Anda di halaman 1dari 10

ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058

Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

IMPLEMENTASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


UNTUK PENDIDIKAN VOKASIONAL

I Made Tegeh
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Ganesha
Email:imadetegehderana@yahoo.com

ABSTRACT

Vocational educational are integrating of balance theories and practices that orientation to
readiness work of graduate. Vocational educational curriculum focussing on apprenticenship of
learningin specific trades. The exellent of vocational education such as student can development his
expert in accordance with the real need. Therefore lecturer need implement innovative instructional
models in vocational education. The instructional models are implementating in vacational
instructional such as Two Stay Two Stray, Nature of Science Orientation, Self Regulated Learning,
Problem-Based Learning, Project-Based Learning, and Group Investigation.

Key words: instructional model, innovative, vocational education

ABSTRAK

Pendidikan vokasional merupakan penggabungan teori dan praktik secara seimbang


dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum dalam pendidikan vokasional
terkonsentrasikan pada sistem pembelajaran keahlian (apprenticenship of learning) pada kejuruan-
kejuruan khusus (specific trades). Kelebihan pendidikan vokasional ini, antara lain mahasiswa
secara langsung dapat mengembangkan keahliannya disesuaikan dengan kebutuhan lapangan atau
bidang tugas yang akan dihadapinya. Untuk itu dalam pembelajaran pada pendidikan vokasional
perlu diimplementasikan model-model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan karakteristik
pendidikan vokasional. Model-model pembelajaran yang dapat diimplementasikan antara lain
model pembelajaran Two Stay Two Stray, Berorientasi Nature of Science,Self Regulated Learning,
Problem-Based Learning, Project-Based Learning, dan Group Investigation (GI).

Kata kunci: model pembelajaran, inovatif, pendidikan vokasional

1. Pendahuluan sektor pembangunan yang berbasis


Reformasi bidang politik di kedaerahan lainnya, seperti kehutanan,
Indonesia pada penghujung abad ke-20, telah pertanian, koperasi, pariwisata, dan lain
membawa perubahan besar pada kebijakan sebagainya. Bersamaan dengan itu,
pengembangan sektor pendidikan, yang pemerintah juga mengeluarkan Undang-
secara umum bertumpu pada dua paradigma Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
baru yaitu otomisasi dan demokratisasi Sistem Pendidikan Nasional.
(Rosyada, 2004). Undang-Undang Nomor 22 Kedua undang-undang tersebut
tahun 1999 tentang otonomi daerah telah membawa perspektif baru yang amat
meletakkan sektor pendidikan sebagai salah revolusioner dalam konteks perbaikan sektor
satu yang diotonomisasikan bersama sektor- pendidikan, yang mendorong pendidikan

