Anda di halaman 1dari 9

HUMANIORA

VOLUME 15 No. 2 Juni 2003 Halaman 154 - 162


B.R. Suryo Baskoro

KOREKSI FONETIS
DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA PRANCIS
B.R. Suryo Baskoro*

1. Pendahuluan bahasa yang satu cenderung berbeda


dengan bahasa lainnya.
ahasa-bahasa di dunia memiliki bunyi- Dalam proses pembelajaran bahasa,
bunyi yang sebagian sama. Dalam khususnya bP oleh penutur bI, perbedaan
ilmu fonologi bunyi-bunyi itu disebut sistem fonologi antara kedua bahasa itu
fonem, dapat berupa vokal, konsonan, dan menyebabkan masalah, sehubungan dengan
semivokal. Semua bahasa memiliki tiga vokal bunyi-bunyi tertentu dalam bP yang tidak
dasar, yakni [i], [a], dan [u]. Bahasa Arab terdapat dalam bI. Masalah tersebut berupa
klasik dan Eskimo bahkan hanya memiliki kesalahan pelafalan. Frase bP au dessus 'di
ketiga vokal itu (Léon, 1972: 7). Adapun atas', yang harus difalalkan [odsy],
konsonan-konsonan seperti [p], [s], dan [m] berpotensi disalahlafalkan oleh pembelajar
ada pada hampir semua bahasa di dunia. dengan [odsu] yang mengacu pada kata dan
Vokal dan konsonan itu terdapat pada kata makna yang berbeda, yakni au dessous 'di
Indonesia seperti pusat, samping; dalam bawah'. Tulisan ini dibuat untuk mengidentifi-
kata Inggris seperti pool 'kolam', seek kasi kesalahan-kesalahan pelafalan tersebut.
'mencari'; atau dalam kata Prancis seperti Identifikasi ini akan dilanjutkan dengan pen-
pomme [p]m] 'apel', sac [sak] 'tas'. carian cara-cara mengoreksi kesalahan ter-
Jika dikatakan bahwa bunyi-bunyi di sebut sehingga diperoleh pelafalan yang benar.
atas terdapat pada hampir semua bahasa, Hal ini penting dilakukan mengingat ketepatan
bunyi-bunyi seperti [z], [v], [®], atau [t¥] pelafalan merupakan salah satu faktor yang
dapat dibayangkan terdapat pada sebagian menjamin keberhasilan komunikasi.
bahasa, misalnya dalam kata Inggris zoo
'hutan', caravan 'caravan', bridge 'jembatan', 2. Fonetik Artikulatoris
dan chalk 'kapur'. Benarlah bahwa bunyi-
bunyi itu tidak terdapat dalam semua bahasa. Ilmu yang mempelajari kandungan-
Bahasa Prancis (selanjutnya disingkat bP) kandungan dalam sistem bunyi yang harus
misalnya, tidak mengenal [®] dan [t¥]. diketahui penutur sehingga ia dapat meman-
Sementara itu, bunyi-bunyi seperti [¥] juga faatkan bahasanya untuk berkomunikasi
dapat dibayangkan hanya terdapat pada adalah fonologi (Hyman, 1975: 1). Kandungan
sebagian kecil bahasa, misalnya bP dalam tersebut ada dua macam, yakni kandungan
kata joue [¥u] 'pipi' atau jaune [¥on] 'kuning', fisik (bagaimana bunyi-bunyi dihasilkan) dan
sementara bahasa Indonesia (bI) atau bahasa kandungan gramatikal.
Inggris tidak mengenalnya. Dengan demikian, Kandungan fisik yang dimiliki sebuah
dapat dikatakan bahwa sistem fonologi bunyi menjadi bagian dari studi fonetik.

