Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL CARE (PNC) PADA NY. F DI


RUANG PONED PUSKESMAS CISURUPAN KABUPATEN GARUT

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memenuhi tugas Stase
Keperawatan Maternitas Program Profesi Ners

Dosen Pembimbing: Tanti S., S.Kep., Ners., M.HKes

Disusun Oleh :

MASPUPAH FAUZIAH
KHGD20034

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN X


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
2021
ASUHAN KEPERAWATAN POSTNATAL CARE (PNC) PADA NY. F DI
RUANG PONED PUSKESMAS CISURUPAN KABUPATEN GARUT

Nama Mahasiswa : Maspupah Fauziah


Tanggal Pengkajian : 20 Maret 2021

A. Pengkajian
1. Data Demografi
Nama klien : Ny. F
Umur klien : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kp. Cilame Tambakbaya Cisurupan Garut
Diagnosa medik : Post partum
Tanggal masuk RS : 19 Maret 2021
No. RM :-
Tgl Pengkajian : 20 Maret 2021
Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. W
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Kp. Cilame Tambakbaya Cisurupan Garut
2. Keluhan Utama Saat Ini
Ibu menyatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk duduk
dan berjalan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke
rumah sakit.
4. Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini
a. Lama persalinan:
 Kala I 4 jam 20 menit
 Kala II 5 menit
 Kala III 5 menit
Total waktu persalinan 4 jam 30 menit.
b. Posisi fetus memanjang, punggung kiri, dengan presentasi kepala.
c. Tipe kelahiran spontan.
d. Penggunaan analgesik dan anestesi, selama proses persalinan ibu tidak
diberikan analgesik dan anestesi.
e. Masalah selama persalinan tidak ada bayi lahir spontan, terjadi ruptur
perineum derajat I dengan jahitan dalam 1 luar 1. Jumlah perdarahan
kala I 0 cc, kala II 0 cc, kala III 100 cc, kala IV 50 cc. Total perdarahan
150 cc.
5. Data Bayi Saat Ini
a. Keadaan umum bayi baru lahir (Jenis kelamin: Laki-laki)
1) Berat badan : 3100 Gram
2) Panjang badan : 45 Cm
3) Lingkar kepala : 32 Cm
4) Lingkar dada : 33 Cm.
5) Lingkar perut : 31,5 Cm.
6) Lingkar lengan atas : 10,5 Cm.
b. Apgar Score

No Tgl/Jam Karakteristik Menit 1 Menit 5


Penilaian
1. Denyut jantung 2 2
2. Pernapasan 2 2
3. Refleks 1 1
4. Tonus otot 1 2
5. Warna kulit 1 2
Total 7 9
Kesimpulan: Bayi normal tidak mengalami asfiksia.

6. Keadaan Psikologis Ibu


Ibu merasa baik-baik saja, senang bayinya lahir dengan selamat tanpa
masalah mengingat usia kehamilannya lebih dari 9 bulan (45 minggu).
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit hipertensi, gula, atau penyakit menurun lainnya. Juga tidak
ada yang menderita penyakit menular.
8. Riwayat Ginekologi
Ibu mengalami menarche pada usia 14 tahun, lama menstruasi 5 hari
dengan siklus 30 hari. Darah yang keluar biasanya cukup banyak,
encer, berwarna merah, dengan bau amis. Hari pertama menstruasi
terakhir (HPHT) 08-06-2020 dengan hari perkiraan lahir (HPL) 19-
03-2021 Ibu merupakan akseptor IUD dan sudah dipakai selama 2
tahun sebelum gagal dan diekstraksii pada bulan januari 2019
9. Riwayat Obstetri
Ibu G2P1A0 , anak pertama laki-laki usia 3 tahun dengan BBL 3200
gram, lahir spontan, di RSUD Kabupaten Mamuju.
10. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum : Ibu tampak rapi, terlihat lelah, berjalan
dengan bantuan dan tertatih-tatih.
b. Berat badan : 60 Kg.
c. Tinggi badan : 151 cm.
d. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 84 kali/menit,
RR : 24 kali/menit
S : 36,5 oC.

