Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM STUDI S2 VOKASI OTOMOTIF

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Mata Kuliah : Engine management System Pengampu : Dr. Sutiman, M.T.


Kelas : S2 Vokasi Otomotif Semester : Genap
Sifat ujian : Take Home Examination Waktu : Maks. 2 x 24 jam

A. Petunjuk
 Jawab dengan jelas semua pertanyaan jika dibutuhkan dengan menyertakan gambar
atau skema, gambarkan dengan jelas disertai penjelasannya
 Jawaban dikumpulkan dalam soft copy

1. Permasalahan efisiensi dan optimalisasi dalam internal combustion engine menjadi


kajian penting dengan mengevaluasi peluang-peluang pengembangan yang ada. Merujuk
pada system bahan bakar dan system lain yang terkait pada system konvensional,
deskripsikan dasar-dasar pengembangan (conventional engine weaknesses) yang
selanjutnya diaplikasikan melalui system control pada Engine Management System.

2. Berikan uraian tentang system Lambda Close loop control window dan Lambda open
loop control window pada engine management system.
a. Deskripsikan karakteristik yang sudah diimplementasikan pada kendaraan.
b. Pada system Lambda Close loop control, apakah ada peluang terjadinya paparan
hydrocarbon yang muncul dari gas buang melebihi ambang batas? Berikan alasan
dan contoh kasus yang anda ketahui.

3. Deskripsikan (minimal 3) pengembangan yang sudah ada untuk mengoptimalkan system


induksi udara pada engine. Berikan analisa anda mengapa sistem tersebut dapat
berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dan daya mesin.

Selamat mengerjakan, semoga sukses.


SM.
Nama : Hamid Ramadhan Nur
Nim : 20702251023

Jawaban UTS EMS

Soal
1. Permasalahan efisiensi dan optimalisasi dalam internal combustion engine menjadi kajian
penting dengan mengevaluasi peluang-peluang pengembangan yang ada. Merujuk pada
system bahan bakar dan system lain yang terkait pada system konvensional, deskripsikan
dasar-dasar pengembangan (conventional engine weaknesses) yang selanjutnya
diaplikasikan melalui system control pada Engine Management System.

Jawaban
a. Sistem mekanik
Sistem mekanik disini yang dimaksud adalah sistem mekanisme penggerak katup.
Mekanisme katup ini berfungsi untuk mengatur membuka dan menutupnya katup-katup agar
dapat bekerja sesuai dengan waktunya. Jenis mekanisme katup dikenal istilah OHV, SOHC,
dan DOHC. Pada setiap silinder pada motor 4 tak setidaknya terdiri atas dua katup yang
terdiri atas katup masuk dan katup buang. Katup masuk bertugas mengatur pemasukan
campuran bahan bakar-udara ke dalam silinder, piring katup dibuat tipis supaya
meringankan beban putaran pada poros cam. Sedangkan katup buang mengatur aliran gas
sisa-sisa pembakaran keluar dari silinder untuk dibuang ke udara luar, piring katupnya
biasanya dibuat tebal daripada katup masuk supaya tahan panas dan tidak mudah berubah
bentuk. Seiring kebutuhan manusia yang semakin beragam mekanisme katup konvensional
tersebut tidak bisa memenuhi permintaan pasar, karena cenderung mekanisme katup tersebut
tidak bekerja maksimal di RPM tinggi dan membuat konsumsi bahan bakar kendaraan
menjadi boros karena mekanisme tersebut tidak dapat memenuhi efisiensi volumetrik yang
di butuhkan pada kondisi RPM tinggi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut produsen memproduksi kendaraan dengan
mengembangkan teknologi pada mekanisme katup, seperti VTEC (Variable Valve Timing
and Lift Electronic Controlled) yang dikembangkan oleh Honda, dan VVT-I (Variable
Valve Timing Lift-intelligent) yang dikembangkan oleh Toyota.
Sistem ini memiliki tugas untuk menghentikan paksa beberapa katup bila diperlukan,
untuk mengoptimalkan aliran udara dan mencapai idling mesin yang stabil, serta
meningkatkan kehalusan pada putaran mesin rendah hingga menengah. Di sisi lain, ketika
mesin membutuhkan power lebih, sistem mempercepat valve timing dan beralih ke profil
cam yang lebih besar yang memungkinkan untuk membuka tutup katup lebih lama.
Peralihan dari camshaft low profile dimaksudkan untuk menekan konsumsi bahan bakar,
untuk camshaft high profile dimaksudkan untuk meningkatkan daya output yang dilakukan
melalui pin pengunci yang menghubungkan dua lobus camshaft independen pada kecepatan
mesin tertentu.
b. Sistem pengapian
Sistem pengapian konvensional menggunakan breaker point untuk memutus dan
menghubungkan arus pada kumparan primer. Sistem ini memerlukan perawatan berkala
terutama pada breaker point yang dikarenakan hubungan antar benda logam disertai arus
listrik sehingga menyebabkan breaker point cepat aus.

Electronic Spark Advancer (ESA). Sistem pengapian ini juga menggunakan sistem
pengapian full transistor, keunggulannya adalah mekanisme pemajuan saat pengapian tidak
lagi di kontrol secara mekanik tetapi dikontrol menggunakan computer sehingga pemajuan
saat pengapian lebih akurat baik berdasar putaran mesin ataupun beban mesin.
c. Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakar konvensional (sistem karburator) memakai prinsip perbedaan tekanan
untuk mengalirkan bensin kedalam intake manifold. Perbedaan tekanan ini diperoleh akibat
adanya aliran udara, sesuai dengan hukum yang menyatakan bahwa tekanan pada
permukaan yang mendapatkan aliran udara maka akan turun. Penurunan tekanan ini akan
menyedot bensin dari ruang penampung.
Semantara sistem EFI  juga menggunakan perbedaan tekanan, hanya saja tekanan
tersebut bukan dibedakan berdasarkan aliran udara intake. Tapi ada komponen pompa untuk
menekan bensin kesaluran bahan bakar. Diujung saluran akan ada komponen injektor
sebagai pintu tempat bensin keluar, kinerja injektor ini dipengaruhi oleh skema kelistrikan
oleh sebab itu dinamakan electronic fuel injection. Sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga
bagian/sistem utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik
(electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system).
Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis
sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem
EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula.
Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor),
maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan
udara yang sesuai Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksi dengan kondisi kerja mesin
akan semakin sempurna.

Soal
2. Berikan uraian tentang system Lambda Close loop control window dan Lambda open loop
control window pada engine management system.
a. Deskripsikan karakteristik yang sudah diimplementasikan pada kendaraan.
b. Pada system Lambda Close loop control, apakah ada peluang terjadinya paparan
hydrocarbon yang muncul dari gas buang melebihi ambang batas? Berikan alasan dan
contoh kasus yang anda ketahui.

Jawaban
1) Close loop System (sistem loop tertutup)
Sistem loop tertutup adalah sebuah sistem pengendalian dengan nilai keluaran yang
dihasilkan dari sistem tersebut, berpengaruh terhadap sinyal masukan sistem sehingga akan
memodifikasinya untuk mempertahankan sinyal keluaran pada nilai yang dikehendaki.

a) Elemen – elemen dasar dari sistem loop tertutup


(1) Elemen pembanding, berfungsi untuk membandingkan nilai yang dikehendaki dari
variabel yang sedang dikotrol dengan nilai terukur yang diperoleh dan
menghasilkan sebuah sinyal error.
(2) Elemen implementasi kontrol, untuk menentukan aksi atau tindakan apa yang akan
diambil bila diterima sebuah sinyal error.
(3) Elemen koreksi, digunakan untuk mengoreksi atau merubah kondisi yang dikontrol.
(4) Proses, sistem dengan sebuah variabel yang dikontrol.
(5) Elemen pengukuran, untuk menghasilkan sebuah sinyal yang berhubugan dengan
kodisi variable dari proses yang sedang dikontrol.

b) Karakteristik Close loop system


(1) Terdapat proses pengukuran.
(2) Variabel yang dikontrol mempengaruhi aksi pengontrolan ( mempunyai feedback).
(3) Lebih akurat, dapat terjadi ketidakstabilan.
(4) Mahal

c) Penerapan close loop system (O2 Sensor)


Pada close loop system, kualitas gas buangnya akan selalu di pantau oleh
ECU.  sistem close loop bisa mengatur secara otomatis rasio udara-bbm sesuai dengan
AFR (Air Fuel Ratio). Sebab, O2 sensor akan memberikan input langsung ke ECU
tentang hasil pembakaran. Jika terdeteksi terlalu banyak udara, maka ECU akan
memerintahkan injektor menyemprot bensin lebih banyak, begitupun sebaliknya, hingga
mendapatakan perbandingan stoichiometric 14,7:1.

O2 Sensor

2) Open loop System (sistem loop terbuka)


Sistem loop terbuka adalah sebuah sistem pengendalian dengan nilai keluaran yang
dihasilkan dari sistem tersebut tidak berpengaruh terhadap sinyal masukan sistem. Keluaran
sepenuhnya ditentukan oleh pengaturan awal.

a) Elemen-elemen dasar sistem loop terbuka


(1) Elemen kontrol, berfungsi untuk menentukan aksi atau tindakan yang harus diambil
sebagai akibat dari diberikannya masukan berupa sinyal dengan nilai yang di
inginkan ke dalam sistem.
(2) Elemen koreksi, berfungsi untuk mendapatkan masukan dari pengontrol dan
menghasilkan keluaran berupa tindakan untuk merubah variabel yang sedang
dikontrol.
(3) Proses, merupakan proses dimana suatu variabel dikontrol.
b) Karakteristik Open Loop System
(1) Tidak terdapat proses pengukuran.
(2) Variabel yang dikontrol tidak mempengaruhi aksi pengontrolan.
(3) Banyak didasari oleh waktu atau urutan proses.
(4) Kurang akurat, lebih stabil, murah\

c) Penerapan Open Loop System (kontrol kemudi)


Arah dua roda depan dapat dianggap sebagai variabel yang dikendalikan atau
keluaran (y) arah dari roda kemudi adalah sinyal penggerak atau masukan (u). Sistem
kontrol kemudi mobil ini masih menggunakan sistem mekanis, karena memang unsure
mekanis yang membentuk sistem kontrol ini.

3) Menurut saya pada lambda close loop control tidak akan terjadi paparan HC yang muncul
melebihi ambang batas, karena di situ terdapat proses pegukuran yang disertai dengan
pengontrolan oleh O2 sensor terhdap emisi yang terkandung pada gas buang, sehingga
apabila di ketahui campuran bahan bakarnya terlalu miskin atau kaya maka O2 sensor akan
memberikan feedback kepada ECU untuk mengontol campuran bahan bakar menjadi 14,7:1

Soal

3. Deskripsikan (minimal 3) pengembangan yang sudah ada untuk mengoptimalkan system


induksi udara pada engine. Berikan analisa anda mengapa sistem tersebut dapat
berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dan daya mesin.

Jawaban

1) Sistem Induksi Udara tipe L-EFI


Dalam sistem L-EFI, air flow meter langsung mampu mengukur jumlah udara yang
mengalir melalui intake manifold berbeda dengan sistem D-EFI yang mengukur tekanan
udara dalam intake manifold, kemudian melakukan penghitungan jumlah udara yang
masuk. Sensor Air flow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat. Istilah L
diambil dari bahasa Jerman yaitu “Luft” yang berarti udara.
2) Sistem Induksi Udara tipe D-EFI
Sistem induksi udara ini menggunakan bermacam-macam yang tekanan absolute
sensor sebagai beban pengukur udara, karena tekanan dalam intake manifold adalah
sebanding dengan jumlah udara yang masuk. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa
Jerman) yang berarti tekanan.

Sensor tekanan manifold absolute Pressure adalah sensor yg digunakan untuk


membandingkan tekanan variabel di dalam intake manifold dengan tekanan tetap di
dalam sensor Manifold Absolute Pressure sensor (MAP), akan tetapi tekanan udara dan
jumlah udara tidak dalam konvesi yang tepat ,sehingga masih belum akurat dibanding
dengan L-EFI.

Anda mungkin juga menyukai