Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam
sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah
dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu Willian Rathbone of Liverpool, England
dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan memberikan
pengobatan kepada klien (masyarakat) yang mengalami sakit terutama mereka dengan status
sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan, dan gizi buruk
sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit infeksi yang umum ditemukan di
masyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan rumah juga dilakukan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meminimalkan resiko penyakit infeksi
masyarakat, serta mencegah terjadinya kekambuhan penyakit, seperti: perawatan nifas pada
ibu paska melahirkan, perawatan anak diare, pemantauan klien dengan Tuberculosis,
hipertensi, kardiovaskuler, penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai penyakit, dll
(Stanhope & Lancaster, 2001).
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini.
Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga semakin meningkat dan
berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjdai kebutuhan
perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Di samping itu
perawatan di rumah menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang
cenderung mengalami penyakit dengan kondisi kronik , yang membutuhkan perawatan dan
pengobatan jangka panjang. Hali ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan
keluarganya, bila mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga
lebih intens dan interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi
perawatan di rumah yang relative lebih murah dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit
sehingga di rumah lebih cost effective.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami tertarik membahas bagaimana tentang
program keperawatan dirumah serta hal-hal apa saja yang ada didalamnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Program Keperawatan dirumah adalah komponen dari pelayanan kesehatan yang
komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan, memelihara atau memulihkan kesehatan
atau meningkatkan kemandirian, meminimalkan akibat dari ketidakmampuan dan penyakit
terminal (Warhola, 1980). Pelayanan perawatan kesehatan rumah merupakan kunjungan
rumah dan bagian integral dari pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu individu, keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang mereka hadapi (Sherwen, 1991).
Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan perawat
kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis yang
terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi, perawat psikiatri,
perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan perawat medikal – bedah.
Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan
tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerja sama dengan keluarga dan
tim kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan rumah adalah sebuah spektrum kesehatan yang
luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan
ketidak mampuan dan membantu klien menyembuhkan yang menderita penyakit kronik
(NAHC, 1994).
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan keperawatan
kesehatan rumah adala klien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara
profesional (multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu klien kembali
ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah beradasarkan kontrak
dan merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada tiap tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan.
Menurut Suharyati, (2004) program keperawatan dirumah mempunyai dampak yang
menguntungkan baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan dirumah. Bagi klien dan keluarga dapat meningkatkan kemandiri
keluarga dalam perawatan klien dirumah serta membantu secara efisien dalam mengurangi
beben biaya rawat inap dirumah sakit yang makin mahal dan semakin tidak terjangkau.
Sedangkan bagi para petugas yang terlibat terutama dalam pelayanan langsung dirumah klien
program ini dapat memberikan variasi lingkungan kerja
2
B. TUJUAN PELAYANAN KEPERAWATAN DIRUMAH

Pelayanan keperwatan di rumah bertujuan untuk:


 Meningkatkan kemandirian klien dalam pencegahan komplikasi penyakit kronik
membantu mengurangi efek penyakit dan ketidakmampuan akibat penyakit.
 Biaya kesehatan akan lebih terkendali, kesinambungan pelayanan yang diberikan akan
mencegah terjadinya komplikasi.
 Mutu pelayanan akan lebih meningkat, peran serta keluarga dalam memberikan
pelayanan akan memberikan kesempatan kepada perawat melakukan suatu penelitian
pada aspek –aspek yang membutuhkan pengembangan.

Karakteristik perawatan dirumah adalah memprioritaskan promotif dan preventif


tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitative, cara pelayanan tidak terkotak-kotak, terpadu
dan berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara menyeluruh, sedangkan manfaat
yang dapat diambil dari pelayanan perawatan dirumah adalah terpernuhinya kebutuhan dan
tuntutan keperawatan dan kesehatan, biaya kesehatan akan lebih terkendali, mutu pelayanan
akan lebih meningkat dan keluarga akan lebih terlibat secara aktif.
Strategi penggelolaan perawatan dirumah. Untuk mengelola perawatan dirumah
dibutuhkan komitmen dari berbagai pihak yang terkait baik dari penggelola, rumah sakit
maupun dari para pemberi pelayanan. Karena dalam pelaksanaannya perawatan dirumah
tidak lepas dari berbagai masalah diantaranya adalah image masyarakat masih berorientasi
pada medis, praktek mandiri belum tersosialisasi.
Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala atau hambatan dalam mencapai
sukses dalam pengelolaan HHC (Home Health Cere) yaitu dilihat dari aspek internal dan
aspek eksternal. Hubungan dari aspek internal terdiri dari product lifecycle,wage and
benefits,administrivia, dan hospital large-scale mind set.
Sedangkan hambatan eksternal menyangkut system pembayaran yang tidak ancer, meliputi :
reimbusment changes, propective payment dan case management yang tidak hati-hati. Untuk
menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal HHC menurut Lerman and Linne,
(1993) diarahkan pada :

