Anda di halaman 1dari 14

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Yaitu suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan keputusan yang diambil pada tahap-
tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya meliputi :

Biodata

Meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab dan identitas masuk.

Riwayat kesehatan

Meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat
kesehatan keluarga dan riwayat sosial ekonomi.

Status Obstetrikus, meliputi :

Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau

Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan

Riwayat persalinan

Riwayat KB

Pengkajian pasca operasi rutin, menurut (Ingram, Barbara, 1999)

Kaji tingkat kesadaran


Ukur tanda-tanda vital

Auskultasi bunyi nafas

Kaji turgor kulit

Pengkajian abdomen

a) Inspeksi ukuran dan kontur abdomen

b) Auskultasi bising usus

c) Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa

d) Tanyakan tentang perubahan pola defekasi

e) Kaji status balutan

Kaji terhadap nyeri atau mual

Kaji status alat intrusif

Palpasi nadi pedalis secara bilateral

Evaluasi kembajinya reflek gag

Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya waktu di bawah
anestesi.

Kaji status psikologis pasien setelah operasi

Data penunjang

Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap (NB, HT, SDP)

Terapi : terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi maupun peroral
3.2 Analisa Data

Data

Etiologi

Masalah Keperawatan

DS : Klien mengatakan bahwa dia merasa nyeri pada luka di perutnya.

P : Klien merasa nyeri karena adanya luka post operasi.

Q : Klien mengatakan nyerinya seperti berdenyut-denyut.

R : Klien merasakan nyeri di perutnya.

S : Skala nyeri yang dialami klien adalah 2 (sedang).

0 : Tidak nyeri

1: Nyeri ringan

2 : Nyeri sedang

3: Nyeri berat

4: Nyeri tak tertahankan

T : nyerinya sejak 2 hari yang lalu setelah dilakukan operasi dan nyerinya kadang-kadang
muncul
DO :

-Klien masih terlihat meringis kesakitan ketika bergerak.

- Skala nyeri 2 (sedang).

- TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 85 kali/menit

T : 36,5 oC

R : 20 kali/menit

Kista Ovarium

Operasi

Luka Insisi

Diskontinuitas Jaringan

Nyeri

Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen

DS : -

DO : Luka post Op

Kista Ovarium

Pembedahan

Invasi kuman sekunder

Resiko infeksi
Resiko infeksi

DO : klien menyatakan kecemasannya

DS : klien terlihat tidak tenang

Kista Ovarium

Operasi

Kurang pengetahuan

Ansietas

Ansietas

DS : Klien mengatakan mual, muntah.

DO :
- Klien hanya memakan ¼ dari porsi yang disediakan

- Klien tampak tidak nafsu makan

- BB menurun (1kg dalam seminggu) 64kg menjadi 63 kg

Kista Ovarium

Pembesaran ovarium

Menekan organ perut

Rasa sebah di perut

Anoreksi, mual, muntah


Intake tidak adekuat

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

DS :

- Klien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB

 -Klien mengatakan ada rasa untuk BAB namun tidak keluar

 -Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah seperti ini

DO :

-Klien tampak kurang beraktivitas

 -Klien kelihatan takut untuk beraktivitas


 -Klien terlihat terbaring lemah di tempat tidur.

Kista Ovarium

Operasi

Imobilitas

Peristaltik usus ↓

Resiko konstipasi

Resiko konstipasi
3.3 Diagnosa Keperawatan

Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen (Long,1996)

Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap pembedahan (Carpenito,
1995)

Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal (Doenges, 2000)

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksi, mual, muntah.

Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi (Doenges, 2000)

3.4 Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen
(Long,1996)

Tujuan :

Rasa nyaman terpenuhi

Kriteria hasil :
Skala nyeri 0, pasien mengungkapkan berkurangnya rasa nyeri, tanda-tanda vital normal.

Intervensi :

Jelaskan penyebab nyeri pada pasien.

Kaji skala nyeri pasien.

Ajarkan tehnik distraksi selama nyeri.

Berikan individu kesempatan untuk istirahat yang cukup.

Berikan individu pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesik sesuai program dokter.

30 menit setclah pemberian obat pengurang rasa sakit, evaluasi kembali efektifitasnya

2. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap pembedahan


(Carpenito, 1995)

Tujuan :

Tidak terjadi infeksi.

Kriteria hasil :

Tidak ada tanda-tanda infeksi (TTV normal, tidak ada peningkatan leukosit).

Intervensi :

Kaji tanda-tanda infeksi dan monitor TTV


Gunakan tehnik antiseptik dalam merawat pasien

Isolasikan dan instruksikan individu dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum mendekati
pasien

Tingkatkan asupan makanan yang bergizi

Berikan terapi antibiotik sesuai program dokter

3. Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal (Doenges, 2000)

Tujuan :

Tidak terjadi konstipasi

Kriteria hasil :

Peristaltik usus normal (5-35 kali per menit), pasien akan menunjukkan pola climinasi biasanya.

Intervensi :

Monitor peristaltik usus, karakteristik feses dan frekuensinya

Dorong pemasukan cairan adekuat, termasuk sari buah bila pemasukan peroral dimulai.

Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksi, mual, muntah.

Tujuan :

Dalam waktu 2x24jam nutrisi pada klien terpenuhi dengan KH:


Klien tidak merasa mual dan muntah.

Nutrisi klien terpenuhi.

Intervensi :

Tentukan BB ideal menurut usia dan tinggi badan.

Kajikemampuan klien untuk mendapatkan dan menggunakan nutrisi yang penting

Monitor intake nutrisi, spesifikkan porsi makanan yang dimakan.

Kaji adanya alergi makanan.

Temani pasien saat makan untuk mendorong intake nutrisi.

Timbang pasien setiap minggu dalam kondisi yang sama.

Berikan anti muntah sesuai instruksi sebelum makan.

Jika pasien muntah, anjurkan untuk tidak mengkonsumsi makanan kesukaan.

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

5. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi (Doenges, 2000)

Tujuan :

Pasien mengetahui tentang efek sawing dari operasinya.

Kriteria hasil :

Pasien menyatakan memahami tentang kondisinya.

Intervensi :
Tinjau ulang efek prosedur pembedahan dan harapan pada masa dating.

Diskusikan dengan lengkap masalah yang diantisipasi selama masa penyembuhan.

Diskusikan melakukan kembali aktifitas

Identifikasi keterbatasan individu

Kaji anjuran untuk memulai koitus seksual

Identifikasi kebutuhan diet

Dorong minum obat yang diberikan secara rutinIdentifikasi tanda atau gejala yang memerlukan
evaluasi medis.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan
jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).

Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau
bahan setengah cair (Soemadi, 2006).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)

3.2 Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang kista ovarium . Dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu Kami mohon saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Anda mungkin juga menyukai