No Komponen Review of System Pemeriksaan Fisik


.
1. Kulit, rambut, Ibu mengatakan Kulit bersih, turgor kulit
kuku setelah melahirkan baik, lembab, rambut
langsung dimandikan bersih tidak rontok,
oleh bidan, kuku kuku rapi dan pendek.
sudah dipotong sejak
dari rumah.
Tidak ada keluhan.
2. Kepala dan leher Ibu mengatakan tadi Ekspresi wajah merintih
pagi sudah mencuci ketika bergerak atau
muka sekalian mandi, duduk. Tampak lelah.
tidak ada keluhan. Tidak ada oedema,
konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak
ikterik, penglihatan
normal, kelenjar tiroid
tidak membesar,
kelenjar limfe tidak
teraba, vena jugularis
tidak meningkat, tidak
terdapat bekas operasi.
3. Telinga Tidak ada keluhan. Bersih, discharge tidak
ada, pendengaran
normal.
4. Mulut, Tidak ada keluhan. Bersih, tidak terdapat
tenggorokan, karies gigi, tidak ada
hidung stomatitis, sekret hidung
bersih, tidak memakai
alat bantu, fungsi baik.
5. Thoraks dan Tidak ada keluhan. Simetris kanan-kiri,
paru-paru tidak ada ketinggalan
gerak, paru dalam batas
normal, tidak terdengar
suara nafas tambahan.
6. Payudara Ibu mengatakan air Lunak, puting susu
susu sudah keluar dan menonjol keluar, ASI
akan menyusui sudah keluar.
bayinya setelah
istirahat.
7. Jantung Tidak ada keluhan. Tidak membesar, ictus
kordis pada ICS ke 5,
tidak ada bising jantung.
8. Abdomen Ibu mengatakan perut Terdapat striae
terasa mual-mual dan gravidarum, tinggi
seperti dipelintir. fundus uteri 2 jari
dibawah pusat, teraba
lunak, peristaltik positif
agak lemah.
9. Genetalia Ibu mengatakan nyeri Lochia jumlahnya
pada daerah kemaluan sedang, warna merah
terutama jika untuk gelap, terdapat bekuan
bergerak dan duduk, kecil.
nyeri tajam, perih,
lokasi pada daerah
perineum, nyeri
sedang skala 6.
Ibu menyatakan sudah
buang air kecil 1 kali.
10. Anus dan rektum Ibu mengatakan buang Terdapat ruptur
air besar tadi malam perineum dengan jahitan
sebelum melahirkan, luar 1 jenis Zide. Luka
setelah melahirkan tampak basah.
sampai sekarang
belum.
11. Musculoskeletal Tidak ada keluhan. Refleks positif,, tidak
ada varises, tidak terjadi
oedema, tanda-tanda
REEDA negatif,
kekuatan otot 5, ROM
normal.

11. Riwayat Kesehatan

No Komponen Hasil
.
1. Pola persepsi Ibu mengatakan bayi ini merupakan anak
kesehatan- kedua, anak pertamanya dulu juga dilahirkan
pemeliharaan di Sardjito, jadi ibu merasa yakin atas
kesehatan kemampuannya untuk merawat bayinya ini.

Selama ini ibu rajin memeriksakan diri ke


dokter kandungan, jika merasa tidak enak
badan juga langsung ke Puskesmas atau
dokter praktek.
2. Pola nutrisi- Ibu makan 3 kali sehari, minum 6-8 gelas
metabolisme perhari, selama hamil muda merasa mual
muntah tapi semakin bertambah usia
kehamilan gejala semakin hilang. Sekarang
ibu sudah mulai makan makanan kecil yang
dibawa oleh suaminya.
3. Pola aktifitas-latihan Selama hamil ibu sering jalan-jalan bersama
suami dan aktivitas sehari-hari apat
dilakukan mandiri, sekarang ibu merasa lelah
dan ingin tidur, juga tampak berhati-hati
ketika bergerak di tempat tidur.
Ibu tidak mampu masuk dan keluar dari
kamar mandi sehingga aktivitas kebersihan
diri dibantu oleh keluarga.
4. Pola eliminasi Biasanya ibu bab 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lunak dan bak 6-8 kali sehari
selama hamil. Setelah melahirkan bab belum
sedangkan bak 1 kali tadi pagi.
5. Pola isitirahat-tidur Selama hamil istirahat/tidur tidak ada
gangguan, tidur siang selama 2 jam dan
malam tidur jam 21.00 WIB dan bangun pagi
jam 04.30 WIB. Semalam ibu tiak dapat tidur
karena dalam proses persalinan, baru setelah
bayi lahir dan ibu dimandikan dapat tidur
sebentar.
6. Pola persepsi-kognitif Ibu mengatakan merasa sakit pada daerah
kemaluan. Ibu juga mengatakan bahwa
kehamilan yang sekarang ini tidak disengaja
karena gagalnya IUD, tetapi ibu dan
suaminya merasa senang juga dengan
kehadiran anak yang kedua ini.
7. Pola persepsi Ibu sangat kooperatif terhadap tindakan
terhadap diri keperawatan yang diberikan dan meyakini
bahwa semua tindakan itu adalah untuk
mempercepat menolong diri dan bayinya.
8. Pola hubungan-peran Orang terdekat adalah suaminya dan ibunya
yang selalu mendampingi. Ibu mengatakan
selama ini hubungan antar anggota keluarga
dan masyarakat sekitar baik-baik saja.
9. Pola seksualitas- Selama hamil sudah ada kesepakatan dengan
reproduksi suami untuk mengurangi frekwensi hubungan
seksual. Tidak ada gangguan dalam
melakukan akttifitas tersebut, juga tidak
terjadi kontak bleeding.
10. Pola stress-koping Ibu berpenampilan rapi, berbicara pelan-
pelan, dan selalu minta pertimbangan suami
atau ibunya jika ada masalah atau harus
mengambil keputusan.
11. Pola kepercayaan- Ibu berasal dari suku jawa dan beragama
nilai-nilai Islam sehingga kebudayaan yang umum di
masyarakat masih dilakukan seperti tujuh
bulanan dan selamatan. Ibu merasa sangat
bersyukur bayinya dapat lahir selamat
mengingat usia kehamilan yang mundur.

12. Profil Keluarga


a. Pendukung keluarga
Ibu tinggal serumah dengan suami, satu anaknya, dan satu adiknya.
Jika ada apa-apa biasa minta tolong kepada orang tuanya. Hubungan
dengan masyarakat sekitar juga baik.
b. Jumlah anak
Dua dengan anak yang sekarang. Anak pertama laki-laki, anak
kedua perempuan.
c. Tipe rumah dan komunitas
Rumah milik sendiri dengan bangunan permanen, lantai keramik
dengan ventilasi dan cahaya yang cukup. Sumber air PAM dan
memiliki WC sendiri. Jarak dengan tetangga dekat dan tipe komunitas
masyarakat desa dengan budaya gotong royong.
d. Pekerjaan
Ibu tidak bekerja, di rumah saja mengurus anaknya, sedangkan
suaminya adalah seorang buruh.
e. Tingkat pendidikan
Ibu berpendidikan terakhir SLTA sedangkan suaminya sarjana.
f. Tingkat sosial ekonomi
Menengah dengan penghasilan perbulan  Rp 750.000.00.
13. Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana
Ibu pernah menggunakan IUD selama 2 tahun tapi gagal, ibu merasa tidak
nyaman akhirnya diekstraksi pada bulan januari 2019. Ibu mengatakan
berencana akan memakai IUD lagi.

14. Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostik Lainnya


Tanggal dan Jenis Hasil pemeriksaan dan Interpretasi
Pemeriksaan Nilai Normal
Tanggal 19 Maret 2020
Lab. Darah :
        HB 9,9 (11,5- Turun
        AL 16,5) Naik
        AE 13,3 (4-11) Normal
4.35 (3,8-5,8)
        AT Normal
        HCT 152 (150- Turun
Golongan Darah 450)
30 (37-47)
AB

15. Terapi Medis yang Diberikan

Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi Terapi


Terapi
Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah infeksi)
Asam Oral 3 x 500 Mg Analgetik (mengurangi nyeri)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Derivat besi (mengatasi
Emineton anemia)
Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah infeksi)
Asam Oral 3 x 500 Mg Analgetik (mengurangi nyeri)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Derivat besi (mengatasi
Emineton anemia)
Amoxycillin Oral 3 x 500 Mg Antibiotik (mencegah infeksi)
Asam Oral 3 x 500 Mg Analgetik (mengurangi nyeri)
Mefenamat Oral 1 x 1 tab. Derivat besi (mengatasi
Emineton anemia)

B. Analisa Data

Data Penyebab Masalah


DS: Agen injuri fisik Nyeri akut
1.      Ibu mengatakan nyeri pada daerah Kontraksi uterus
kemaluan terutama jika untuk bergerak
dan duduk, nyeri tajam, perih, lokasi
pada daerah perineum, nyeri sedang
skala 6.
2.      Ibu mengatakan perut terasa mual-
mual dan seperti dipelintir.
DO:
- Tampak berhati-hati ketika bergerak
di tempat tidur.
- Ekspresi wajah merintih ketika
bergerak atau duduk.
- Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 84 kali/menit
RR : 24 kali/menit
S : 36,5 oC.
DS: Faktor risiko: Risiko infeksi
Ibu mengatakan terdapat luka di Trauma jaringan
kemaluannya dan rasanya sakit. Tidak adekuatnya
DO: pertahanan
1.      Terdapat ruptur perineum derajat I sekunder tubuh
dengan jahitan luar 1 Zide.
2.      Luka tampak basah.
3.      Lb. Darah :
HB: 9,9
AL: 13,3
HCT: 30
DS: Kelelahan Defisit
Ibu mengatakan merasa lelah dan perawatan
ingin tidur. diri:
DO: Mandi/kebersi
1.      Ibu tidak mampu masuk dan han diri,
keluar dari kamar mandi. Toileting
2.      Tampak lemah.
3.      Aktivitas kebersihan diri dibantu
oleh keluarga.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus.


2. Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan
dengan Kelelahan.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan Faktor risiko: Trauma jaringan,


Tidak adekuatnya pertahanan sekunder tubuh.
D. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 1.      Nyeri akut Setelah diberikan asuhan 1. Kaji ulang skala nyeri 1. mengidentifikasi kebutuhan
berhubungan keperawatan diharapkan nyeri 2. Anjurkan ibu agar dan intervensi yang tepat 
dengan ibu berkurang dengan kriteria menggunakan teknik untuk mengalihkan
trauma evaluasi : skala nyeri 0-1 , ibu relaksasi dan distraksi perhatian ibu dan rasa nyeri
mekanis , mengatakan nyerinya rasa nyeri yang dirasakan
edema / berkurang sampai hilang , 3. Motivasi : untuk 2. memperlancar pengeluaran
pembesaran tidak merasa nyeri saat mobilisasi sesuai indikasi lochea, mempercepat
jaringan atau mobilisasi , tanda vital dalam 4. Berikan kompres hangat involusi dan mengurangi
distensi efek – batas normal . 5. Delegasi pemberian nyeri secara bertahap.
efk hormonal S = 37 ºC analgetik 3. meningkatkan sirkulasi
N = 80 X/menit pada perinium
TD = 120/80 mmHG 4. melonggarkan system saraf
RR = 18 – 20 X / menit perifer sehingga rasa nyeri
berkurang
2. 1.      Resiko tinggi setelah diberikan askep 1.      Kaji lochea (warna, bau, 1. untuk dapat mendeteksi
terhadap diharapkan infeksi pada ibu jumlah) kontraksi uterus tanda infeksi lebih dini dan
kekurangan tidak terjadi dengan KE : dapat dan kondisi jahitan mengintervensi dengan
volume cairan mendemonstrasikan teknik episiotomi. tepat.
berhubungan untuk menurunkan resiko 2.      Sarankan pada ibu agar 2. pembalut yang lembab dan
dengan infeksi, tidak terdapat tanda- mengganti pembalut tiap banyak darah merupakan
penurunan tanda infeksi. 4 jam. media yang menjadi tempat
masukan / 3.      Pantau tanda-tanda vital. berkembangbiaknya kuman.
penggantian 4.      Lakukan rendam bokong. 3. peningkatan suhu > 38C
tidak 5.      Sarankan ibu menandakan infeksi.
adekuat , membersihkan perineal 4. untuk memperlancar
kehilangan dari depan ke belakang. sirkulasi ke perinium dan
cairan mengurangi udema.
berlebih 5. membantu mencegah
( muntah , kontaminasi rektal melalui
hemoragi , vaginal.
peningkatan
keluaran urine
)
3. 1.      Resiko tinggi setelah diberikan askep ibu 1. Ajarkan ibu agar massage 1. memberi rangsangan pada
terhadap diharapkan tidak kekurangan sendiri fundus uteri. uterus agar berkontraksi
infeksi volume cairan dengan KE : 2. Pertahankan cairan peroral kuat dan mengontrol
berhubungan cairan masuk dan keluar 1,5-2 Liter/hari perdarahan.
dengan seimbang, Hb/Ht dalam batas 3. Observasi perubahan 2. mencegah terjadinya
trauma normal (12,0-16,0 gr/dL) suhu, nadi, tensi. dehidrasi.
jaringan , 4. Periksa ulang kadar 3. peningkatan suhu dapat
penurunan Hb Hb/Ht. memperhebat dehidrasi.
, prosedur 4. penurunan Hb tidak boleh
invasive , melebihi 2 gram%/100 dL.
pecah ketuban
, malnutrisi

E. Implementasi dan Evaluasi

No Tanggal/Jam Tindakan Catatan Perkembangan


DX
1 20 Maret 2020 1.      Mengkaji nyeri klien: PQRST. S:
2.      Mengukur TTV. 1.  Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada
3.      Menganjurkan klien untuk melakukan daerah sekitar kemaluan meskipun sudah
mobilisasi bertahap. berkurang dibanding tadi pagi.
4.      Membatasi pengunjung. 2.  Nyeri tajam, perih, nyeri sedang skala 5,
waktu ketikamelakukan mobilisasi/ambulasi
1.      Mengkaji nyeri klien: PQRST. 3.  Ibu mengatakan sudah mencoba turun dari
2.      Menyarankan klien untuk mengubah posisi tempat tidur dengan bantuan kursi dan posisi
tidur secara teratur. tidur berubah-ubah.
3.      Mengajarkan klien tehnik napas dalam dan O:
masase pada daerah ekstremitas dan 1.      Ekspresi wajah ketika melakukan ambulasi
punggung. tampak menahan nyeri.
4.      Membatasi pengunjung. 2.      Posisi tidur miring ke kanan.
3.      Ibu mampu mempraktekkan teknik napas
dalam dan masase.
4.      Penunggu 1 orang ibu klien.
A : Tujuan belum berhasil.
P : Lanjutkan intervensi.

