Anda di halaman 1dari 11

Pembesaran Ginggiva dalam Kasus Jones Syndrome: Laporan Kasus

Roopa DA, Shinkhala Singh, ira Gupta 3, Saumiya Gopal 4


1 Departemen Periodontik, Rama Gigi College dan pusat penelitian, Kanpur, India.
2 Pascasarjana Mahasiswa, Departemen Periodontik, Rama Dental College dan Pusat Penelitian,
Kanpur, India.
3 Dosen Senior, Rama Dental College dan Pusat Penelitian, Kanpur, India.
4 Pembaca, Departemen Periodontik, Rama Dental College dan Pusat Penelitian, Kanpur, India.

ABSTRAK

Pembesaran gingiva dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti inflamasi, obat, dan penyakit
sistemik atau dari bagian suatu sindrom. Salah satu sindrom tersebut adalah Jones Syndrom, dimana
Kondisi yang sangat jarang dijumpai dengan pembesaran gingiva yang terkait dengan gangguan

pendengaran. Dari laporan Kasus ini anak usia lima belas tahun mengalami pembesaran gingiva,

gangguan pendengaran, dan kehilangan tulang alveolar dan telah di diagnosis mengalami Jones

sindrom. diagnosis didapati berdasarkan pemeriksaan anamnesis, klinis, radiografi dan

histopatologi. pembesaran gingiva dapat dilakukan dengan pembedahan gingivectomy untuk

alasan fungsional dan estetik pasien. Pembesaran gingiva dapat berulang keberbagai permukaan

gingiva lainnya apabila pasien tidak menjaga kebersihan rongga mulut, dan pembedahan

gingvectomy akan dilakukan berluang untuk membentuk kembali gingiva.

KATA KUNCI

Pembesaran Gingiva, Sindrom Jones, Ginggivectomy


Pendahuluan

Pembesaran gingiva adalah suatu pertumbuhan gingiva yang berlebih yang disebabkan oleh

faktor lokal maupun sistemik.1 Menurut faktor etiologi dan perubahan patologis, ada beberapa

jenis akibat pembesaran gingiva termasuk pembesaran karena inflamasi, pembesaran gingiva

akibat obat, pembesaran akibat penyakit sistemik dan pembesaran akibat neoplastik.2 pembesaran

gingiva dapat timbul dari kelainan genetik. Menurut etiologi, gambaran klinis, dan pemeriksaan

histopatologi kelainan genetik ini terbagi ke dalam empat kategori utama yaitu pembesaran

ginggiva terkait genetik/keturunan (HGF), kelainan pembuluh darah, dan kelainan yang

berhubungan dengan gigi.1 Pembesaran gingiva terkait genetik (HGF), menunjukan kelompok

yang berbeda ditandai adanya pembesaran gingiva yang berasal dari kelainan yang diturunkan

melalui genetik atau bagian dari suatu sindrom. Salah satu dari kelompok sindrom yang

berhubungan dengan pembesaran gingiva adalah sindrom Jones yang ditandai adanya

pembesaran gingiva secara progresif dengan gangguan pendengaran sensorineural. 1

Dari kajian pustaka ini tidak menunjukkan banyak kasus Jones sindrom.3 Naskah ini menyajikan

kasus berbagai jenis Jones sindrom yang melibatkan penulis untuk memilih diagnosis.

LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki berusia 15 tahun mengunjungi Departemen rawat jalan dari Periodontik,

Rama Gigi College, Kanpur, dengan keluhan utama gusi yang bengkak pada seluruh giginya dan

ketidakmampuan untuk mengunyah makanan. gusi pasien semakin membesar selama 3-4 bulan

terakhir dan merasakan sakit pada saat mengunyah dan menyikat gigi. riwayat medis pasien

menyatakan adanya keterbelakangan mental dan gangguan pendengaran yang progresif, Tidak ada
dari anggota keluarganya memiliki keterbelakangan mental, pertumbuhan gingiva yang berlebih

atau penyakit periodontal lainnya. Orang tuanya tidak ada riwayat gangguan pendengeran didalam

keluarganya. Riwayat lengkap menyatakan bahwa pasien mulai mengonsumsi gutka (bentuk

tembakau yang dikunyah) sejak 3-4 bulan yang lalu dan membeli hingga 2-3 paket per sehari.

