“Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sel darah putih (leukosit) dan
gangguan pembekuan darah”
DI SUSUN OLEH :
Sapta 2018,C,10a,0984
Tri Harianto 2018.C.10a.0989
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah mata kuliah K3 keperawatan yang
berjudul “Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sel darah putih (leukosit) dan
gangguan pembekuan darah “ dengan tepat waktu.
Dan saya mengharapkan semoga makalah ini dapat menembah pengetahuan dan
pengalaman bagi teman-teman semua, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar dapat menjadi lebih baik lagi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan dosen yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Demikian makalah ini yang saya susun apa bila ada
tutur kata yang salah dan tidak berkenan dalam penyusunan makalah ini saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................................................
1.3 Ruang Lingkup…………………………………………………………………………
1.4 Tujuan dan Manfaat……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Konsep Dasar Sel darah putih, leukosit dan pembekuan darah.....................................
2.2 Fungsi Leukosit………………………………………………………………………..
2.3 Jenis – jenis Leukosit.....................................................................................................
2.3.1 Agranulosit…………………………………………………………………………..
2.3.1.1 Limfosit…………………………………………………………………………….
2.3.1.2 Monosit…………………………………………………………………………….
2.3.2 Granulosit…………………………………………………………………………….
2.3.2.1 Eosinofil……………………………………………………………………………
2.4 Kelainan Leukosit..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
1.4.2 Manfaat
Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang Leukosit/Sel darah putih secara
rinci/detail.
Agar para pembaca dapat memperoleh pemahaman tentang proses pembekuan darh dan
gangguan pembekuan darah .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel
yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih
tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding
kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih
di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam
setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam
kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan
tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu
bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi
dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic
pluripotent yang ada pada sumsum tulang.
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna).
Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk
makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik.
Pengendalian luka oleh tubuh dibagi menjadi 3 tahap. Tahap pertama ialah usaha untuk
mengendalikan luka, yang berakhir dengan terbentuknya gumpalan darah (clot) yang berguna
untuk menghentikan pendarahan. Tahap kedua ialah penghancura gumpalan darah atau resorpsi.
Tahap ketiga ialah pembentukan kembali struktur semula (regenerasi) yang rusak pada waktu
luka
2.5.2 Pembekuan Darah
Aktivasi Faktor X- peranan factor VII dan factor jaringan. Kompleks lipoprotein dari
factor jaringan selanjutnya bergabung dengan factor VII dan bersamaan dengan hadirnya
ion kalsium, factor ini bekerja sebagai enzim terhadap factor X untuk membentuk factor
X yang teraktivasi.
Efek dari factor X yang teraktivasi dalam membantu aktifator protrombin-peranan factor
V. Faktor X yang teraktivasi segera berikatan dengan fosfolipid jaringan, atau dengan
fosfolipidtambahan yang dilepaskan dari trombosi, juga dengan factor V, yang
membentuk senyawa yang disebut activator protrombin. Kemudian senyawa ini memecah
protrombin menjadi trombin, dan berlangsunglah proses pembekuan darah. Pada tahap
permulaan, factor V yang terdapat dalam kompleks activator protrombin bersifat inaktif,
tetapi sekali proses pembekuan darah ini dimulai dan thrombin mulai terbentuk, kerja
proteolitik dari thrombin akan mengaktifkan akselerator tambahan yang kuat dalam
mengaktifkan protrombin. Pada akhirnya, factor X yang teaktivasilah yang menyebabkan
pemecahan protrombin menjadi thrombin.
2.5.3.2 Mekanisme Instrinsik
Mekanisme kedua untuk pembentukan activator protrombin, dan dengan demikian juga
merupakan awal dari proses pembekuan, dimulai dengan terjadinya trauma terhadap darah itu
sendiri atau berkontak dengan kolagen pada dinding pembuluh darahyang rusak, dan kemudian
berlangsunglah serangkaian reaksi yang bertingkat.
Pengaktifan factor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena
trauma. Trauma terhadap darah atau berkontaknya darah dengan kolagen pembuluh
darahakan mengubah dua factor pembekuan penting dalam darah: Faktor XII dan
Trombosit. Bila factor XII terganggu, misalnya karena berkontak dengan kolagen atau
dengan permukaan yang basah seperti gelas, ia akan berubah menjadi bentuk baru yaitu
sebagai enzim proteolitik yang disebut factor XII yang teraktivasi. Pada saat
bersamaan,trauma terhadap darah juga akan merusak trombosit akibat bersentuhan
dengan kolagen atau dengan permukaan basah,dan ini akan melepaskan fosfolipid
trombosit yang mengandung lipoprotein, yang disebut 3 faktor pembekuan selanjutnya.
Pengaktifan factor XI, Faktor XII yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap
factor XI dan juga mengaktifkannya, ini merupakan langkah kedua dalam jalur Instrinsik.
Reaksi ini memerlukan Kininogen HMW( berat molekul tinggi), dan dipercepat oleh
prekalikrein.
Pengaktifan factor IX oleh factor XI yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap
factor XI dan mengaktifkannya.
Pengaktifan factor X-peranan Faktor VIII. Faktor IX yang teraktivasi, yang bekerja sama
dengan factor VIII teraktivasi dan dengan Fosfolipid trombosit dan factor 3 dari
trombosit yang rusak, mengaktifkan factor X.
Kerja factor X teraktivasi dalam pembentukan aktivastor protrombin-peranan factor V.
Langkah dalam jalur instrinsik ini pada prinsipnya sama dengan langkah pada jalur
ekstrinsik. Artinya, Faktor X yang teraktivasi berbentuk suatu kompleks yang disebut
activator protrombin.
Regulasi Thrombin
Thrombin yang aktif terbentuk dalam proses hemostasis atau thrombosis, konsentrasinya
harus dikontrol secara cermat untuk mencegah pembentukan bekuan lebih lanjut atau
pengaktifan trombosit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel
yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh
melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna).
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit /
bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di
dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak
dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.
Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap
mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan
bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat
dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu
menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat
bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian
tubuh.
Hemostasis dan koagulasi merupakan serangkaian kompleks reaksi yang menyebabkan
pengendalian pendarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada tempat cedera.
Secara sederhana proses pembekuan darah yaitu Rangkaian reaksi yang sebenarnya
sesungguhnya lebih rumit, karena disebabkan oleh banyaknya factor yang terlibat dalam proses
pengaktipan protrombin menjadi thrombin, yaitu mekanisme intrinsic dan mekanisme ekstrinsik
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menghentikan perdarahan.
3.2 Saran
3.2.1 Pembaca harus dapat mengerti tentang Darah dan Leukosit pada khususnya, serta jenis
dan fungsinya.
3.2.2 Agar para pembaca dapat memperoleh pemahaman tentang proses pembekuan darah dan
gangguan pembekuan darah .
3.2.3 Agar pembaca atau mahasiswa dapat lebih menggali lagi dan lebih mengenal tentang
Leukosit diberbagai media, baik media cetak atau media elektronik, bahkan dapat mengakses
dari internet.
DAFTAR FUSTAKA
https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/
https://viviandikui.blogspot.com/2015/06/makalah-pembekuan-darah.html