Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar
rakyat, dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin
ketatnya persaingan bebas di eraglobalisasi. Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut
memerlukan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan
semua sektorterkait termasuk swasta dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara
menyeluruh,terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka memajukan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi
promosi kesehatan baik kepada pemerintah,tokoh masyarakat, dan khususnya kepada
masyarakat.
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ILMU KESEHATAN MASYARAKAT kami
membuat makalah ini dengan judul strategi promosi kesehatan untuk mengetahui bagaimana
strategi promosi kesehatan yang ditunjukan kepada pemerintah,tokoh masyarakat, dan
masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah apa
pengertian strategi promosi kesehatan, bagaimana strategi promosi kesehatan menurut WHO
dan menurut Piagam Ottawa. Dan bagaimana strategi promosi kesehatan penggabungan
antara menurut WHO dan piagam Otawa.

BAB II
1
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Strategi promosi kesehatan merupakan upaya untuk mewujudkan atau mencapai visi
dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, dimana melalui dengan cara-cara dan
pendekatan yang strategis.

B. STRATEGI-STRATEGI PROMOSI KESEHATAN


1. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN MENURUT WHO
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini
terdiri dari 3 hal, yaitu :
a) Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain Tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang di inginkan. Dalam konteks promosi
kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau
mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat
keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-
undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan
advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal.
Contoh Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau
usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait.
Contoh Kegiatan advokasi secara informal misalnya menghadap langsung atau melakukan
kunjungan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara
informal meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana
atau fasilitas lain. Dari uraian dapat di simpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat
baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah
kesehatan (sasaran tertier).

b) Dukungan Sosial (Social support)

2
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh
masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan
dengan masyarakat (penerima program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial
melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program
kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program-program
tersebut.Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini
antara lain,
contohnyaa: melalui pelatihan-pelatihan para tokoh masayarakat, seminar, lokakarya,
bimbingan kepada tokoh masyarakat, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama
dukungan sosial atau bina suasana adalah paratokoh masyarakat di berbagai tingkat. (sasaran
sekunder)

c) Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)


Pemberdayaan masyarakat adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada
Masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi
kesehatan).Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan.
contohnya: memberikan penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan
peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya
kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan
kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya
polindes, dan sebagainya. Kegiatan- kegiatan semacamini di masyrakat sering disebut ³
gerakan masyarakat´ untuk kesehatan. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran
pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat.

2. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN MENURUT PIAGAM OTTAWA


Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada pada tahun 1986
menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan
pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:
a) Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)

3
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para penentu atau
pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung
atau menguntungkan kesehatan. Dengan perkataanlain, agar kebijakan- kebijakan dalam
bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan
atau berorientasi kepada kesahatan publik. Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang
mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah
sakit, dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat
publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan kesehatan masyarakat.
contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN, para penagmbil kebijakan dan pembuat
keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan
kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain
yang bisa berdampak pada kesehatan

b) Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)


Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah kota,
agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya
perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum
tersebut dan Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum.
Contohnya tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air besar/kecil, tersedianya
air bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar, terminal, stasiun kereta api,
bandara, pelabuhan, mall dan sebagainya, harus menyediakan sarana dan prasarana untuk
mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
Contoh lain yaitu: perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering
diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada
kelompok terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan
tol, petugas polantas, dsb.

c) Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)


Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan
masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan dimana Pemahaman
semacam ini harus diubah, harus diorientasikan lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar
pengguna atau penerima pelayanan kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara
pelayananan kesehatan, dalam batas-batas tertentu. Adanya kesalahan persepsi mengenai
4
pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi
pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab
bersama antara pemberi pelayanan kesehatan ( health provider ) dan pihak yang mendapatkan
pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan
pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk
berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses
pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting,
tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan
masyarakat yaitu LSM yang peduli terhadap kesehatan baik dalam bentuk pelayanan maupun
bantuan teknis (pelatihan-pelatihan) sampai upaya swadaya masyarakat sendiri.
Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat
(UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll.

d) Keterampilan Individu (Personal Skill)


Kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-
keluarga dan kelompok-kelompok dapat terwujud. Oleh sebabitu, strategi untuk mewujudkan
keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman -
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah
penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional,
meningkatkan kesehatan, dan sebagainya.Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih
bersifat individu daripada massa.