3
a) Menetapkan strategi MIA (Mission, Innovation, and Autonomy) untuk mengatasi hambatan
internal.
 M = Mission
Antara agen / unit home cere dan rumah sakit harus saling bersinergi dan mempunyai
kesamaan pandangan dalam hal: Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama
berusaha secara aktif dan proaktif, sehingga akan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan
dalam pelayanan program HHc sehingga akan berdampak pada peningkatan kunjungan
kerumah sakit (klien Rawat jalan), penghematan biaya : HHC didesain untuk memaksimalkan
penghematan biaya rumah sakit dengan menurunkan Length of stay (LOS)
 I = Innovation
Agensi atau hospitalisasi – Bassed Home Care harus dapat mendorong menciptakan inovasi –
inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran dan pelayanan. Dalam konteks ini rumah sakit
harus mendukung kegiatan HHC tersebut dengan memberikan reward yang positif dan
memedai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk mengembangkan hal tersebut, yaitu :
- Jika rumah sakit memiliki program inovasi yang dapat diimplementasikan tanpa
mengganggu operasional HHC, maka sebaiknya unit HHC mengadaptasi program RS
tersebut.
- Dan sebaliknya jika agensi atau unit HHc memiliki proses dan system inovasi sendiri
dan tidak mengganggu system RS, maka RS sebaiknya mengadaptasi system HHC
tersebut.
 A = Autonomy
Karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsure bisnis (profit oriented),
maka sebaiknya penggelolaan HHC diberi otonomi dalam mengembangkan teknik-teknik
euntrepreneurship (kewirausahaan), oleh karena itu sebaiknya yang menjadi admistratur HHC
adalah seorang euntrepreuneur. Dengn demikian akan mampu meningkatkan penampilan
HHC yang professional.
b) Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendasikan 4 hal yang perlu diperhatikan :
- Administrator harus memastikan semua informasi yang dibutuhkan oleh staff dan
tersedia dengan lengkap, meliputi akunting, laporan pelayanan, dan monitor
produktiftas pelayanan.
- Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka penggelola HHC harus mampu
mengembangkan system pembiayaan yang efektif dan efisien ( dihitung berdasarkan
unit cost/ kunjungan).

4
- Program HHC harus mampu menciptakan system referral (rujukan) sebagai upaya
mengembangkan net working yang mendukung peningkatan kinjungan ke HHC.
- Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan serive atau pelayanan yang
berorientasi pada costume / pelanggan. Oleh karena orientasi kalkulasi bisnis harus
berubah dan keuntungan (profit) = Rev-enue-biaya (cost) menjadi long term profit
( dari customer yang puas)-biaya= profil plus.

Secara umum jenis pelayanan yang dapat diberikan dalam pelayanan kesehatan rumah dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
- Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
- Pelayanan rehabilitasi
- Pelayanan informasi dan rujukan
- Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
- Pendidikan dan latihan
- Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
- Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

C. HAK-HAK KLIEN DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DIRUMAH


 Klien mempunyai hak untuk diberi informasi secara tertulis sebelum pengobatan
diberikan
 Klien dan petugas mempunyai hak dan kewajiban untuk saling menghargai dan
menghormati
 Petugas dilarang menerima pemberian pribadi maupun meminjam sesuatu dari klien
 Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik
 Memperoleh informasi tentang prosedur-prosedur yang harus diikuti
 Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini klien mempunyai
hak untuk diberi tahu secara tertulis tentang pengaturan, jenis pelayanan yang
diberikan, dan jumlah kunjungan rumah yang akan dilakukan
 Klien mempunyai hak untuk memperoleh nasehat-nasehat tentang rencana-rencana
perubahan yang akan dilakukan
 Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam perencanaan pelayanan keperawatan,
perencanaan perubahan pelayanan serta nasehat-nasehat lainnya
 Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan tersebut

5
 Dalam hal “privacy”, klien mempunyai hak untuk dijaga kerahasiaan kondisi
kesehatannya, hal-hal yang berhubungan dengan sosial ekonomi, serta hal-hal yang
dilakukan di rumahnya
 Perawat atau petugas hanya akan memberikan informasi bila diperlukan secara hukum
atau bila diperlukan oleh klien atau keluarganya
 Dalam hal finansial, klien mempunyai hak untuk diberi informasi tentang biaya yang
harus dikeluarkan, memberikan informasi pembiayaan dengan jelas.
 Klien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan dengan kualitas yang tinggi,
serta berhak mendapat informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keadaan
emergensi.

D. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN PROGRAM KEPERAWATAN DIRUMAH


langkah-langkah dalam melaksanakan keperawatan dirumah, yaitu:
1. Fase Permulaan
Perawatan merupakan kasus – kasus yang perlu ditidak lanjuti dirumah, melelui seleksi kasus
dipuskesmas sesuai dengan prioritas. Kemudian menetapkan jadwal kunjungan, kontrak
waktu kunjungan dengan membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan
dan kehadiran anggota keluarga pengambilan keputusan. Selama fase ini pula perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan mengetahui bagaimana keluarga menangapi
suatu masalah kesehatan. Selain itu juga perawat menyiapkan perlengkapan lapangan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan seperti mempelajari riwayat penyakit klien
(individu atau anggota keluarga) dari rekan kesehatan anggota keluarga (family folder)
dipuskesmas dan pencatatan lain (unit pelayanan kesehatan) yang ada kaitannya dengan
klien tersebut, membuat catatan singkat tentang masalah klien dan keluarga tersebut.
2. Fase implementasi
Fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana, eksplorasi nilai-
nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan
sesuai dengan pendidikannya dan sediakan pula informasi tertulis.
3. Fase terminasi
Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan bersama keluarga. Menyususn rencana tindak lanjut terhadap masalah
kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami keluarga.
Tinggal nama dan alamat perawat serta nomor telpon yang bisa dihubungan oleh keluarga.
6
4. Aktivitas post visit
Fase terakhir adalah pendokumentasian, dimana perawat melakukan pencatatan secara
lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan, tempat perawat
bertugas.
Karakteristik pelayanan kesehatan rumah antara lain
- Pelayanan kesehatan rumah memiliki karakteristik sebagai bentuk pelayanan kesehatan
promotif dan preventif yang menjadi prioritas utama dengan tidak mengabaikan upaya
pengobatan, pencegahan kecacatan yang dilakukan dalam bentuk kegiatan komunikasi,
informasi dan edukasi.
- Tatacara pelayanan tidak diselenggarakan secara terpisah – pisah, namun dilkukan secara
terpadu (interdisiplin) dalam rangka memenuhi kebutuhan klien.
- Pendekatan penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh.
- Agen adalah pengelola yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan pelayanan
kesehatan rumah baik penyediaan tenaga, sarana dan peralatan serta mekanisme
pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Sejak awal berdirinya pelayanan kesehatan
rumah, banyak organisasi yang telah membuat program pelayanan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan klien.

E. LINGKUP PRAKTIK PERAWATAN DIRUMAH


Hal penting yang perlu diingat bahwa pelayan kesehatan rumah adalah bagian dari
perawat kesehatan masyarakat, yang menitip beratkan kegiatan promosi kesehatan. Kegiatan
promosi kesehatan adalah komponen dasar dari praktik kesehatan yang dilakukan pada klien
dengan tujuan utama memfasilitas (mempermuda) klien melakukan perawaan diri sendiri.
Menurut Orem (1995) perawata mandiri adalah aktifitas aktifitas praktik individu yang
meliputi pemeliharaan kesehatan dan kesejatraan klien tampa mengabaikan kecactan mereka.
Contoh, klien dengan pasca strok tidak mampu melakukan kegatan sehari hari tanpa bantuan.
Walupun demekian klien dapat dilatih dan diajarkan me;akukan kegiatan dengan modifikasi
sehingga secra bertahap klien menuju ketahap pelaksanaan prinsip perawatan diri sendiri
secara sempurna.
Pada dasarnya perawatan diri sendiri adalah suatu tindakan yang dipilih leh konsumen
dan klien terhadap diri mereka sendiriuntuk memelihara kehdupan kesehatan kesejatraan
mereka (Goeppengor, 1992). Tujuan utama untuk membantu mencega terjadinya penyakit
dan untuk menngkatkan kesejatraan klien pada area kesehatan rumah. Klien yang

