Neonatorum di wilayah Puskesmas Parigi.
2. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering
menyebabkan kejadian luar biasa. Selama tahun 2014 tidak
ditemukan kasus campak di Puskesmas Parigi.
3. Difteri
Seperti penyakit campak, pada tahun 2014 tidak ditemukan
kasus difteri yang dilaporkan.
4. Pertusis
Seperti penyakit campak dan difteri, pada tahun 2014 tidak
ditemukan kasus pertussis yang dilaporkan.
5. Hepatitis B
Tidak ada kasus Hepatitis B yang dilaporkan selama tahun
2014 Namun kasusHepatitis B digambarkan sebagai fenomena
gunung es, dimana sulit sekali menemukan kasusnya.
2. Diare
3. Filariasis
Penyakit filariasis merupakan penyakit yang disebarkan oleh
vektor yaitu nyamuk, tidak ada kasus filariasis yang dilaporkan di
wilayah Puskesmas Parigi pada tahun 2014.
3.Status Gizi
C. Upaya Kesehatan
pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Target
pencapaian K4 menurut Indonesia Sehat 2015 adalah 95
Pelayanan ANC di Puskesmas parigi berguna untuk
memberikan gambaran tingkat kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaan kehamilan secara berkala, persiapan
persalinan dan deteksi dini risti pada ibu hamil. Cakupan pelayanan
K1 dan K4 tahun 2013 sebesar 558(90,1%)dan 651 (105%) dari 619
sasaran bumil menurun dari pencapian tahun sebelumnya yaitu
Kunjungan K1 tahun 2012 sebesar 489 (116,4) dan kunjungan K4 di
Puskesmas parigi tahun 2011 mencapai 430 kunjungan (102.4%)
tahun 2010 pencapaian K4 sebesar 97,1 % . Pada tahun 2014,
cakupan pelayanan K1 dan K4 sebesar 625 kunjungan (84%) dan
542 kunjungan (72.8%), menurun dibandingkan tahun-tahun
seblumnya.
3. Kunjungan Neonatus
d. Pelayanan Imunisasi
generik. Dari 139 item obat dan bahan habis pakai yang diadakan
semuanya adalah obat generik (100%) dengan jumlah 13425 resep yang
dilayani diapotik Puskesmas Induk. Obat yang diadakan masih kurang jika
BAB V
2.5
1.5
1 LK
PR
0.5
0
i i
ar uar are
t il ei ni li s r r r r
u pr M Ju Ju tu be be be be
n r M A us em kto m m
Ja Feb A g
pt O v e se
Se No De
1.2
0.8
0.6
PB
0.4 MB
0.2
0
ri ri et ril ei ni li s er er ber ber
ua rua ar Ap M Ju Ju
ustu mb tob
Ja
n b M
Ag epte em em
Fe Ok ov Des
S N
2.5
1.5
1 1 - 15 THN
>15
0.5
0
ri ri et ril ei ni li s r
Ju stu be obe be be
r r r
nua rua ar Ap M Ju u m t m m
Ja Feb M
Ag epte Ok ove ese
S N D
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA