Anda di halaman 1dari 58

STASE MATERNITAS (ANC)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA Ny. S DENGAN PENGGUNAAN
KB INJEKSI 1 BULAN

Di Susun Oleh:
Nama : Sarpika Yena Amalia
NIM : 2018.C.10a.0985

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus ini Disusun Oleh :


Nama : Sarpika Yena Amalia
Nim : 2018.C.10a.0985
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul :” Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada
Ny.S Dengan Penggunaan KB Injeksi 1 Bulan”

Telah melakukan ujian praktik sebagai persyaratan untuk menempuh


Praktik Praklinik Keperawatan III (PPK III) pada Program Studi S1 keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Laporan keperawatan telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners

KATA PENGANTAR

i
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Pada Ny.S Dengan Penggunaan KB Injeksi 1 Bulan”. Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK III).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Ibu Ika Paskaria , S.Kep.,Ners selaku koordinator praktik pra klinik
keperawatan II Program Studi Sarjana keperawatan
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita

Palangka Raya, 10Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
SAMPUL DEPAN........................................................................................…..
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….........ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar…..............................................................................................4
2.1.1Definisi …………………………………………………………………….7
2.1.2 Etiologi………………………………………………………………..……8
2.1.3 Klasifikasi………………………………………………………………….11
2.1.4 Patofisiologi……………………………………………………………….13
2.1.5 Menifestasi Klinis…………………………………………………………15
2.1.6 Komplikasi………………………………………………………………..15
2.1.7 Penatalaksanaan Medis……………………………………………………18
2.2 Menejemen Asuhan Keperawatan ................................................................19
2.2.1 Pengkajian Keperawatan………………………………………………….19
2.2.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………….22
2.2.3 Intervensi Keperawatan…………………………………………………23
2.2.4 Implementasi Keperawatan…………………………………………….29
2.2.5 Evaluasi Keperawatan………………………………………………….29
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.....................................................................................................30
3.2 Diagnosa........................................................................................................43
3.3 Intervensi.....................................................................................................44
3.4 Implementasi...............................................................................................47
3.5 Evaluasi........................................................................................................47
BAB 4 PENUTUP

iii
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................53
4.2 Saran............................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lajunya pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat kematian aksar dan
tingkat kelahiran kasar. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia juga
tidak luput dari maslah kependudukan, secara garis besar maslaah- masalah pokok
mengenai kependudukan yang dihadapi oleh Indonesia adalah jumlah penduduk
yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk relative tinggi, penyebaran
penduduk yang tidak merata dan tingkat social ekonomi rendah (Winjkjosastro,
2010)
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindarkan kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang sangat diinginkan, mengatur interval kehamilan, mengontrol waktu
saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan dalam
jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2010).
KB mempunyai peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui
pencegahan kehamilan melalui pendewasan usia hamil, menjarangkan kehamilan
atau membatasi kehamilan bila anak dianggap cukup. Setiap wanita berhak
memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap metode KB yang mereka
pilih efektif, aman, terjangkau dan juga metode-metode pengendalian kehamilan
yang tidak bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku
(Pinem, 2010)
Metode kontrasepsi teridiri dari berbagai macam metode.  Semua metode
kontrasepsi mempunyai efek samping (akibat pemakaian KB, bukan gejala suatu
penyakit), yang harus diketahui oleh pemakai (akseptor) sebelum memakainya.
Sebagian besar para pasangan usia subur di Indonesia menggunakan kontrasepsi
suntik (Suzzane, 2010).
Kontrasepsi jenis KB suntik 1 bulan (cycloem) diindonesia semakin
banyak dipakai karena memiliki efektifitas yang tinggi, pemakaian yang praktis,
harganya relative murah dan aman(Suzzane,2010)
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pengguna
kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 4.000.000 orang. Berdasarkan Survei

1
2

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 terdapat kecenderungan


peningkatan jumlah pemakai kontrasepsi jenis injeksi dari 11,7% pada tahun
2008, pada tahun 2009 menjadi 15,2%, dan 21,1% pada tahun 2010, kemudian
tahun 2011 meningkat menjadi 27,8%. Metode kotrasepsi jenis injeksi merupakan
kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia (Surbakti, 2010)
Mengingat metode kontrasepsi suntik merupakan salah satu cara KB yang
efektif, terpilih dan banyak jumlah penggunanya, namun masih banyak juga
didapatkan akseptor kontrasepasi suntik yang mengalami efek samping sehingga
para akseptor mengalami kekhawatiran, kecemasan yang berlebihan. Sebaiknya
sebelum menggunakan kontrasepsi suntik, satu bulan akseptor harus mengetahui
dan memahami tentang efek samping yang ditimbulkannya sehingga tidak
menimbulkan drop out bagi akseptor kontrasepsi suntik.(Surbakti,2010)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatanInjeksi Kb 1 Bulan Pada Ny. S Pada Keperawatan
Atenatal?
1.1 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Adapun tujuan umum dari laporan ini adalah:
Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan Asuhan Keperawatan
Injeksi Kb 1 Bulan Pada Ny. S Pada Keperawatan Atenatal

1.3.2 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


1.3.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan Injeksi KB 1 Bulan .
1.3.2.2 Mahasiswa mampu menjelaskan Manajemen Asuhan KeperawatanInjeksi
Kb 1 Bulan Pada Ny. S Pada Keperawatan Atenatal.
1.3.2.3 Mahasiswa mampu melakukan pengkajianInjeksi Kb 1 Bulan Pada Ny. S
Pada Keperawatan Atenatal.
1.3.2.4 Mahasiswa mampu menentukan diagnosa Injeksi Kb 1 Bulan Pada Ny. S
Pada Keperawatan Atenatal.
1.3.2.5 Mahasiswa mampu menentukan dan menyusun intervensiInjeksi Kb 1
Bulan Pada Ny. S Pada Keperawatan Atenatal.
1.3.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatanInjeksi Kb 1
Bulan Pada Ny. S Pada Keperawatan Atenatal.

2
3

1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasiInjeksi Kb 1 Bulan Pada Ny. S


Pada Keperawatan Atenatal.
1.3.2.8 Mahasiswa mampu menyusun dokumentasi keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka RayaInjeksi Kb 1 Bulan.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan dapat mengedukasi keluarga untuk dapat selalu menjaga
kesehatannya dan sebagai sumber informasi pada keluarga tentangInjeksi KB 1
bulan pada Perawatan Atenatal.
1.4.3 Bagi Institusi
Menjadi sumber refrensi bagi institusi pendidikan maupun rumah sakit.
1.4.4 Bagi IPTEK
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat peraktis dalam
keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien
dengan Injeksi KB 1 bulan pada Perawatan Atenatal

3
4

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Injeksi KB 1 bulan


Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang hanya berisi
berupa hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodic.(
BKKBN 1999 ).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam
tubuh dalam jangka wkatu tertentu kemudian masuk ke dalam pembuluh darah
diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah
kemungkinan timbulnya kehamilan ( Bazad 2010).
2.1.3 Klasifikasi
KB suntik diberikan kepada wanita yang mengiginkan kontrasepsi jangka
panjang (wanita yang telah mempunyai cukup anak, telah anggan / tidak bisa
untuk dilakukan sterilisasi.Ini juga diberikan kepada wanita yang mempunyai
kontra indikasi estrogen / menunjukkan efek samping diberikan kepada ibu
menyusui dan pada wanita yang mendekati menopause. Adapun tanda dan gejala
setelah melakukan KB suntik :
1. Terjadinya perubahan pada pola haid seperti tidak teratur,perdarahan bercak
atau perdarahan selama sampai 10 hari.
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua dan ketiga
3. Penambahan berat badan
2.1.4 Etiologi
Jenis-jenis KB suntik menurut Saifuddin (2010), adalah :
1. Golongan Progestin
Golongan progestin yaitu kontrasepsi suntik yang hanya mengandung
progesterone saja, terdiri dari Depo Medroksi Progesteron dan Depo
Neretisteron Enantat.
2. Golongan Kombinasi
Kontrasepsi suntik yang merupakan kombinasi Antara progesteron dan
esterogen, mengandung Medroksi Progesteron Asetat 50 mg dan Estradiol