* Hasil penelitian dengan Dana Masyarakat Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada,
2002
* Doctorandus, Magister Humaniora, Staff Pengajar Jurusan Sastra Prancis, Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

154 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Koreksi Fonetis dalam Pembelajaran Bahasa Prancis

Fonetik meneliti bunyi-bunyi bahasa sebagai yang terakhir. Kata dan misalnya, dapat
realitas fisik, akustik, dan artikulatoris, yang disegmentasikan [d], [a], dan [n]. Adapun
dapat diamati dalam semua bahasa di dunia bunyi suprasegmental adalah bunyi yang
(Duchet, 1986: 8). Secara lebih khusus, reali- tidak dapat disegmentasikan tetapi yang
tas fisik-akustik bunyi diteliti dalam fonetik dapat dibayangkan ada di balik yang seg-
akustik dan lebih banyak berhubungan mental. Misalnya perbedaan antara tuturan
dengan ilmu fisika; sementara realitas fisik- Dia datang dan Dia datang? terletak pada
artikulatoris bunyi diteliti dalam fonetik intonasinya. Kedua jenis bunyi tersebut
artikulatoris, yang disebut pula fonetik organik, berada bersama-sama dalam setiap tuturan
dan menjadi bagian pekerjaan para linguis yang dihasilkan oleh manusia. Meskipun
(Verhaar, 1996: 19). demikian, sebagaimana topik penelitian ini,
Fonetik artikulatoris atau organik di- maka bunyi suprasegmental tidak akan turut
definisikan sebagai cabang fonetik yang dibahas walaupun harus senantiasa disadari
menyelidiki bunyi berdasarkan alat-alat ucap keberadaannya.
dalam artikulasi (Kridalaksana, 2001: 57). Di Sebagaimana sistem fonologi pada
dalam ilmu ini bunyi dibedakan atas vokal, bahasa pada umumnya, bunyi-bunyi bP juga
konsonan, dan semivokal. Masing-masing terdiri atas vokal, konsonan, dan semivokal.
bunyi dipelajari cara dan tempat artikulasi-
nya. Bunyi-bunyi vokal dibedakan berdasar- 3.1 Vokal Oral dan Vokal Nasal
kan posisi keterbukaan mulut serta berdasar-
kan posisi lidah. Adapun konsonan-konsonan Vokal bP terdiri atas dua jenis, yakni
di dalam bahasa dibedakan berdasarkan vokal oral dan vokal nasal/sengau. Vokal
cara artikulasi dan tempat atau titik artiku- nasal, selain dalam bP, hanya terdapat pula
lasinya (Léon, 1972: 23-27). dalam bahasa Portugis dan bahasa Polandia
(Léon, 1972: 10). Sebagaimana sistem vokal
3. Bunyi-bunyi Bahasa Prancis bahasa-bahasa lain, sistem vokal oral bP
juga dibedakan berdasarkan dua kriteria.
Bunyi bahasa dapat berupa bunyi yang Kriteria pertama adalah berdasarkan tinggi
segmental dan suprasegmental (Verhaar, rendahnya posisi lidah terhadap langit-langit;
1996: 27). Bunyi segmental adalah bunyi dan kriteria kedua adalah berdasarkan bangun
yang dapat disegmentasikan menurut pola lidah: apakah lidah itu datar permukaannya,
urutannya dari yang pertama sampai dengan di antara depan dan belakang, dan lebih rendah

Bagan Vokal Oral Bahasa Prancis

Depan Depan Pusat Belakang Belakang


Tinggi hampar bulat hampar bulat
[i] [y] [u]

[e] [ø] [o]


Tengah []]
[e] [É] []]

Rendah [a] [Y]

[i ] : scie [si] 'gergaji' [Y] : âne [Yn] 'keledai' [y] : lune [lyn] 'bulan'
[e] : blé [ble] 'gandum' [o] : veau [vo] 'sapi muda' [ φ] : deux [dφ] 'dua'
[e] : sept [set] 'tujuh' []] : bol [b]l] 'mangkuk' [c] : de [dc] 'dari'
[a] : table [tabl] 'meja' [u] : doux [du] 'lembut' [É] : fleur [flÉR] 'bunga'

