Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FEBBRY WENDRA PERMANA

NIM : 1919020068
SEMESETER/KELAS : III/B
MATA KULIAH : HUKUM PAJAK
DOSEN : I DEWA GEDE BUDIARTA, SH., MH

1. Pokok-pokok bidang reformasi dalam perpajakan, yaitu:


a. Penyederhanaan kewajiban menyampaikan SPT yang diatur dalam PMK-
09/PMK.03/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
243/PMK.03/2014 Tentang Surat Pemberitahuan (SPT). Pokok-pokok perubahannya
adalah SPT PPh Pasal 25 Nihil tidak wajib lapor, SPT Masa PPh Pasal 21/26 Nihil
tidak wajib lapor, dan Pelaporan SPT secara elektronik (e-SPT, e-Filing, e-Form).
b. Penyederhanaan dan pelayanan SPT yang diatur dalam Per-03/PJ/2019 tentang Tata
Cara Pemberian Surat Keterangan Fiskal Direktur Jenderal Pajak yang pokok-pokok
perubahannya adalah perluasan channeling yakni KP2KP dan layanan di luar kantor
(Pojok Pajak) dapat menerima semua jenis SPT (termasuk SPT LB dan Pembetulan
SPT), penyederhanaan lampiran e-filing yaitu dapat disampaikan dalam beberapa file
PDF (sebelumnya dibatasi satu), dan SSP tidak perlu dilampirkan untuk semua jenis
SPT (sebelumnya hanya bagi SPT 1770S dan SS dengan status nihil atau kurang
bayar).
c. Layanan terpadu yakni informasi Konfirmasi Status Wajib Pajak (I-KSWP). iKSWP
menjadi satu portal yang melayani segala kebutuhan verifikasi dan konfirmasi status
wajib pajak melalui DJPonline.
d. Validasi Surat Setor Pajak (SSP) untuk pengembang yang diatur dalam PER-
26/PJ/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Per-41/PJ/2015 tentang Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online.
Pokok-pokok perubahannya adalah permohonan dapat disampaikan online, satu
permohonan untuk beberapa objek dan multi pembayaran, dan validasi cukup dengan
surat permohonan dan daftar pembayaran PPh (tanpa melampirkan SSP).
e. Host to host E-Faktur BUMN. Host to host E-Faktur BUMN bertujuan untuk integrasi
data perpajakan sejumlah BUMN dengan DJP, menggunakan Aplikasi e-Faktur Host-
To-Host (H2H), meningkatkan transparansi, memudahkan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan, dan memberikan sinyal kepada para pihak yang
terkait dengan wajib pajak untuk patuh dengan kewajiban perpajakannya secara lebih
baik, serta Cost of compliance Wajib Pajak BUMN rendah dengan minimnya sanksi
administrasi perpajakan.
f. Host to host E-Faktur BUMN. Host to host E-Faktur BUMN bertujuan untuk integrasi
data perpajakan sejumlah BUMN dengan DJP, menggunakan Aplikasi e-Faktur Host-
To-Host (H2H), meningkatkan transparansi, memudahkan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan, dan memberikan sinyal kepada para pihak yang
terkait dengan wajib pajak untuk patuh dengan kewajiban perpajakannya secara lebih
baik, serta Cost of compliance Wajib Pajak BUMN rendah dengan minimnya sanksi
administrasi perpajakan.
g. Mengenai kebijakan kredit pajak luar negeri. Kredit Pajak Luar Negeri diatur dalam
PMK-192/PMK.03/2018 tentang Pelaksanaan Pengkreditan Pajak Atas Penghasilan
Dari Luar Negeri.
h. Natura dan kenikmatan di daerah tertentu yang diatur dalam PMK-167/PMK.03/2018
tentang Penyediaan Makanan dan Minuman Bagi Seluruh PEgawai Serta Penggantian
atau Imbalan Dalam Bentuk NAtura dan Kenikmatan DI Daerah Tertentu Dan Yang
Berkaitan Dengan Pelaksanaan Pekerjaan Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan
Bruto Pemberi Kerja.
2. Perbedaan pajak dan retribusi adalah sebagai berikut:
Pajak
a. Dasar Hukum: Sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal 23A, disebutkan bahwa
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang.
b. Balas Jasa: Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara.
Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, Anda tidak langsung menerima