225
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

sebagai urusan publik dan urusan masyarakat berbagai istilah yang sering digunakan dalam
secara umum dengan mengurangi otoritas dunia pembelajaran. Istilah-istilah tersebut
pemerintah, baik dalam kebijakan kurikulum, antara lain strategi, metode, teknik, dan
manajemen, maupun berbagai kebijakan pendekatan serta model.
pengembangan institusi pendidikan itu Pada mulanya istilah strategi
sendiri. Arah reformasi pendidikan di awal digunakan dalam dunia militer yang diartikan
abad ke-21 ini adalah demokratisasi dalam sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan
pengembangan dan pengelolaan pendidikan, militer untuk memenangkan suatu
didukung oleh komunitasnya sebagai peperangan. Pengatur strategi menimbang
kontributor dalam penyelenggaraan kekuatan sendiri dan kekuatan lawan.
pendidikan tersebut. Arah reformasi Selanjutnya, ia menyusun tindakan apa yang
pendididikan tersebut penting untuk harus dilakukannya, baik siasat peperangan
menghadapi tantangan pendidikan abad ke- yang harus dilakukan, taktik dan teknik
21. Tantangan pendidikan abad ke-21 adalah peperangan, maupun waktu yang pas untuk
membangun masyarakat berpengetahuan menyerang. Demikian pula seorang pelatih
(knowledge-based society) (Chaeruman, sepakbola, ia akan menentukan strategi yang
2008). Kesuksesan individu dalam dunia dianggapnya tepat untuk memenangkan suatu
kerja pada abad ke-21 tidak cukup hanya pertandingan. Dengan memahami potensi
berpengetahuan luas, tetapi juga bagaimana timnya dan potensi tim lawan, ia menerapkan
menyimpan pengetahuan saat ini, suatu strategi dengan pola 4-4-2, 5-3-2, atau
mengaplikasikannya untuk memecahkan pola yang lain. Dari dua ilustrasi tersebut
masalah baru, dan berfungsi sebagai anggota dapat disimpulkan bahwa strategi digunakan
tim (Artinio, 2008). Salah satu upaya untuk memperoleh kesuksesan atau
penyiapan sumber daya manusia untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan.
memiliki keahlian dan siap kerja adalah Dalam dunia pendidikan, strategi
penyelenggaraan pendidikan vokasional. diartikan sebagai a plan, method, or series of
Pendidikan vokasional merupakan activities designed to achieves a particular
penggabungan teori dan praktik secara educational goal (David dalam Sanjaya,
seimbang dengan orientasi pada kesiapan 2007). Jadi, strategi pembelajaran dapat
kerja lulusannya. Kurikulum dalam diartikan sebagai perencanaan yang berisi
pendidikan vokasional terkonsentrasikan tentang rangkaian kegiatan yang didesain
pada sistem pembelajaran keahlian untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
(apprenticenship of learning) pada kejuruan- Ada dua hal yang patut dicermati
kejuruan khusus (specific trades). Kelebihan dari pengertian di atas. Pertama, strategi
pendidikan vokasional ini, antara lain pembelajaran merupakan rencana tindakan
mahasiswa secara langsung dapat (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
mengembangkan keahliannya disesuaikan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
dengan kebutuhan lapangan atau bidang daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini
tugas yang akan dihadapinya (Zapullah, dkk., berarti penyusunan suatu strategi baru sampai
2011). Sesuai dengan karakteristik pada proses penyusunan rencana kerja belum
pendidikan vokasional, maka perlu pemilihan sampai pada tindakan. Kedua, strategi
dan pengimplemantasian model-model disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
pembelajaran inovatif untuk pendidikan Artinya, arah dari semua keputusan
vokasional. penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan. Dengan demikian, penyusunan
2. Model Pembelajaran langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan
Sebelum membahas model berbagai fasilitas dan sumber belajar,
pembelajaran, perlu dipaparkan tentang semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian

226
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan masih sangat umum. Oleh karenanya strategi
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan metode pembelajaran yang digunakan
dan dapat diukur keberhasilannya, sebab dapat bersumber atau tergantung dari
tujuan adalah rohnya dalam implemetasi pendekatan tertentu. Roy Killen (dalam
suatu strategi. Sanjaya, 2007) misalnya, mencatat ada dua
Kemp (dalam Sanjaya, 2005) pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran pendekatan yang berpusat pada guru
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang (teacher-centred approach) dan pendekatan
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan yang berpusat pada siswa (student-centred
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan approach). Pendekatan ang berpusat pada
efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick guru menurunkan strategi pembelajaran
& Carey (1985) juga menyebutkan bahwa langsung (direct instruction), pembelajaran
strategi pembelajaran itu adalah suatu set deduktif atau pembelajaran ekspositori.
materi dan prosedur pembelajaran yang Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk berpusat pada siswa menurunkan strategi
menimbulkan hasil belajar pada siswa. pembelajaran discovery dan inkuiri serta
Nah, sekarang bagaimana upaya strategi pembelajaran induktif.
mengimplementasikan rencana yang sudah Selain strategi, metode, dan
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan pendekatan pembelajaran, terdapat juga
yang telah disusun tercapai secara optimal, istilah lain yang kadang-kadang sulit
ini yang dinamakan metode. Ini berarti, dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar.
metode digunakan untuk merealisasikan Teknik dan taktik mengajar merupakan
strategi yang telah ditetapkan. Dengan penjabaran dari metode pembelajaran.
demikian, bisa terjadi satu strategi Teknik adalah cara yang dilakukan
pembelajaran digunakan beberapa metode. seseorang dalam rangka
Misalnya, untuk melaksanakan strategi mengimplementasikan suatu metode.
ekspositori bisa digunakan metode ceramah Misalnya, cara yang bagaimana yang harus
sekaligus metode tanya jawab atau bahkan dilakukan agar metode ceramah yang
diskusi dengan memanfaatkan sumber daya dilakukan berjalan efektif dan efisien?
yang tersedia termasuk menggunakan media Dengan demikian, sebelum seseorang
pembelajaran. Oleh karenanya, strategi melakukan proses ceramah sebaiknya
berbeda dengan metode. Strategi menunjuk memerhatikan kondisi dan situasi. Misalnya,
pada sebuah perencanaan untuk mencapai berceramah pada siang hari dengan jumlah
sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang siswa yang banyak tentu saja akan berbeda
dapat digunakan untuk melaksanakan jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari
strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a dengan jumlah siswa yang terbatas.
plan of operation achieving something; Taktik adalah gaya seseorang dalam
sedangkan metode adalah a way in achieving melaksanakan suatu teknik atau metode
something. tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya
Istilah lain yang juga memiliki lebih individual. Misalnya, walaupun dua
kemiripan dengan strategi adalah orang sama-sama menggunakan metode
pendekatan (approach). Sebenarnya ceramah dalam situasi dan kondisi yang
pendekatan berbeda baik dengan strategi sama, sudah pasti mereka akan
maupun metode. Pendekatan dapat diartikan melakukannya secara berbeda, misalnya
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita dalam taktik menggunakan ilustrasi atau
terhadap proses pembelajaran. Istilah menggunakan gaya bahasa agar materi yang
pendekatan merujuk kepada pandangan disampaikan mudah dipahami.
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

227
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

Dari penjelasan di atas, maka dapat 3. Pembelajaran Inovatif


ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran Secara harfiah kata inovatif
yang diterapkan guru akan tergantung pada merupakan kata sifat dari kata benda inovasi
pendekatan yang digunakan; sedangkan (innovation) yang berarti ”pembaharuan,
bagaimana menjalankan strategi itu dapat perubahan (secara) baru” (Echols dan
ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Shadily, 2003: 323). Inovatif juga berasal
Dalam upaya menjalankan metode dari kata kerja innovate yang berarti make
pembelajaran guru dapat menentukan teknik change atau introduce new thing (idea or
yang dianggapnya relevan dengan metode, techniques) in order to make progress.
dan dalam penggunaan teknik itu setiap guru Dengan demikian, pembelajaran inovatif
memiliki taktik yang mungkin berbeda antara adalah pembelajaran yang dikemas oleh guru
guru yang satu dengan guru yang lain. atas dorongan gagasan barunya yang
Bagaimana dengan istilah model merupakan produk dari belajar bagaimana
pembelajaran? Joyce & Weil (1980) belajar untuk melakukan langkah-langkah
mendefinisikan model pembelajaran adalah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil
kerangka konseptual yang digunakan sebagai belajar. “Pembelajaran inovatif juga
pedoman dalam melakukan pembelajaran. mengandung arti pembelajaran yang dikemas
Gunter, et al. (1990:67) mengemukakan ”an oleh guru atau instruktur lainnya yang
instructional model is a step-by-step merupakan wujud untuk memperoleh
procedure that leads to specific learning kemajuan dalam proses dan hasil belajar”
outcomes”. Dengan demikian, model (Santyasa, 2009:6).
pembelajaran merupakan kerangka Berdasarkan definisi kata inovatif
konseptual yang melukiskan prosedur yang secara harfiah, dalam pembelajaran inovatif
sistematis dalam mengorganisasikan terkandung makna pembaharuan. Ide
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembaharuan muncul karena dalam diri
belajar. Model pembelajaran bersifat seseorang dirasakan adanya anomali atau
preskriptif, yang berarti mempreskripsikan krisis paradigma yang dianutnya dalam
bagaimana memanfaatkan metode dan memecahkan masalah belajar. Oleh karena
kondisi belajar untuk mencapai hasil itu dibutuhkan paradigma baru dalam
pembelajaran yang optimal. pebelajaran yang diyakini mampu
Unsur-unsur apa yang ada dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
model pembelajaran? Joyce & Weil (1980) pembelajaran.
menyatakan bahwa model pembelajaran Perubahan paradigma pembelajaran
mempunyai lima unsur: (1) syntax, yaitu seyogyanya diakomodasi oleh semua pihak
langkah-langkah operasional pembelajaran, yang terkait, baik itu dosen itu sendiri,
(2) social system, suasana dan norma yang pimpinan lembaga, laboran, pustakawan, dan
berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of sebagainya. Perubahan paradigma menuju ke
reaction, menggambarkan bagaimana pembelajaran inovatif sering dianggap
seharusnya guru memandang, pengganggu kenyamanan diri, karena pada
memperlakukan, dan merespon siswa, (4) hakikatnya seseorang secara alamiah lebih
support system, segala sarana, bahan, alat, mudah terjangkit virus rutinitas. Selain itu,
atau lingkungan belajar yang mendukung perubahan paradigma tersebut dianggap
pembelajaran, dan (5) instructional and sebagai sesuatu yang akan membawa diri
nurturant effects, hasil belajar yang diperoleh individu keluar dari zona nyaman. Padahal di
langsung berdasarkan tujuan yang telah dalam dunia pendidikan, banyak kalangan
ditetapkan dan hasil belajar di luar yang telah yang mengakui bahwa pekerjaan rutin
ditetapkan. cenderung tidak menggairahkan, menjadikan
pendidikan jalan di tempat atau tidak pernah

228
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

ada kemajuan dan ketinggalan zaman. Hal ini saat ini. Kelima konsep belajar tersebut
dapat mengancam eksistensi pendidikan adalah (1) organizing knowledge in memory,
untuk menghasilkan sumber daya manusia (2) solving problems, (3) developing
yang berkualitas, yang mampu bersaing di learners, (4) learning how to learn, dan (5)
era belajar ini. living and learning in the world. Konsep-
Faktor-faktor penghambat konsep belajar tersebut diperlukan untuk
tumbuhnya pembelajaran inovatif adalah membelajarkan siswa menghadapi abad
keunggulan inovasi relatif sulit untuk belajar. Lahirnya tema utama belajar sebagai
dijelaskan dan dibuktikan, sering dianggap konsep belajar saat ini menunjukkan bahwa
mengkonsumsi waktu dan biaya yang di abad belajar ini telah terjadi perubahan
banyak, pelaksanaan cenderung partial, paradigma belajar. Perubahan paradigma
kerumitan inovasi sering menghantui orang terjadi sebagai akibat seseorang menjalani
untuk diam di jalan rutinitas, dan becoming process, baik pada dimensi-
kesederhaan paradigma dalam penyebaran dimensi duniawi maupun yang mampu
inovasi berpotensi mengurangi keyakinan menembus dimensi spiritual (Santyasa,
dan pemahaman bagi para praktisi terhadap 2006).
inovasi. Selain itu, kompetensi dosen yang Perubahan paradigma belajar
kurang memadai juga merupakan tersebut tercermin dalam perubahan
penghambat penyebarluasan inovasi pandangan terhadap belajar dan mengajar.
pembelajaran. Untuk itu perlu upaya-upaya Gu & Wang (2006: 59) mengemukakan: “A
untuk meningkatkan kompetensi dosen dan changing view of learning and teaching has
peningkatan atmosfir akademik di perguruan been prevalent around the world, with a
tinggi melalui perubahan paradigma greater emphasis on social and constructivist
pembelajaran. dimensions.” Hal ini berarti bahwa
Perubahan paradigma pembelajaran pandangan terhadap belajar dan mengajar
merupakan cikal bakal untuk menciptakan saat ini mendapat penekanan yang lebih besar
dan menerapkan pembelajaran inovatif. pada dimensi sosial dan konstruktivistik.
Perubahan paradigma tumbuh dari adanya
refleksi terhadap eksistensi paradigma lama 4. Model-Model Pembelajaran Inovatif
menuju paradigma baru yang dihipotesiskan Saat ini terdapat berbagai model
mampu memecahkan masalah. Menurut pembelajaran inovatif yang telah diterapkan
Santyasa (2009) paradigma pembelajaran oleh guru-guru di berbagai jenjang
yang merupakan hasil gagasan baru adalah pendidikan dan dosen di perguruan tinggi.
(1) peran dosen lebih sebagai fasilitator, Khusus untuk pendidikan vokasional,
pembimbing, konsultan, dan mitra belajar, beberapa model pembelajaran yang dapat
(2) jadwal fleksibel, terbuka sesuai diterapkan dalam perkuliahan antara lain
kebutuhan, (3) belajar diarahkan oleh siswa model pembelajaran: Two Stay Two Stray,
sendiri, (4) belajar berbasis masalah, proyek, Berorientasi Nature of Science,Self
dunia nyata, tindakan nyata, dan refleksi, (5) Regulated Learning, Problem-Based
perancangan dan penyelidikan, (6) kreasi dan Learning, Project-Based Learning, Group
investigasi, (7) kolaborasi, (8) fokus Investigation (GI), dan lain-lain. Model-
masyarakat, (9) komputer sebagai alat, (10) model pembelajaran tersebut memiliki
presentasi media dinamis, dan (11) penilaian langkah-langkah penerapan atau sintaks
kinerja yang komprehensif. tertentu.
Shambaugh & Magliaro (2006)
menuliskan lima tema utama belajar yang 4.1 Model Pembelajaran Two Stay Two
telah muncul dari penelitian-penelitian tiga Stray (TSTS)
puluh tahun yang lalu sebagai konsep belajar

229
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

Model pembelajaran ini diciptakan Menurut Wenning (2006) sintaks


oleh Spencer Kagan tahun 1992. Sintaks model pembelajaran Berorientasi NOR terdiri
model pembelajaran Two Stay Two Stray atas enam tahap.
(Dua Tinggal Dua Tamu) terdiri atas lima (1) Background Reading
langkah. Mahasiswa diarahkan membaca buku
(1) Persiapan dan/atau artikel serta membuat laporan
Pada tahap persiapan ini, hal yang bab atau tema tertentu, sehingga mereka
dilakukan dosen adalah membuat silabus dapat menyusun latar belakang
dan sistem penilaian, desain pembelajaran yang akan dilakukan.
pembelajaran, membuat tugas (2) Case Study Discussion
mahasiswa, membagi mahasiswa Dosen menyediakan ruang diskusi untuk
menjadi beberapa kelompok heterogen melayani pertanyaan-pertanyaan yang
dengan anggota tiap kelompok empat diajukan mahasiswa.
orang. (3) Inquiry Lesson
(2) Presentasi Dosen membimbing mahasiswa dalam
Dosen menyampaikan indikakator dan berpikir dan memfokuskan pertanyaan
tujuan pembelajaran, mengenalkan dan serta penjelasan seperlunya tentang
menjelaskan materi sesuai dengan penelitian ilmiah.
rencana yang telah dibuat. (4) Inquiry Lab
(3) Kegiatan Kelompok Mahasiswa belajar memahami proses dan
Pada kegiatan ini pembelajaran keterampilan berpikir layaknya ilmuan
menggunakan lembar tugas yang dan memahami karakteristik penelitian
dipelajari dan dikerjakan secara ilmiah dengan panduan lembar kerja
berkelompok. Setelah tugas selesai mahasiswa.
dikerjakan, dua orang kelompok (5) Historical Studies
ditugaskan untuk bertamu ke kelompok Pada tahap ini dosen mendrong
lain dan dua orang tinggal di kelompok mahasiswa untuk menyajikan deskripsi
untuk melayani tamu dari kelompok lain. tentang manfaat pembelajaran yang
Setelah memperoleh informasi dari dilakukan, tidak hanya mengenai
kelompok lain, dua orang yang berperan pemahamannya terhadap Nature of
sebagai tamu kembali ke kelompok untuk Science dan kemampuan mengungkap
mendiskusikan dan membahas temuan dan menerapkan pemahaman terhadap
dari kelompok lain. realitas alam, tetapi juga perkembangan
(4) Formalisasi sikap dan persepsi mahasiswa terhadap
Kelompok mempresentasikan hasil kerja materi yang menjadi objek inquiry lab.
kelompok untuk didiskusikan dengan (6) Multiple Assessments
kelompok lain. Dosen memberi ulasan Teknik-teknik asesmen yang dapat
atau penjelasan seperlunya. dilakukan adalah asesmen kerja,
(5) Evaluasi Kelompok dan Penghargaan portofolio, dan tes.
Pada tahap ini dosen melakukan evaluasi
terhadap kemampuan mahasiswa 4.3 Model Pembelajaran Self Regulated
menguasai materi dan selanjutnya Learning (SRL)
pemberian penghargaan kepada Menurut Philip (2006) model
kelompok dengan melihat rata-rata skor pembelajaran SLR mencakup tujuh langkah
perolehan kelompok. sebagai berikut.
(1) Analyze
4.2 Model Pembelajaran Berorientasi Dosen memfasilitasi mahasiswa
Nature of Science (NOR) menganalisis tujuan pembelajaran.

230
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

Mahasiswa juga menggorganisasi materi 4.4 Model Pembelajaran Problem-Based


pembelajaran serta konsep sebelumnya Learning (PBL)
yang terkait agar lebih mudah memahami Menurut Arends (2004) sintaks
pembelajaran yang dilakukan. model pembelajaran PBL terdiri atas lima
(2) Plan tahap.
Mahasiswa merancang kegiatan (1) Mengorientasi mahasiswa pada masalah
pembelajaran, seperti merencanakan Pada tahap ini, dosen menjelaskan tujuan
semua alat, bahan serta sumber belajar pembelajaran, menjelaskan logistik yang
yang digunakan untuk menunjang diperlukan, dan memotivasi mahasiswa
pembelajarannya dan memilih strategi agar terlibat aktif dalam aktivitas
belajar yang sesuai. Dosen dalam hal ini pemecahan masalah.
berperan sebagai fasilitator dan mediator. (2) Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar
(3) Implement Dosen membantu mahasiswa
Dosen membimbing mahasiswa memilih mendefinisikan dan mengorganisasikan
dan mengimplementasikan tugas-tugas belajar yang berhubungan
perencanaannya dalam proses dengan masalah.
pembelajaran. Mahasiswa dalam tahap (3) Membantu penyelidikan sendiri dan
ini belajar aktif dan mandiri dalam kelompok
melakukan praktikum. Dosen mendorong mahasiswa untuk
(4) Comprehend mengumpulkan informasi yang sesuai,
Dosen membimbing mahasiswa melaksanakan eksperimen, dan mencari
mengamati pemahamannya sendiri penjelasan serta solusi.
terhadap konsep-konsep yang telah (4) Menghasilkan dan menyajikan hasil
dipelajari mahasiswa. Mahasiswa karya serta memamerkan
mencatat permasalahan yang belum Dosen membantu mahasiswa dalam
terpecahkan untuk didiskusikan dalam merencanakan dan menyiapkan hasil
kelompok. karya yang sesuai seperti: laporan, video,
(5) Problem Solving model, presentasi, dan lain-lain.
Mahasiswa memecahkan masalah- (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses
masalah yang dihadapi serta konsep- pemecahan masalah
konsep yang belum dimengerti selama Dosen membantu mahasiswa untuk
pembelajaran. Mahasiswa dapat merefleksi dan mengadakan evaluasi
melakukan diskusi kelompok atau terhadap penyelidikan dan pembelajaran
diskusi klasikal. Guru mengarahkan yang mereka lakukan.
mahasiswa dalam berdiskusi.
(6) Evaluate 4.5 Model Pembelajaran Project-Based
Dosen membimbing mahasiswa Learning (PjBL)
melakukan evaluasi diri tentang apa yang Menurut Santyasa (2011) model
telah dilakukan dalam pembelajaran. pembelajaran PjBL mencakup lima langkah
Dasar dari evaluasi diri ini yaitu sebagai berikut.
kesesuaian antara pembelajaran dengan (1) Menetapkan Tema Proyek
kinerja serta hasil yang dicapai. Dosen bersama mahasiswa menetapkan
(7) Modify tema proyek yang memenuhi indikator-
Mahasiswa mengelaborasi hasil evaluasi indikator: (a) memuat gagasan umum dan
diri dan menarik kesimpulan orisinal, (b) penting dan menarik, (c)
pembelajaran. Peran dosen hanya sebagai mendeskripsikan masalah kompleks, (d)
fasilitator dan mediator pembelajaran. mencerminkan berbagai gagasan, dan (e)

231
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

mengutamakan pemecahan masalah ill Dosen menfasilitasi mahasiswa menelaah


defined. sumber-sumber informasi, memilih topik,
(2) Menetapkan Konteks Belajar dan mengkategorikan saran-saran.
Dosen menetapkan konteks belajar yang (2) Merencanakan Tugas-tugas Belajar
memenuhi indikator: (a) pertanyaan- Dosen memfasilitasi mahasiswa dalam
pertanyaan proyek mempersoalkan dunia kelompok masing-masing, yang meliputi:
nyata, (b) mengutamakan otonomi apa yang diselidiki, bagaimana
belajar, (c) melakukan inkuri dalam melakukannya, siapa sebagai apa,
konteks masyarakat, (d) mahasiswa pembagian kerja, untuk tujuan apa topik
mampu mengelola waktu secara efektif ini diinvestigasi.
dan efisien, (e) mahasiswa belajar penuh (3) Melaksanakan Investigasi
kontrol diri, dan (f) mensimulasikan Mahasiswa mencari informasi,
kerja secara profesional. menganalisis data, membuat simpulan.
(3) Merencankan Aktivitas-aktivitas Para mahasiswa bertukar pikiran,
Dosen merancang pengalaman belajar mendiskusikan, mengklarifikasi, dan
mahasiswa terkait dengan merencanakan mensintesis ide-ide.
proyek seperti: (a) membaca, (b) (4) Menyiapkan Laporan
meneliti, (c) observasi, (d) interview, (e) Mahasiswa menentukan pesan-pesan
merekam, (f) mengunjungi objek yang esensial, merencanakan apa yang
berkaitan dengan proyek, dan (g) akses dilaporkan dan bagaimana membuat
internet. presentasinya.
(4) Memroses Aktivitas-aktivitas (5) Mempresentasikan Laporan Akhir
Dosen memfasilitasi aktivitas Mahasiswa mempresentasikan laporan
mahasiswa, seperti: (a) membuat sketsa, akhir dan mahasiswa dari kelompok lain
(b) melukiskan analisa, (c) menghtung, mengajukan pertanyaan atau
(d) menggeneralisasikan, dan (e) menyampaikan komentar.
mengembangkan prototipe. (6) Evaluasi
(5) Menerapkan Aktivitas-aktivitas Dosen memfasilitasi mahasiswa berbagi
Dosen membimbing mahasiswa mengenai balikan terhadap topik yang
menerapkan aktivitas-aktivitas untuk dikerjakan, kerja yang telah dilakukan,
menyelesaikan proyek. Langkah-langkah dan pengalaman-pengalaman afektifnya.
yang dilakukan adalah (a) mencoba Dosen dan mahasiswa berkolaborasi
mengerjakan proyek, (b) menguji dalam mengevaluasi pembelajaran.
langkah-langkah yang dikerjakan dan
hasil yang diperoleh, (c) mengevaluasi 5. Penutup
hasil yang diperoleh, (d) merevisi hasil Pembelajaran inovatif adalah
yang telah diperoleh, (e) melakukan daur pembelajaran yang dikemas oleh dosen atas
ulang proyek yang lain, dan (f) dorongan gagasan barunya yang merupakan
mengklasifikasikan hasil terbaik. produk dari belajar bagaimana belajar untuk
melakukan langkah-langkah belajar, sehingga
4.6 Model Pembelajaran Group memperoleh kemajuan hasil belajar. Untuk
Investigation (GI) dapat menerapkan model pembelajaran
Menurut Slavin (1995) langkah inovatif, maka dosen perlu melakukan
model pembelajaran GI meliputi enam perubahan paradigma pembelajaran.
tahapan. Perubahan paradigma pembelajaran akan
(1) Mengidentifikasi Topik dan berdampak pada perubahan: (1) dari
Mengorganisasikan Mahasiswa ke pembelajaran yang berpusat pada guru ke
dalam Kelompok Belajar pembelajaran yang berpusat pada siswa; (2)

232
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

dari pembelajaran yang bersifat mentransfer Joyce, B. & Weil, M. 1980. Model of
pengetahuan kepada siswa ke pembelajaran Teaching. New Jersey: Prentce-Hall,
yang membangun pengetahuan oleh siswa; Inc.
(3) dari pembelajaran yang dievaluasi
dengan tes ke pembelajaran yang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
menggunakan evaluasi otentik, dan (4) dari Nomor 19 Tahun 2005tentang
pembelajaran hafalan ke pembelajaran Standar Nasional Pendidikan.
bermakna, serta perubahan-perubahan lain Bandung: Citra Umbara.
yang menuju ke peningkatan kualitas proses
dan hasil pembelajaran. Philip, B. 2006. Self Regulated Approach to
Strategic Learning: A Socio
Daftar Rujukan Cognitive Perspective. Journal of
Arends, R. I. 2004. Learning to Teach. Sixth Language Teaching, Linguistic and
Edition. New York: McGrw-Hill. Literature. Tersedia pada
Artinio, A. R. Jr. 2008. “A Brief Analysis of http:/myais.fsktm.um.edu.my/9518/1
Research on Problem-Based / Bromeley_Philip_p.8-21.pdf.
Learning”. Tersedia pada (diakses tanggal 5 Juli 2014).
(http://eric.ed.gov/ERICDocs/data/er
icdocs2sql/ Rosyada, D. 2004. Paradigma Pendidikan
content_storage_01/0000019b/80/3d/ Demokratis: Sebuah Model
e9/db.pdf (diakses tanggal 25 April Pelibatan Masyarakat dalam
2009). Penyelenggaraan Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Chaeruman, U. A. 2008. Mendorong
Penerapan E-Learning di Sekolah. Shambaugh, N. & Magliaro, S. G. 2006.
Jurnal Teknodik, 12 (1): 26-32. Instructional Design. Boston:
Pearson Education, Inc.
Dick, W. & Carey, L. 1985. The Systematic
Design of Instruction. Illinois: Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran
Scott,Foresman and Company. Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Echols, J. M. dan Shadilly H. 2003. Kamus Prenada Media Group.
Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Santyasa, I W. 2011.Pembelajaran Inovatif.
Bahan ajar. Singaraja: UNDIKSHA.
Gu, L. & Wang, J. 2006. “School-Based
Research and Professional Learning: Santyasa, I W. 2009. Model-Model
An Innovative Model to Promote Pembelajaran Inovatif. Makalah
Teacher Professional Development disampaikan pada Pendidikan dan
in China”. Teaching Education, Pelatihan Profesi Guru, Singaraja,
Volume 17, Nomor 1 (hlm. 59-73). September 2009.

Gunter, M. A, et al. 1990. Instruction: A Santyasa, I W. 2006. Pengakomodasian


Models Approach. Boston: Allyn and Perubahan Paradigma Peserta Didik
Bacon. dalam Pembelajaran. Orasi
Pengenalan Jabatan Guru Besar
Tetap dalam Disiplin Ilmu
Pendidikan Fisika pada Fakultas

233
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK). Denpasar-Bali, 22 Oktober 2016

Pendidikan Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Ganesha, Singaraja, 28
Agustus 2006.

Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning.


2nd edition. Boston: Allyn and
Bacon.

Wenning, C. J. 2006. A Framework for


Teaching the Nature of Science.
Journal of Phisycs Teacher
Education Online, 3(3): 3-10.
Tersedia pada
http://www.phy.ilstu.edu/jpteo/issues
/jpteo3(3)mar06.pdf. (Diakses
tanggal 1 Juli 2014).

Zafullah, S., dkk. 2011. Perbandingan


Pendidikan Vokasi antara Indonesia
dan Singapura. Tersedia pada
http://kuliaku-
ikbal.blogsot.com/2011/06/
vokasional.html. (Diakses tanggal 9
Juli 2014).

234

Anda mungkin juga menyukai