5
6

Sipionat 10 mg, dengan dosis 0,5 ml tiap kali penyuntikan pada intramuskuler,
diberikan setiap 1 bulan.
2.1.5Patofisiologi
Medroksi Progesteron Asetat tidak dimetabolisme secepat senyawa aslinya,
progesteron , sehingga dapat diberikan dalam jumlah lebih kecil dari
progesterone,namun memberikan aktivitas yang sama. Dalam sirkulasi darah
MPA terikat pada albumin, sedangkan ES bebas dalam plasma adalah sekitar 3%.
Waktu paruh MPA adalah 15 hari, sedangkan ES antara 7-8 hari, kedua hormon
tersebut dimetabolisme dihati dan diekresikan terutama ke urine dan sebagian
kecil ditinja.
1. Primer : masalah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi setakan LH (LH Surge) respon
kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak
berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar
hipofise, (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
2.      Sekunder
-          Mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
-          Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
-          Menghambat trasportasi gamet dan tuba
-    Mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi

6
7

7
8

WOC Injeksi KB
Wanita 20-30 tahun
Wanita <20 tahun
Menjarakan
Alat reproduksi belum kehamilan
berkembang secara
sempurna

Menunda kehamilan

Suntik KB

B6 (Bone)
B1 (Breating) B2 (Blood) B5 (Bowel)
B3 (Brain) B4 (Bledder)
Tidak ada Sakit kepala
Tidak ada masalah Tidak haid Kurang nya
masalah perawatan kesehatan
selama 4 Sakit kepala
bulan
Mual,munt
ah Kurang nya terpapar
cemas informasi
Mual muntah Perubahan
pola makan
Perubahan pola MK : Defisit
MK : makan pengetahuan
Ansietas Nafsu makan
berkurang
konstipasi

MK :Resiko defisit
8
MK nutrisi
:Gangguan
pola eliminasi
9

2.1.6 Manifestasi Klinis


1. Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan
2. Resiko terhadap kesehatan kecil
3. Tidak berpengaruh pada hubungan seksual
4. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
2.1.7 Komplikasi
1.      Gangguan Haid
2.      Perubahan Berat badan
3.      Pusing dan Sakit Kepala
4.      Keputihan
2.1.8 Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan :
1. 1 siklus pil kombinasi selama 3 hari
2. Ibuprofen 3x 800 mg selama 5 hari
3. 50 mg etinilestradiol
4. 1,25 mg esterogen equin untuk 14- 21 hari

9
10

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Sarpika Yena Amalia
NIM : 2018.C.10a.0985
Ruangan Praktik :-
Tanggal & Jam Pengkajian : Rabu, 10 Maret 2021, pukul 08.00

PENGKAJIAN

FORMAT PENGKAJIAN PADA AKSEPTOR KB

DATA SUBYEKTIF
A. Identitas
Nama Ibu :Ny. S Nama Suami : Tn. B
Umur : 25 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku/Bangsa :Dayak/Indonesia Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Guru
Alamat Rumah : Jalan Giobos XIV Alamat Rumah: Jalan Giobos XIV
Telepon ;085345670109 Telepon :082150170923

B. Alasan Datang
Selama Ber-KB pasien mengeluh mengalami peningkatan berat badan dan haid yang tidak
teratur selama 4 bulan
C. Riwayat KB Sekarang
Pada tanggal 10 Maret 2021 pukul 09.00 WIB Ny S datang kerumah sakit bersama suami
nya dengan keluhan berat badan pasien meningkat dan tidak haid selama 4 bulan setelah
melakukan suntik KB 1 bulan. Karena merasa terganggu dengan keluhan yang dirasakan
suami pasien membawa Ny.S kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan
Hasil TD : 120/70 mmHg,N: 79x/menit,RR : 20x/menit,S : 36,5 ℃, kemudian dilakukan
pengecekan berat badan pada pasien,pasien mengatakan berat badan pasien sebelumnya 52
kg sesudah melakukan suntik KB 1 bulan berat badan pasien bertambah menjadi 59 kg
pasien mengatakan berat badan pasien bertambah 7 kg setelah melakukan suntik KB selama
1 minggu . Setelah dilakukan pemeriksaan pasien dianjurkan untuk rawat jalan.
D. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,menurun dan menahun seperti
TBC, hepatitis,asma, jantun, DM,HT,dan lain-lain
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak menderita penyakit-penyakit menular,menurun dan menahun
10
11

F. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan bahwa ini adalah pernikahannya yang pertama, dengan usia pernikahan
1,5 tahun dan lama menikah 1,5 tahun,
G. Riwayat Obstetri
1. Haid
Menarche :13 Tahun
Lamanya : 5-7 hari
Siklusnya : 28 hari
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan : G 0 P 0 Ab 0
H. Riwayat KB yang lain
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kotrasepsi sebelumnya
I. Data Psikologis
Pasien mengatakan bahagia dengan kehidupannya yang sekarang, Pasien mengatakan cemas
dengan keadaan nya saat ini Pasien adalah seorang istri, Pasien orang yang ramah,
J. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola Nutrisi
pasien mengatakan makan 3 kali sehari, porsi sedang,nasi,lauk,sayur dan buah, minum air putih
8-10 gelas/hari dan tidak ada pantangan makanan
2. Pola Eliminasi
Pasien BAK 5-6 x sehari dan BAB 1x sehari
3. Pola Personal Hygiene
Pasien mengatakan mandi 2x/hari,gosok gigi 2x/hari,ganti baju dan CD setiap habis
mandi,keramas 2x seminggu
4. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam ± 8 jam/hari
5. Pola Latihan dan Aktifitas
Pasien mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,memasak
6. Pola Seksualitas
Pasien mengatakan melakukan hubungan seksual 1-2 kali/minggu

DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Baik, Kesadaran compos mentis
2. Tanda Vital
TD : 120/70mmHg
Nadi : 79kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,50C

11
12

3. BB sekarang : 59 kg
4. Kepala dan rambut
Rambut pasien hitam dan tidak rontok, tidak ada lesi dan tidak ada ketombe
5. Muka
Oedem : Tidak ada
Pucat : Tidak ada
6. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Skelera : Putih
Kemampuan penglihatan : Normal
7. Mulut
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Normal
Mukosa bibir : Lembab
8. Telinga
Pengeluaran pertelinga : Tidak ada
Kemampuan pendengaran : Baik
9. Hidung
Pengeluaran hidung : Tidak ada secret
Kemampuan penciuman : Baik

10. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
11. Mamae
Simetris : Simetris
Benjolan : Tidak ada
Bentuk payudara : Normal
Keadaan putting susu : Baik
Cairan yang keluar : Tidak ada
12. Abdomen
Pembesaran : Tidak ada
Warna : Putih
Bekas luka : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
13. Genitalia
Vagina: Oedem : Tidak ada
Varises : Tidak ada
12
13

Pembesaran Kelenjar : Tidak ada


Pengeluaran cairan : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Gatal : Tidak ada
Anus: Hemoroid : Tidak ada
14. Ekstremitas
Tangan: Kuku : Normal
Oedem : Tidak ada
Kaki: Varises : Tidak ada
Oedem : Tidak ada
Reflek patella : +/+

Palangka Raya,10 Maret 2021

Pembimbing lahan praktik Mahasiswa yang mengkaji

( )
( Sarpika Yena Amalia )

Pembimbing praktik dari Institusi

( Rimba Aprianti S.Kep., Ners)

13
14

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
Ds : KB injeksi satu 1 Berat badan lebih
Pasien mengatakan sebelum
melakukan suntik kb 1 bulan Perubahan pola makan
BB pasien 52 kg sesudah
melakukan suntik kb 1 bulan Nafsu makan meningkat
BB pasien meningkat 7 kg 1
minggu pemakaian Kb 1 Berat badan meningkat
bulan
Do :
- Berat badan pasien
tampak bertambah
- BB pasien sekarang
59 Kg
- TB pasien 150 m,

- Tanda Vital
TD :
120/70mmHg
Nadi :
79kali/menit
Respirasi : 20
kali/menit
Suhu :
36,50C
Ds : Tidak haid selama 4 bulan Ansietas
Pasien tampak cemas karena
tidak haid selama 4 bulan Kekhawatiran yang berlebihan

Do :

- Pasien tampak gelisah cemas

- Pasien tampak
khawatir dengan
Ansietas
kondisinya sekarang

Ds : Kurang nya perawat kesehatan Defisit Pengetahuan


Pasien mengatakan pasien

14
15

tidak terlalu mengetahui


tentang Suntik KB 1 bulan Kurang nya terpapar informasi

Ds :