manfaat pajak yang dibayar, yang akan Anda dapatkan berupa perbaikan jalan raya di
daerah Anda, fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan bagi anak
Anda, dan lain-lainnya
c. Objek Pajak: Objek pajak bersifat umum contohnya pajak penghasilan, pajak barang
mewah, pajak kendaraan bermotor
d. Sifat Pajak: Pajak menurut Undang-undang pemungutannya dapat dipaksakan
sehingga bila tidak membayar pajak ada konsekuensi yang harus ditanggung.
e. Lembaga Pemungut: Berdasarkan lembaga yang memungutnya pajak dapat dibagi
menjadi dua, yaitu Pajak Negara yang pemungutannya dilakukan oleh Direktorat
Pajak dan Pajak Daerah yang pemungutannya dilakukan oleh organisasi perangkat
daerah yang ditunjuk misalnya Badan Pendapatan Daerah atau Dinas Pelayanan
Pajak.
f. Tujuan: Secara umum tujuan yang dapat dicapai dari diberlakukannya pajak adalah
untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu negara yaitu (1) untuk
membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari konsumsi ke
investasi. (2) untuk mendorong tabungan dan menanam modal. (3) untuk mentransfer
sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan
adanya investasi sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga
memungkinkan adanya investasi pemerintah. (4) untuk mmodifikasi pola investasi.
(5) untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan (6) untuk memobilisasi surplus
ekonomi.
Retribusi
a. Dasar Hukum: Retribusi dipungut berdasarkan Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri, atau Peraturan Daerah.
b. Balas Jasa: Balas jasa kepada wajib retribusi dapat dirasakan langsung, contohnya
retribusi kebersihan (sampah) manfaatnya dapat dirasakan langsung dengan
diangkutnya sampah wajib retribusi oleh petugas.
c. Objek Retribusi: Orang atau Badan yang menggunakan atau mendapatkan jasa atau
izin yang diberikan oleh pemerintah.
d. Sifat Retribusi: Dapat dipaksakan dengan sifat yang ekonomis hanya kepada orang
atau badan yang menggunakan atau mendapatkan jasa atau izin yang diberikan oleh
pemerintah.
e. Lembaga Pemungut: Retribusi dipungut oleh pemerintah daerah.
f. Tujuan: Retribusi memiliki tujuan untuk memberikan jasa atau ijin kepada masyarakat
sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan mereka serta mendapatkan pelayanan
dari pemerintah.
3. Fungsi dari pemungutan pajak adalah:
a. Fungsi Anggaran
Salah satu tugas utama negara adalah melakukan pembangunan nasional seperti
menyediakan fasilitas kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan pelayanan publik
lainnya.
b. Fungsi Mengatur
Fungsi pajak satu ini mencerminkan kebijakan perekonomian suatu negara. Salah satu
contohnya adalah kebijakan tarif PPh Final 0,5% yang diatur melalui PP Nomor 23
Tahun 2018. Melalui kebijakan ini pemerintah berkeinginan mengurangi beban pajak
pelaku UMKM sekaligus menarik minat pelaku UMKM untuk masuk dalam sistem
perpajakan.
c. Fungsi Stabilitas
Pajak juga memiliki fungsi stabilitas yang memainkan peranan penting dalam
keseimbangan perekonomian suatu negara seperti mengatasi inflasi maupun deflasi.
Salah satu contoh fungsi stabilitas terlihat ketika ketika nilai tukar rupiah mengalami
penurunan terhadap dollar Amerika Serikat. Jika pemerintah ingin memanfaatkan
pajak sebagai instrumen stabilitas perekonomian, maka pemerintah dapat saja
mengeluarkan kebijakan perpajakan yang mendukung penguatan rupiah seperti
meningkatkan bea masuk maupun PPN impor.
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Fungsi redistribusi adalah pemanfaatan pajak untuk membuka lapangan pekerjaan.
Dengan bertambahnya lapangan pekerjaan, maka semakin banyak pula penyerapan
tenaga kerja sehingga pendapatan masyarakat pun dapat diperoleh secara merata.

Anda mungkin juga menyukai