Meningkatnya keterampilan setiap anggota masyarakat agar mampu memelihara dan


meningkatkan kesehatan mereka sendiri ( personal skill) sangat penting. Dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan
harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan,
maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya
dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan
keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan

5
masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu
masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat.
Masing-masing individu seyogyanya mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik
terhadap :
 cara – cara memelihara kesehatannya
 mengenal penyakit2 dan penyebabnya
 mampu mencegah penyakit
 mampu meningkatkan kesehatannya
 mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan
informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan keterampilan hidup. Dengan demikian,
hal ini meningkatkan pilihan yang tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol
kesehatan dan lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi kesehatan.
Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam menyiapkan diri mereka
untuk semua tingkatannya dan untuk menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting.
Hal ini harus difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan
komunitas. Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam menyampaikan informasi
kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan (mendemostrrasikan).
Contohnya : melalui penyuluhan secra individu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK.
Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.

e) Gerakan masyarakat (Community Action)


Upaya Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya seperti dalam visi promosi kesehatan, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Adanya
gerakan ini dimaksudkan untuk menciptakan gerakan kearah hidup sehat dengan masyarakat
dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar
mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan sebagai
usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi
tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU
N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
6
Oleh karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan, sehingga terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau
masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
Contohnya yaitu adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD serta gerakan jumat
bersih

C. PEMILIHAN STRATEGI PROMKES


 Ceramah
 Mudah digunakan tapi sulit dikuasai
 Membagi informasi, mempengaruhi pendapat, merangsang pemikiran berdasarkan pesan
verbal
 Sasaran biasanya pasif, sedikit interaksi dengan narasumber atau peserta lainnya

 Media Massa
 Saluran komunikasi yang menjangkau sasaran luas
 Umumnya, sasaran tidak atau sedikit usaha untuk menerima pesan
 Strategi ini tidak efektif karena pesan tidak dapat dikhususkan untuk sasaran tertentu
 Strategi ini efisien karena biaya yang murah dalam skala ekonomi
 Contoh : televisi, radio, koran, majalah, outdoor media
 Instruksi individual
 Dalam tatanan pasien, disebut konseling
 Bersifat individual, digunakan bila perbedaan karakteristik sasaran sangat besar
 Penyuluh memberikan advokasi solusi permasalahan kesehatan berdasarkan kebutuhan
individual
 Tidak efisien bagi penyuluh, tapi efisien bagi sasaran

 Simulasi
 Simulasi adalah metode ekperiental di mana model situasi nyata digunakan untuk
merangsang atau membantu proses pembelajaran
 Semakin mirip dengan situasi nyata semakin baik simulasi tersebut
 Bentuk simulasi : permainan, drama, bermain peran (role playing), model komputerisasi
7
 Simulasi cocok untuk meningkatkan motivasi dan mengubah sikap

 Modifikasi Perilaku
 Memodifikasi perilaku spesifik berdasarkan prinsip pengkondisian melalui rangsangan
dan konsekuensi
 Teori : rangsangan (antecedent) à perilaku spesifik à konsekuensi (positif/negatif)
 Contoh rangsangan : iklan televisi
 Contoh konsekuensi positif : hadiah, pujian
 Contoh konsekuensi negatif : sanksi

 Pengembangan Masyarakat
 Proses yang berorientasi kepada metode pengorganisasian masyarakat yang menekankan
pada pengembangan kemampuan, keterampilan dan pemahaman pada masyarakat
tertentu
 Strategi ini berdasarkan kemandirian, kesepakatan bersama dalam pemecahan masalah.
 Penyuluh bertindak sebagai fasilitator
 Evaluasi strategi ini lebih sulit dibandingkan strategi lain karena efeknya terjadi dalam
waktu yang lama

D. ATURAN DALAM MEMILIH STRATEGI PROMOSI KESEHATAN


 Pilih minimal tiga strategi
 Umumnya, penggunaan media sering digunakan dalam promosi kesehatan
 Semakin lama program, semakin banyak strategi
 Dimulai dengan strategi yang paling murah & sederhana
 Semakin kompleks permasalahan perilaku yang akan diintervensi, semakin banyak
strategi yang digunakan
 Strategi yang mempengaruhi faktor predisposisi umumnya mempunyai efek yang singkat