- Pasien tampak
Defisit pengetahuan
bingung
- Pasien tampak sering
bertanya

PRIORITAS MASALAH
1. Berat badan lebih berhubungan dengan gangguan kebiasaan makan ditandai dengan pasien
mengeluh berat badan pasien bertambah setelah melakukan suntik KB SDKI (D.0018)
2. Ansietas berhubungan dengan kurang nya terpapar informasi ditandai dengan pasien
tampak gelisah, pasien tampak khawatir dengan kondisi nya SDKI (D.0080)
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi tentang KB suntik
ditandai dengan pasien tampak bingung, pasien tampak sering bertanya tentang KB suntik
SDKI (D.0111)

15
16

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

Ruang Rawat : -

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Berat badan lebih Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 1. Identifikasi kondisi 1) Untuk mengetahui
berhubungan dengan jam diharapkan berat badan dalam batas normal kesehatan pasien yang bahwa kesehatan dapat
gangguan kebiasaan dengan kriteria hasil : dapat mempengaruhi mempengaruhi berat
makan ditandai dengan 1. Menentukan target berat badan dalam rentang berat badan badab
pasien mengeluh berat normal meningkat dengan skor 5 2. Hitung berat badan 2) Agar pasien
badan pasien bertambah ideal mengetahui berapa
2. Menghindari makanan dan minuman tinggi kalori
setelah melakukan meningkat dengan skor 5 3. Hitung presentase berat badan ideal
suntik KB SDKI lemak dan otot pasien 3) Agar pasien
(D.0018) 3. Memilih makanan dan minuma yang bergizi
4. Jelaskan hubungan mengatahui berapa
meningkat dengan skor 5
antara asupan presentase lemak dan
4. Mengontrol porsi makan meningkat dengan skor 5 makanan,aktivitas otot
5. Memonitor berat badan meningkat fisik,penambahan berat 4) Agar pasien
6. Memonitor IMT meningkat dengan skor 5 badan dan penurunan mengetahui hubungan
berat badan asupan makanan dan
7. Minum air putih sesuai kebutuhan tubuh 5. Jelaskan faktor resiko aktivitas fisik dalam
meningkat dengan skor 5
berat badan lebih dan pembahan berat badan
berat badan kurang dan penurunan berat
6. Anjurkan mencatat badan
berat badan setiap 5) Agar pasien mengathui
minggu, jika perlu apa saja faktor yang
mempengaruhi berat
16
17

badan
6) Agar pasien
mengetahui berat
badan pasien setiap
minggunya

2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 1) Identifikasi 1) Memudakan
dengan kurang nya jam diharapkan tingkat tingkat ansietas menurun masalah yang mengidentifikasi
terpapar informasi dengan kriteria hasil : dialami masalah pasien
ditandai dengan pasien 2) Ciptakan ruangan 2) Agar pasien merasa
1. Perilaku tegang menurun dengan skor 5
tampak gelisah, pasien yang tenang dan nyaman
2. Perilaku gelisah menurun dengan skor 5
tampak khawatir nyaman 3) Agar rasa cemas
3. Verbalisasi kebingungan menurun dengan skor 5
dengan kondisi nya 3) Anjurkan pasien pasien berkurang
4. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
SDKI (D.0080) berdoa 4) Mengurangi rasa
menurun dengan skor 5
4) Anjurkan pasien cemas pasien terhadap
melakukan teknik kondisi yang dialami
menenangkan
hingga perasaan
pasien tenang

3. Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 1. Kaji tingkat 1) Mengetahui seberapa
berhubungan dengan jam diharapkan tingkat pengaetahuan meningkat pengetahuan pasien dan jauh pengalaman dan
kurangnya terpapar dengan kriteria hasil : keluarga tentang pengetahuan klien
informasi tentang KB 1. Pasien dan keluarga mengatakan sudah mengerti penyakitnya. dan keluarga tentang
suntik ditandai dengan tentang Suntik KB dengan skor 5 2. Berikan penjelasan pada penyakitnya.
pasien tampak bingung, 2. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali pasien tentang 2) Dengan mengetahui
pasien tampak sering tentang Suntik KB dengan skor 5 kondisinya sekarang penyakit dan
3. Berikan informasi pada kondisinya sekarang,
17
18

bertanya tentang KB
suntik SDKI (D.0111) klien dan keluarga klien dan keluarganya
tentang penyakitnya akan merasa tenang
4. Minta klien dan dan mengurangi rasa
keluarga mengulangi cemas.
kembali tentang materi 3) Pengetahuan pasien
yang telah diberikan dan keluarga
membantu
mempercepat
pemulihan pasien.
4) Mengetahui seberapa
jauh pemahaman
klien dan keluarga
serta menilai
keberhasilan dari
tindakan yang
dilakukan.

18
19

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Diagnosa 1 1. Mengidentifikasi kondisi kesehatan pasien yang S:
Rabu, 10 Maret 20201 dapat mempengaruhi berat badan Pasien mengatakan berat badan pasien masih meningkat
Pukul 09.00 Wib 2. Menghitung berat badan ideal O:
3. Menghitung presentase lemak dan otot pasien
1. BB pasien meningkat 7 Kg
4. Menjelaskan hubungan antara asupan
makanan,aktivitas fisik,penambahan berat badan setelah pemakain selama
dan penurunan berat badan 1 minggu
5. Menjelaskan faktor resiko berat badan lebih dan 2. BB sebelumnya 52 Kg
berat badan kurang 3. BB sekarang 59 Kg
6. Menganjurkan mencatat berat badan setiap Sarpika Yena Amalia
A : Masalah belum teratasi
minggu, jika perlu P : Lanjutkan Intervensi

1. Menjelaskan Hubungan antara asupan


makanan,aktivitas fisik,penambahan berat badan
dan penurunan berat badan
2. Menjelaskan faktor resiko berat badan lebih dan
berat badan kurang
3. Menghitung berat badan ideal

Diagnose 2 1) Mengidentifikasi masalah yang dialami S:


Rabu, 10 Maret 2021 2) Menciptakan ruangan yang tenang dan Pasien mengatakan rasa cemas pasien mulai berkurang
Pukul 09.00 Wib nyaman O:

19
20

Sarpika Yena Amalia


3) Menganjurkan pasien berdoaa 1. Kegelisahan pasien tampak menurun
4) Menganjurkan pasien melakukan teknik 2. Kekhawatiran pasien tampak menurun
menenangkan hingga perasaan pasien tenang 3. Verbalisasi kebingungan pasien menurun

A : Masalah teratasi sebagian


O : Lanjutkan intervensi 3 dan 4

Diagnosa 2 1) Memberikan penjelasan pada klien tentang S :


Rabu, 10 maret 2021 kondisinya sekarang Pasien mengatakan sudah paham tentang suntik KB
Pukul 09.00 Wib 2) Memberikan informasi pada klien dan keluarga O :
tentang penyakitnya
3) Meminta klien dan keluarga mengulangi kembali - Pasien tampak sudah paham
tentang materi yang telah diberikan. - Pasien tidak tampak bingung Sarpika Yena Amalia
- Pasien tidak tampak sering bertanya

A : Masalah keperawatan teratasi


P : Intervensi dihentikan

20
BAB 4
PENUTUP

4.2 Kesimpulan
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindarkan kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
serta menentukan dalam jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2010).
KB mempunyai peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui
pencegahan kehamilan melalui pendewasan usia hamil, menjarangkan
kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak dianggap cukup. Setiap wanita
berhak memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap metode KB
yang mereka pilih efektif, aman, terjangkau dan juga metode-metode
pengendalian kehamilan yang tidak bertentangan dengan hukum dan
perundang-undangan yang berlaku (Pinem, 2010)
Metode kontrasepsi teridiri dari berbagai macam metode. Semua metode
kontrasepsi mempunyai efek samping (akibat pemakaian KB, bukan gejala
suatu penyakit), yang harus diketahui oleh pemakai (akseptor) sebelum
memakainya. Sebagian besar para pasangan usia subur di Indonesia
menggunakan kontrasepsi suntik (Suzzane, 2010).
Kontrasepsi jenis KB suntik 1 bulan (cycloem) diindonesia semakin banyak
dipakai karena memiliki efektifitas yang tinggi, pemakaian yang praktis,
harganya relative murah dan aman(Suzzane,2010)
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa jumlah pengguna
kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 4.000.000 orang. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010 terdapat
kecenderungan peningkatan jumlah pemakai kontrasepsi jenis injeksi dari
11,7% pada tahun 2008, pada tahun 2009 menjadi 15,2%, dan 21,1% pada
tahun 2010, kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 27,8%. Metode
kotrasepsi jenis injeksi merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan
di Indonesia (Surbakti, 2010)
52

4.2.Saran
Manfaat Penulisan

Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka RayaAkseptor Injeksi KB 1 bulan pada
Perawatan Atenatal.
Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan dapat mengedukasi keluarga untuk dapat selalu menjaga
kesehatannya dan sebagai sumber informasi pada keluarga tentangAkseptor
Injeksi KB 1 bulan pada Perawatan Atenatal.
Bagi Institusi
Menjadi sumber refrensi bagi institusi pendidikan maupun rumah sakit.
Bagi IPTEK
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat peraktis dalam
keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus pada pasien
dengan Akseptor Injeksi KB 1 bulan pada Perawatan Atenatal

52
53

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
......................., 2010. Analisa dan Evaluasi hasil Survei Penduduk Antar
Sensus, Jakarta : BKKBN
Hartanto, Hanafi, 2010, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Sinar
Harapan
Notoadmojo, S, (2010), Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2018).Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

53
54

LAMPIRAN

54
55

SATUAN ACARA PENYULUHAN

OLEH :
SARPIKA YENA AMALIA : 2018.C.10a.0985

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021

55
56

LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SAP : Suntik KB 1 Bulan


Topik
Pendidikan
Sasaran :
Pasien dan Keluarga
Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, pasien dan keluarga memahami dan
mampu menjelaskan tentang Suntik KB 1 Bulan.
Tujuan Instruksi Khusus:
1. Menjelaskan pengertian Suntik KB 1 Bulan.
2. Menjelaskan Jenis-jenis Suntik KB 1 bulan
3. Menjelaskan Suntik patofisiologi KB 1 Bulan.
4. Menjelaskan Efek samping Suntik KB 1 Bulan.
Metode
1. Ceramah dan Tanya Jawab
Media
1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi Suntik KB 1 Bulan.
.3.1 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Selasa, 06 November 2021
2. Pukul : 09.00-09.30 s/d
3. Alokasi : 20 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pendahuluan : 3 Menit  Menjawab
 Memberi salam dan salam
memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan maksud dan tujuan  Menjawab
penyuluhan pertanyaan

56
57

 Melakukan evaluasi vadilasi


2 Penyajian : 7 Menit  Mendengarkan
dengan seksama
1) Menjelaskan pengertian Suntik
 Mengajukan
KB 1 Bulan.
pertanyaan
2) Menjelaskan Jenis-jenis Suntik
KB 1 bulan
3) Menjelaskan Patofisiologi Suntik
KB 1 Bulan.
4) Menjelaskan efek samping
Suntik KB 1 Bulan.

3 Evaluasi : 5 Menit  Menjawab


 Memberikan pertanyaan akhir dan  Mendemontrasi
evaluasi
4 Terminasi : 5 Menit  Mendengarkan
 menyimpulkan bersama-sama  Menjawab salam
hasil kegiatan penyuluhan
 menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam

.3.2 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Sarpika Yena Amalia
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat,diskusi) yang menjadi pengarahan pada acara pembicara atau
pendiskusi masalah
Tugas:
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kontrak dan waktu disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalan diskusi

57
58

2) Penyaji : Sarpika Yena Amalia


Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan memberitahukan
kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan selanjutnya kepada
peserta-peserta diskusinya.
Tugas :
1. Menyampaikan materi penyuluhan.
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator: Sarpika Yena Amalia
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
4) Simulator : Sarpika Yena Amalia
Simulator adalah seseorang yang bertugas untuk menyimulasikan suatu
peralatan kepada audience.
Tugas :
1. Memperagakan macam-macam gerakan.
5) Dokumentator : Sarpika Yena Amalia
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan dokumen
pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
Somatitis.
6) Notulen : Sarpika Yena Amalia
Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,
seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara. Ditulis
oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting. Dan
mencatat segala pertanyaan dari peserta kegiatan.

58
59

Tugas :
Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.

Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan penyuluhan

59
60

Materi Penyuluhan

1) Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang hanya berisi berupa
hormone progesterone disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodic.
( BKKBN 1999 ).
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikkan ke dalam
tubuh dalam jangka wkatu tertentu kemudian masuk ke dalam pembuluh darah
diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah
kemungkinan timbulnya kehamilan ( Bazad 2010).

2) Jenis-jenis KB suntik menurut Saifuddin (2010), adalah :


1. Golongan Progestin
Golongan progestin yaitu kontrasepsi suntik yang hanya mengandung
progesterone saja, terdiri dari Depo Medroksi Progesteron dan Depo
Neretisteron Enantat.
2. Golongan Kombinasi
Kontrasepsi suntik yang merupakan kombinasi Antara progesteron dan
esterogen, mengandung Medroksi Progesteron Asetat 50 mg dan Estradiol
Sipionat 10 mg, dengan dosis 0,5 ml tiap kali penyuntikan pada intramuskuler,
diberikan setiap 1 bulan.
3) Patofisiologi

Medroksi Progesteron Asetat tidak dimetabolisme secepat senyawa aslinya,


progesteron , sehingga dapat diberikan dalam jumlah lebih kecil dari
progesterone,namun memberikan aktivitas yang sama. Dalam sirkulasi darah
MPA terikat pada albumin, sedangkan ES bebas dalam plasma adalah sekitar 3%.
Waktu paruh MPA adalah 15 hari, sedangkan ES antara 7-8 hari, kedua hormon
tersebut dimetabolisme dihati dan diekresikan terutama ke urine dan sebagian
kecil ditinja.
1. Primer : masalah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi setakan LH (LH Surge) respon
kelenjar hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenneus tidak

60
61

berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar
hipofise, (menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi).
2.      Sekunder
-          Mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma
-          Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
-          Menghambat trasportasi gamet dan tuba
-    Mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna untuk implantasi hasil
konsepsi
4) Efek samping
1.      Gangguan Haid
2.      Perubahan Berat badan
3.      Pusing dan Sakit Kepala
4.      Keputihan

61
B virus atau infeksi virus HIV
Macam Kontrasepsi suntik - kemungkinanan terlambat pemulihan 62
1. Suntikan Kombinasi
kebutuhan setelah penghentian pemakaian
. - Ketergantungan pasien terhadap
APAKAHYANGDIMAKSUDDENGAN 2. Suntikan Progestin pelayanan kesehatan
KELUARGA BERENCANA (KB) 3. Suntikan 1 Bulan
Tersedia 2 jenis Kontarsepsi Sauntikan yang
KBadalahsuatu program untuk mengatur jarak 4. Suntikan 3 bulan mengandung Progestin , yaitu :
kelahiran anak menuju keluarga kecil yang bahagia
1. Suntikan Kombinasi (1 Bulan)
dan sejahtera.  Depo Medroxyprogesteron Asetat
Jenis Suntikan Kombinasi Adalah 25 mg
(Depoprovera) Mengadung 150 mg
Depo medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
DMPA yang diberikan setiap 3 bulan
MENGAPA HARUS BER + KB? Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi
dengan cara disuntik Intramuskuler (di
 Pengaturan perkawinan 1>M Sebulan sekali (cyldofem), dan 50 mg
daerah bokong)
 Pengaturan Kehamilan Neretindron Enantat dan 5 mg Estradion
 Depo Naretisteran Enatat (depo
Kerugian
Pembinaan:Ketahanan Keluarga DIMANA
ValeratSAJA KELUARAGA
yang diberikan Injeksi DAPAT
I.M Sebulan KB SUNTIK 1 BULAN
Naretisterat) yang mengadung 200 mg
 Peningkatan Kesejahteraan Keluarga MEM[EEROLEH
sekali (1 bulan) PELAYANAN KB ?
 Sering Ditemukan Gngguan Haid nretistaran enatat yang diberikan setiap 2
Keuntungan : Dokter ,perawat dan bulan dengan di suntikan dengan di
 TidakKontarasepsi
Apakah aadapat dihentikan sewaktu-
Suntik Itu ??? bidan praktek swasta
 Resiko terhadap kesehatan kecil intramuskular
waktu sebelum suntikan sebelum
Kontrasepsi suntik merupakan metode   Lembaga
Tidak berpengaruh masyarakat
terhadap hubungan suami istri.
suntikan sebelumnya
kontrasepsi yang berdaya kerja panjang Keuntungan:
 pasyandu,kelompok
Tidak diperlukan pamerikasaan dalam.
 (lama) yang tidak
Permasalahan membutuhkan
berat badan merupakan  Jangaka panajang akseptor
  Sangan Efektif
pemakaian setiap
efek samping hari atau setiap akan
tersendiri Efek samping sangat kecil.
 Lembaga kesehatan :
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik  Pencegahan kehamilan jangaka panjang
 bersenggangan akan tetapi tetap
Tidak menjamin perlindungan Pukesmas,Klinik  Tidak berpengaruh oada hubuungan
reversibel.
terhadap penularan infeksi menular Kerugian : swasta dll.
suami istri.
seksual,Hepatitis B dan infeksi Virus  Terjadi perubahanpada polahaid  Tidak memiliki pengaruh tehadap ASI
HIV.  Mual sakit kepala,nyeri payudara ringan  Sedikit efek samping
 Ketergantauan klien62
terhadap pelayanan  Dapat digunakan oleh perempuan usia
 Terlamabat kembali kesuburan setelah
APAKAH YANG HARUS
kesehatan Olehsampai Perimenopause
lebih dari 35 tahun
penghentian pemakaian.  Penambahan berat badan
DIPEERHATIAKAN OLEH KELUARGA
AKSEPTOR KB? Nama : Sarpika Yena Amalia
63