7
menentukan dan mengontrolpelayanan yang diberiakan kepadanya dan rencana pelayanan
yang akan diberikan harus ditetapkan bersama sama. Perawat hanya bertindak sebagai
pasilitator untuk mengembangkaan prilaku kesehatan positif kepada individu yang mengidap
penyakit tertentu, setelah kembali ke rumah sakit / instansi kesehatan lain.
Aplikasi proses keperawatan difokuskan pada kepada kebutuhan klien individu dan pemberi
perawatan mereka. Menurut American Nurses Credentialing center, “kerangka kerja praktik
kesehatandi rumaha adalah manajemen perawatan, yang mencakup: penggunaan proses
keperawatan untuk mengkaji, mendiagnosis, merencanakan, dan mengevaluasi perawatan;
pelaksanaan intervensi keperawatan, termasuk penyuluhan; koordinasi dan penggunaan
rujukan dan sumber; pemberian dan pemantauan semua tingkat perawatan semua teknis;
kolaborasi dengan disiplin lain dan pemberi perawatan lai; identifikasi masalah klinis dan
penggunaan pengetahuan penelitian; sepervisi personel tambahan; dan advokasi hak klien
untuk determinasi diri.
Perbedaan antara keperawatan kesehatan di rumah berbeda dengan peran perawat di
perawatan lainnya. Stackhouse (1998) mengidentifikasi beberapa pertimbangan utama pada
keperawatan kesehatan rumah:
- Perawat bekerja dalam lingkungan klien. Perawat adalah tamu di rumah klien. Di rumah
sakit, sering kali ada perasaan bahwa perawat dan dokter adalah pemilik rumah sakit dan
klien adalah tamu.
- Kebuuhan akan komunikasi yang jelas dan lengkap penting karena anggota tim
kesehatan lain biasanya tidak hadir bersama perawat.
- Pengetahuan mengenai sistem reimbursement sangatlah pentng. Klien harus mengetahui
layanan apa yang tersedia karena sebagian besar orang tidak membayar langsung atas
layanan.
- Perawat kesehatan rumah bekerja sendiri. Perawat di ruah sakit dikelilingi oleh rekan
kerja yang lain, sedangkan perawat kesehatan rumah hanya memiliki telepon.
- Perawat di rumah sakit memiliki berbagai suplai dan peralatan. Perawat kesehatan rumah
sering kali harus membuat atau mengadaptsi peralatan untk disesuaikan dengan rumah.
- Pengetahuan mengenai sumer komunitas itu penting. Sumber komunitas sering kali dapat
menimbulkan banyak perbaikan pada kualitas hidup klien. Perawat kesehatan di rumah
sebaiknya memiliki berkas sumber untuk dibagikan ke klien dan keluarga klien.

8
F. HUBUNGAN PERAWAT – KLIEN DENGAN KELUARGA
Perawat – perawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian terhadap seluruh
masalah kesehatan yang teridentifikasi dari keluarga tertentu atau sekelompok keluarga.
Perawat tersebut memiliki kemapuan klinik yang general dan dapat bekerja dengan klien dari
seluruh kelompok usia.
 Prinsip hubungan perawat – klien dengan keluarga :
- Focus intervensi perawat adalah keluarga
- Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan meliputi
tiga level pencegahan.
- Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap kesehatan.
- Perawat adalah tamu di rumah keluarga

 Fase hubungan perawat-klien dengan keluarga


- Fase premisiasi atau persiapan
Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi dari
puskesmas atau ibu kader,perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk kunjungan
yang dilakukan. Baik perawat yang sudah berpengalaman fase ini di perpendek jangka
waktunya. Sangat penting untuk dilakukan fase ini adalah kontrak waktu kunjungan
dengan keluarga.
- Fase inisiasi atau perkenalan
Fase ini mungkin memerlukan berapa kali kunjungan Selama fase ini, perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu
masalah kesehatan.
- Fase implementasi
Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan keluarga. Lakukan
intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga
terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan tingkat pendidikan
dan sediakan pula informasi tertulis
- Fase terminasi
Difase ini, perawat membuat kesimpulan hasi kunjungan berdasarkan pada pencapaian
tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak lanjut terhada
masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin dialami
keluarga penting dilakukan fase terminasi. Tinggalkan nama dan nomor telpon.
9
- Fase paska kunjungan
Fase terakhir ini sering terabaikan. Difase ini hendaknya membuat dokumentasi lengkap
tentang hasil kunjunagan untuk di simpan di pelayanan kesehatan, tempat perawat
bertugas.

G. PEMANTAUAN DAN EVALUASI


Secara teratur, pengelola akan melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap
pengelolaan administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk pelayanan terhadap klien,
setelah kesepakatan antara pengelola ( melalui manajer) dan klien beserta keluarganya, maka
manajer akan melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana
pelayanan.
Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji informasi yang diperoleh
dari klien (melalui telepon atau kunjungan rumah) maupun memantau kepatuhan pelaksana
pelayanan terhadap standar yang ditetapkan dengan menggunakan berbagai instrumen
pemantauan.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan
di tempat tinggal klien dan keluarga, sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan
keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk
mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga
yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang
diberikan di rumah-rumah, khususnya oleh perawat-perawat komunitas masih bersifat
sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan jasa yang diberikan.

B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang program keperawatan dirumah dalam rangka memajukan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan program
keperawatan dirumah ini juga dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit dilingkungan
masyarakat..

11
DAFTAR PUSTAKA

Koenig Kathleen Blais dkk, 2006, Pratik Keperawatan Profesional, Edisi 4, EGC, Jakarta
Effendy Nasrul, 1998, dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,Edisi 2, EGC, Jakarta
Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan di rumah
(Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC
Setyowati Sri dkk, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikas kasus, Edisi
Revisi, Mitra Cendikiaa, jogyakarta
Sumijatu dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatn Komunitas, EGC, Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai