Manajemen Farmasi
Disusun oleh :
(Farmasi B)
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat bagi saya sehingga telah menyelesaikan makalah dengan judul
“Manajemen farmasi apotik, puskesmas dan Rumah sakitm” Penyusunan
makalahini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Farmasi,
Bersyukur dalam penyusunan makalah ini, kami tidak mendapatkan
kendala kendala,sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan
baik.Selain itu kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen sebagai
pembimbing, orangtua dan semua orang yang terlibat yang telah
memberikan dorongan dan motivasi sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.Disini kami kelompok juga menyampaikan, jika seandainya
dalam penulisan makalah ini terdapat hal hal yang tidak sesuai dengan
harapan,untuk itu kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya dan dengan
senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini di kemudian
hari.Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan banyak terimakasih. Semoga
apa yang diharapkan dapat di capai dengan sempurna.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan.....................................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
I. Manajemen Farmasi di Apotik.............................................................................7
II. Manajemen Farmasi Puskesmas......................................................................11
III. Manajemen Farmasi Rumah sakit.................................................................14
BAB III...................................................................................................................................23
PENUTUP........................................................................................................................23
I. Kesimpulan...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan
dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
yang diselenggarakan secara sendirisendiri atau bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat.
Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan
praktek profesi apoteker dalam melaksanakan pekerjaan
kefarmasiaan. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Definisi diatas
ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotek pasal 1 ayat (a).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.
1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan
profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesa sebagai Apoteker. Adapun Asisten Apoteker
adalah tenaga kesehatan yang membantu Apoteker. Asisten Apoteker
menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
679/MENKES/SK/V/2003 Pasal 1, tentang Registrasi dan Izin Kerja
Asisten Apoteker menyebutkan bahwa “Asisten Apoteker adalah
Tenaga Kesehatan yang berijasah Sekolah Menengah Farmasi,
Akademi Farmasi Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan, Akademi
Analisis Farmasi dan Makanan Jurusan Analis Farmasi dan Makanan
Politeknik Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Di Apotek, Asisten Apoteker merupakan salah satu tenaga
kefarmasian yang bekerja di bawah pengawasan seorang Apoteker
yang memiliki SIA (Surat Izin Apotek). Apoteker Pengelola Apotek
(APA) merupakan orang yang bertanggung jawab di Apotek dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian yang
dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker di apotek haruslah
sesuai dengan standar profesi yang dimilikinya. Karena Apoteker dan
Asisten Apoteker dituntut oleh masyarakat pengguna obat (pasien)
untuk bersikap secara professional.
Kewajiban Asisten Apoteker Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 1332/MENKES/X?2002 adalah melayani resep dokter sesuai
dengan tanggung jawab dan standar profesinya yang dilandasi pada
kepentingan masyarakat serta melayani penjualan obat yang dapat
dibeli tanpa resep dokter, serta memberi informasi kepada pasien.
Surat Izin Kerja Asisten Apoteker, dalam Pasal 1 KEPMENKES yaitu
“bukti tertulis yang diberikan kepada Pemegang Surat Izin Asisten
Apoteker (SIAA) untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di sarana
kefarmasian”. Dengan begitu, jelas bahwa hanya Asisten Apoteker
yang telah memiliki Surat Izin Asisten Apoteker sajalah yang dapat
mengajukan permohonan perolehan Surat Izin Kerja Asisten Apoteker.
Dan juga, hanya Asisten Apoteker yang memiliki Surat Izin Kerja
Asisten Apoteker sajalah yang dapat melakukan pekerjaan
kefarmasian seperti pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional, baik itu dibawah pengawasan
Apoteker, tenaga kesehatan atau dilakukan secara mandiri sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, pada
toko obat berizin, puskesmas atau Pedagang Besar Farmasi (PBF)
dimana seorang Asisten Apoteker dapat melakukan pekerjaan
kefarmasian tanpa pengawasan. Oleh sebab itu, seorang Asisten
Apoteker harus memiliki Surat Izin Kerja Asisten Apoteker, baru dapat
melakukan perkerjaan kefarmasian.
B. Tujuan
-Untuk mengentahui sistem manajemen di apotik
-Untuk mengetahui sistem manajemen di Puskesmas
-Untuk mengetahui sistem manajemen di Rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
d. Persyaratan Administratif
Nama, SIP dan alamat dokter
Tanggal penulisan resep
Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien
Cara pemakaian yang jelas
Informasi lainnya
e. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Apotek Manejer Apotek
Pelayanan
Apotek Rama dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai manager
pelayanan yang telah mengucapkan sumpah apoteker yang telah
memiliki Surat Izin Kerja (SIK), juga memiliki kemampuan memimpin
dan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan di apotek. Selain itu
juga APA harus menguasai kemampuan manajemen yaitu,
perencanaan, koordinasi, kepemimpinan dan pengawasan disamping
kemampuan di bidang farmasi baik teknis maupun non teknis.