63
64

GAMBARAN POLA MENSTRUASI AKSEPTOR KONTRASEPSI


SUNTIKAN 1 BULANAN DAN 3 BULANAN DI PUSKESMAS OEBOBO
TAHUN 2011

Bringiwatty Batbual

Abstract

Background: Based on interviews by researcher when doing practice in health


centers Puskesmas Oebobo to the mother injectable contraceptive DMPA users, from
5 acceptors 4 of them saw that at the time of menstrual time they get spooting,
sometimes menstruation but sometimes not, one person stated menstrual period
regularly. While the contraceptive acceptors cyclofem that during menstruation
menstrual blood remains smooth as usual but one person said that her menstrual
blood in the form of spots, sometimes not gettingmenstruationregularly.
Objective: to describe menstrual pattern contraceptive injections acceptor monthly
(cyclofem) and three monthly (DMPA).
Methods: This study is a descriptive study with survey approach. Sampling by quota
sampling. Samples injections monthly and three monthly each 30 respondents
Results: The menstrual patterns that often occur at the injection acceptors monthly
are menstrual cycles 21-35 days by 28 mothers, menstrual duration of 2-8 days by 30
mothers and 20-80 ml of menstrual blood counts were 21 mothers, who get spotting
as many as 27 Mother and menstrual cycles 21-35 days by 25 mothers, menstrual
duration of 2-8 days by 30 mothers and blood counts <20 ml were 21 mothers, who
get spotting as many as 26 mothers and who experience amenorrhea were 21
mothers Conclusion: the average in menstrual patterns of contraceptive acceptors
cyclofem and DMPA, most of the acceptor contraceptive DMPA amenorrhea
compared cyclofem contraceptive acceptors. Most of the acceptors of contraceptive
DMPA experience spotting than contraceptive acceptorscyclofem
Keywords: acceptors, contraceptive injections, menstrual pattern

64
65

Pendahuluan menjadi 4.679.136 jiwa pada tahun


Kemajuan suatu bangsa sangat 2010. Demikian juga dengan laju
ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan penduduk (LPP)
pembangunan sumber daya manusia mengalami peningkatan dari 1,59 pada
melalui pencapaian keseimabngan sensus penduduk tahun 2000
antara kauntitas penduduk sebagai menjadi2,1 pada sensus penduduk
kekuatan pembangunan dan kualitas 2010. LPP yang terus meningkat akan
penduduk yang memadai. Sebagai berdampak terjadinya ledakan
negara yuang sedang berkembang, penduduk di NTT (BKKBN, 2010)
indonesia termasuk dalam kategori Salah satu usaha untuk menanggulangi
negara dengan sumber daya manusia masalah penduduk tersebut adalah
yang rendah (BKKBN, 2007). Masalah dengan mengikuti program KB.
kependudukan merupakan masalah Keluarga berencana adalah
yang dihadapi oleh semua negara baik peningkatan kepedulian dan peran
di negara maju maupun di negara serta masyarakat melalui pendewasaan
berkembang termasuk indonesia. Hal usia perkawinan, pengaturan
ini dapat dilihat dari pertumbuhan kel;ahiran, pembinaan ketahanan
jumlah penduduk dunia yang semakin keluarga, peningkatan kesejahteraan
pesat dengan laju pertumbuhan yang keluarga untuk mewujudkan keluarga
tinggi (Murdiyanti, 200&) kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN,
Laju pertambahan penduduk di 2007). Dari data BKKBN tahun 2010
indonesia semakin bertambah pencapaian peserta KB aktif semua
daritahun ke tahun. Hal ini dapat kontrasepsi pada tahun 2010
dilihat dari pertumbuhan jumlah pencapaian peserta KB aktif semua
penduduk ddi indonesia berdasarkan kontrasepsi pada tahun 2010 di Nusa
sensus tahun 2008 mencapai 1,28 Tenggara Timur (NTT) sebanyak
persenm sedangkan jumlah kelahiran peserta 106.533 yang terdiri dari
pertahuan 1000 penduduk mencapai 62.128/59.370 peserta suntik,
21,05 persen. Data BKKBN tahun 15.767/15.003 peserta pil, 6.872
2008 menunjukkan penduduk peserta IUD, 14.721/14.748 peserta
indonesia berjumlah sekitar 228,5 juta implant, 2.926/3,294 peserta MOW,
jiwa (BKKBN, 2008). Hasil sensus 763/404 peserta MOP dan 6.505/6.887
penduduk 2010 menunjukkan, jumlah peserta kondom. Pencapaian tertinggi
penduduk NTT bertambah dari pada suntikan sebesar 62.128/59.370
4.127.300 jiwa pada tahun 2005, peserta dan yang terendah adalah MOP
menin gkat menjadi 4.448.473 dengan jumlah 763/404 pesertaKB
jiwapada tahun 2008 dan
meningkatlagi
65
66

Salah satu kontrasepsi yang populer di akseptor 4 diantaranya mengatakan


indonesia adalah kontrasepsi suntik. bahwa saat menstruasi darah haid tetap
Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik lancar seperti biasanya tapi 1 orang
di indonesia semakin banyak dipakai mengatakan darah haidnya beruap
karena kerjanya yang efektif, flek, kadang kala tidakmendapat haid
pemakaiannya praktis, harga relatif secarateratur.
murah dan aman. Namun demikian KB Alat kontrasepsi suntik adalah
suntik juga mempunyai banyak efek obatyang disuntikan 1 bulan sekali
samping seperti amenorea (40 persen), atau 3 bulan sekali. Untuk 1 bulan
spoting (bercak darah) dan menoragia, sekali berisi estrogen dan progesteron,
seperti halnya dengan kontrasepsi dan yang untuk 3 bulan sekali berisi
hormonal lainnya dan dijumpai pula estrogen dan progesteron, dan yang
keluhan mual, sakit kepala (pusing)(1- untuk 3 bulan sekali berisi progesteron
17 persen), galaktorea (50 persen), saja (Burzi,2006). Sesuai namanya
perubahan berat badan (7-9 persen) kontrasepsi hormonal menggunakan
(Hartanto, 2010). Pada pemakaian KB hormon progesteron atau kombinasi
suntik mengalami beberapa estrogen dan progesteron. Prinsip
permasalahn utama, yaitu gangguan kerjanya, hormon progesteron
pola haid. Gangguan pola haid yang mencegah pengeluaran sel telur dari
terjadi seperti perdarahan bercak, kandung telur, mengentalkan cairan
perdarahan irreguler, amenore dan dileher rahim sehingga sulit ditembus
perubahan dalam frekuensi, lama dan sperma, membuat lapisan dalam rahim
jumlah darah yang hilang (Hartanto, menjadi tipis dan tidak layak untuk
2010). Berdasarkan hasil wawancara tempat tumbuh hasil konsepsi, serta
peneliti pada saat melakukan praktek membuat sel telur berjalan lambat
di puskesmas Oebobob kepada sehingga mengganggu waktu
ibupengguna alat kontrasepsi suntik pertemuan sperma dan sel telur.
DMPA dari 5 orang akseptor 4 Mengingat kontrasepsi suntuik
diantaranya mengatakan bahwa pada berperan besar dalam mengganggu
waktu menstruasi darahnya berupa kesuburan ibu terutama pada saat
flek-flek kecoklatan, kadang menstruasi. Salah satu efek alat
menstruasi kadang tidak dan terjadi kontrasepsi suntik pada saat
penambahan berat badan atau menstruasi mengakibatkan lapisan
kegemukan tapi 1 orang mengatkan lendir rahim akan menipis (Uttiek,
mendapat haid secra teratur. 200^)
Sedangkan pada pengguna alat Sampai saat ini belum ada penanganan
kontrasepsi suntik kombinasi, dari 5 khusus tehadap akseptor yang

66
67

mengalami gangguan haid. Kaseptor daerah, tetapi mendasarkan diri pada


akan diberi konseling bahwa gangguan jumlah yagn telah ditentukan yang
haid merupakan salah satu efek memenuhi persyaratan cici-citi
samping dari alat kontrasepsi suntikan. populasi, tanpa menghiraukan dari
Bila akseptor ingin mendapat haid mana asal subjek tersebut (asal masih
disarankan minum pil KB hari I dalam populasi). Penelitian dilakukan
sampai II masing-masing 3 tablet, di puskesmas Oebobo Kota Kupang
selanjutnya hari IV sebanyak 1 tablet pada bulan Oktober 2011 dengan
sehari selama 4-5 hari (BKKBN, sampel akseptor kontrasepsi suntik 1
2007). Dari uraian di atas peneliti bulanan sebanyak 30 orang dan
tertarik untuk melakukan penelitian akseptor suntik 3 bulanan sebanyak 30
tentang gamabran pola menstruasi orang.
akseptor KB suntik setelah Hasil Penelitian
mengguankan alat kontrasepsi KB A. Karakteristik subjek penelitian
suntik 1 bulanan dan 3 bulanan di dan hasilpenelitian
puskesmas Oebobob tahun 2011 1. Karakteristik subjekpenelitian
TujuanPenelitian a. Berdasarkanumur
Untuk mengidentifikasi gambaaran Tabel 4
pola menstruasi akseptor kontrasepsi Karakteristik akseptorkontrasepsi
suntikan 1 dan 3 bulanan ditinjau dari suntikan berdasarkan umur
siklus, lamanya menstruasi, dan di puskesmas Oebobo
jumlah darah serta mengetahui
perbedaan rata-rata pola menstruasi
pada akseptor kontrasepsi suntikan 1
bulanan dengan 3bulanan.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif, dengan pendekatan survey,
dimana peneliti ingin mengetahui
gambaran pola menstruasi akseptor
alat kontrasepsi suntikan 1 bulanan
dan 3 bulanan. Pengambilan sampel
dilakukan secara Nonprobability
sampling jenis Quota Sampling yaitu
pengambilan sampel secara kuota
(quota) ini dilakukan tidak
mendasarkandiripadastrataatau

67
68

Aksept
Akseptor 3
N Umur or 1
bulanan
o bulanan
f % f %
20-25 23,
1 7 6 20
thn 3
26-30 1
2 40 10 33,3
thn 2
31-35
3 6 20 9 30
thn
36-40 13,
4 4 3 10
thn 3
41-45
5 1 3,4 2 6,7
thn
3 10
Total 30 100
0 0

68
69

Berdasarkan tabel di atas akseptor c. Berdasarkan jenis


yang paling banyak menggunakan pekerjaan
alat kontrasepsi suntikan 1 Tabel 6
bulanan berusia 26-30 tahun yaitu Karakteristik akseptorkontrasepsi
sebanyak 12 ibu (40%), suntikan berdasarkan jenis
sedangkan alat kontrasepsi pekerjaan
suntikan 3 bulanan berusia 26-30 di puskesmas Oebobo
tahun yaitu sebanyak 10 ibu
(33,3%)
Jenis Akseptor 1 Akseptor
N
b. Berdasarkan tingkat pekerja bulanan 3bulanan
o
pendidikan an f % f %
1 PNS 3 10 4 13,3
Tabel 5
2 Swasta 8 26,7 4 13,3
Karakteristik akseptorkontrasepsi 3 IRT 19 63,3 22 73,4
suntikan berdasarkan tingkat Total 30 100 30 100
pendidikan
di puskesmas Oebobo Berdasarkan tabel di atas akseptor
yang paling banyak menggunakan
alat kontrasepsi suntikan 1
Tingkat Akseptor 1 Akseptor
N bulanan adalah yang mempunyai
pendidik bulanan 3 bulanan
o pekerjaan sebagai IRT sebanyak
an F % F %
1 SD 1 3,3 9 30 19 ibu (63,3%), sedangkan yang
2 SMP 3 10 6 20 paling banyak menggunakan alat
3 SMA 20 66,7 11 36,7 kontrasepsi suntikan 3 bulanan
4 PT 6 20 4 13,3 mempunyai pekerjaan sebagai
Total 30 100 30 100 IRT sebanyak 22 ibu(73,4%)

Berdasarkan tabel di atas


akseptor yang paling banyak
menggunakan alat kontrasepsi
suntikan 1 bulanan
berpendidikan SMA yaitu
sebanyak 20 ibu (66,7%),
sedangkan akseptor yang banyak
menggunakan alat kontrasepsi
suntikan 3 bulanan
berpendidikan SMA sebanyak 11
ibu(36,7%)

69
70

d. Berdasarkan jumlahparitas e. Berdasarkan lama


penggunaan
Tabel 7
Karakteristik akseptorkontrasepsi
Tabel 8
berdasarkan jumlah paritas
Karakteristik akseptorkontrasepsi
di puskesmas Oebobo
suntikan berdasarkan lama
penggunaan
Akseptor Akseptor
N di puskesmas Oebobo
Paritas 1bulanan 3bulanan
o
f % f %
1 1-2 19 63,3 18 60
36, Lama Akseptor Akseptor 3
2 3-4 11 36,7 11 No penggun 1bulanan bulanan
6
3 >5 0 0 1 3,3 aan F % f %
Total 30 100 30 100 3 bln -2
1 22 73,3 15 50
thn
Berdasarkan tabel di atas akseptor 2 2,1-4 thn 5 16,7 8 26,7
3 4,1-6 thn 1 3,3 3 10
yang paling banyak menggunakan 4 6,1-8 thn 2 6,7 4 13,3
alat kontrasepsi 1 bulanan Total 30 100 30 100
mempunyai jumlah 1-2 anak orang
yaitu 19 ibu (63,3%), sedangkan Berdasarkan tabel di atas yang
yang paling banyak menggunakan paling banyak menggunakan alat
alat kontrasepsi suntikan 3 bulanan kontrasepsi suntikan 1 bulanan
mempunyai jumlah anak 1-2 orang dengan lama penggunaan 3
yaitu 18 ibu (60%) bulanan – 2 tahun yaitu 22
ibu(73,3%), sedangkan pada alat
kontrasepsi suntikan 3 bulanan
dengna lama penggunaan 3bulan
- 1 tahun sebanyak 15 ibu(50%)

70
71

B. HasilPenelitian Tabel10
Tabel 9 Pola menstruasi dilihat dari lama
Pola menstruasi dlihat dari siklus menstruasi akseptor kontrasepsi
menstruasi akseptor kontrasepsi suntikan
suntikan di puskesmas Oebobo
di puskesmas Oebobo

Akseptor Akseptor
Aksepto Lama
Akseptor 3 No 1bulanan 3bulanan
N Siklus r1 haid
bulanan f % f %
o haid bulanan <2
F % f % 1 0 0 0 0
hari
1 < 21 hari 0 0 0 0 2-8
21-35 2 30 100 11 100
2 27 90 6 54,6 hari
Hari
>8
3 >35 hari 1 3,3 3 27,3 3 0 0 0 0
hari
4 >90 hari 2 6,7 2 18,1
Total 30 100 30 100
10
Total 30 30 100
0
Berdasarkan tabel di atas
lamanya menstruasi yang sering
Berdasarkan tabel di atas siklus
terjadi pada akseptorkontrasepsi
menstruasi yagn sering terjadi suntikan 1 bulanan dan 3 bulanan
pada akseptor suntikan 1 bulanan adalah 2-8 hari yaitu sebanyak 30
dan 3 bulanan adalah 21-35hari ibu (100%) pada akseptor
yaitu sebanyak 27 ibu (90%) pada kontrasepsi suntikan 1 bulnan
akseptor kontrasepsi suntikan 1 dan 11 ibu (100%) pada akseptor
bulanan, dan 6 ibu (54,6%) pada kontrasepsi suntikan 3bulanan
akseptor kontrasepsi suntikan 3
bulanan

71
72

Tabel 11 Berdasarkan tabel di atas


Pola menstruasi dilihat dari akseptor kontrasepsi suntikan 1
jumlah darah menstruasi akseptor bulanan yang mengalami
kontrasepsi suntikan spotting yaitu sebanyak 3 ibu
di puskesmas Oebobo (10%) pada akseptor kontrasepsi
suntikan 3 bulanan yang
Akseptor 1 Akseptor 3 mengalami spotting sebanyak 4
N Jumlah bulanan bulanan
o darah ibu (13,3%)
F % f %
1 < 20 ml 9 30 5 45,6 Tabel 13
20-80
2 21 70 6 54,4 Karakteristik akseptor kontrasepsi
ml
3 >80ml 0 0 0 0 suntikan yang mengalami
amenore
Total 30 100 30 100 di puskesmas Oebobo
Berdasarkan tabel di atas banyaknya
Akseptor Akseptor
jumlah darah menstruasi yagn sering No Amenore 1 bulanan 3 bulanan
terjadi pada akseptor kontrasepsi F % F %
suntikan 1 bulanan adalah 20-80 ml 1 Ya 0 0 19 63,3
yaitu sebanyak 21 ibu (70%) pada 2 Tidak 30 100 11 36,7
akseptor kontrasepsi suntikan 3 Total 30 100 30 100
bulanan jumlah darahnya 20-80 ml
sebanyak 6 ibu(54,4%) Berdasarkan tabel di atas akseptor
kontrasepsi suntikan 1 bulanan yang
Tabel 12 mengalami amenore yaitu sebanyak 0
Karakteristik akseptor kontrasepsi ibu (0,0%) pada akseptor kontrasepsi
suntikan yang mengalami spotting suntikan 3 bulanan yang mengalami
di puskesmas Oebobo amenore sebanyak 19 ibu (63,3%)

Akseptor
Akseptor
N Spotting 1
3 bulanan
o bulanan
F % f %
1 Ya 3 10 4 13,3
2 Tidak 27 90 26 86,7
10
Total 30 30 100
0

72
73

Tabel 14
Pola menstruasi akseptor kontrasepsi suntikan 1 bulanan dan 3 bulanan
di puskesmas Oebobo

PolaMenstruasi
Siklus (hari) Lama (hari) Jumlah darah (ml) spotting Amenore
N Akse < %2 % > % > % To < % 2 % > % To < % 2 % > % To y % td % To y % td % T
o ptor 2 1- 3 9 tal 2 - 8 tal 2 0- 8 tal a k tal a k o
1 3 5 0 8 0 8 0 ta
5 0 l
1 1 0 0 2 65 1 2, 2 4, 30 0 0 3 73 0 0 30 9 22 2 51 0 0 30 3 5 2 45 30 0 0 3 50 3
bulan 7 ,9 4 9 0 ,2 1 ,2 7 0 0
an
2 3 0 0 6 14 3 7, 2 4, 11 0 0 1 26 0 0 11 5 12 6 14 0 0 11 4 6, 2 43 30 1 31 1 18 3
bulan ,6 3 9 1 ,8 ,2 ,6 7 6 ,3 9 ,7 1 ,3 0
an
0 0 3 80 4 9, 4 9, 41 0 0 4 10 0 0 41 1 34 2 65 0 0 41 7 11 5 88 60 1 31 4 68 6
TOTAL
3 ,5 7 8 1 0 4 ,2 7 ,8 ,7 3 ,3 9 ,7 1 ,3 0
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata pola menstruasi akseptor 1 bulanan dan yaitu siklus menstruasi 21 – 35 hari sebanyak
27 ibu (65,9%), lamanya menstruasi 2-8 hari sebanyak 30 ibu (73,2%) dan jumlah darah haid 20-80 ml sebanyak 21 ibu
(51,2%), yang mengalami spotting sebanyak 3 ibu (5%) dan yang mengalami amenore sebanyak 0 ibu (0%), sedangkan
pada akseptor suntik 3 bulan, siklus menstruasi 21-35 hari sebanyak 6 ibu (14,6%, lamanya menstruasi 2-8 hari sebnayak
11 ibu (26,8%) dan jumlah darah < 20 ml sebanyak 6 ibu (14,6%), yang mengalami spotting sebanyak 4 ibu (6,7%) dan
yang mengalami amenore sebanyak 19 ibu (31,7%). Perbedaan rata-rata pola menstruasi akseptor kontrasepsi suntikan 1
bulanandan3bulananyaitusiklus21-35harisebanyak21ibu(51,3%),lamanyamenstruasi2-8harisebanyak19ibu
(46,4,%),jumlahdarahmenstruasi20-80mlsebanyak15ibu(36,6%),spottingsebanyak1ibu(1,7%),amenoresebanyak
19 ibu (31,7%)

73
74

Pembahasan

74
75

Pola penelitian yang dilakukan di puskesmas Oebobo dengan menggunakan sampel akseptor
suntikan 1 bulanan dan 3 bulanan masing-masing sebanyak 30 orang. Hasil penelitian yang
dilakukan pada akseptor kontrasepsi suntikan cyclofem dan DMPA menunjukkan pola
menstruasi yang dialami yaitu siklus menstruasi 21-35 hari sebanyak 27 ibu ()90%) pada
akseptor cyclofem dan 6 ibu (54,6%) pada akseptor DMPA. Dari data di atas dapat ditarik
kesimpulan akseptor suntikan yang mengalami pola menstruasi dengan siklus normal (21-35
hari) terbanyak adalah akseptor suntikan 1 bulanan. Pada pemberian KB suntik cyclofem
terjadi perdarahan lucut, tetapi perdarahan yang terjadi bukan berasal dari suatu endemetrium
yang normal karena gestagen sudproliferasi. Seperti diketahui, bahwa haid yang normal
terjadi akibat kadar progesteron yang turun, sedangkan pada penggunaan KB suntik cyclofem
haid yang terjadi akibat turunya kadar estrogen dan progesteron atau akibat turunnya kadar
hormon sintetik. Namun secara signifikan tidak terlalu mempengaruhi siklus menstruasi
(Baziad,2005). Penggunaan kontrasepsi suntikan DMPA, menyebabkan keadaan hipo-
estrogenic yang dapat mencegah terjadinya ovulasi, sehingga di jumpai ialah pemendekan
stadium poliferasi sering terjadi pemendekan pemajangan stadium sekresi yang menyebabkan
siklus haid lebih dari 35 hari (Hartanto,2010). Hasil penelitian yagn dilakukan pada akseptor
kontrasepsi suntikan cyclofem dan DMPA menunjukkan pola menstruasi yang dialami yaitu
lama menstruasi 2-8 hari sebanyak 30 ibu (100%) pada akseptor cyclofem dan 11 ibu (100%)
pada akseptor DMPA. Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan akseptor suntikan yang
mengalami pola menstruasi dengan lama menstruasi normal (2-8 hari) terbanyak adalah
akseptor suntikan 1 bulanan. Perubahan lamanya menstruasi terjadi pada penggunaan
kontrasepsi DMPA. Hal ini dikarenakan adanya kadar hormone progesterone yang relatife
stabil dalam waktu lama, sehingga kadar estrogen menurun di bawah tingkat tertentu. Adanya
proses di atas timbul perdarahan sedikit, yang terkadang bersifat siklis yang berpengaruh
pada proses menstruasi kurang dai 3 hari (Hartanto,2010) Hasil penelitian tentang jumlah
darah menstruasi menunjukkan bahwa akseptor kontrasepsi sutntikan 1 bulanan adalah 20-80
ml yaitu sebanyak 21 ibu (70%) pada akseptor kontrasepsi suntikan 3 bulanan sebesar 6 ibu
(54,4%), dari data di atas dapat ditarik kesimpulan akseptor suntikan yang mengalami pola
menstruasi dengan jumlah darah menstruasi normal (20-80 ml perhari) terbanyak adalah
akseptor suntikan 1bulanan.
Menurut Bazaid (2005) jumlah darah haid yang keluar selama penggunaan kb suntik dmpa
akan berkurang hingga 50-70 persen terutama pada penggunaan awal. Sering kali terjadi
perdarahan mentruasi yagn lebih sedikit dari biasanya terkadang berupa bercak pada siklus
menstruasi. Setelah penggunaan jangka lama, jumlah darah yang keluar juga makin sedikit
dan bahkan sampai terjadi amenorea. Hal ini penggunaan dalam jangka waktu yang
lama.Hasil penelitian mengenai spotting dari 30 akseptor cyclofem yang mengalami spotting
sebanyak 3 akseptor (10%) dan 30 akseptor DMPA yang mengalmi spotting sebnayak 4
akseptor (13,3%). Sedangkan yagn emngalami amenore dari 30 akseptor cyclofem, tidak ada
yang mengalami amenore sedangkan dari 30 akseptor DMPA sebanyak 19 akseptor (63,#%).
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan akseptor suntikan yang mengalami pola menstruasi
dilihat dari spotting dan amenore terbanyak adalah akseptor suntikan 3 bulanan.
Spotting merupakan salah satu efek samping pada kontrasepsi suntikan dimana keluarnya
bercak-bercak darah di antara siklus menstruasi. Spotting ini akan muncul jika capek dan
stress (Republik, 2007). Penyebab pasti spotting atau perdarahan bercak selama ini belum

75
76

jelas, namun diduga penyebabnya adalah dengan adanya penambahan progesteron.


Penambahan progesteron menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah vena di
endometrium dan vena tersebut akahirnya rapuh, sehingga terjadi perdarahan lokal
(Bazaid,2005) atau juga, tidak terjadinya haid disebabkan oleh kurang adekuatnya pengaruh
estrogen terhadap endometrium sehingga proliferasi endometrium kurang sempurna.
Akibatnya gestagen yagn terdapat dalam KB suntik tersebut tidak memiliki kemampuan yang
cukup untuk melepas jaringan endometrium (Baziad,2005)
Berdasarkan hasil uraian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan. Berdasarkan teori
yang ada bahwa pola menstruasi yang normal yaitu siklusnya berlangsung selama 21-35 hari,
lamanya adalah 2-8 hari dan jumlah darah yagn dikeluarkan kira-kira 20-80 ml per hari. Pada
akseptor kontrasepsi cyclofem, sebagian besar akseptornya mengalami pola menstruasi yang
normal. Sedangkan pada akseptor kontrasepsi DMPA sebagian besar akseptornya mengalami
gangguan haid berupa perpanjangan siklus menstruasi > 35 hari, berkurangnya jumlah darah
menstruasi < 20 ml per hari, amenore dan sebagian kecil mengalami spotting. Hal ini
dikarenakan perbedaan jenis hormone yang terkandung pada kedua alat kontrasepsi tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan. Berdasarkan teori
yang ada bahwa pola menstruasi yang normal yaitu siklusnya berlangsung selama 21-35 hari,
lamanya adalah 2-8 hari dan jumlah darah yang dikeluarkan kira-kira 20-80 ml per hari. Pada
akseptor kontrasepsi cyclofem, sebagian besar akseptornya mengalami pola menstruasi yang
normal.
Sedangkan pada akseptor kontrasepsi DMPA sebagian besar akseptornya mengalami
gangguan haid berupa perpanjangan siklus mestruasi >35 hari, berkurangnya darah
menstruasi <20 ml per hari, amenore dan sebagian kecil mengalami spotting. Hal ini
dikarenakan perbedaan jenis hormone yang terkandung pada kedua alat kontrasepsitersebut.
1. Institusipendidikan
Hasil penelian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi setiap mahasiswa
yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
2. Profesi dan petugaskesehatan
Bidan sebagai petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling yang jelas serta
lengkap kepada akseptor alat kontrasepsi khususnya suntikan.
3. Responden
Diharapkan agar seluruh wanita usia subur khusus akseptor kontrasepsi suntikan dapat
lebih memahami tentang penggunaan alat kontrasepsi suntikan.
4. Penelitilain
Diharapkan bagi peneliti lainnya dapat dibuat penelitian yang lebih lengkap dengan
menggunakan metode laiannya. Serta diharapkan bagi peneliti lain yang inginmelakukan

76
77

penelitian serupa dapat memuat mengenai gambaran perubahan pola menstruasi dari
sebelum, selama serta sesudah menggunakan kontrasepsi suntikan sehingga dapat terlihat
perbedaannya.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

Baziad, Ali, 2005, Kontrasepsi Hormonal, Jakarta, YBP-SP

BKKBN, 2007a, Kamus Istilah Keluarga Berencana, Jakarta : BKKBN

......................., 2007b, Keluarga Berencana Nasional Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta :


BKKBN.

......................., 2010. Analisa dan Evaluasi hasil Survei Penduduk Antar Sensus, Jakarta :
BKKBN

Hartanto, Hanafi, 2010, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta : Sinar Harapan

Hendrik, 2006, Haid dan Kontrasepsi, Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Llewellyn, Derek & Jones, 2002, Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi, Jakarta, Hipokrates

Machfoedz, Ircham, 2009, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba, Ida Bagus Gde, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, Jakarta :
EKG

Murdiyanti, Dewi, 2007, Tentang Perbedaan Siklus Menstruasi antara Ibu


yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi suntik, Internet
Availablefrom
: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-nurmasadah-5571-2-
babi.pdf (akses tanggal 5 Agustus2011)

Notoadmojo, S, (2010), Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika

Saifuddin, Abdul Bari, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta, YBP-
SP
Suratun, 2008, Tentang Program Available from :
Keluarga Berencana. Internet http://www.google.co.id/search?
77
78

hl/en&biw/1366&bih/546 (Akses
tanggal 18 Juni 2011)

Tutiek, 2006, Tentang Gambaran


Menstruasi Ibu pada Akseptor Alat
Kontrasepsi Suntik DMPA dengan
Suntik Kombinasi. Internet
available from
http://etd.eprints.ums.ac.id/3979/1/
J210040041.pdf&rct=j&q (Akses
tanggal 12 Juni 2011)

Wikjosastro, Hanifa, 1999, Ilmu


Kebidanan, Jakarta. YBP-SP

78
79

LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Sarpika Yena Amalia
NIM : 2018.C.10a.0985
Angkatan : X (sepuluh)/ Tkt III B
TahunAjaran/Semester : 2020/2021
Pembimbing : Rimba Aprianti, S. Kep.,Ners

NO Hari / Catatan Pembimbing Tandatangan


Tanggal Pembimbing Mahasiswa
1. Kamis, 11 1. Bimbingan Pre Conferens
Maret 2021
2. Perhatikan sistematika penulisan
3. Membuat lembar persetujuan

4. Menambahkan jurnal terkait minimal 1


5. Menggunakan referensi 10 tahun terakhir
Rimba Sarpika yena
Sarjana Keperawatan 3B is inviting you to a scheduled Aprianti
Zoom meeting. S.Kep., amalia
Ners
Topic: Konsul PPK3 Kelompok 1 Antenatal Tingkat
3B Zoom Meeting
Time: Mar 11, 2021 13:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/85960365466?
pwd=SHdtTGljc2JWcUs4Uk9EbmtPYWxvZz09

Meeting ID: 859 6036 5466


Passcode: 985303

2 Jum’at, 12 1. Melaksanakan bimbingan Askep


Maret 2021 2. Perbaiki Askep (Keluhan utama, Riwayat penyakit
sekarang, lengkapi data pengkajian, perhatikan
prioritas masalah, perbaiki intervensi sesuai

79
80

Rimba Sarpika yena


dengsan acuan SIKI) amalia
Aprianti
3. Tambahkan daftar pustaka
4. Menambahkan leaflet S.Kep., Ners

Sarjana Keperawatan 3B is inviting you to a


scheduled Zoom meeting.

Topic: Konsul PPK3 Kelompok 1 Tingkat 3B


Zoom Meeting
Time: Mar 18, 2021 13:00 AM Jakarta

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/85960365466?
pwd=SHdtTGljc2JWcUs4Uk9EbmtPYWxvZz09

Meeting ID: 859 6036 5466


Passcode: 985303

3 Kamis, 18 1. Melaksanakan Post Conference


Maret 2021 2. Memperbaikin implementasi dan evaluasi
3. Memperbaiki leaflet

Topic: Konsul PPK3 Kelompok 1 Tingkat 3B


Rimba
Zoom Meeting Sarpika yena
Time: Mar 18, 2021 13:00 AM Jakarta Aprianti amalia
S.Kep., Ners
Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/85960365466?
pwd=SHdtTGljc2JWcUs4Uk9EbmtPYWxvZz09

Meeting ID: 859 6036 5466


Passcode: 985303

80
81

81

Anda mungkin juga menyukai