1.      Mengkaji nyeri klien: PQRST. S : Ibu mengatakan nyeri jauh berkurang
2.      Mengukur TTV. dibandingkan kemarin, nyeri ringan, skala 3,
3.      Memberikan analgetik asam mefenamat lokasi di daerah sekitar kemaluan.
500 Mg oral. O:
4.      Menjelaskan tentang nyeri pada post 1.      Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg, N:
partum. 80 kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6 oC.
2.      Obat diminum.
3.      Wajah tampak segar, tenang.
4.      Dapat turun dari tempat tidur dan berjalan.
A : Tujuan berhasil sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
2 1.      Mengkaji kemampuan mandi ibu. S:
2.      Mengkaji kemampuan ibu ke toilet. 1.      Ibu mengatakan sudah bisa membersihkan
3.      Mengkaji keadaan kuku. daerah perineal yaitu dengan sabun dan
selalu dijaga kekeringannya, mengganti
pembalut jika basah.
2.      Ibu mengatakan kalau mandi dan ke toilet
sementara waktu dibantu oleh ibunya, tadi
sore.
O : Aktif dalam diskusi.
A : Tujuan berhasil sebagian.
1.      Melakukan diskusi dengan ibu cara P : Lanjutkan intervensi.
membersihkan daerah perineal.
2. Menganjurkan ibu pada saat mandi untuk:
     Menggunakan suhu air yang nyaman.
     Memonitor kondisi kulit.
     Menempatkan alat mandi sesuai kondisi.
     Menyediakan alat mandi pribadi. S:
1.      Ibu mengatakan pagi ini akan mencoba
Kamis, 19/09/2013 Jam 05.30 WIB mandi sendiri ke kamar mandi.
1.      Memfasilitasi ibu untuk mandi dengan 2.      Keluarga menyatakan akan membantu
menyediakan air hangat, menjaga privasi, semua kebutuhan klien.
melibatkan keluarga dalam membantu O:
mandi dan toileting. 1.      Ibu tampak berjalan ke kamar mandi.
2.      Mengkaji kemampuan klien ke toilet. 2.      Ibu mampu mandi dan melakukan eliminasi
di kamar mandi.
3.      Keluarga membantu menuntun klien dan
menyediakan alat mandinya.
4.      Ibu tampak segar dan berbau haru
A : Tujuan berhasil.
P : Lanjutkan dengan motivasi ibu untuk
melakukan aktivitas lainnya secara mandiri.
3 1.      Membatasi jumlah pengunjung. S : Ibu mengatakan akan melakukan hal-hal
2.      Mengajarkan cara mencuci tangan kepada yang disarankan meskipun selama ini juga
orang tua. sudah melakukannya.
3.      Menganjurkan orang tua untuk mencuci O : Klien dan keluarga aktif dalam diskusi.
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
bayi. A : Tujuan berhasil sebagian.
4.      Memonitor tanda infeksi lokal dan P : lanjutkan intervensi.
sistemik.
5.      Memonitor AL.
6.      Mengukur tanda-tanda vital.
7.      Mengawasi tanda-tanda REEDA.
8.      Mengobservasi kontraksi uterus.

1. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk: S : Ibu mengatakan cairan yang keluar berwarna
     Menjaga kebersihan kamar. merah dengan jumlah lumayan banyak,
     membatasi jumlah pengunjung. perut juga masih terasa mulas tapi sudah
     Memberikan nutrisi yang adekuat. berkurang dibanding kemarin.
     Memberikan cairan dan istirahat yang O:
cukup. 1.      Kulit intact, mukosa tampak basah,
     Menjaga kebersihan dan melakukan kemerahan, dan tidak ada perlukaan.
perawatan kulit. 2.      Lokhia rubra.
     Melakukan aktivitas dan mobilisasi. 3.      Involusi uterus baik.
2.      Mengajarkan ibu dan keluarga tentang 4.      TFU 2 jari dibawah pusat.
tanda-tanda infeksi, cara mencegah infeksi. 5.      Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg, N:
80 kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6 oC.
1.      Meginspeksi kulit dan mukosa dari 6.      Tidak terdapat tanda REEDA.
kemerahan, panas, atau drainase. 7.      Obat diminum.
2.      Memonitor pengeluaran lokhia. A : Tujuan berhasil.
3.      Memonitor involusi uterus dan tinggi P : Monitoring hasil implementasi.
fundus uteri.
4.      Memonitor tanda-tanda vital.
5.      Mengawasi tanda-tanda REEDA.
6.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
7.      Memberikan antibiotik Amoxycillin 500
Mg per oral dan derivat besi Emineton 1
tablet.

Anda mungkin juga menyukai