Tugas dan Tanggung Jawab pimpinan Apotek adalah :
1. Memimpin, menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan
pengawasan dan pengendalian apotek sesuai UU yg berlaku
2. Menyusun program kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan
3. Memberikan pelayanan dan informasi obat dan perbekalan farmasi
kepada pasien, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya
4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
perkembangan apotek
5. Menguasai dan melaksanakan peraturan perundang-undangan
farmasi yang berlaku
Fungsi Administrasi
1. Membuat laporan realisasi data dan anggaran setiap bulan
2. Membuat laporan penutupan buku
3. Melakukan rekaptulasi buku penjualan tunai dihitung
berdasarkan jumlah resep dan rekaptulasi buku pembelian
Fungsi Pembelian
1. Membuat kebutuhan barang pada buku permintaan barang
2. Membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) sesuai dengan
data kebutuhan barang yang tercatat pada buku permintaan
barang dan pareto penjualan
3. Membuat retur atau pengembalian barang bila terjadi kesalahan
dalam pengiriman barang
Karyawan/ Karyawati
Karyawan/Karyawati mencakup asisten apoteker dan non asisten
apoteker.
Tugas dan tanggung jawab asisten apoteker antara lain :
Mengatur penyimpanan obat dan penyusunan apotek
Memberi harga pada setiap resep dokter yang masuk dan
memeriksa kelengkapan resep
Melayani dan meracik obat sesuai dengan resep dokter
Menghitung dosis obat untuk racikan sesuai permintaan resep
Menimbang, menyiapkan, mengemas, dan memberi etiket obat
yang akan diserahkan pada pasien
Memeriksa kebenaran obat sebelum diserahkan pada pasien
Menyerahkan obat sekaligus memberi informasi mengenai cara
pemakaian dan informasi lainnya mengenai obat tersebut kepada
pasien.
Membuat salinan resep bila diperlukan oleh pasien, bila obat hanya
ditebus sebagian atau resep diulang serta membuat kuitansi bila
diperlukan.
Berpartisipasi dalam pelaksaan dan pemeliharaan kebersihan di
apotek.
A. Monitoring
Pengendalian Mutu adalah mekanisme kegiatan pemantauan dan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana dan
sistematis, sehingga dapat diidentifikasi peluang untuk peningkatan
mutu serta menyediakan mekanisme tindakan yang diambil. Melalui
pengendalian mutu diharapkan dapat terbentuk proses peningkatan
mutu Pelayanan Kefarmasian yang berkesinambungan.
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang
dapat dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan maupun
yang sudah berlalu. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui monitoring
dan evaluasi. Tujuan kegiatan ini untuk menjamin Pelayanan
Kefarmasian yang sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
upaya perbaikan kegiatan yang akan datang. Pengendalian mutu
Pelayanan Kefarmasian harus terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang
dilaksanakan secara berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu
Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara
monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai target yang
ditetapkan.
b. Pelaksanaan, yaitu monitoring dan evaluasi capaian
pelaksanaan rencana kerja dan memberikan umpan balik terhadap
hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu melakukan
perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan
meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
B. Evaluasi
Evaluasi Mutu Pelayanan merupakan proses pengukuran, penilaian
atas semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit secara
berkala. Kualitas pelayanan meliputi: teknis pelayanan, proses
pelayanan, tata cara/standar prosedur operasional, waktu tunggu
untuk mendapatkan pelayanan. Metoda evaluasi yang digunakan,
terdiri dari :
a. Audit (pengawasan), dilakukan terhadap proses hasil kegiatan
apakah sudah sesuai standar.
PENUTUP
I. Kesimpulan
A. Monitoring
Pengendalian Mutu adalah mekanisme kegiatan pemantauan dan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana dan
sistematis, sehingga dapat diidentifikasi peluang untuk peningkatan
mutu serta menyediakan mekanisme tindakan yang diambil. Melalui
pengendalian mutu diharapkan dapat terbentuk proses peningkatan
mutu Pelayanan Kefarmasian yang berkesinambungan.
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang
dapat dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan maupun
yang sudah berlalu. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui monitoring
dan evaluasi. Tujuan kegiatan ini untuk menjamin Pelayanan
Kefarmasian yang sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
upaya perbaikan kegiatan yang akan datang. Pengendalian mutu
Pelayanan Kefarmasian harus terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang
dilaksanakan secara berkesinambungan. Kegiatan pengendalian mutu
Pelayanan Kefarmasian meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara
monitoring dan evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai target yang
ditetapkan.
b. Pelaksanaan, yaitu monitoring dan evaluasi capaian
pelaksanaan rencana kerja dan memberikan umpan balik terhadap
hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu melakukan
perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan
meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
B. Evaluasi
Evaluasi Mutu Pelayanan merupakan proses pengukuran, penilaian
atas semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit secara
berkala. Kualitas pelayanan meliputi: teknis pelayanan, proses
pelayanan, tata cara/standar prosedur operasional, waktu tunggu
untuk mendapatkan pelayanan. Metoda evaluasi yang digunakan,
terdiri dari :
a. Audit (pengawasan), dilakukan terhadap proses hasil kegiatan
apakah sudah sesuai standar.