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 155


B.R. Suryo Baskoro

di belakang Kriteria pertama menghasilkan ini adalah konsonan, misalnya, [t], dalam
vokal-vokal tinggi, vokal tengah, dan vokal kata tu [ty] 'kamu', été [ete] 'musim panas',
rendah; sementara kriteria kedua menghasil- sept [set] 'tujuh'. Adapun konsonan bersuara
kan vokal depan, vokal pusat, dan vokal dihasilkan dengan menggetarkan pita suara.
belakang (cf. Léon, 1972: 9-12, Kridalaksana, Dalam hal ini dikenal konsonan seperti [d],
2001: xviii, dan Verhaar, 1996: 38). misalnya yang terdapat pada kata donc [dõk]
Dengan menggunakan kedua kriteria 'jadi', aider [ede] 'menolong', sud [syd]
tersebut dan mengkompilasikan buku-buku 'selatan'. Oposisi takbersuara ~ bersuara
acuan di atas, maka vokal-vokal oral bP yang lain adalah [p] ~ [b], [k] ~ [g], [f] ~ [v],
tersistem dalam bagan di bawah ini. [s] ~ [z], dan [II] ~ [¥].
Vokal-vokal nasal bP juga dibedakan
cara pelafalannya berdasarkan kriteria di 3.2.1.2 Konsonan Oral ~ Nasal
atas. Bedanya, vokal nasal menyertakan pula
keluarnya udara melalui rongga hidung Konsonan oral terjadi jika udara keluar
(selain rongga mulut). Dalam bP terdapat melalui mulut. Termasuk jenis ini adalah
empat macam vokal nasal, yakni [e] seperti konsonan seperti [b], dalam kata bon [bõ]
dalam kata vingt [ve] 'dua puluh', [É] dalam 'enak' , habit [abi] 'pakaian', robe [R]b] 'gaun'.
un [É] 'satu', [Y] dalam cent [sY] 'seratus', Konsonan nasal terjadi jika udara keluar dari
dan [o] dalam kata onze [oz] 'sebelas'. mulut dan hidung. Contohnya adalah
Dalam bagan vokal nasal Bahasa konsonan [m] dalam kata mais [me] 'tetapi',
Prancis tergambar posisi masing-masing aimer [eme] 'mencintai', dan femme [fam]
vokal nasal bP. 'wanita'

3.2 Konsonan 3.2.1.3 Konsonan Oklusif ~ Frikatif

Secara fonetis-artikulatoris, konsonan- Konsonan oklusif terjadi jika aliran udara


konsonan bP, sebagaimana bahasa-bahasa dihambat total. Dalam kategori ini terdapat
lainnya, dibedakan berdasarkan cara artiku- Depan hampar
konsonan, misalnya, Depan
[p], dalam kata bulat Belakang hampar
pont [po] Belakang bu
lasi dan tempat artikulasinya (Léon, 1972: Tinggi
'jembatan', épais [epe] 'tebal', coupe [kup]
23-27 dan Dubois et al., 1973: 116-117). 'piala'. Konsonan oklusif bP yang lain adalah
Tengah
[b], [t], [d], [k], [g]. [o
3.2.1 Konsonan Menurut Cara Arti- Konsonan frikatif terjadi jika aliran udara
kulasinya digeserkan. Yang [ε]termasuk dalam jenis ini
adalah konsonan, misalnya,[É] [f], dalam
3.2.1.1 Konsonan Takbersuara ~ Bersuara kata fou
Rendah [fu] 'gila', refus [Rcfy] 'penolakan',[Y]
neuf [n É f] 'sembilan', di samping
Konsonan takbersuara terjadi jika pita konsonan-konsonan seperti [v], [s], [z],
suara tidak digetarkan. Yang termasuk jenis I ], dan [¥].
[I

Bagan vokal Nasal Bahasa Prancis

156 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Koreksi Fonetis dalam Pembelajaran Bahasa Prancis

3.2.2 Konsonan Menurut tengah langit-langit keras. Cara ini menghasil-


Tempat Artikulasinya kan konsonan […] seperti dalam kata signe
[si…] 'tanda'.
Tempat artikulasi adalah bagian dari
rongga mulut yang dituju oleh artikulator
dalam proses penghasilan bunyi (Kridalak- 3.2.2.7 Konsonan dorso-velar
sana, 2001: 217). Secara lebih teknis, yang
Konsonan dorso-velar dihasilkan dengan
disebut tempat adalah tempat dimana terjadi
penyempitan udara terbesar. Menurut tempat menempelkan pangkal lidah pada langit-
artikulasinya, konsonan-konsonan bP dike- langit lunak. Yang terbentuk dengan cara ini
lompokkan ke dalam jenis-jenis berikut ini. adalah konsonan [k] dan [g], dalam kata car
[kaR] 'karena' dan gare [gaR] 'stasiun kereta
3.2.2.1 Konsonan labial api'.
Konsonan ini dibentuk dengan cara
mengatupkan kedua bibir. Yang termasuk 3.2.2.8 Konsonan uvular
jenis ini adalah [p], [b], [m] seperti dalam
Konsonan ini dibentuk dengan cara
pas [pa] 'langkah', bas [ba] 'bawah', dan mère
menempelkan bagian belakang lidah pada
[meR] 'ibu'.
uvula. Cara ini menghasilkan konsonan [R]
3.2.2.2 Konsonan labio-dental seperti dalam kata roi [Rwa] 'raja'.

