Anda di halaman 1dari 17

Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

Fungsi Engine Management System (EMS)

Sekolah : SMK Muhammadiyah 3 Wates


Kelas/Semester : XII TKRO/ I (Ganjil)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Materi Pokok : Mendiagnosis kerusakan Engine Manajement
Sistem

A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penugasan LKPD dan kajian pustaka, siswa dapat
mengidentifikasi letak komponen sensor dan aktuator beserta cara
perawatannya dengan benar.
2. Siswa mampu melakukan perawatan komponen-komponen Engine
Management Sistem melalui pembelajaran berbasis masalah dengan
tepat.
3. Siswa mampu menganalisis hasil perawatan komponen Engine
Management Sistem melalui pembelajaran berbasis masalah dengan
tepat.
4. Siswa mampu menyajikan hasil analisis perawatan komponen Engine
Management Sistem melalui diskusi kelompok.
5. Siswa mampu menyajikan solusi atas permasalahan melalui diskusi
kelompok

B. Uraian Materi
Fungsi Engine Management System (EMS)
Fungsi engine management system adalah sebuah mekanisme pada
kendaraan yang mengendalikan secara luas supaya operasional mesin
dapat terus bekerja dengan maksimal setiap waktu lewat penataan
komponen mesin seperti sensor, actuator, controller, dan lain-lain.
Mekanisme penataan mesin mengikutsertakan penataan bahan bakar, air
intake, dan waktu pengapian, supaya didapat peristiwa dan tenaga seperti
detail.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

Pembukaan pada throttle valve bisa dilaksanakan dengan manual


dengan mekanisme jaringan mekanis, yang selanjutnya mengendalikan
rasio udara atau bahan bakar ke mesin, seterusnya kombinasi udara atau
bahan bakar yang masuk itu akan tentukan tenaga dan peristiwa yang
dihasilkah oleh mesin. Mekanisme komposisi kontrol secara mekanis bisa
disebutkan benar-benar susah, sulit saat pengerjaan, dan susah untuk
memperoleh hasil yang maksimal dan efektif, hingga menyebabkan emisi
buangnya tidak dapat mengikut ketentuan yang sudah diputuskan. Secara
elektronik untuk mekanisme pengaturan injeksi bahan bakar (Bosch's, D-
Jetronic, dan L-Jetronic) telah dikenalkan untuk gantikan mekanisme
konvesional karburator atau injeksi mekanis.
Mekanisme kontrol electronic akan mengakibatkan pengaturan
lebiha tepat dan bertahan lama, dan memiliki beberapa keunggulan lain
seperti kurangi pencemaran lingkungan karena emisinya lebih bagus, irit
bahan bakar, kestabilan dan kontrol mekanisme lebih bagus. Perubahan
tehnologi electronica yang paling cepat, terhitung didalamnya semi
conductor dan computer semenjak tahun 1970 berperanan dalam
tingkatkan tingkat konsistensi kendaraan dan harga juga makin dapat
dijangkau.
Mekanisme Kontrol Pada Engine Management System
Mekanisme kontrol pada engine management system terdapat beberapa
macam. Hal tersebut terdiri dari mekanisme kontrol bahan bakar,
mekanisme kontrol induksi udara, dan mekanisme kontrol pengapian.
Berikut ulasan satu-satu berkenaan mekanisme kontrol pada engine
management system:
1. Mekanisme Kontrol Bahan Bakar
Mekanisme kontrol bahan bakar sebagai salah satunya sisi dari engine
management system yang mempunyai fungsi atau arah untuk memberi
bahan bakar sesuai keperluan mesin hingga daya mesin yang maksimal,
emisi gas buang yang seminimal kemungkinan, efektivitas pemakaian
bahan bakar, pengendaraan yang maksimal di tiap keadaan mesin,
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

menahan evaporasi bahan bakar. Disamping itu mekanisme kontrol bahan


bakar berperan untuk menilai performa dari bermacam komponen pada
mekanisme bahan bakar dan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada
mekanisme bahan bakar.
Mekanisme kontrol yang dilaksanakan secara electronic ini terbagi dalam
beberapa komponen yang sama-sama berkaitan untuk mengatur bahan
bakar pada kendaraan. Mekanisme kontrol electronic bahan bakar terbagi
dalam sensor yang mempunyai fungsi untuk mengetahui dan mengawasi
performa mesin. Selanjutnya beberapa data ini dikirim ke mekanisme
pengolah atau yang lebih dikenali dengan ECU untuk dibanding dengan
standard yang berada di memori dengan tepat. Seterusnya hasil dikirim
untuk mengurus aktuator.
Proses pembakaran pada motor bensin membutuhkan ukuran kombinasi
udara dan bahan bakar supaya bisa hasilkan pembakaran yang optimal.
Kombinasi yang dikenali sebagai perbedaan udara dan bahan bakar
memiliki kontributor yang besar sekali pada hasil pembakaran. Kombinasi
ini harus ada pada wilayah perbedaan yang seperti yakni beberapa 14,7 kg
udara memerlukan udara beberapa 1 kg bensin. Berbentuk volumetrik,
10.500 liter udara sebanding 1 ltr bensin pada penekanan satu atmosfir.
Pada perbedaan ini akan dibuat tenaga hasil pembakaran yang optimal dan
emisi gas buang yang rendah. Seterusnya perbedaan 14,7: 1 ini dikenali
dengan perbedaan Stoichiometric. Perbedaan stoichiometric lebih dikenali
dengan istilah factor lamda (λ). Lamda ini sebagai perbedaan jumlah udara
yang digunakan dalam jumlah udara secara teoritis.
Pada engine yang memakai system konservatif (contoh karburator),
perbedaan bagus benar-benar sulit terwujud. Dengan tehnologi control
electronic, rerata perbedaan kombinasi udara dan bakar masih
dipertahankan pada kodisi lebih kurang 1% dari perbedaan stoichiometric.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

Bagian Kontrol Bahan Bakar


Dalam proses penginjeksian bahan bakar ada tiga hal yang perlu
dilaksanakan oleh mekanisme pengaturan yakni jumlah bahan bakar,
model injeksi, dan fuel cut. Penghitungan jumlah dikerjakan atas alasan
keadaan kerja mesin yakni di saat bekerja normal atau di saat starter.
Elektronik Control unit mangkalkulasikan waktu pembukaan untuk
injector supaya sesuai perbedaan stoichiometric dan keperluan mesin pada
waktu itu. Selain itu diakui model injeksi yang dikerjakan. Adapun model
injeksi bisa dikelompokkan jadi tiga sisi yakni model berbarengan atau
serempak, grup atau barisan, dan sequential.
Sementara untuk jumlah bahan bakar ditetapkan oleh lama waktunya
proses penginjeksian. Untuk fuel cut ditata bertepatan dengan
penghitungan waktu penginjeksian. Waktu penginjeksian ditata oleh
beberapa komponen engine management system berikut ini:
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

 Throttle position sensor switch berperan untuk memberi signal


status pembukaan throotle hingga ECU bisa hitung akselerasi, fuel
cut, deselerasi dan lain-lain.
 Mass air flow sensor mempunyai fungsi untuk memberi info
jumlah udara yang masuk di intake manifold
 Water temperature sensor berperan untuk memberi info
temperature air pendingin supaya ECU bisa menghitung waktu
injeksi seperti saat engine dingin, revisi waktu saat start dan lain-
lain.
 Cam shaft Position sensor berperan untuk memberi info status
perputaran cam shaft/crankshaft hingga ECU bisa menghitung
diawalinya saat penginjeksian, model injeksi dan lain-lain.
 Speed sensor berperan untuk memberi data kecepatan kendaraan
supaya ECU tidak lakukan fuel cut jika kendaraan bergerak dengan
kecepatan ± 8 km/jam atau mungkin kurang.
 Switch status netral berperan untuk memberi info status netral agar
diakui fuel cut
 Ignition Switch berperan untuk mengetahui saat start hingga ECU
bisa lakukan tambahan waktu injeksi saat start
 Bateray memberi info tegangan baterei agar mengkompensasi
tegangan baterei
 Oksigen sensor berperan sebagai info atau operan balik mengenai
hasil pembakaran hingga ECU bisa mempertimbangkan kombinasi
stoichiometric
2. Kontrol Mekanisme Induksi Udara
Perubahan kontrol mekanisme induksi udara makin cepat yang mana dulu
cuman untuk menghitung jumlah udara yang masuk di intake manifold
sampai saat ini yang berperan untuk penataan kontrol perputaran idle dan
perputaran tinggi. Ini berperan untuk tingkatkan efektivitas volumetrik
dari kendaraan. Mekanisme induksi udara adalah untuk filter mtr., dan
menghitung konsumsi udara ke intake manifold. Udara mengucur ke
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

mesin buka bypass throttle. Air valve mengirim udara seperlunya keintake.
Udara disaring oleh saringan udara masuk di dalam intake manifold dalam
bermacam volume.
Jumlah udara yang masuk di mesin diatur berdasarkan pembukaan throttle
valve. Udara bersih dari saringan udara (air cleaner) akan disalurkan ke
arah mass air flow lewat measuring plate. Banyak minimal udara yang
mengucur bergantung dari besar pembukaan yang dikendalikan oleh intake
chamber. Saat itu besarnya udara yang masuk di intake chamber
ditetapkan oleh lebarnya katup throttle terbuka. Saluran udara masuk di
intake manifold selanjutnya keruang bakar (combustion chamber). Jumlah
udara yang masuk
diketahu

i oleh mass air flow (L-EFI) atau mungkin dengan penekanan udara
manifold absolute pressure sensor (D-EFI).

Bagian Kontrol Induksi Udara


Ada banyak sensor dan komponen pada kontrol mekanisme induksi udara.
Berikut sebagai beberapa sensor dan komponen engine management
system yang mengendalikan proses penghasilan udara atau induksi udara:
- Air cleaner yang mempunyai fungsi untuk memfilter udara yang masuk
throtle bodi supaya jadi bersih.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

 Throtle bodi mempunyai beberapa fungsi untuk mengatur jumlah


induksi udara, sensor pembukaan katup throtle dan bypass saat
mesin idle.
 Throtle valve mempunyai fungsi untuk buka dan tutup jaluran
induksi udara.
 Idle air control (IAC) berperan untuk mengubah jumlah udara yang
masuk saat mesin pada keadaan dingin.
 Intake manifold sebagai tempat untuk memuat udara dan sebagai
aliran masuk udara ke ruangan bakar.
 Mass air flow atau MAF berperan untuk massa saluran udara yang
masuk ke intake manifold.
 Intake air suhu atau IAT berperan untuk menghitung suhu udara
yang masuk di intake manifold.
 Engine coolant suhu atau ECT berperan untuk menghitung suhu air
pendingin.
Konsep Kerja Kontrol Induksi Udara
Konsep kerja dari mekanisme induksi udara adalah udara disaring oleh
saringan udara masuk di dalam intake manifold dalam bermacam volume.
Di mana Udara bersih dari saringan udara (air cleaner) masuk di mass air
flow dengan buka pelat pengukuran (measuring plate), besarnya pelat
pengukuran dan potensiometer bergerak pada kutub yang serupa hingga
pojok buka pelat pengukuran ini akan diganti nilai tahanan potensiometer.
Output voltage sensor yang didapatkan dari konversi nilai tahanan ke
ECM sebagai dasar untuk tentukan jumlah udara yang masuk di intake air
chamber.
Lebarnya katup throttle terbuka menetukan besarnya udara yang masuk di
intake chamber. Saluran udara masuk di intake manifold selanjutnya ke
ruangan bakar (combustion chamber) jika mesin pada kondisi dingin, air
valve menyalurkan udara langsung ke intake chamber dengan mem-bypass
throttle, jumlah udara yang masuk diketahui oleh mass air flow (L-EFI).
Saluran udara masuk di intake manifold selanjutnya ke ruangan bakar
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

(combustion chamber) jika mesin pada kondisi dingin, air valve


menyalurkan udara langsung ke intake chamber untuk menambahkan
perputaran sampai fast idle.
3. Kontrol Mekanisme Pengapian
Kontrol mekanisme pengapian sebagai salah satunya mekanisme kontrol
pada engine manaegement system atau EMS yang mempunyai tujuan agar
bisa memberi mekanisme pengapian yang maksimal sampai bisa terwujud
torsi atau tenaga yang maksimal, hemat bahan bakar, pengaturan yang
bagus, dan meminimalkan terjadinnya knocking. Untuk mengendalikan
timing pengapian merujuk pada beban dan perputaran yang ada di memori
ECU.
Waktu mengucurnya arus ke ignition coil memengaruhi kualitas tegangan
tinggi yang dibuat. Karena itu mekanisme pengapian memerlukan
pengaturan waktu dan besarnya arus yang mengucur. Pada jenis terkini
dari Engine Management Mekanisme adalah dengan mengintefrasikan
fungsi amplifikasi di dalam control unit hingga banyak jenis system
pengapian saat ini yang bisa kita tenui tanpa memakai modul pengapian
atau power transistor. Power transistor berperan untuk menukar contact
platina yang bekerja secara teknisi.
Kerjanya system pengapian adalah dengan memberikan arus ntuk
mengoptimalkan pengapian pada masing-masing silinder, penyebab ke
modul pengapian hingga modul akan memberikan peluang untuk
serangkaian primer ignition coil untuk membuat serangkaian tertutup dan
hasilkan induksi. Dengan begitu konsep kerja system pengapian ini hampir
serupa dengan system konservatif, dengan ketidaksamaan waktu
pembangunan medan magnet pada coil dikendalikan oleh ECU. Untuk
hasilkan mekanisme pengapian yang optimal karena itu, beberapa
kendaraan telah memakai mekanisme pengapian langsung atau direct
ignition. Pada pengapian langsung memakai satu koil satu silinder hingga
pengapian yang dibuat lebih optimal.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

Bagian Kontrol Pengapian


Kontrol signal yang dipakai pada mekanisme pengapian terdiri jadi
beberapa komponen. Berikut sebagai komponen engine management
system:
 Camshaft position sensor berperan untuk tentukan saat pengapian
 Throtle position sensor berperan untuk tentukan saat pengapian di
saat idle atau deselerasi.
 Water suhu sensor berperan untuk menambahkan kekuatan start
dan supaya suhu kerja cepat terwujud.
 Mass air flow berperan untuk tentukan waktu penginjeksian supaya
didapat pengapian yang maksimal.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

 Knock sensor berperan untuk memantau berlangsungnya engine


knocking.
 Batteray berperan untuk menjaga waktu pengaliran arus ke ignition
coil sepanjang bekerja.
 Vehicle speed sensor berperan untuk tentukan timing pengapian
saat warm up, akselerasi, dan deselerasi.
 Ignition Switch berperan untuk tentukan mekanisme pengapian
bekerja normal atau mungkin tidak.
Komponen Engine Management System (EMS)
Sesuai dengan ulasan sebelumnya, didalam engine management system
terbagi menjadi tiga komponen utama yaitu sensor, processor (ECU), dan
actuator. Untuk lebih jelasnya berikut komponen engine management
system (EMS):
1. Sensor Engine Management Mekanisme
 Engine Coolant Temperature, sensor engine coolant suhu berperan
untuk mengetahui temperatur air pendingin di dalam mesin.
 Intake Air Suhu Sensor (IAT) berperan mengetahui temperatur
udara yang bakal masuk saat sebelum katup throttle.
 Throttle Position Sensor (TPS) berperan Untuk ketahui derajat
pembukaan katup gas atau thottle.
 Accelerator Pedal Position (APP) Sensor berperan mengkonversi
kedalaman pijakan pedal jadi sinyal listrik yang seterusnya
dikirimkan ke ECU mesin.
 Air Flow Sensor berperan ketahui flow jumlahnya saluran udara
masuk.
 Sensor Massa Udara berupa kawat atau film yang panas berperan
ketahui massa udara yang masuk.
 Karman Kortex berperan ketahui volume udara masuk.
 Manifold absolute Pressure Sensor berperan ketahui penekanan
udara masuk.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

 Sensor Induktif pada distributor berperan Sebagai Sensor


perputaran mesin, sebagai tanda saat pengapian, sebagai tanda saat
injeksi, untuk mengetahui status camshaft/hebat kompressi, dan
untuk mengetahui status crankshaft.
 Sensor Hall pada distributor berperan Sebagai Sensor perputaran
mesin, sebagai tanda saat pengapian, sebagai tanda saat injeksi,
untuk mengetahui status camshaft/hebat kompressi, dan untuk
mengetahui status crankshaft.
 Crankshaft position sensor (CKP) berperan Sebagai Sensor
perputaran mesin, sebagai tanda saat pengapian, sebagai tanda saat
injeksi, untuk mengetahui status camshaft/hebat kompressi, dan
untuk mengetahui status crankshaft.Camshaft position sensor (CKP)
berperan Sebagai Sensor perputaran mesin, sebagai tanda saat
pengapian, sebagai tanda saat injeksi, untuk mengetahui status
camshaft/hebat kompressi, dan untuk mengetahui status crankshaft.
 Sensor Knocking berperan untuk ketahui terjadi knocking,
mekanisme closed-loop pengapian, mengetahui oktan bahan bakar.
 Oxygen Sensor (Sensor Gas buang) berperan untuk
mengetahui/mengecek emisi gas buang dengan menghitung
kandungan oksigen di dalam gas buang, tentukan apa mobil
bekerja dengan kombinasi bahan bakar terlampau kurus atau
terlampau gendut.
 Speed Sensor ini ada pada speedometer dan berperan untuk ketahui
berapakah kecepatan kendaraan.
2 ECU
ECU adalah komponen engine management system yang berfungsi
memproses data data yang masuk (dari sensor) dan merubahnya menjadi
sinyal untuk mengaktifkan aktuator yang ada di mesin sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan mesin.
3. Aktuator Engine Management Mekanisme
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

 Relay Pompa Bahan Bakar berperan untuk mematikan kerja pompa


bahan bakar saat engine pada kondisi mati.
 Injektor berperan untuk menginjeksikan atau menyemprotkan
bahan bakar ke arah intake manifold atau ruangan bakar.
 Idle Speed Control (ISC) / Idle Air Control (IAC) berperan untuk
mengatur kecepatan pemutaran idle atau stasioner pada kendaraan.
 Koil Pengapian berperan untuk meningkatkan tegangan listrik dari
aki yang selanjutnya dilanjutkan ke busi.
 Lampu Tanda Engine Cek berperan untuk memberikan tanda
kerusakan engine pada mekanisme EMS.
 Control Cut Air Conditioner berperan untuk mengatur kerja air
conditioner (AC).
 Control Elektronik Cooling Fan berperan untuk mengatur kerja
electric cooling fan, electric fan akan bekerja jika suhu capai 98
derajat celcius. Electric fan bekerja jika keadaan AC ON.
Di atas sebagai ulasan berkenaan engine management system (EMS) baik
fungsi engine management system, komponen, dan cara kerjanya.. Ulasan
bagus di dalam hal fungsi engine management system (EMS), komponen
engine management system atau EMS, konsep kerja mekanisme kontrol
pada engine management system (EMS).
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

C. Latihan dan Kunci Jawaban/Rubrik


Soal Uraian :
1. Sebutkan komponen komponen yang ada dalam engine manajemen
system?
2. Jelaskan fungsi sensor
3. Jelaskan apa yang anda ketahui mengenai Aktuator!
4. Uraikan konsep EMS?
5. Bagaimana prosedur pengukuran tekanan bahan bakar?

Pedoman Penskoran Soal Uraian :


NO
KUNCI JAWABAN SKOR
SOAL
1. Jawab:
Komponen dalam engine manajemen system terdiri atas sensor,
control unit dan actuator. Engine manajemen system didesain untuk
memperoleh kerja mesin yang optimal, efektif dalam penggunaan
bahan bakar dan emisi gas buang yang dihasilkan dari proses
pembakaran di dalam silinder dapat diminimalisir.
SKOR MAKSIMUM 10
2. Jawab:
Sensor berfungsi untuk memberikan informasi kepada ECU tentang
kondisi fisik dan pembebanan pada engine. Data-data yang
diberikan dapat berupa data analog maupun digital, bergantung dari
jenis sensor yang digunakan. ECU bekerja mengolah data-data dari
sensor sehingga menjadi pertimbangan untuk memberikan aksi
berupa jumlah injeksi bahan bakar, timing pengapian dan
kesetabilan putaran engine. Dengan berbasis pada data dasar,
dikoreksi dengan kondisi fisik dan beban engine, ECU dapat
melakukan kalkulasi kebutuhan dan pengontrolan engine dengan
efektik dan optimal.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

SKOR MAKSIMUM 10
3. Jawab:
Aktuator sebagai komponen penggerak, merupakan piranti yang
menjalankan keputusan kalkulasi maupun evaluasi dari ECU.
Dengan demikian engine dapat bekerja pada kondisi optimal, efisien
dan rendah emisi gas buang.
SKOR MAKSIMUM 10
4. Jawab:
 Sejak diperkenalkan pertama kali oleh Rudolf Diesel pada
1892 di Jerman, mesin diesel telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat mulai penggunaan bahan bakar hingga
peningkatan kinerja yang berhubungan dengan teknologi
mekanis hingga improvement power, dan konsumsi bahan
bakar agar lebih bersahabat dengan lingkungan. Motor diesel
sebagai sebuah sumber tenaga penggerak memiliki prinsip
yang hampir sama dengan motor bensin (gasoline engine)
dimana energi dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar di
dalam mesin itu sendiri (internal comustion engine).Ada
beberapa perbedaan utama antara karakteristik mesin bensin
dan mesin diesel. Mesin diesel menggunakan prinsip
penyalaan kompresi (compression ignition). Sedangkan mesin
bensin menggunakan prinsip spark-ignition(pembakaran yang
dipicu oleh percikan api pada busi). Oleh karenanya motor diesel
sering juga disebut dengan ”compression ignition engine”. Agar
dapat mencapai suhu dan tekanan pembakaran, tekanan
kompresi pada mesin diesel diusahakan mampu mencapai 30-
45kg/cm2, agar temperatur udara yang dikompresikan
mencapai 500 derajat celsius,sehingga bahan bakar mampu
terbakar dengan sendirinya tanpa dipicu oleh letikan bunga api
dari busi. Untuk dapat mencapai tekanan dan temperatur yang
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

demikian, pada motor diesel harus memiliki perbandingkan


kompresi yang lebih tinggi kira-kira mencapai 18:1 atau lebih
dan membutuhkan gaya yang lebih besar untuk memutarnya.
SKOR MAKSIMUM 20
5. Jawab :
 Langkah pertama sudah pasti kita siapkan alat ukurnya
 Posisi kuknci kontak dalam kondisi “OFF”

 Lepas pengunci selang penghubung fuel pump dengan injektor

 Setelah terlepas, barulah hubungkan fuel pump pressure gauge di


antara selang fuel pump yang sudah terlepas tadi, disusun secara
seri di bolak balik sama saja, asalkan konektor penyambung
selangnya bisa terpasang dengan benar tanpa adanya kebocoran
 Setelah alat ukur terpasang dengan sempurna, maka posisikan
kunci kontak di posisi “ON” dengan catatan sebelum kunci kotak
di posisi ‘ON” kembali periksa sambungan selang bahan bakar,
pastikan kondisinya tidak ada yang bocor.
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

 Setelah kunci kontak “ON” lihat tekanan stanby-nya, ada di


angka berapa..? jika tekannya di bawah standar, maka fuel pump
masih belum bisa kita katakana rusak, dimana langkah
selanjutnya masih harus kita lakukan, yakni dengan
menghidupkan mesinnya (kondisi alat masih terpasang…)
 Setelah motor kondisi nyala dan lihat jarum alat ukur ada di
angka berapa…? kalau masih dalam angka standar maka tidak
ada masalah pada fuelpump-nya, namun kalau tekanan ada di
bawah standar, maka bisa kita katakana fuel pump butuh kita
periksa dengan membongkar fuel pump dari tangki bahan bakar.
 Setelah mengukur dalam kondisi stasioner, sekali lagi
pengukuran masih kita lanjutkan lagi, bukan kondisi stasioner
lagi, melainkan dengan menaikkan putaran mesin dengan
spontan atau dengan menahan putaran mesin di atas stasioner
(1500 ke atas). Amati pergerakan jarum pada alat ukur, jika
jarum bergetar kurang lebih 2 – 3 Kpa dari angka standar, maka
itu bisa kita katakana wajar…namun jika pergerakan jarumnya
sampai 100-200 Kpa, maka fuel pump perlu kita periksa.
SKOR MAKSIMUM 50
TOTAL SKOR MAKSIMUM 100

D. Daftar Pustaka
https://www.otosigna.com/engine-management-system/
https://www.sekolahkami.com/2019/10/engine-management-system-
ems.html
Nama : Mashuri Samsu Huda

NIM : 229007495068

http://otoproduct.blogspot.com/2015/05/sistem-bahan-bakar-
konvensional.html
https://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otom
otif/948-sidikargana

Anda mungkin juga menyukai