Anda di halaman 1dari 18

16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah teknik atau pendekatan yang digunakan

oleh pengajar agar peserta didik dapat memahami isi materi yang akan dipelajari.

Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk

mengembangkan keterampilan, pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk

metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beraneka ragam

peserta didik dan lingkungannya ( Bastable, 2002).

1.1.Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran

Djamarah (2006) menyatakan bahwa kedudukan metode dalam proses

pembelajaran adalah metode sebagai:

1.1.2. Alat motivasi ekstrinsik.

Metode dalam proses pembelajaran dijadikan sebagai bagian dari

motivasi agar peserta didik dengan cepat menerima informasi baru, ide, gagasan,

pendapat dan hasil temuan dari pembicara.

1.1.3. Strategi pengajaran.

Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi pengajaran yang bisa

digunakan pengajar saat berinteraksi dengan peserta didik (Djamarah,2006).

Dalam kegiatan belajar mengajar dosen harus memiliki strategi agar mahasiswa

Universitas Sumatera Utara


17

dapat belajar secara efektif dan efisien dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(Reilly & Obermann, 2002).

1.1.3. Alat untuk mencapai tujuan.

Pembelajaran membutuhkan tujuan yang sangat jelas. Pencapaian

tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor pengajar dan peserta didik. Pengajar

mempunyai cara untuk mempermudah tujuan dapat dicapai salah satunya melalui

penggunaan metode pembelajaran.

1.2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penentuan Metode

Pembelajaran

Setiawati (2008) menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi

dalam penentuan metode pembelajaran adalah:

1.2.1. Pengajar.

Latar belakang pengajar mempengaruhi kompetensi pengajar dalam

penyampaian materi atau pesan. Kurangnya kesiapan dan penguasaan metode

pembelajaran akan menjadi kendala terhambatnya tujuan pembelajaran, dengan

demikian kepribadian yang berbeda-beda dari masing- masing pengajar, latar

belakang pendidikan dan pengalaman akan mempengaruhi pemilihan dan

penentuan metode pembelajaran yang digunakan.

1.2.2. Peserta didik.

Perbedaan individual peserta didik mulai dari biologis, psikologis, sosial,

budaya dan spiritual akan mewarnai suasana proses pembelajaran. Perbedaan

individual peserta didik akan mempengaruhi seorang pengajar dalam menentukan

Universitas Sumatera Utara


18

metode pembelajaran yang akan membuat suasana pembelajaran lebih dinamis.

Metode pembelajaran dapat dijadikan cara memotivasi mahasiswa agar mereka

berada dalam kerangka psikologis yang benar untuk belajar materi yang

menjemukan, pendekatan reward and punishment yang sederhana dalam penilaian

(Zaini, 2002).

1.2.3. Tujuan.

Sasaran yang akan dituju dari setiap proses pembelajaran. Tujuan dalam

pembelajaran berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum memberikan

gambaran akhir peserta didik setelah melalui proses pembelajaran. Tujuan khusus

menunjukan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik untuk masing- masing

tahapan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran juga harus disesuaikan

dengan tujuan yang diinginkan.

1.2.4. Situasi.

Situasi pembelajaran dari waktu kewaktu sebaiknya tidak dibuat sama

oleh pengajar. Situasi yang sama terus menerus akan membuat peserta didik cepat

bosan dan akan menghambat tujuan pembelajaran. Pengajar mengkondisikan

pembelajaran untuk peserta didik dapat dilakukan secara individu dan

berkelompok. Metode pembelajaran yang digunakan harus melihat situasi saat itu,

untuk pendekatan individu metode pembelajarannya akan lebih cocok dengan

menggunakan diskusi, sedangkan untuk kelompok biasa menggunakan problem

solving.

Universitas Sumatera Utara


19

1.2.5. Fasilitas.

Fasilitas adalah kelengkapan pendukung dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran bed side teaching tidak dapat terlaksanan apabila tidak

tersedianya fasilitas laboratorium. Demikian juga demonstrasi dan simulasi tidak

bisa berjalan jika tidak ada alat peraga.

1.3. Jenis- Jenis Metode Pembelajaran

Bastable (2002) dan Reilly (1999) menyatakan bahwa metode

pembelajaran yang sering digunakan adalah:

1.3.1. Metode ceramah.

Bastable (2002) menyatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang

sangat terstruktur yang digunakan seorang dosen dalam menyampaikan informasi

secara verbal dan langsung kepada sekelompok peserta didik dengan tujuan untuk

mengajar. Metode ini hanya memberikan sedikit kesempatan bagi dosen dan

peserta didik untuk berdialog, tetapi ceramah dapat menjadi metode pengajaran

yang efektif untuk memberikan pengetahuan kognitif tingkat rendah. ceramah

adalah metode yang efisien dan hemat biaya, untuk menyampaikan banyak

informasi kepada sekelompok besar orang secara bersamaan diwaktu yang sama

juga dalam batas waktu yang relative singkat. Sedangkan Sagala (2009)

menyatakan bahwa agar metode ceramah dapat digunakan secara efektif dan

efesien maka dosen harus memperhatikan langkah- langkah pelaksanaan metode

ceramah yaitu: membuka pelajaran dengan pendahuluan sebelum di berikan

materi pelajaran dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu

Universitas Sumatera Utara


20

agar mahasiswa mengetahui arah kegiatan pembelajaran dan menjelaskan pokok-

pokok materi pelajaran yang akan dibahas.

Dalam menyajikan bahan harus diperhatikan beberapa faktor yaitu

memperhatikan peserta didik selama proses pembelajaran, menyajikan pelajaran

secara sistematis, tidak berbelit- belit dan terarah, kegiatan belajar mengajar

diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan

mendengarkan, tetapi beri kesempatan untuk berfikir dan berbuat misalnya

pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, membangkitkan motivasi

belajar mahasiswa selama proses pembelajaran dan menggunakan media pelajaran

yang variatif sesuai dengan tujuan pembelajaran (Sagala, 2009)

Menutup pelajaran pada akhir pembelajaran dengan cara mengambil

kesimpulan dari semua materi yang di ajarkan, memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan yang

berhubungan dengan materi pelajaran dan melaksanakan penilaian secara

komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku

Herawani ( 2001) menyatakan bahwa keunggulan metode ceramah

adalah dapat digunakan pada orang dewasa, penggunaan waktu yang efisien,

dapat dipakai pada kelompok yang besar, tidak terlalu banyak melibatkan alat

bantu pengajaran, dan dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran

ataupun kegiatan. Bastable (2002) menyatakan metode ceramah mempunyai

manfaat untuk memperagakan pola, menampilkan gagasan utama atau menyajikan

cara- cara unik dalam memandang informasi. Kuliah adalah metode yang efisien

dan hemat biaya untuk menyampaikan banyak informasi kepada sekelompok

Universitas Sumatera Utara


21

besar orang secara serempak di waktu yang sama juga dalam batas waktu yang

relatif singkat. Kuliah sebaiknya tidak digunakan untuk memberikan informasi

yang sama kepada mereka yang dapat membacanya sendiri diwaktu dan tempat

lain. Keahlian dosen baik dibidang teori maupun pengalaman, yang banyak

membantu mahasiswa dalam memahami pokok bahasan. Dan metode ceramah

dapat dengan mudah dilengkapi dengan handout atau alat bantu audiovisual.

Herawani ( 2001) menyatakan kekurangan dari metode ceramah adalah

menghambat respon dari pendidik sehingga pembicaraan sulit menilai reaksinya,

tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicaraan harus

menguasai pokok pembicaraan, dapat menjadi kurang menarik, sulit dipakai untuk

anak-anak dan membatasi daya ingat karna satu indera yang dipakai.

kelemahannya, metode kuliah tidak efektif untuk mempengaruhi perilaku efektif

dan psikomotor seseorang. Metode ini tidak dapat digunakan untuk memberikan

banyak stimulasi kepada peserta didik, dan peserta didik hanya mendapat sedikit

kesempatan untuk terlibat. Mereka hanya menerima informasi yang disajikan

secara pasif, fokus hanya terpusat pada pengajar sehingga partisipan yang paling

aktif biasanya adalah orang yang paling banyak tahu yaitu pengajar (Bastable,

2002)

Strategi khusus yang dapat memperkuat dampak penggunaan metode

ceramah. Setiap kuliah harus mencakup perkenalan, batang tubuh dan kesimpulan.

Selama perkenalan, peserta didik perlu diberi garis besar tentang objektif prilaku

yang berhubungan dengan topik kuliah beserta penjelasan mengapa objektif itu

penting. Mamfaatkan rasa humor dan kepribadian anda untuk membina hubungan

Universitas Sumatera Utara


22

baik dengan mahasiswa. Pada batang tubuh, atau penyampaian materi yang aktual.

Semua aspek yang penting tercakup secara akurat, logis, kohesif dan memikat,

selama kuliah tonjolkan poin- poin yang penting. Penggunaan materi audiovisual,

seperti video, proyektor, atau slide juga memberikan variasi pada persentasi.

Berikan variasi pada gaya persentasi dan nada suara agar tidak menoton.

Bergeraklah dari sisi satu kesisi lain ruangan. Pastikan tidak melampaui jatah

waktu yang telah ditetapkan. Kuliah yang panjang akan menyebabkan peserta

didik kehilangan minat dan bosan (Djamarah, 2006).

Bagian akhir dari metode kuliah ini adalah rangkuman atau kesimpulan

yaitu mengulas kembali konsep- konsep penting yang telah disampaikan. Sangat

penting untuk diperhatikan bahwa kuliah tidak melampaui batas waktu yang telah

ditetapkan sehingga tidak perlu terpaksa berhenti karena waktu sudah habis.

Usahakan ada waktu tanya jawab dan merangkum informasi (Bastable, 200).

1.3.2. Metode diskusi kelompok.

Diskusi kelompok adalah metode pengajaran dimana peserta didik

berkumpul untuk bertukar informasi, perasaan, dan pendapat dengan satu sama

lain dan dengan pengajar. Diskusi adalah salah satu tekhnik yang paling lazim

digunakan (Bastable, 2002). Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsive

berisikan pertukaran pendapat dengan pertanyaan- pertanyaan problematik, ide-

ide dan pendapat yang diberikan oleh bebrapa orang yang bergabung dalam

kelompok yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dan mencari

kebenaran.

Universitas Sumatera Utara


23

Pada pelakasanaan diskusi hal yang harus diperhatikan pendidik adalah

masalahnya harus konvensional yaitu harus mencakup pertanyaan dari peserta

didik, masalah harus menarik dan bekaitan dengan pengalaman peserta didik.

Pendidik harus menempatkan diri sebagai pimpinan diskusi dan memberikan

petunjuk tentang pelaksanaan diskusi dan pendidik juga berperan sebagai

penengah terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik. Dalam pembelajaran

diskusi pendidik seharusnya memperhatikan pembicaraan agar fungsi dosen

sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya

(Herawani,2001).

Proses kegiatan metode diskusi di mulai dari persiapan, pelaksanaan dan

penutup. Pada tahap persiapan yaitu: merumuskan tujuan intruksional tentang

alasan untuk berdiskusi dan alasan yang diharapkan. Merumuskan pokok

pembicaraan yang ringkas dan jelas dengan mengumpulkan fakta atau informasi

mengenai pokok yang akan dibahas kemudian menyusun bahan diskusi dalam

urutan logis. Mempertimbangkan latar belakang peserta tentang sejauh mana

tingkat pengetahuan yang dimiliki dan hambatan yang terjadi. Menyiapkan

kerangka diskusi secara rinci dengan: menentukan aspek- aspek yang perlu

dijadikan pokok pembahasan, menentukan waktu yang dibutuhkan untuk dibahas,

menulis materi diskusi secara singkat dan jelas, menulis pertanyaan atau pokok

permasalahan yang harus didiskusikan, menentukan peraturan- peraturan jalannya

diskusi dan menyiapkan fasilitas dengan membatasi bahan diskusi agar tidak

terlalu banyak dan menentukan lokasi, mendesaian denah, menyiapkan referensi

dan alat- alat keperluan diskusi (Nurhidayah, 2010).

Universitas Sumatera Utara


24

Pelaksanaan diskusi yang perlu diperhatikan pengajar adalah

menginformasikan tujuan intruksional, mengkomunikasikan pokok yang akan

didiskusikan, menjelaskan prosedur diskusi, membagi kelompok diskusi dan

membimbing diskusi. Menutup diskusi dengan memberikan kesempatan

kelompok untuk melaporkan, memberi kesempatan kelompok lain untuk

menanggapinya, memberi feedback, menyimpulkan hasil dan memberi penguatan

(Nurhidayah, 2010).

Nurhidayah (2010) mengemukakan bahwa manfaat diskusi adalah

peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir dan berlatih untuk

mengemukakan pendapat secara bebas, dapat menumbuhkan partisipasi aktif di

kalangan peserta didik dan diskusi dapat mengembangkan sikap demokrastis dan

dapat menghargai pendapat orang lain, dengan diskusi pelajaran lebih relefan

dengan kebutuhan. Adapun kelemahan metode diskusi adalah tidak efektif

dipakai pada kelompok yang lebih besar, menyerap waktu yang banyak,

keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta, membutuhkan pemimpin

diskusi yang terampil, kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara, dan

biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal.

Bastable (2002) menyatakan kelebihan metode diskusi adalah metode ini

dapat menstimulasi peserta didik untuk memikirkan permasalahan dan masalah

serta saling bertukar pengalaman sehingga pembelajaran menjadi semakin aktif.

Diskusi kelompok membuka kesempatan untuk berbagi gagasan, mendapat

dukungan dari rekan diskusi,memupuk rasa kepemilikan, memberikan bimbingan

dan memperkuat pembelajaran terdahulu. Diskusi efektif untuk membantu

Universitas Sumatera Utara


25

mahasiswa mengidentifikasi sarana dan menginternalisasi topik yang sedang

dibahas dengan cara merefleksikan maknanya bagi diri mereka sendiri. Menurut

Arnold dan boggs ( 1989, dalam bastable, 2002) kelompok yang ideal sebaiknya

terdiri dari enam sampai delapan orang agar terjadi keanekaragaman gagasan.

Kesempatan yang memungkinkan semua anggota untuk menjadi peserta aktif

adalah mamfaat utama dari metode diskusi.

Metode diskusi ini juga dapat menimbulkan kesulitan jika ada satu atau

dua anggota yang cenderung mendominasi diskusi kelompok, tetapi metode ini

juga dapat menimbulkan kesulitan jika ada satu atau dua anggota yang cenderung

mendominasi diskusi atau menyimpang dari objektif. Peserta didik yang pemalu

mungkin akan menolak untuk terlibat atau perlu didorong dan disemangati hingga

mau berpartisipasi, sedangkan peserta didik yang melantur atau mendominasi

perlu diarahkan kembali secara bijaksana sehingga tidak lagi terlalu menguasai

kelompok tanpa merusak kepercayaan anggota kelompok lain (Sagala,2009)

Satu cara pendekatan yang bermanfaat adalah memberitahukan kepada

kelompok diawal pertemuan bahwa tujuan diskusi tersebut adalah mendengarkan

semua anggota dengan meminta mereka memberikan masukan serta pendapat

selama diskusi. Dari segi financial, perlu diperhatikan bahwa pada setiap sesi

diskusi kelompok dituntut kehadiran seorang dosen yang bertindak sebagai

fasilitator dan nara sumber (setiawati, 2008).

1.3.3. Metode demonstrasi.

Nurhidayah (2011) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan

metode pengajaran dengan cara memperagakan sesuatu prosedur dengan

Universitas Sumatera Utara


26

menggunakan alat. Dalam prakteknya metode demontrasi dapat dilakukan secara

langsung dan tidak langsung. Cara tidak langsung dilakukan oleh tenaga perawat

yang disaksikan oleh mahasiswa dalam tugas sehari- hari. Cara langsung adalah

apa yang dipersiapkan secara teliti dan disajikan oleh peserta dengan keahliannya

dibantu pembimbing tentang bagaimana melakukan suatu prosedur keperawatan.

Tujuan metode demonstrasi adalah untuk mendapatkan gambaran yang

jelas tentang hal- hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses

membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau

menggunakannya, membandigkan sesuatu dengan yang lain, dan untuk

mengetahui serta melihat kebenaran dari sesuatu (Nursalam, 2011).

Prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan adalah tujuan demonstrasi harus dirumuskan dengan jelas karena melalui

tujuan yang telah ditentukan dapat diketahui kecakapan atau keterampilan apa

yang harus dimiliki mahasiswa, demonstrasi harus terlihat dengan jelas oleh setiap

mahasiswa karna hanya melalui ini peserta didik dapat mengamati secara detail

langkah prosedur yang akan di demonstrasikan, jumlah kelompok atau kelas tidak

terlalu besar, tidak lebih dari 10 orang sehingga mahasiswa mendapatkan

gambaran yang cukup dari apa yang di demonstrasikan dan demonstrasi harus

benar dan sistematis (Nursalam,2011).

Sebelum demonstrasi dilaksanakan pembimbing harus menjelaskan dan

mengorientasikan mahasiswa pada peragaan yang dilihatnya, mahasiswa harus

diberi kesempatan untuk menangani peralatan atau bahan yang akan digunakan

demonstrasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang efektif, pembimbing

Universitas Sumatera Utara


27

harus konsistensi tentang apa yang yang akan diucapkan terhadap apa yang di

demonstrasikan, sangat diperlukan alat penunjang demonstrasi seperti gambar,

slide atau film,dan demonstrasi harus dilakukan sesuai dengan tahapan dan

sistematis (Relly, 2002).

Pada metode demonstrasi ada beberapa langkah yang akan dilaksanakan

sesuai dengan urutan atau tahapannya yaitu lakukan persiapan untuk demonstrasi

diantaranya persiapan tempat yang cukup, persiapan pasien, persiapan alat dan

lingkungan, jelaskan tujuan demonstrasi dan hasil yang akan diharapkan,

laksanakan secara jelas dan tepat, beri waktu diskusi setelah demonstrasi dan

ulangi bagian yang memerlukan penjelasan, beri kesempatan redemonstrasi pada

mahasiswa dengan tepat dan diawasi sesuai dengan kebutuhan individu, evaluasi

kemajuan mahasiswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang diharapkan

(Nurhidayah, 2011).

Proses bimbingan pada metode demonstrasi yaitu, menyiapkan

pengaturan tempat yang memungkinkan demonstrasi dapat dilihat dengan jelas

oleh peserta didik. Menjelaskan tujuan demonstrasi. Menjelaskan serta

menunjukkan bahan atau alat yang digunakan. Mendiskusikan prinsip penting

dalam demonstrasi. Mengidentifikasi hal- hal yang perlu di observasi selama

demonstrasi berlangsung. Mendemonstrasikan setiap prosedur dan menekankan

pada bagian yang penting. Memantau setiap langkah demonstrasi.

