sejumlah bahan bakar yang telah diberikan tekanan oleh pompa suplai kemudian disimpan kedalam
sistem common rail sebelum dilakukan distribusi kepada injektor. Pada Electric Control Unit (ECU) dan
juga Electronic Driving Unit (EDU) melakukan kontrol jumlah dan waktu kerja sistem injeksi bahan bakar
untuk mencapai tingkat yang optimal dengan cara melakukan pembukaan dan penutupan sistem
injektor dengan menggunakan sinyal yang didapat dari sensor yang terpasang.
Pressure Control Valve
A pressure control valve (PCV) for controlling rail pressure can be located at one rail extremity
(pump-external PCV), Figure 1, or at the pump outlet (pump-integrated PCV), Figure 2. The
pump-external PCV leads to lower pump manufacturing costs but the proximity of the regulator
to the injectors can introduce additional disturbances in injector dynamics. In the pump-
integrated PCV solution, the fuel throttled by the control valve joins the leakage flow from the
pumping chambers as well as the fuel flowing in the pumps cooling and lubrication circuits.
This combined flow is discharged from the pump to return to the fuel tank.
Figure 1. Common Rail Diesel Fuel Injection System with Pressure Control Valve located on
the Rail
(Source: Bosch)
(Source: Bosch)
Rail pressure control with a PCV is inherently fast because of the proximity of the system input
(PCV) and system output (rail pressure sensor). In other words, the system does not include the
delay resulting from fuel passing through the high pressure pump as would be the case for some
of the pump metering approaches.
###
Kontrol elektronik dari mesin diesel bahan bakar injeksi memungkinkan parameter yang
akan divariasikan tepat untuk kondisi yang berbeda, ini adalah satu-satunya cara dimana mesin
diesel modern mampu memenuhi banyak tuntutan yang diberikan di atasnya, sistem EDC
(Electronic Diesel Control) dibagi menjadi tiga wilayah : Sensor dan generator yang
dikehendaki, Control unit, Actuator.
Gambaran sistem umum
Persyaratan
Pembangunan masa kini dalam bidang teknologi diesel difokuskan pada konsumsi bahan
bakar dan menurunkan emisi gas buang (partikel Nox, CO, HC) sambil meningkatkan kinerja
mesin dan torsi. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah menyebabkan peningkatan popularitas
mesin diesel Injeksi Langsung (DI), yang menggunakan bahan bakar yang tekanan injeksi jauh
lebih tinggi dari mesin Indirect Injection (IDI) dengan sistem berputar atau prechamber, karena
pembentukan campuran lebih efisien dan tidak adanya kerugian arus terkait antara ruang
berputar/prechamber dan ruang bakar utama, komsumsi bahan bakar mesin direct injection
adalah 10-20 lebih rendah dari yang dicapai oleh desain Indirect Injection. Selain itu,
pengembangan mesin diesel telah dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan yang tinggi dan
menuntut kemudahan di mobil modern, juga tunduk pada tingkat persyaratan kebisingan yang
lebih dan lebih ketat.
Akibatnya, kinerja menuntut injeksi bahan bakar dan sistem manajemen mesin juga
meningkat, khususnya berkaitan dengan :
1. Tingkat tekanan bahan bakar injeksi.
2. Kelengkuan rata-rata debit kontrol.
3. Pra-injeksi dan, jika diperlukan injeksi sekunder.
4. Variasi kuantitas bahan bakar injeksi, biaya-tekanan udara, dan mulai injeksi agar sesuai dengan
kondisi operasi.
5. Suhu tergantung pada kelebihan kuantitas bahan bakar untuk memulai.
6. Kontrol kecepatan idle independen beban mesin.
7. Resirkulasi gas buang terkendali (mobil).
8. Cruise control.
9. Toleransi ketat untuk durasi injeksi dan juantitas bahan bakar yang disuntikkan, dan
pemeliharaan presisi tinggi selama masa pelayanan dari sistem (kinerja jangka panjang).
Kontrol elektronik diesel memungkinkan pertukaran data dengan sistem elektronik lainnya,
seperti Traction Control System (TCS), Electronic Transmission Control (ETC) atau Electronic
Stability Program (ESP). Akibatnya, sistem manajemen mesin dapat diintegrasikan dalam
jaringan sistem secara keseluruhan kontrol kendaraan, sehingga memungkinkan fungsi-fungsi
seperti pengurangan torsi mesin pada saat gigi transmisi berubah otomatis, pengaturan torsi
mesin untuk mengkompensasi spin roda, penghentian pengisian bahan bakar oleh immobilizer
mesin, dll.
Sistem EDC sepenuhnya terintegrasi dalam sistem diagnostik kendaraan, memenuhi semua
persyaratan OBD (On-Board Diagnosis) dan EOBD (Eropa OBD).
Modul sistem
Electronic Diesel Control (EDC) dibagi menjadi 3 modul sistem :
1. Sensor dan generator setpoint mendeteksi kondisi operasi (misalnya kecepatan mesin) dan nilai
setpont (misalnya posisi switch). Mereka mengubah variabel fisik menjadi sinyal listrik.
2. Unit kontrol elektronik proses dari sensor dan generator setpoint berdasarkan spesifik terbuka
dan algoritma kontrol loop tertutup. Ini mengendalikan aktuator dengan menggunakan sinyal-
sinyal output listrik. Selain itu , unit kontrol bertindak sebagai interface ke sistem lain dan
dengan sistem kendaraan diagnostik.
3. Aktuator mengkonversi sinyal output listrik dari unit kontrol ke dalam parameter mekanik
(misalnya solenoid valve untuk sistem bahan bakar injeksi).
Pengolahan data
Fungsi utama dari Electronic Diesel Control (EDC) adalah untuk mengontrol jumlah
injeksi bahan bakar dan waktu injeksi, sistem bahan bakar injeksi common rail juga mengontrol
tekanan injeksi, selanjutnya pada semua sistem, EDC mesin mengontrol beberapa aktuator.
Untuk semua komponen beroperasi secara efisien, fungsi EDC harus tepat dicocokkan dengan
setiap kendaraan dan setiap mesin, ini adalah satu-satunya cara untuk mengoptimalkan interaksi
komponen.
Unit kontrol mengevaluasi sinyal yang dikirim oleh sensor dan membatasi mereka ke
tingkat tegangan yang diijinkan, beberapa sinyal input juga diperiksa untuk kondisi yang
sebenarnya, dengan menggunakan data input bersama-sama dengan peta program yang disimpan,
mikroprosesor menghitung waktu injeksi dan durasinya, informasi ini kemudian dikonversi
menjadi sinyal karakteristik yang disesuaikan dengan langkah piston mesin, program
perhitungan disebut sebagai software ECU. Tingkat ketelitian yang dipersyaratkan bersama
dengan respon yang luar biasa dinamis mesin diesel membutuhkan daya komputasi tingkat
tinggi, sinyal keluaran memicu tahap output yang power supply cukup untuk aktuator (misalnya
katup tekanan tinggi solenoid untuk sistem bahan bakar injeksi, positioner resirkulasi gas buang
dan aktuator peningkatan tekanan). Selain itu, sejumlah komponen pembantu fungsi lain
(misalnya relay glow-plug dan sistem pendingin udara) yang terpicu.
Karakteristik sinyal yang salah terdeteksi oleh output tahap fungsi diagnostik untuk katup
solenoid. Selain itu, sinyal yang dipertukarkan dengan sistem lain dalam kendaraan melalui
interface atau antarmuka, ECU mesin memonitor sistem injeksi bahan bakar lengkap sebagai
bagian dari strategi keamanan atau safety.
Diatas merupakan Penjelasan dari EDC (Electronic Diesel Control), untuk keperluan alat
bengkel, alat perkakas, alat diagnosa maupun peralatan penunjang pekerjaan anda kami
sediakan DISINI
Info lebih detail :
Alamat Kantor : Jl. Kedempel No.24 Danukusuman, Serengan, Surakarta, Indonesia
57156
Telp / Fax: 0271 - 631654, SMS / Telp (XL) : 0878-1254-0444
Konsep Operaasi Sistem Bahan Bakar Common Rail
On 19.18 by Aris Raswo No comments
KONSEP OPERASI
Dalam sistem bahan bakar injeksi common rail, fungsi pembangkit atau penghasil tekanan dan
injeksi bahan bakar terpisah, tekanan injeksi yang di hasilkan tergantung pada kecepatan mesin
dan kuantitas bahan bakar injeksi, EDC (Electronic Diesele Control) mengatur masing-masing
komponen.
PEMBANGKIT TEKANAN
Pembangkit tekanan dan injeksi bahan bakar common rail dipisahkan dengan sebuah akumulator
volume, bahan bakar di bawah tekanan yang dipasok ke volume akumulator pada common rail
yang siap untuk diinjeksikan, kinerja yang terus menerus pompa tekanan tinggi digerakan oleh
mesin, akan menghasilkan tekanan injeksi yang diinginkan. Tekanan di atas fuel rail di jaga
sesuai dengan kecepatan mesin atau kuantitas injeksi bahan bakar, karena pola injeksi hampir
seragam, desain pompa bertekanan tinggi bisa jauh lebih kecil dan pengendalian torsi sistem bisa
lebih rendah dari sistem bahan bakar injeksi konvensional, hal ini mengakibatkan beban yang
jauh lebih rendah pada kinerja pompa. Pompa tekanan tinggi adalah pompa piston radial. Pada
kendaraan komersial, sebuah pompa injeksi in-line kadang-kadang juga di pasang.
Diatas merupakan Penjelasan dari Konsep Operaasi Sistem Bahan Bakar Common Rail,
untuk keperluan alat bengkel, alat perkakas, alat diagnosa maupun peralatan penunjang
pekerjaan anda kami sediakan DISINI
Info lebih detail :
Alamat Kantor : Jl. Kedempel No.24 Danukusuman, Serengan, Surakarta, Indonesia
57156
Telp / Fax: 0271 - 631654, SMS / Telp (XL) : 0878-1254-0444
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Rabu, 30 April 2014
common rail system for isuzu 6hk1
[1] Fuel System
Bahan bakar tekanan tinggi yang dihasilkan oleh pompa pasokan didistribusikan ke silinder
menggunakan rail. Katup elektromagnetik dalam injector kemudian membuka dan menutup katup
jarum nosel untuk mengontrol awal dan akhir injeksi bahan bakar.
Berdasarkan sinyal yang diterima dari berbagai sensor yang dipasang pada mesin dan kendaraan,
ECU mengontrol waktu saat ini dan durasi di mana saat ini diterapkan pada injector, sehingga
memastikan jumlah optimal bahan bakar diinjeksikan pada waktu yang optimal.
Sistem kontrol dapat secara luas diklasifikasikan menurut komponen elektronik berikut: sensor,
komputer, dan aktuator.
Sistem rail terdiri dari pompa suplai, rail, dan injector, dan juga termasuk ECU dan sensor untuk
mengatur komponen-komponen.
Pasokan pompa menghasilkan tekanan bahan bakar internal di rail. Tekanan bahan bakar diatur oleh
kuantitas bahan bakar habis oleh pompa pasokan. Pada gilirannya, kuantitas debit bahan bakar diatur
oleh sinyal elektronik dari ECU yang mengubah PCVs (katup kontrol pompa) ON dan OFF.
Setelah menerima bahan bakar bertekanan dengan pompa suplai, rail mendistribusikan bahan bakar ke
silinder. Bahan bakar bertekanan terdeteksi oleh sensor tekanan rel (dipasang di rel) dan mengalami
kontrol umpan balik sehingga tekanan yang sebenarnya akan cocok dengan tekanan perintah (yang
ditunjuk sesuai dengan kecepatan mesin dan beban). Bahan bakar bertekanan di rel melewati pipa
injeksi yang mengarah ke silinder, dan berlaku tekanan untuk nozel injektor dan ruang kontrol.
Injektor mengatur kuantitas injeksi dan waktu dengan memutar TWV (dua arah katup) ON dan OFF.
Ketika TWV adalah ON (saat ini diterapkan), rangkaian bahan bakar beralih, menyebabkan tekanan
tinggi bahan bakar di ruang kontrol mengalir keluar melalui lubang. Akibatnya, kekuatan tekanan tinggi
bahan bakar pada pembukaan katup nosel menyebabkan katup jarum untuk mengangkat, sehingga
memulai injeksi bahan bakar.
Ketika TWV diaktifkan OFF (saat ini tidak diterapkan), rangkaian bahan bakar beralih sehingga
bertekanan tinggi bahan bakar, perjalanan melalui lubang, diperkenalkan ke ruang kontrol. Akibatnya,
jarum katup menurunkan, sehingga mengakhiri injeksi bahan bakar. Dengan demikian, melalui kontrol
elektronik, waktu saat ini diterapkan pada TWV menentukan timing injeksi, dan durasi yang saat ini
diterapkan pada TWV menentukan kuantitas injeksi.
Penurunan emisi merupakan isu yang sangat penting dalam perkembangan motor diesel saat ini. Untuk
mencapai tujuan di atas, dilakukan berbagai macam cara baik oleh perusahaan otomotif maupun oleh para
peneliti. Salah satu yang sedang banyak diteliti pada saat ini adalah Homogeneous Charge Compression Ignition
(HCCI) dan Injeksi Ganda (Multiple Injection). Pada penelitian ini diperlukan diesel dengan sistem common rail
injection. Bagian yang penting dari common rail injection tersebut adalah sistem kontrol dari common rail
injection. Adapun pembuatan sistem kontrol itu terdiri dari perancangan unit kontrol, pembuatan diagram alir,
perancangan software dan integrasi sistem. Ketiga proses di atas telah dilakukan dengan hasil prototipe unit
kontrol untuk common rail injection. Spesifikasi prototipe di atas bisa digunakan untuk mengontrol lama injeksi
dengan range pengukuran 1 degCA dan waktu injeksi -80 degCA sampai +10 degCA berdasarkan sudut engkol
dari motor diesel. Sistem kontrol ini bisa terhubung dengan personal komputer melalui serial port sehingga
nantinya memudahkan dalam pengontrolan.
Kata kunci: HCCI, Commonrail Injection, Motor diesel.
Prinsip kerjanya
Selama ini mesin Diesel memiliki image atau dikenal digunakan pada kendaraan niaga dengan
suara mesin yang keras dan asap knalpotnya pekat, berbau dan kotor. Hal itu adalah
mesin Diesel hasil produksi masa lalu. Dengan terus dikembangkannya teknologi mesin Diesel,
sejak tahun 1997 di Eropa sudah banyak kendaraan sedan kecil bermesin Diesel modern.
Suara mesinnya halus seperti mesin bensin, nyaman dipakai, kecepataannya tinggi, konsumsi
pemakaian bahan bakar ekonomis dan ramah lingkungan, bahkan pemakaian konvertor katalitis
jenis oksidasi, yang mengubah karbon monoksida (CO) dan hydrocarbons (HC) dari gas buang,
adalah alat-alat perlengkapan standar pada mesin Diesel modern. Saat ini kendaraan bermesin
Diesel modern sudah mulai banyak di jalanan negara kita Indonesia.
Mesin Diesel putaran tinggi injeksi langsung yang modern menggunakan Sistem Common-
Rail,yaitu sistem injeksi bahan bakar yang mengurai ke dalam atom bahan bakar dengan
cukup sempurna melalui tekanan injeksi yang tinggi pada injektor bahan bakar. Komponen
utama dari sistem common-rail adalah injektor, yang terdiri dari dua jenis: injektor katup
solenoid dan injektor piezo inline yang baru, yang diperkenalkan tahun 2004.
Sistem injeksi bahan bakar common-rail untuk mesin Diesel injeksi langsung (Direct
Injection atau DI) dipergunakan pada kendaraan berikut ini :
Sistem common-rail adalah sistem yang sangat fleksibel untuk menyesuaikan injeksi bahan-
bakar ke mesin (engine). Hal ini dapat dicapai dengan :
Tekanan injeksi tinggi sampai sekitar 1600 bar, dan pada masa depan sampai 1800
bar.
Tekanan injeksi diadaptasi ke kondisi kerja (200-1800 bar
Awal injeksi yang bervariasi.
Kemungkinan dari beberapa peristiwa pra injeksi dan injeksi sekunder (bahkan
kondisi injeksi sekunder yang terlambat).
Komponen pokok dari sistem common-rail adalah injector, disatukan dengan katup aksi cepat
(actuator katup solenoid atau piezo) yang membuka dan menutup nosel, komponen ini
mengontrol proses injeksi untuk masing-masing silinder. Semua injektor dilayani oleh rel bahan
bakar umum(common-rail), inilah yang menjadi asal dari istilah "common-rail.
Gambar Modul Sistem Unit Kontrol Mesin dan Sistem Injeksi Bahan Bakar Common-Rail
Konsep Operasi
Pada sistem common-rail, fungsi dari pembangkitan tekanan dan penginjeksian bahan-bakar
adalah terpisah. Tekanan injeksi dihasilkan independen dari kecepatan putar mesin dan jumlah
bahan bakar yang disemprotkan. Pada kontrol diesel elektronik (EDC) mengontrol setiap
komponen.
1. Pembangkitan Tekanan
b.Kontrol tekanan pada sisi isap dengan unit metering yang disambungkan ke pompa tekanan
tinggi (untuk mobil penumpang dan kendaraan komersial).
c.Kontrol tekanan pada sisi isap dengan unit metering dan kontrol tambahan dengan katup
kontrol tekanan (untuk mobil penumpang).
7 Sambungan injektor
10 Unit metering
i Tekanan Tinggi
Pada sistem mobil penumpang, tekanan rel yang diperlukan dikontrol pada sisi tekanan tinggi
oleh sebuah katup kontrol tekanan (gambar 2a, 4 ). Bahan bakar tidak diperlukan untuk
pengembalian aliran injeksi ke sirkuit tekanan rendah melalui katup kontrol tekanan.
Kontrol pada sisi tekanan tinggi diadopsi pada sistem common-rail yang pertama. Katup kontrol
tekanan dipasang terutama pada rel bahan bakar.
Cara lain pengontrolan tekanan rel adalah untuk mengontrol aliran bahan bakar pada sisi isap
(Gambar 2b). Unit metering (10) yang disambungkan pada pompa tekanan tinggi memastikan
bahwa pompa mengalirkan kuantitas bahan bakar yang tepat ke rel bahan bakar agar
memelihara tekanan injeksi yang diperlukan oleh sistem. Jika terjadi kesalahan, katup relief
tekanan (9 ) mencegah tekanan rel melebihi batas maksimum.
c. Sistem Dua-Aktuator
Sistem dua-aktuator (Gambar 2c) mengombinasikan kontrol tekanan pada sisi isap melalui unit
metering dan kontrol pada sisi tekanan tinggi melalui katup kontrol tekanan, dengan demikian
menggabungkan keuntungan dari kontrol sisi tekanan tinggi dan kontrol aliran bahan bakar sisi
isap.
3. Injeksi Bahan-Bakar
Injektor menyemprotkan bahan bakar secara langsung ke dalam ruang bakar mesin. Injektor
dilayani oleh aliran bahan bakar tekanan tinggi yang pendek yang dihubungkan dengan rel
bahan bakar. Unit kontrol mesin mengontrol katup switching yang diintegrasikan pada injektor
untuk membuka dan menutup nosel injektor. Waktu buka injektor dan tekanan sistem
menentukan kuantitas bahan bakar yang dialirkan. Pada tekanan tetap, kuantitas bahan bakar
yang dialirkan sebanding dengan waktu switching dari katup solenoid. Oleh sebab itu, tidak
tergantung dengan kecepatan putar mesin atau pompa (berdasar waktu injeksi bahan bakar).
Tekanan injeksi maksimum saat ini 1600 bar dan pada masa depan akan meningkat menjadi
1800 bar. Sistem common-rail menghasilkan emisi gas buang yang rendah dengan
memperkenalkan peristiwaawal-injeksi atau peristiwa banyak injeksidan juga memperlemah suara
pembakaran. Peristiwa banyak injeksi sampai dengan lima per siklus injeksi dapat dibangkitkan
dengan menggerakkan secara cepat katup tombol beberapa kali. Gerakan menutup jarum
nosel dilakukan secara hidrolis untuk memastikan bahwa akhir dari injeksi adalah cepat.
Unit kontrol elektronik mengevaluasi sinyal masuk. Sinkron dengan pembakaran, unit
kontrol elektronik menghitung sinyal trigger untuk katup kontrol tekanan atau unit metering,
injektor, dan aktuator lain (misalnya katup EGR, aktuator turbocharger gas buang, dsb.).
Waktu switching injektor, yang seharusnya singkat, dapat dicapai
dengan menggunakan katup switching tekanan tinggi dan sebuah sistem kontrol spesial.
Fungsi dasar melibatkan kontrol presisi waktu injeksi bahan-bakar Diesel dan kuantitas bahan
bakar pada tekanan referensi. Dengan cara ini, mereka memastikan bahwa mesin Diesel
mempunyai karakteristik konsumsi bahan bakar yang rendah dan putaran mesin yang halus.
Sejumlah fungsi koreksi mampu untuk mengkompensasi toleransi antara sistem injeksi bahan-
bakar dan mesin, yaitu :
d. Fungsi Tambahan
Penambahan fungsi kontrol open-and closed-loop memiliki tugas mereduksi emisi gas
buang dan konsumsi bahan bakar atau meningkatkan keselamatan dan kenyamanan. Beberapa
contoh adalah :
Mengintegrasikan EDC pada sistem kendaraan secara keseluruhan membuka sejumlah peluang
baru,misalnya pertukaran data dengan kontrol transmisi atau sistem pengaturan suhu AC.
Secara normal unit kontrol mesin maksimum mempunyai hanya delapan langkah output untuk
injektor, mesin lebih dari delapan silinder dipasang dengan dua unit kontrol mesin,
yangdipasangkan pada jaringan master/slave melalui highspeed CAN interface. Maka
digunakan jugamicrocontroller yang berkapasitas lebih tinggi. Beberapa fungsi dialokasikan
secara tetap pada unit kontrol spesifik (misalnya kontrol keseimbangan bahan bakar). Yang lain
dapat dialokasikan secara dinamis ke satu atau unit kontrol lainnya sesuai dengan keadaan yang
dituntut (misalnya untuk mendeteksi sinyal sensor).
Turbo charger
Turbocharger adalah pompa udara yang didesain untuk menggunakan energi bahan bakardalam
gas buang yang tidak terpakai. Gas buang tersebut mengerakkan turbine wheel yang menjadi
satu dengan compresor wheel melalui poros utama. Compressor wheel digerakkan pada
kecepatan tinggi mendorong udara yang bertekanan masuk ke dalam silinder.
Komponen turbocharger:
Untuk melumasi full-floating bearing di dalam center housing, oli mesin disalurkan dari oil inlet
pipe dan disirkulasikan di antara bearing-bearing. Setelah melumasi bearingbearing, oli ini
mengalir melalui oil outlet pipe dan kembali ke oil pan.
Turbocharger didinginkan oleh air pendingin mesin. Air pendingin dikirim dari housing thermostat
dan masuk ke dalam coolant channel melalui coolant inlet pipe, kemudian dari turbocharger
kembali ke water pump melalui coolant outlet pipe.
Unit Control Electronic (ECU) mengevakuasi sinyal masuk, sinkronisasi dengan pembakaran,
menghitung sinyal pemicu untuk mengontrol katup tekanan atau unit metering, injektor dan
aktuator lainya (EGR valve, aktuator turbocharge gas buang, dll). Waktu switching injektor,
yang seharusnya singkat bisa di capai dengan tekanan tinggi yang dioptimalkan katup switching
dan sistem kontrol khusus. Sudut/ sistem waktu membandingkan timing injeksi, berdasarkan data
dari sensor crankshaft dan camshaft, dengan keadaan mesin (kontrol waktu), kontrol diesel
elektronik (EDC) memungkinkan pengukuran tepat dari kuantitas bahan bakar yang diinjeksikan.
Selain itu, EDC menawarkan potensi fungsi tambahan yang dapat meningkatkan respon mesin
dan juga kenyamanan.
Fungsi dasar
Fungsi dasar melibatkan kontrol tepat waktu injeksi bahan bakar diesel dan kuantitas
bahan bakar pada tekanan referensi. Dengan cara ini, mereka memastikan bahwa mesin diesel
memiliki karakteristik konsumsi rendah dan bekerja dengan lancar.
Koreksi fungsi untuk menghitung penginjeksian bahan bakar
Sejumlah fungsi koreksi yang tersedia untuk mengimbangi toleransi antara sistem injeksi
bahan bakar dan mesin :
1. Kompensasi aliran injektor .
2. Kalibrasi tanpa aliran .
3. Kontrol keseimbangan bahan bakar .
4. Adaptasi aliran rata-rata.
Fungsi tambahan
Fungsi tambahan kontrol open dan close loop melakukan tugas-tugas untuk mengurangi
emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar atau meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
Beberapa contohnya adalah :
1. Kontrol dari resirkulasi gas buang .
2. Kontrol tekanan naik.
3. Kontrol penjelajahan.
Diatas merupakan Penjelasan dari Sistem Common Rail Mesin Diesel, untuk keperluan alat
bengkel, alat perkakas, alat diagnosa maupun peralatan penunjang pekerjaan anda kami
sediakan DISINI
Info lebih detail :
Mesin Diesel sudah terkenal sebagai mesin yang kasar, dengan getaran yang keras dan salah satu
penyumbang polusi udara dengan asap yang tebal, hitam dan terkadang pekat/kotor. Tapi semua
itu bisa sirna berkat terciptanya Pompa Injeksi Common Rail pada mesin Diesel.
Apa itu Pompa Injeksi Common Rail? dan apa perbedaan dengan Pompa Injeksi lainya?
Baik Sob, kali ini kita akan mengulas mengenai Pompa Injeksi Common Rail beserta cara
kerjanya dengan cara dan bahasa yang lebih sederhana, karena saya sendiri sebenarnya kurang
bisa menerangkan bahasa mekanik yang terkadang malah membingungkan saya sendiri (tepok
jidat siapa ini?? mana jidat???).
Common Rail, bisa kita artikan sebagai "Rel Bersama". Dari namanya sudah mulai bisa
dimengerti bahwa Pompa Injeksi jenis ini menggunakan 1 Rel sebagai wadah penampung bahan
bakar bertekanan tinggi sebelum didistribusikan ke masing-masing Injector/Nosel.
Common Rail
Sebenarnya teknologi Common Rail sudah ada sejak satu abad yang lalu, digunakan pada
lokomotif dan kapal selam. Hanya saja pada waktu itu masih menggunakan sistem mekanis
dalam membuka tutup injector.
Hingga pada tahun 1960, Common Rail Modern berbasis Elektronik dikembangkan oleh
ilmuwan asal swiss Robert Huber, kemudian dikembangkan lebih jauh lagi oleh Dr. Marco
Ganser.
Teknologi Common Rail terus berkembang sampai pada 1995 digunakan secara massal di
Jepang untuk kendaraan truk, bukan mobil penumpang. Dan pada saat ini sistem kerjanya lebih
presisi lagi semenjak komputasi masuk pada Teknologi Common Rail.
Perbedaan Pompa Injeksi Common Rail dan Pompa Injeksi Konvensional (IN Line dan VE)
adalah tekanan penginjeksian bahar bakar yang jauh lebih tingi dari pada Pompa Injeksi
konvensional (hingga 1600 bar, bahkan pada saat ini telah melebihi 2000 bar). Serta penggunaan
satu Rel untuk semua Nosel, berbeda dengan Pompa Injeksi konvensional yang masih
menggunakan selang terpisah untuk masing-masing nosel dari unit Pompa Injeksi.
Cara kerja
Penjelasan sederhananya begini Sob... Bahan bakar di dalam tangki dipompa dengan tekanan
rendah melewati filter menuju Unit Pompa Utama yang memompa dengan tekanan tinggi. Bahan
bakar bertekanan tinggi ini masuk ke dalam Rail untuk didistribusikan ke dalam Nosel/Injector
yang diatur proses buka tutupnya oleh ECU (Electroni Control Unit) yang mendapat sinyal dari
sensor-sensor yang terdapat pada mesin dan lainnya.
1. Electric Feed Pump yang memberikan supply bahan bakar ke Unit Pompa Utama
2. Filter Solar, merupakan komponen yang sangat penting untuk diperhatikan karena Injector
Common Rail memiliki tingkat kerapatan yang sangat kecil dan presisi sehingga partikel kotoran
pada bahan bakar kan membuatnya mudah tersumbat/mampet.
3. High Pressure Pump, Pompa Utama yang merupakan jantung dari sistem kerja Common Rail
ini mempu memasok bahan bakar ke dalam Rail dengan tekanan yang sangat tinggi (hingga lebih
dari 2000 bar), bandingkan dengan mesin pada umumnya yang hanya mencapai 2,5 - 3,5 bar.
4. Rail, terminologi Common Rail dimana bahan bakar yang masuk di dalamnya disimpan
sementara untuk kemudian di salurkan ke injector ke dalam ruang bakar sesuai dengan perintah
dari ECU.
5. Injector berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar bertekanan tinggi dengan kerapatan
yang kecil dan presisi sehingga menghasilkan kabut minyak yang sangat halus dan sempurna.
6. ECU bertugas mengatur waktu/timing buka tutup injector, serta durasi/lamanya waktu buka
tutup. Alat ini terhubung dengan beberapa perangkat sensor-sensor yang terdapat pada mesin dan
bagian-bagian lainnya (tekanan turbo, pedal gas, beban mesin, suhu bahan bakar dll) dan
mengolah semua informasi tersebut hingga menghasilkan ukuran yang tepat seberapa jumlah,
kapan dan seberapa lama bahan bakar yang harus disemprotkan oleh injector.
8. High Pressure Control Valve yang berfungsi untuk mengontrol tekanan di dalam Pompa
Utama, kontrol ini dilakukan oleh Unit ECU.
9. Overflow Valve yaitu klep yang mengatur kelebihan bahan bakar bertekanan tinggi untuk
dapat dikembalikan ke dalam tangki.
10. Return Manifold untuk mengatur bahan bakar kembali ke dalam tangki
1. Dengan atomisasi bahan bakar yang lebih baik dari sistem konvensional (diklaim
tiga kali lebih akurat), menjadikan pembakaran pada mesin lebih sempurna.
2. Dengan kontrol yang presisi menjadikan Teknologi ini lebih hemat bahan bakar dan getaran
mesin lebih halus.
3. Dengan terjadinya pembakaran yang lebih sempurna maka teknologi ini membuat mesin lebih
bertenaga dan ramah lingkungan.
4. Bisa bekerja lebih keras dan lebih lama karena komponennya yang sangat tahan terhadap
tekanan tinggi.
Sobat Bloggers sekalian, cukup disini informasi tentang Pompa Injeksi Common Rail yang dapat
saya tuliskan, semoga dapat memberikan manfaat.
Salah satu kemajuan dalam sistem bahan bakar injeksi adalah sistem bahan bakar injeksi CR
(Common Rail). Sistem common rail ini memiliki keunggulan utama yaitu memiliki kemampuan
bekerja yang bervariasi di tekanan injeksi pada skala waktu yang lebih luas, hal ini bisa di
lakukan dengan memisahkan pembangkit tekanan yang berada di pompa tekanan tinggi dari
sistem bahan bakar injeksi (injektor), Rail pada sistem ini memiliki fungsi sebagai akumulator
tekanan.
Keterangan :
1. Fuel return pipe (bahan bakar kembali).
2. High pressure pipe (jalur tekanan tinggi bahan bakar ke injektor).
3. Injector (injektor).
4. Common rail (jalur rail bahan bakar).
5. Pressure sensor (sensor tekanan bahan bakar rail).
6. Pressure limitter (tekanan limitter).
7. Supply pump (pompa tekanan tinggi menyuplai bahan bakar).
8. Fuel intake volume control valve (mengontrol volume asupan bahan bakar).
Diatas merupakan Penjelasan dari Sistem Common Rail, untuk keperluan alat bengkel,
alat perkakas, alat diagnosa maupun peralatan penunjang pekerjaan anda kami sediakan
DISINI
Info lebih detail :
Alamat Kantor : Jl. Kedempel No.24 Danukusuman, Serengan, Surakarta, Indonesia
57156
TEKNOLOGI COMMON RAIL
CAMMON RAIL
Comman rail adalah asas perubahan dalam teknologi diesel dan sedang terjadi saat ini. Common
Rail juga berhubungan dengan automotive untuk massa mendatang.
GENERASI COMMAN RAIL
Prototipe sistem common rail dikembangkan pada akhir tahun 1960 oleh Robert Huber dari
Swiss dan teknologi lebih lanjut dikembangkan oleh Dr Marco Ganser di Institut Teknologi Federal Swiss
di Zurich, kemudian Ganser-Hydromag AG (est.1995) di Obergeri. Terdapat 4 Generasi dari
perkembangan Common Rail :
Pada generasi 1 dan 2 dari Bosch Common Rail, proses injeksi dikontrol oleh solenoida magnetik
pada injector. Kekuatan hidrolik digunakan untuk membuka dan menutup injektor adalah trans-
berkomitmen untuk jet needle dengan batang piston.
Pada generasi ke-3 common rail untuk mobil penumpang, aktuator injektor terdiri dari beberapa
ratus wafer kristal piezo tipis. Kristal piezo memiliki karakteristik khusus berkembang dengan cepat
ketika sebuah medan listrik diterapkan kepada mereka. Dalam piezo inline injector, aktuator dibangun
ke dalam tubuh injektor sangat dekat dengan jarum jet. Gerakan dari paket piezo ditularkan gesekan-
bebas, tidak menggunakan komponen mekanis, untuk jarum jet cepat switching. Keuntungan atas
injector sebelumnya magnet dan arus piezo konvensional adalah metering lebih tepat dari jumlah injeksi
bahan bakar dan atomisasi baik dari bahan bakar dalam silinder. Kecepatan cepat di mana injector dapat
beralih memungkinkan untuk mengurangi interval antara suntikan dan membagi kuantitas bahan bakar
diserahkan ke sejumlah besar suntikan terpisah untuk setiap sapuan pembakaran. Mesin diesel menjadi
lebih tenang, bahan bakar lebih efisien, lebih bersih dan lebih kuat. Generasi ketiga common rail diesel
sekarang fitur injector piezoelektrik untuk presisi meningkat, dengan tekanan bahan bakar hingga 1.800
bar/26, 000 psi. Pada mesin bensin, digunakan dalam teknologi mesin bensin injeksi langsung.
Pada generasi ke-4 dari common rail untuk mobil penumpang Bosch sedang mengeksplorasi
desain menggunakan tekanan injeksi lebih tinggi lebih dari 2.000 bar, serta injektor dengan geometri
variabel injeksi.
Tonggak pembangunan
Tahun 1997 : Pertama sistem common rail di dunia untuk mobil penumpang. Injeksi
tekanan: 1.350 bar. Penggunaan produksi pertama: Alfa Romeo dan Mercedes-Benz.
Tahun 1999 : Common rail sistem untuk truk. Injeksi tekanan: 1.400 bar. Produksi pertama
gunakan: Renault (RVI)
Tahun 2001 : Generasi Rail 2 umum untuk mobil penumpang membuat mesin diesel lebih
ekonomis, lebih bersih, lebih tenang dan lebih kuat. Injeksitekanan: 1.600 bar. Penggunaan produksi
pertama: Volvo dan BMW.
volvo
Tahun 2002 : Generasi Rail 2 umum untuk truk memberikan emisi yang rendah, konsumsi
bahan bakar dan daya lebih. Injeksi tekanan: 1.600 bar. Produksi pertama gunakan: MAN.
Tahun 2003 : Rail generasi ke-3 Umum dengan cepat-switch inline injector piezo untuk
mobil. Keuntungan: sampai dengan 20% emisi yang lebih rendah atau sampai dengan 5% lebih banyak
kekuatan atau sampai dengan 3% lebih rendah konsumsi bahan bakar atau sampai dengan 3 dB (A)
kebisingan mesin kurang. Injeksi tekanan: 1.600 bar. Produksi pertama gunakan: Audi. Para comon Rail
generasi ke-3 dari Bosch ini ditandai dengan cepat-switch, kompak piezo inline-injectors. Sistem injeksi
inovatif menyediakan untuk emisi gas buang yang rendah di mesin diesel V6 baru dari Audi A8.
Mesin diesel secara historis digunakan berbagai bentuk injeksi bahan bakar. Dua tipe umum
termasuk sistem unit injeksi dan sistem pompa distributor / inlin). Meskipun sistem yang lebih tua
disediakan kuantitas bahan bakar yang akurat dan kontrol injeksi waktu, mereka dibatasi oleh beberapa
faktor yaitu :
Cam yang didorong dan tekanan injeksi sebanding dengan putaran mesin berarti bahwa tekanan injeksi
tertinggi hanya bisa dicapai pada putaran mesin tertinggi dan tekanan injeksi maksimum dicapai
menurun kecepatan mesin menurun.
Terbatas pada jumlah dan waktu peristiwa injeksi yang dapat diperintahkan selama acara pembakaran
tunggal.
Untuk sistem distributor / inline khas, awal injeksi terjadi pada tekanan yang telah ditentukan (sering
disebut sebagai tekanan pop) dan berakhir pada tekanan yang telah ditentukan. Karakteristik ini
mengakibatkan dari "dummy" injectors di kepala silinder yang dibuka dan ditutup pada tekanan
ditentukan oleh spring preload diterapkan pada plunger dalam injektor. Setelah tekanan di injektor
mencapai tingkat yang telah ditentukan, plunger akan mengangkat dan injeksi akan mulai.
Dalam sistem common rail, pompa tekanan tinggi menyimpan reservoir bahan bakar pada
tekanan tinggi - sampai dengan dan di atas 2.000 bar (29.000 psi). Common rail mengacu pada fakta
bahwa semua injeksi bahan bakar dipasok oleh rel bahan bakar umum yang tidak lebih dari tekanan
akumulator dimana bahan bakar disimpan pada tekanan tinggi. Ini akumulator pasokan injeksi bahan
bakar ganda dengan tekanan tinggi bahan bakar. Hal ini menyederhanakan tujuan dari pompa tekanan
tinggi dalam hal itu hanya untuk mempertahankan tekanan memerintahkan pada target (baik secara
mekanis atau elektronik dikontrol). Injector bahan bakar biasanya ECU dikendalikan. Ketika injeksi bahan
bakar elektrik diaktifkan, katup hidrolik (terdiri dari nozzle dan plunger) adalah secara mekanis atau
hidrolik terbuka dan bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder pada tekanan yang diinginkan. Karena
energi tekanan bahan bakar disimpan jarak jauh dan injectors elektrik ditekan, tekanan injeksi pada awal
dan akhir injeksi sangat dekat tekanan dalam akumulator (rel), sehingga menghasilkan tingkat injeksi
persegi. Jika akumulator, pompa dan pipa yang berukuran dengan benar, tekanan injeksi dan kecepatan
akan sama untuk masing-masing kejadian injeksi ganda.