Anda di halaman 1dari 2

Struktur dan Dinamika Kepribadian

Bagi Allport struktur kepribadian itu terutama dinyatakan dalam sifat-sifat (traits) dan
tingkah laku didorong oleh sifat-sifat (traits). Jadi struktur dan dinamika itu pada umumnya satu
dan hal yang sama. Sikap elektis Allport nyata sekali dalam banyak konsepsi (pengertian) yang
diterimanya sebagai sesuatu yang berguna untuk memahami tingkah laku manusia. Allport
berpendapat bahwa masing-masing pengertian refleks bersyarat, kebiasaan, sikap, sifat, diri
(self), dan kepribadian itu kesemuanya masing-masing adalah bermanfaat.

Tetapi walaupun semua pengertian itu diterima dan dianggap penting, namun tekanan
utama diletakkannya pada sifat (trait), sedangkan sikap disamping (periphery) itu adalah sikap
(attitude) dan intensi (intention) diberinya kedudukan yang kira-kira sama, sehingga ada yang
menamakan psikologi Allport adalah “trait psychology”. Dalam teori Allport ini kedudukan
pengertian trait dapat dibandingkan dengan kedudukan pengeertian need pada Murray dan libido
pada Freud, sentimen pada McDougall.

Perkembangan Kepribadian

A. Kanak-Kanak
Allport memandang neonatus itu semata-semata sebagai makhluk yang
diperlengkapi dengan keturunan-keturunan, dorongan-dorongan dan refleks-refleks. Jadi
belum memiliki bermacam-macam sifat yang kemudian dimilikinya. Dengan kata lain
belum memiliki kepribadian. Pada waktu lahir, anak telah mempunyai potensi-potensi
baik fisik maupun tempramen, yang aktualisasinya tergantung pada pekembangan dan
kematangan.
Allport berpendapat bahwa ada semacam aktivitas umum yang menjadi sumber
tingkah laku yang bermotif. Dalam masa ini anaka merupakan makhluk yang punya
tegangan-tegangan dan perasaan enak tak enak. Jadi masa ini keterangan yang biologistis
yang bersandar pada pentingnya hadiah atau hukuman efek atau prinsip kesenangan
adalah sangat cocok. Jadi dengan didorong oleh kebutuhan mengurangi ketidakenakan
sampai minimal dan mencari keenakan sampai maksimal anak itu berkembang.
B. Transformasi Kanak-kanak
Perkembangan itu melewati garis-garis yang berganda. Bermacam-macam
mekanisme atau prinsip dipakai untuk membuat deskripsi mengenai perubahan-
perubahan sejak kanak-kanak sampai dewasa itu:
a. Diferensiasi
b. Intergrasi
c. Pematangan (maturasi)
d. Belajar
e. Kesadaran diri (self-consciousness)
f. Sugesti
g. Self-esteem
h. Infentory, dan kompensasi
i. Mekanisme-mekanisme psikoanalitis
j. Otonomi fungsional
k. Reorientasi trauma yang mendadak
l. Extension of self
m. Self-obyectification, instick dan humor
n. Pandangan hidup pribadi (personal Wltanschauung)
Menurut Allport manusia itu adalah organisme yang pada waktu lahirnya adalah
makhluk biologis, lalu berubah/berkembang menjadi individu yang egonya selalu
berkembang, struktur sifat-sifat meluas dan merupakan inti daripada tujuan-tujuan dan
aspirasi-aspirasi masa depan.
C. Orang Dewasa
Pada orang dewasa faktor-faktor yang menentukan tingkah laku adalah sifat-sifat
(traits) yang terorganisasi dan selaras. Sifat-sifat ini timbul dalam berbegai cara dari
perlengkapan-perlengkapan yang dimiliki nenonatus. Bagaimana jalan perkembangan ini
yang sebenarnya bagi Allport tidaklah penting, yang penting ialah yang ada kini,
sebagaimana kata Allport: “what drives behavior, drives now and we need to know the
history of the drive in order to understand its operation”.
Menurut Allport pribadi yang telah dewasa itu pada pokoknya harus memiliki hal-
hal yang tersebut dibawah ini:
a. Extension of Self
Yaitu bahwa hidupnya tidak harus terikat secara sempit kepada kegiatan-kegiatan
yang erat hubungannya dengan kebutuhan-kebutuhan serta kewajiban-kewajiban yang
langsung. Dia harus dapat mengambil bagian dan menikmati bermacam-macam kegiatan.
Suatu hal yang penting daripada extension of the self itu ialah proyeksi ke masa depan:
merencanakan, mengharapkan (planning, hoping).
b. Self-Objectification
Ada dua komponen poko dalam hal ini, ialah humor dan insight. Apa yang
dimaksud dengan insight disini ialah kecakapan individu untuk mengerti dirinya.
Sedangkan yang dimaksud dengan humor disini tidak hanya berarti kecakapan, untuk
mendapatkan kesenangan dan hal yang dapat tertawa saja, melainkan juga kecakapan
untuk mempertahankan hubungan positif dengan dirinya sendiri dan obyek-obyek yang
disenangi, serta menyadari adanya ketidakselarasan dalam hal tersebut.
c. Filsafat hidup (Weltanschauung, philosophy of life)
Walaupun individu itu harus dapat obyektif dan bahkan menikmati kejadian-
kejadian dalam hidupnya, namun mestilah ada latar belakang yang mendasari segala
sesuatu yang dikerjakannya, yang memberinya arti dan tujuan. Religi merupakan salah
satu hal yang penting dalam ini.

Anda mungkin juga menyukai