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi kesehatan.
8
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3
hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial (Social support), dan Pemberdayaan
Masyarakat( E mpowerment).
Di dalam piagam Ottawa dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang
mencakup 5 butir, yaitu KebijakanBerwawasan Kebijakan (Health Public Policy),
Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment),Reorientasi Pelayanan Kesehatan
(Reorient Health Service), Keterampilan Individu (Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat
(Community Action).
Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan ada sendiri agar masyarakat lebih mudah
untuk mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pemilihan srategi
promosi kesehatan yaitu diantaranya Ceramah ,Media Massa, Instruksi
individual,Simulasi,Modifikasi Perilakudan Pengembangan Masyarakat. Dan dalam
pemilihan srategi promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar
srategi promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah
sasaran.

B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai analis
kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan
promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita
sebagai analis kesehatan dapat mencegah berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo,Soekidjo.2005.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta:Rineka Cipta.

9
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilak Edi Suharto, 2005, Membangun
Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan
Sosial dan Pkerjaan Sosial, PT Refika Aditama, Bandung 2005.

Noto Atmodjo, S, 2002, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi
Offset, Yogyakarta.

Noto, Atmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Suprianto, Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Berkelanjutan, Rineka Cipta 2006.

Adi Sasongko, Pengorganisasian Dan pengembangan Masyarakat, Fakultas Kesehatan


Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta, 2000 Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

10

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Data Imt
    Kuesioner Data Imt
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner Data Imt
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi - Irma'
    Daftar Isi - Irma'
    Dokumen5 halaman
    Daftar Isi - Irma'
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Data Imt
    Kuesioner Data Imt
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner Data Imt
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen12 halaman
    Bab I
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Berdasarkan Pada Administrasi Dan Struktur Organisasi
    Berdasarkan Pada Administrasi Dan Struktur Organisasi
    Dokumen7 halaman
    Berdasarkan Pada Administrasi Dan Struktur Organisasi
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Dunia Kita
    Dunia Kita
    Dokumen26 halaman
    Dunia Kita
    Plácida
    Belum ada peringkat
  • Dunia Kita
    Dunia Kita
    Dokumen26 halaman
    Dunia Kita
    Plácida
    Belum ada peringkat
  • Berdasarkan Pada Administrasi Dan Struktur Organisasi
    Berdasarkan Pada Administrasi Dan Struktur Organisasi
    Dokumen7 halaman
    Berdasarkan Pada Administrasi Dan Struktur Organisasi
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian 5
    Pengkajian 5
    Dokumen9 halaman
    Pengkajian 5
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Kinunitas
    Kinunitas
    Dokumen16 halaman
    Kinunitas
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTAR Ibu Erna
    KATA PENGANTAR Ibu Erna
    Dokumen17 halaman
    KATA PENGANTAR Ibu Erna
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian 5
    Pengkajian 5
    Dokumen9 halaman
    Pengkajian 5
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Yosi Yulinda
    Belum ada peringkat
  • Tau Jo Aaaaaa
    Tau Jo Aaaaaa
    Dokumen12 halaman
    Tau Jo Aaaaaa
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Tau Jo Aaaaaa
    Tau Jo Aaaaaa
    Dokumen12 halaman
    Tau Jo Aaaaaa
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen31 halaman
    Bab 1
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Fany
    Fany
    Dokumen16 halaman
    Fany
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Tau Jo Aaaaaa
    Tau Jo Aaaaaa
    Dokumen12 halaman
    Tau Jo Aaaaaa
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Tugas Makalah Etika Profesi Hukum
    Tugas Makalah Etika Profesi Hukum
    Dokumen1 halaman
    Tugas Makalah Etika Profesi Hukum
    jenricolouis
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pernyataan
    Halaman Pernyataan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pernyataan
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen3 halaman
    ABSTRAK
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan - Irma 2
    Lembar Pengesahan - Irma 2
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan - Irma 2
    Nurfani Damogalad
    Belum ada peringkat