Konsonan ini dibentuk dengan cara


3.3 Semivokal
menempelkan bibir bawah pada gigi atas.
Yang termasuk jenis ini adalah [f], [v], seperti Seperti namanya, semivokal dikategori-
dalam fou [fu] 'gila', vous [vu] 'anda'. kan sebagai bunyi tengah antara vokal (yang
udaranya keluar melalui tempat yang cukup
3.2.2.3 Konsonan dental
terbuka antara lidah dan langit-langit) dan
Konsonan ini dibentuk dengan cara konsonan (yang udaranya keluar melalui
menempelkan ujung lidah pada gigi atas. tempat yang relatif sempit) (Léon, 1972: 36).
Yang tergolong jenis ini adalah [t], [d], [n], Dalam bP dikenal tiga macam semivokal,
[s], [z], seperti dalam thé [te] 'teh', dos [do] yakni [j] seperti dalam travail [t R avaj]
'punggung', nez [ne] 'hidung', poisson [pwasõ]
'pekerjaan' atau pied [pje] 'kaki' atau seperti
'ikan', dan poison [pwazõ] 'racun'.
kata Indonesia yakni; [r] seperti dalam lui
3.2.2.4 Konsonan alveolar [lri] 'dia (laki-laki)' atau kata Indonesia waktu;
dan [w] seperti dalam oui [wi] 'ya' atau kata
Konsonan ini dibentuk dengan cara me- Indonesia wadam.
nempelkan daun lidah pada alveolum langit-
Pebedaan ketiga semivokal dalam hal
langit. Cara ini menghasilkan bunyi [l],
cara pelafalan dan tempat artikulasi di atas
seperti dalam livre [livR] 'buku'.
terlihat di bawah ini.
3.2.2.5 Konsonan prepalatal Pemaparan mengenai bunyi-bunyi bP di
atas menunjukkan bahwa masing-masing
Konsonan ini dibentuk dengan cara bunyi dilafalkan dengan cara dan tempat/titik
menempelkan tengah lidah pada langit-langit artikulasi yang spesifik dan berbeda satu
I] dan
keras. Yang tergolong jenis ini adalah [I dengan lainnya. Terlihat pula bahwa cukup
[¥] seperti dalam chou [II u] 'kol', joue [¥u]
banyak bunyi dilafalkan dengan cara dan
'pipi'.
tempat artikulasi yang mirip atau berdekatan.
Walaupun demikian, mengingat masing-
3.2.2.6 Konsonan medio-palatal
masing bunyi berstatus fonem, yakni mampu
Konsonan ini dibentuk dengan cara men- membedakan makna katanya, pelafalan
dekatkan bagian tengah punggung lidah pada yang akurat sangat dituntut.

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 157


B.R. Suryo Baskoro

Perbedaan Pelafalan Tiga Semivokal

4. Kesalahan Pelafalan dan Koreksi 4.1 Konsonan


Fonetis
Konsonan-konsonan bP akan ditampil-
Pemaparan sistem fonologi bP di muka kan dalam bagan sistem konsonan di bawah
mengimplisitkan beberapa bunyi yang mirip ini (Léon 1972, 28-29). Bagan itu memuat
pelafalannya, mengingat cara dan tempat semua konsonan (sehingga poisisi masing-
artikulasi yang berdekatan. Faktor ini saja masing akan dapat dilihat dengan lebih jelas)
sudah berpotensi menimbulkan masalah yang sebagian besar didapati pula dalam
tersendiri dalam proses pembelajaran, baik sistem fonologi bI. Konsonan-konsonan bP
bP maupun bahasa-bahasa asing lainnya. yang tidak terdapat dalam bI dicetak tebal.
Masalah yang lain, dan ini yang menjadi Di antara konsonan-konsonan di atas
fokus tulisan ini, ialah adanya beberapa bunyi yang tidak ditemui dalam bI adalah konsonan
bP, baik konsonan, semivokal, maupun vokal frikatif [¥] (prepalatal-bersuara), seperti dalam
yang tidak terdapat dalam sistem fonologi [¥uR] jour 'hari'. Karena tidak dikenal dalam
bI. Hal inilah yang kemudian memunculkan sistem fonologi bI, maka konsonan ini berpo-
kesalahan pelafalan akibat terjadinya tensi dilafalkan keliru. Dengan perkataan lain,
interferensi fonologis. pembelajar yang kurang mampu melafalkan
Berikut akan dibahas macam-macam dengan benar cenderung mengalami inter-
kesalahan pelafalan yang terjadi pada diri Depanfonologis.
ferensi hampar Depan bulat
Yang dimaksudkan
OKLUSIF ialah Belakang bulat FRIK
para pembelajar. Kesalahan tersebut akan bahwa pembelajar melafalkan Medio- konsonan Dorso-itu Labio-
Labial Dental Dental Alveol
diidentifikasi, dan kemudian akan diusahakan dengan membidik
[j] palatalbunyivelar
tempat artikulasi
[r] lain dental [w]
jalan keluarnya, yakni dengan memberikan Tak bersuara
yang berdekatan p dan t yang selama kini f s
terapi korektif. dikenalnya
Bersuara
lidah maju (dalam
b sistem
d lidahfonologi
maju bI).
g vlidah ditarik
z l
bibir hampar m
Nasal n bibir m aju
…µ bibir maju
Sistem Konsonan Bahasa Prancis

Contoh pemakaian:
Konsonan oklusif:
[p] : pipe [pip] 'pipa' [b] : beau [bo] 'indah' [m] : mer [meR] 'laut'
[t] : tu [ty] 'kamu' [d] : doigt [dwa] 'jari' [n] : neuf [nÉf] 'sembilan'
[k] : queue [kc] 'ekor' [g] : guerre [geR] 'perang' […] : signe [siµ] 'tanda'

Konsonan frikatif:
[f] : fort [f]R] 'kuat' [v] : vous [vu] 'anda' [l] : lune [lyn] 'bulan'
[s] : six [sis] 'enam' [z] : zéro [zeRo] 'nol' [R] : rose [Roz] 'mawar'
I ] : chat [I
[I Ia] 'kucing' [¥] : journal [¥uRnal] 'koran'
Catatan: Konsonan [R] bP, yang uvular, berbeda pelafalannya dengan [r] bI, yang apiko-alveolar.

158 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Koreksi Fonetis dalam Pembelajaran Bahasa Prancis

Menurut pengalaman, pembelajar dimung- Konsonan lain yang relatif tidak terlalu
kinkan melafalkan konsonan [¥] ini dengan dua sulit dilafalkan oleh pembelajar bP adalah [I I]
kemungkinan. yang terdapat pada kata chaque [I Iak] 'setiap'
Kemungkinan pertama, pembelajar atau kata Inggris ship [I Iip] 'kapal'. Dikatakan
melafalkan konsonan itu dengan [z]. Jadi, relatif tidak sulit dilafalkan mengingat konso-
kata jeudi [¥di] 'kamis' atau jaune [¥on] nan itu terdapat pula dalam bahasa Inggris,
'kuning' akan dilafalkan [zφdi] atau [zon]. sebagai bahasa yang diakrabi oleh lebih
Kekeliruan itu berpotensi mengganggu banyak orang di Indonesia dibandingkan bP.
komunikasi mengingat [zon] adalah kata Kesalahan pelafalan yang terjadi juga
untuk zone 'daerah'. Kesalahan pelafalan dikarenakan bI tidak mengenal bunyi itu; dan
menjadi [z] ini bukannya tanpa alasan. Dilihat pembelajar cenderung terinterferensi dengan
dari jenisnya, konsonan [¥] dan [z] adalah bunyi yang mereka kenal, yakni [sj] seperti
sama-sama frikatif (konsonan geser). Beda- dalam syarat. Tentu saja keduanya berbeda:
nya, dilihat dari tempat artikulasi: [¥] adalah I ] adalah satu bunyi (frikatif/takbersuara/
[I
medio-laminal, sementara [z] adalah lamino- medio-laminal} sementara [sj] adalah dua
alveolar. Kesamaan jenis dan kedekatan bunyi, konsonan dan semivokal. Jadi,
tempat artikulasi kedua konsonan inilah yang pembelajar harus dilatih (secara kontinu)
menyebabkan kesalahan tersebut. Jadi, [¥] untuk menjiwai dan melafalkan [I I] tersebut
adalah konsonan {frikatif/bersuara/medio- sebagai satu bunyi.
laminal}, sementara [z] adalah konsonan
{frikatif/bersuara/lamino-alveolar}. Ciri 4.2 Vokal Oral dan Nasal
pembeda yang minimal itulah yang memung-
kinkan munculnya [z], alih-alih konsonan Kedua macam vokal bP, oral dan nasal,
lain. ditampilkan pada bagan di bawah ini secara
Koreksi atau pembetulan fonetis dilaku- serentak. Dengan melihat keterbukaan mulut
kan dengan mencermati cara artikulasi yang dan tempat artikulasi masing-masing
mirip pada kedua konsonan itu: [z], lamino- vokal, maka posisi semua vokal bP tergam-
alveolar, dilakukan dengan mendekatkan bar pada bagan vokal Bahasa Prancis
daun lidah pada langit-langit keras, sementara (Léon 1972, 16-17).
[¥], medio-laminal, dilakukan dengan men- Bagan Vokal Bahasa Prancis memper-
dekatkan tengah lidah pada langit-langit keras. lihatkan adanya kedekatan-kedekatan pada
Untuk itu, pembelajar harus dilatih untuk vokal-vokal tertentu dalam hal tempat
mengubah posisi lidah sehingga bagian artikulasi.
tengah lidahnya yang mendekat pada langit- Vokal-vokal (oral dan nasal) yang
langit keras. Caranya ialah dengan menarik dianalisis berikut ini adalah yang tidak
bagian lidah yang dilengkungkan ke belakang ditemukan dalam khasanah bI yang tentu
sehingga sampai pada bagian tengah lidah. saja berpotensi menimbulkan kesalahan
Terapi ini dilakukan dengan kontinyu hingga dalam pelafalan.
diperoleh hasil yang diharapkan.
Kemungkinan kedua, pembelajar 4.2.1 Vokal oral [y], [Ø], dan [É]
melafalkan konsonan [¥] dengan [d¥]. Kedua
konsonan ini juga amat berdekatan. Jika [¥] Vokal [y] cenderung salah dilafalkan
adalah konsonan{frikatif/bersuara/medio- menjadi [i] atau [u]. Hal ini terjadi mengingat
laminal}, maka [d¥ ] konsonan {oklusif/ber- tempat artikulasi vokal [y] berada tepat di
suara/medio-laminal}. Jadi, perbedaannya tengah-tengah antara [i] (depan) dan [u]
hanya terletak pada digeser/tidaknya bunyi (belakang). Kata ruer 'menyerbu' [Rye],
itu. Dengan demikian, koreksi terhadap misalnya, cenderung dilafalkan dengan [Rie]
kesalahan jenis ini dilakukan dengan melatih atau [Rue]; sementara [Rie] adalah lafal
pembelajar untuk mengeluarkan udara melalui untuk kata rier 'tertawa' dan [Rue] adalah
sisi kiri-kanan lidah pada saat melafalkan bunyi pelafalan untuk kata rouer 'menghukum'.
tersebut. Menilik ketiga kata itu berkategori sama,

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 159


B.R. Suryo Baskoro

Bagan Vokal Bahasa Prancis

Vokal depan Vokal depan Vokal belakang Vokal belakang


hampar bulat hampar bulat
Sangat tertutup [i] [y] [u]

[e] [φ] [o] õ


Tertutup

[c]
Madya

[e] [œ] []]


Terbuka

[e] [œ]

[a] [Y] [Y]


Sangat terbuka

Contoh pemakaian:
Vokal oral: Vokal nasal:
[i] : scie [si] 'gergaji' [Y] : âne [?n] 'keledai'
[e] : blé [ble] 'gandum' [o] : veau [vo] 'sapi muda'
[e] : sept [set] 'tujuh' []] : bol [b]l] 'mangkuk'
[a] : table [tabl] 'meja' [u] : doux [du] 'lembut'

[y] : lune [lyn] 'bulan' [e] : vin [ve] 'anggur'


[Ø] : deux [dØ] 'dua' [É] : un [É] 'satu'
[c] : de [dc] 'dari' [Y] : cent [sY] 'seratus'
[É] : fleur [flÉR] 'bunga' [o] : onze [oz] 'sebelas'

yakni verba, maka kesalahan pelafalan yakni ke arah bunyi [i]. Terapi atau cara
semacam itu jelas berpotensi menimbulkan mengkoreksi yang tampak sepele semacam
masalah komunikasi yang cukup fatal, ini diharapkan, sedikit demi sedikit, mampu
bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman. menggeser pelafalan pembelajar yang
Koreksi fonetis terhadap kesalahan bersangkutan ke arah tengah. Pada akhirnya
semacam di atas dapat dilakukan dengan nanti akan diperoleh atau dapat dibidik
melakukan terapi tarik-menarik dengan arah tempat artikulasi vokal [y] yang sebenarnya.
yang berlawanan. Pembelajar yang cenderung Terapi korektif "tarik-menarik" dapat pula
melafalkan vokal itu dengan [i] perlu secara diterapkan untuk membetulkan pelafalan
kontinu menarik pelafalannya jauh ke arah vokal [Ø]. Karena berposisi di antara vokal
sebelah kanan, yakni ke arah bunyi [u]. Cara [e] dan [o], kesalahan pelafalan akan terjadi
yang sama diterapkan dalam kasus sebalik- di tempat-tempat tersebut: kata deux [dØ]
nya: pembelajar yang cenderung melafalkan 'dua' mungkin saja dilafalkan [de] dé 'dadu',
vokal itiu dengan [u] wajib dilatih untuk atau [do] dos 'punggung', atau bahkan [d?] de
menarik pelafalannya menuju ekstrem kiri, 'dari'. Bagi pembelajar yang melafalkannya