Mengintruksikan untuk melakukan redemonstrasi. Memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk mengevaluasi diri maupun kelompok tentang lamanya waktu

demonstrasi dan kesulitan yang dihadapi. Memberikan umpan balik dan

Universitas Sumatera Utara


28

reinforcement. Mengevaluasi proses dan mengidentifikasi kemungkinan

modifikasi.

Bastable (2002) menyatakan kelebihan metode demonstrasi adalah dapat

membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, dengan

demikian dapat menghindari terlalu banyaknya penggunaan bahasa verbal. Peserta

didik diharapkan lebih mudah memahami apa yang dipelajari. proses pengajaran

akan lebih menarik. Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati,

menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukanya sendiri.

Kekurangan metode demonstrasi adalah metode ini memerlukan keterampilan

mengajar secara khusus, karena tanpa di tunjang dengan hal itu, pelaksanaan

demonstrasi menjadi tidak efektif. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya

yang memadai tidak terlalu tersedia dengan baik. Demonstrasi memerlukan

kesiapan dan perencanaan yang matang disamping sering memerlukan waktu yang

cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

1.3.4. Metode penugasan.

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana dosen

memberikan tugas tertentu kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat melakukan

kegiatan belajar. Tugas tersebut dapat dilakukan didalam kelas, di laboratorium, di

perpustakaan, dirumah, atau dimana saja dimana tugas itu dapat dikerjakan.

metode ini diberikan karena bahan pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu

terlalu sedikit, artinya banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu yang kurang

seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan maka

metode inilah yang biasa dipakai dosen untuk mengatasinya. Tugas ini berguna

Universitas Sumatera Utara


29

untuk merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik secara individual maupun

secara kelompok (Bastable, 2002).

Metode penugasan mempunyai beberapa manfaat yaitu peserta didik

memperoleh pengetahuan dari hasil percobaan atau penyelidikan yang diperoleh

dari hasil belajar. Peserta didik diberi kesempatan untuk memupuk perkembangan

dan keberanian, inisiatif, tanggung jawab, dan tugas dapat memperdalam,

memperkaya, memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari, tugas dapat

membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi

dan komunikasi, dan meode ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam

proses pembelajaran dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

Kelemahan metode penugasan adalah mahasiswa sering melakukan

penipuan diri dimana mereka hanya meniru pekerjaan orang lain, dan bisa

dikerjakan oleh orang lain jika tanpa pengawasan dan jika tugas dirasakan sulit

oleh mahasiswa maka akan berpengaruh pada ketegangan mental. Jika tugas

diberikan secara umum mungkin peserta didik akan mengalami kesulitan karna

sulit menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual (Djamarah, 2006).

Sagala (2009) menyatakan bahwa untuk mengatasi kelemahan dari

metode penugasan dapat dilakukan beberapa cara yaitu tugas yang diberikan

kepada mahasiswa harus jelas sehingga mahasiswa mengerti tentang apa yang

harus di kerjakan, waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas harus cukup,

dan adanya control dan pengawasan terhadap tugas yang diberikan sehingga

mendorong mahasiswa untuk belajar dengan sungguh- sungguh dan tugas yang

Universitas Sumatera Utara


30

diberikan hendaknya mempertimbangkan minat dan perhatian mahasiswa,

diusahakan tugas bersifat ilmiah.

1.3.5. Metode studi kasus.

Metode studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau

situasi tertentu, kemudian peserta didik ditugaskan untuk mencari alternative

pemecahannya. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan

berfikir kritis dan mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep masalah. Metode

ini dapat digunakan untuk peserta didik yang mempunyai latar belakang

pengetahuan yang cukup dalam masalah tersebut (Reilly, 1999).

1.3.6. Metode problem solving.

Reilly (1999) menyatakan bahwa metode problem solving adalah

mengajak mahasiswa untuk ikut berfikir bagaimana memecahkan suatu masalah

dimulai dari pencarian data, analisa data, penyajian sampai dengan menarik

kesimpulan. Keuntungan dari metode problem solving adalah dapat membuat

pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya di

dunia kerja, dapat membiasakan mahasiswa dalam menghadapi dan memecahkan

masalah secara terampil, merangsang pengembangan kemampuan berfikir

mahasiswa.