Pemeriksaan ekstra oral memperlihatkan wajah yang simetris dan bentuk bibir yang tidak

beraturan Pemeriksaan intraoral memperlihatkan adanya pembesaran gingiva pada gigi anterior

rahang atas dan rahang bawah yang melibatkan bagian papilla interdental, gingiva marginal, dan

bagian dari gingiva yang melekat. bentuk gingiva membesar dengan tepi yang tegas dan berserat.

Gingiva sedikit mengalami kemerahan, memperlihatkan pendarahan kelas I. Plak dan kalkulus

menutupi lebih dari setengah bagian mahkota gigi (Gambar 1a dan 1b).

Gambar 1a: sebelum operasi pembesaran gingiva bagian depan b: sebelum operasi pembesaran
gingiva bagian samping

Pembesaran gingiva yang lebih parah pada bagian gigi posterior rahang atas kanan karena

sudah melebihi mahkota gigi premolar pertama dan gigi molar terakhir, Pembesaran gingiva ini

disertai konsistensi yang membesar dan berwarna kemerahan. Ciri khas adanya pembesaran

adalah bahwa terlihat ada jaringan yang membesar dekat mucogingival dan menutupi seluruh

bagian mahkota gigi posterior. Beberapa bagian dari jaringan yang melekat di daerah papilla

interdental dapat terlihat. Flap pada kasus pembesaran ginggiva dapat dibuka untuk melihat
jumlah kalkulus dan deposit plak pada permukaan gigi.

Ketika dilakukan pemerikaan dengan prob periodontal, pembentukan pseudo-pocket diamati.

Pemeriksaan Radiografi panoramik menyatakan secara umum kehilangan tulang alveolar bagian

horizontal lengkung rahang atas dan bawah (Gambar 2a). Pemeriksaan darah rutin pasien

ditemukan normal. Setelah dilakukan scalling dan root planing pasien diamati 1 bulan ke depan

Untuk melihat penyembuhan dari pembesaran ginggiva. Tidak ada penyembuhan dari pembesaran

tetapi tanda-tanda peradangan berkurang (Gambar 2b). Kasus ini kemudian dirujuk untuk

dilakukan operasi, dan gingivectomy insisi eksternal bevel untuk menghilangkan pembesaran

gingiva (Gambar 3a dan 3b). jaringan yang telah di insisi kemudian dikirim untuk pemeriksaan

histopatologi. Penyembuhan pasca operasi dinilai baik dan pasien di intruksikan untuk menjaga

kebersihan rongga mulut.

jaringan lunak yang telah di insisi bagian bukal dan interdental langsung disimpan dalam

larutan buffer formaldehid 10% dan dikirim untuk pemeriksaan histopatologi. Hasil dari

mikroskop bahwa sampel terlihat ada epitel parakeratinized berlapis acanthotic skuamosa dengan

rete ridges yang tipis dan meluas ke jaringan ikat. yang mendasari jaringan ikat menunjukkan

adanya gelombang padat yang berserat kolagen dan mengandung banyak fibrosit serta fibroblas.

Beberapa bagian dalam jaringan ikat menunjukan adanya infiltrasi sel-sel inflamasi yang kronis

karena bagian dari sel besar berinti banyak tersebar, dan bagian dari neovaskularisasi yang

memiliki sel darah merah dari lumen pembuluh darah. (Gambar 4) Berdasarkan hasil klinis,

radiografi, dan histopatologi, kasus ini di diagnosis sebagai pembesaran gingiva idiopatik dengan

inflamasi yang jelas.


Gambar 2a: radiografi Panoramic menunjukkan adanya kehilangan tulang alveolar b: Setelah
scalling dan root planing

Gambar 3a: gambaran setelah gingivectomy bagian depan b: gambaran setelah gingivectomy
bagian samping

Pasien dirujuk ke dokter umum untuk menghilangkan yang ada keterlibatan dari penyakit

sistemik. Oleh dokter kasus ini didiagnosis sebagai sindrom Jones. Pasien kemudian dirujuk ke

ahli bedah THT untuk mengevaluasi dari gangguan pendengarannya dan dokter telah

mendiagnosis bahwa pasien memiliki gangguan pendengaran yang progresif. Diagnosis akhir

dari kasus ini adalah pembesaran gingiva terkait dengan sindrom Jones.

Pasien ditinjau setelah 1, 3, dan 6 bulan untuk melihat. Periode pasca operasi baik dan

pasien memliki kebersihan rongga mulut yang baik. Setelah diamati tidak ada kekambuhan

untuk saat ini. Pasien kemudian dilakukan ke tahap pemeliharaan dengan perawatan selanjutnya.
pembesaran gingiva adalah peradangan dari gingiva yang ditandai penumpukan dan perluasan

dari jaringan ikat, dengan atau tanpa peningkatan jumlah sel. 4 Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor seperti leukemia, obat, dan genetik. Kondisi genetik di mana jaringan gingiva membesar
5
secara spontan dan diidentifikasi sebagai kelainan (HGF). secara klinis pembesaran gingva

terjadi dengan lambat, jinak, berkeratin pada kasus yang parah dapat menutupi mahkota gigi.

Pembesaran gingiva ketika dipalpasi terasa menonjol dan tegas disertai warna yang kemerahan.

Dalam pembesaran gingiva dapat mengakibatkan menganggu sistem fungsional , estetik,

menyebabkan terjadi diastema atau keterlambatan erupsi gigi, dan menyebabkan perubahan pada
1
bagian bibir akibat adanya pembesaran gingiva. pembesaran gingiva dapat terjadi dari

gangguan multisistem pada sindrom yang terkait ialah sindrom Zimmermann-Laband dan

sindrom Rutherford.

Diskusi

sindrom Cross, sindrom Ramon, sindrom Schinzel-Giedion, sindrom Costello, sindrom Jones,
1, 6
dan sebagainya Jones syndrome adalah autosomal yang dominan dalam garis keturunan. Hal

ini terutama ditandai dengan adanya pembesaran gingiva yang disertai gangguan pendengaran

sensorineural progresif (Kasaboglu et al., 2004). 7


Gambar 4: Histopatologi dari pembesaran gingiva

Gambar 5a: tampilan frontal pasca operasi b: Pasca operasi lateral

Kasus yang dijelaskan sesuai dengan gambaran Jones sindrom.


8
HGF secara tradisional dianggap sebagai penyakit yang diturunkan dari autosomal dominan.

Namun, beberapa laporan, di mana HGF diakibatkan dari autosomal resesif, pembesaran gingiva
9-10
menunjukkan ada kondisi sistemik lainnya . Pada laporan kasus, bahwa pasien tidak memiliki

riwayat keluarga yang mengalami pembesaran gingiva, keterbelakangan mental, atau gangguan

pendengaran yang menduga adanya sindrom di diri pasien, diagnosis sindrom jones ditemukan

pada saat pasien mengalami gangguan pendengaran progresif


Ada beberapa macam dalam pembesaran gingiva dalam kasus saat ini, pembesaran

gingiva yang parah pada bagian posterior kanan rahang atas dan hampir tidak ada pembesaran

terlihat pada sisi kiri rahang atas dan rahang bawah bagian posterior. Aspek lain yang menarik

dari kasus ini adalah adanya kehilangan tulang secara horizontal. Hal ini mungkin disebabkan

adanya faktor lokal yang menyebabkan peradangan dan pengeropasan tulang. Ada beberapa

laporan dari pembesaran gingiva idiopatik terkait dengan periodontitis agresif dalam literatur.11

Diagnosis sementara kasus ini, kemungkinan efek buruk dari gutka telah dipertimbangkan.

pasien tidak sering mengkonsumsi gutka dan tidak terbiasa menempatkan gutka di bagian

posterior. Pasien tidak menunjukkan adanya lesi oral yang berhubungan dengan konsumsi gutka

dan juga tidak ada noda yang terlihat terkait dengan kebiasaan mengkonsumsi gutka. Bahkan,

konsumsi gutka sudah tidak ada hubungan dengan pembesaran gingiva hanya disetiap hasil

pemeriksaan periodontal terlihat apabila terlalu kebiasaan mengunyah gutka akan mengalami

resesi gingiva dan kehilangan perlekatan dengan berkurangnya peradangan gingiva. 12

Kesimpulan

pembesaran gingiva terkait dengan sindrom Jones adalah suatu kasus yang langka dan

laporan kasus yang menyampaikan diagnosis dan manajemen pasien dengan kasus

sindrom Jones. Perawatan kasus ini dengan dilakukan pembedahan dan tidak ada

rekurensi selama enam bulan kunjungan dari tindak lanjut perawatan.

Referensi

[1] Mostafa I, Abouzaid M, Mehrez M, Gamal El Din H, El


Gangguan Kamah G. Genetik Terkait dengan gingiva Pembesaran, gingiva Penyakit - Etiologi

mereka, Pencegahan dan Pengobatan, Dr. Fotinos Panagakos (Ed.),

ISBN: 978-953-307-376-7, In Tech. Tersedia di: http: //

www.intechopen.com/books/gingival-diseases-their-aetiology-prevention-and-treatment/ [2]

Carranza FA. pembesaran gingiva: Carranza Klinis

Periodontology. ed-10. WBSaunders: Philadelphia;

2006. p. 373-390.

[3] Gita B, Chandrasekaran S, Manoharan P, dembla G. fibromatosis gingiva

idiopatik berhubungan dengan gangguan

pendengaran yang progresif: Sebuah varian nonfamilial sindrom Jones. Contemp

Clin Dent. 2014; 5: 260-263. [4] Takagi M, Yamamoto H Mega H, Hsieh KJ,

Shioda S,

Enomoto S. Heterogenitas dalam Fibromatosis gingiva. Kanker. 1991;


68: 2202-2212. [5] Coletta RD, Graner E. herediter gingiva fibromatosis: a

tinjauan sistematis. J periodontal. 2006; 77: 753-764. [6] Jaju PP, Desai A,

Desai RS, jaju SP. gingiva idiopatik

fibromatosis: laporan kasus dan manajemen. Int J Dent. 2009; 2009:

153603. [7] Kasaboglu O, Tumer C, Balci S. herediter fibr- gingiva fibromatosis dan

kehilangan pendengaran sensorineural pada seorang pria 42-tahun sindrom Jones. Genet

Couns. 2004; 15: 213-218.

[8] Gorlin R, Cohen M, Levi L. Syndromes kepala dan leher. 3rd ed. New York: Oxford

Press (Oxford Monograf pada Tenaga Kesehatan Genetika); 1990: p. 847-852. [9] Penyanyi

SL, Goldblatt J, Hallam LA, Winters JC. Herediter fibromatosis gingiva dengan modus

resesif warisan. laporan kasus. Aust Dent J. 1993; 38: 427-432. [10] Kharbanda P, Sidhu SS,

Panda SK, Deshmukh R. Gingi val fibromatosis: studi tiga generasi dengan pertalian darah.

Saripati Int. 1993; 24: 161-164. [11] Chaturvedi R. idiopatik fibromatosis gingiva terkait

dengan umum periodontitis agresif: laporan kasus. J Bisa Dent Assoc. 2009; 75: 291-295. [12]

Singh GP, Rizvi saya, Gupta V, Bains VK. Pengaruh dari


tembakau tanpa asap pada status kesehatan periodontal pada populasi lokal dari utara India:

Sebuah studi cross-sectional. Dent Res J (Isfahan). 2011; 8: 211-220.

Anda mungkin juga menyukai