160 Humaniora Volume XV, No. 2/2003


Koreksi Fonetis dalam Pembelajaran Bahasa Prancis

dengan [e], yang berada di depan [Ø], perlu Dengan perkataan lain, pengajar harus setiap
dilatih kontinu untuk menarik lidahnya ke kali mengecek kepada yang bersangkutan.
arah ekstrem belakang. Sebaliknya, bagi
yang cenderung melafalkan vokal itu dengan 4.3 Semivokal
[o] perlu dilatih untuk menarik tempat arti-
kulasinya ke ekstrem depan. Adapun bagi Semivokal (atau dapat juga disebut
pembelajar yang melafalkan vokal itu dengan semikonsonan) adalah bunyi bahasa yang
[c], perlu dilatih untuk menarik tempat artiku- mempunyai ciri konsonan maupun vokal,
lasinya semakin ke atas. Cara tarik-menarik mempunyai sedikit geseran, dan tidak
muncul sebagai inti suku kata (Kridalaksana,
ini juga diyakini sebagai cara yang efektif
2001: 195).
untuk membetulkan kesalahan pada pe-
Sebagaimana telah dipaparkan di muka,
lafalan vokal ini.
bP memiliki tiga semivokal, yakni [r] seperti
Cara yang sama juga sangat dapat
dalam kata nier [nje] 'mengingkari' atau kata
diterapkan untuk membetulkan terjadinya
Indonesia yakni, [r] yang terdapat pada kata
kesalahan pada pelafalan vokal [É]. Vokal
tuile [tril] 'genting' atau wanita, dan [w] seperti
ini pada bagan berada di antara [E] dan [O]:
dalam kata trois [tRwa] 'tiga' atau dalam kata
kata coeur 'hati'[kc R] berpotensi salah
waria.
dilafalkan menjadi [kcR], padahal itu adalah
Meskipun bI mengenalnya, semivokal
untuk menyebut kata corps 'badan'.
[r], yang pelafalannya mirip sekali dengan
[w], tetap harus dicermati perbedaannya. Hal
e ], [É
4.2.2 Vokal nasal [e Y], dan [o]
É], [Y itu mengingat kedua bunyi itu dalam bP
Secara umum, kenasalan dalam bP beroposisi dalam pasangan minimal, yakni
dilafalkan lebih ringan daripada nasal bI pada kata lui [lri] 'dia (laki-laki)' dan Louis
seperti dalam tolong [tc lc † ]. Dengan [lwi] (nama orang). Dalam fonetik artikulatoris,
semivokal [r] berbeda dengan [w] hanya
memperhatikan cara dan tempat artikulasi
dalam sonoritas atau kebersuaraannya: [r]
pada bagan di atas, terapi korektif yang sama
berkategori takbersuara, sementara [w]
seperti di atas dapat diterapkan untuk vokal-
adalah semivokal bersuara. Jika diketahui
vokal nasal ini, terutama untuk yang tidak
pula bahwa perbedaan antara takbersuara ~
terdapat dalam bI, yakni [É]. Koreksi tersebut
bersuara terletak pada digetarkannya pita
mutlak dilakukan mengingat kata [be] bien
suara atau tidak, maka untuk menghasilkan
'baik' (pelafalan familier) berpotensi untuk
dan membidik secara tepat tempat artikulasi
disalahlafalkan menjadi [bY], padahal kata
[r], pembelajar harus mulai dengan melafal-
ini adalah untuk menyebut banc 'bangku'.
kan [w], lalu yang pita suara tidak digetarkan.
Pembelajar yang lain mungkin melafalkan
Dengan cara seperti itu akan diperoleh cara
kata itu dengan [bõ], padahal itu merupakan artikulasi bunyi [r] yang seharusnya.
cara pelafalan untuk kata bon 'enak'. Demikian
pula halnya dengan vokal nasal [É],misalnya 5. Penutup
dalam kata [bRÉ] brun '(warna) coklat' yang
mungkin disalahlafalkan menjadi [b R e], Dalam mencermati bunyi-bunyi bahasa
padahal kata itu memiliki ejaan brin 'serabut'. asing yang tidak terdapat dalam bI, para
Koreksi terhadap kesalahan dan kekeliruan pengajar wajib mengetahui cara dan tempat
tersebut tentu saja harus dilakukan secara artikulasi bunyi tersebut. Pengetahuan dan
kontinyu. Pengajar seyogyanya tidak boleh kesadaran akan hal itu, yang diikuti usaha-
cepat merasa puas pada saat ia mendengar usaha untuk mengoreksi kesalahan pelafalan
mahasiswanya melafalkan dengan benar yang terjadi, akan turut mempercepat proses
bunyi yang dilatihnya untuk pertama kali. Ia pembelajaran bahasa asing sekaligus
harus memastikan bahwa lain kali kesalahan menghindari kesalahan yang akut.
yang sama tidak terulang. Itulah sebabnya Selain hal di atas, faktor lain yang di-
kontinuitas dalam proses pembelajaran asumsikan turut menentukan keberhasilan
seperti ini perlu dijaga dan dipertahankan. proses pembelajaran di atas adalah motivasi

Humaniora Volume XV, No. 2/2003 161


B.R. Suryo Baskoro

pembelajar sendiri. Dia perlu memacu diri dan Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus
mempunyai keyakinan untuk dapat melafalkan Linguistik. Edisi Ketiga. Jakarta:
semua bunyi bP secara benar. Sebaliknya, Gramedia.
ketiadaan motivasi pada yang bersangkutan
Léon, Pierre & Monique Léon. 1972. Intro-
akan mengancam keberhasilan proses
duction à la Phonétique Corrective.
tersebut.
Paris: Hachette.
DAFTAR PUSTAKA Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Linguistik
Umum. Yogyakarta: GMUP.
Dubois, Jean et al. 1973. Dictionnaire de
Linguistique. Paris: Librairie Larousse.
Hyman, Larry M. 1975. Phonology: Theory
and Analysis. New York: Holt, Rinehart
and Winston.

162 Humaniora Volume XV, No. 2/2003

Anda mungkin juga menyukai