Kekurangan metode ini adalah proses belajar mengajar dengan metode

ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil

waktu pelajaran lain, mengubah kebiasaan mahasiswa dalam mendengarkan dan

menerima informasi dari dosen menjadi belajar dengan banyak berfikir

memecahkan pemasalahan sendiri atau kelompok yang kadang- kadang

Universitas Sumatera Utara


31

memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitas tersendiri pada

mahasiswa.

1.3.7. Metode simulasi.

Reilly (1999) menyatakan bahwa simulasi adalah metode pembelajaran

yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata dan

peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi di lingkungannya.

Tujuan metode simulasi ini dapat membantu peserta didik dalam mempraktikan

keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah,

mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia , memberikan kesempatan

peserta didik untuk menerapakan berbagai prinsip dan teori, serta untuk

meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

Sedangkan sandra de young (1990, dalam nursalam 2011) menyatakan

ada tiga tipe simulasi yaitu : latihan simulasi (simulasi exescise), permainan

simulasi (simulation game), dan bermain peran (role playing). Kelebihan simulasi

adalah memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pengalaman tidak

langsung yang diperlukan dalam menghadapi berbagai problema sosial, peserta

didik berkesempatan menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapat

kepuasan, kesegaran, serta kesehatan jiwa, melalui simulasi dapat dikembangkan

bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik, apakah dalam

seni drama, bermain peran dan sebagainya.

Kekurangan metode simulasi adalah pengalaman yang diperoleh melalui

simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan atau

dalam kehidupan, fungsinya sering terabaikan karna hanya dijadikan sebagai alat

Universitas Sumatera Utara


32

hiburan, pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena

kurangnya pengalaman, keterampilan, dan penguasaan mahasiswa terhadap sosial

yang diperankan, Simulasi dipengaruhi oleh faktor- faktor emosional seperti rasa

malu, ragu- ragu atau takut, simulasi menuntut hubungan informal antara pengajar

dan peserta didik yang akrab dan fleksible, simulasi menuntut imajinasi peserta

didik, Simulasi memerlukan pengelompokan peserta didik secara memadai dan

fleksible, serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik

(Nursalam, 2011).

2. Efektifitas Metode Pembelajaran

Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat

dipelajari untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan tentang proses

pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya

pada beraneka ragam peserta didik dan lingkungannya. Efektifitas merupakan

faktor penting dalam pembelajaran (Bastable, 2002). Pembelajaran yang efektif

merupakan kesesuaian antara mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran

dengan sasaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan metode

yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam

mencapai tujuan yang dirumuskan (Djamarah,2006).

Bastable (2002), menyatakan semua dosen mempunyai keinginan untuk

selalu meningkatkan kemampuan. Dorongan untuk mencapai kesempurnaan

merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus disepanjang kehidupan

professional seorang dosen. Ada beberapa tekhnik yang dipakai dosen untuk

Universitas Sumatera Utara


33

meningkatkan keefektifan pengajaran yaitu dengan cara menyajikan informasi

dengan penuh antusiasme, selipkan humor saat mengajar, dalam penyampaian

materi secara dramatis, pemakaian metode yang sesuai dengan topik bukan yang

sesuai dengan kepribadian dosen, pilih kegiatan yang dapat memecahkan masalah,

dosen bertindak sebagai model peran, dalam penyajian pakailah anekdot atau

contoh, gunakan teknologi, berikan reinforcement positif, teratur dalam

memberikan arahan, minta dan berikan umban balik dan memberikan pertanyaan

kepada mahasiswa dan memberikan pengulangan apabila sulit dipahami dan yang

lebih penting adalah dalam poses pembelajaran atur kecepatan bicara supaya

mahasiswa dapat memahami informasi yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai