Anda di halaman 1dari 3

Daniel Victorius Benedict

9C/11

Tugas Bahasa Indonesia 6


I.

1.A

2.D

3.D

4.C

5.B

6.D

7.B

8.D

9.C

10.C

11.B

12.A

13.C

14.A

15.B

II.

16.Ketika sang ayah memberi peran kepada kedua anaknya sebelum dia meninggal

17.Sebuah perkataan mempunyai arti yang banyak maka dari itu pahamilah benar-benar
perkataan tersebut

18.-Orientasi:paragraf 1
-Perumitan cerita:Paragraf 2

-Komplikasi: paragraf 3,4 dan 5

-Resolusi:Paragraf 6

-Koda:Paragraf 7

Kebahasaan:Menggunakan kata keterangan, kata kerja, dan kata konjungsi

19.a.Seorang anak yang tidak peduli di jelek-jelekan

b.Ketika dia melawan balik

c.Orientasi,perumitan cerita,komplikasi,resolusi, dan koda

d.

TEMAN

Ada seorang anaka bernama Rudi.Dia lahir di keluarga yang berkecukupan, Rudi adalah anak
yang sangat sabar, pendiam, dan peduli terhadap temannya.Di sekolahnya Rudi tidak mempunyai
banyak teman dan juga sering di jelek-jelekan karena dia pendiam.

Teman Rudi, Rowan dan Niko tampak cemas karena Rudi sering di ejek. ”Rud lo gak apa-apa
kan?” Tanya Niko, Rudi dengan tampang kebingungan dan bertanya kepada Niko, “Emang
kenapa Nik?” Niko memperjelas pertanyaannya,”Lo gak kesel atau marah sama orang-orang
yang sering jelek-jelekin lo apa?” Rudi menjawab”Ohh… itu, buat apa gue buang-buang energi
marah-marah ke mereka lagi pula dipeduliin juga buat apa nantinya malah diejekin lebih banyak
mending di diemin”.Niko dan Rowan kagum akan kesabaran dan alasan yang diberikan Rudi.

Pada suatu hari Rudi diejek-ejek lebih parah dari pada sebelumnya, diejek tentang fisiknya,
sifatnya, nilainya, tetapi Rudi sama sekali tidak terpacu hampir tidak peduli dengan ejekan
mereka bagaikan batu yang berdiri beratusan tahun di pinggir pantai, dihantam oleh ombak yang
keras tetapi tidak berubah sama sekali.Akan tetapi ketika mereka mengejek Rowan dan Niko,
muka Rudi mulai berubah seakan bersiap-siap ingin mengajak berantem, tatapan Rudi sangat
tajam bagaikan pisau yang siap mengiris apa yang dihadapannya, sampai mereka yang mengejek
dia berhenti sebentar dan akhirnya pergi.

Setelah beberapa saat mereka pergi, Niko dan Rowan datang ke tempat duduk Rudi dengan
terburu-buru.Niko dan Rowan menjelaskan bahwa mereka telah menyaksikan dari awal Rudi di
jelek-jelekan sampai mereka pergi, Niko dan Rowan heran merekapu bertanya kepada
Rudi,”Kenapa lo keliatan marah ketika kita yang diejek?” Rudi menjawab”Ohh… itu, karena
gue peduli sama kalian lah” dengan muka sedikit malu. Niko dan Rowan tambah heran mereka
pun bertanya lagi,”Peduli banget lo sama kita sampai segitunya loh Rud, padahal diemin aja kan
juga gak apa-apa kita kan juga begitu peduli”.Rudi pun menyampaikan apa yang dikatakan oleh
ayahnya dulu”Nak,jika kamu ingin mempunyai teman kamu tidak usah mempunyai 100 teman,
tetapi carilah teman yang berharga 100 teman itu, jadi jika kamu mempunyai teman jaganlah
kamu sia-siakan pertemana itu” Niko dan Rowan pun terkejut akan kebijakan ayahnya Rudi dan
merekapun terharu.

20.

Ade Sang Pelatih


Bagi Ade tidur di hotel berbintang sudah biasa.Sudah berpuluh-puluh hotel mewah pernah
disinggahi saat ia masih menjadi pelatih Timnas.Berbagai acara tingkat nasional dan dunia telah
sering dia ikuti, sehingga sudah menjadi hal bias ajika ia merasakan nyamannya tempat singgah
yang mewah dengan makanan yang serba enak.

Sekarang kehidupan Ade sudah berbeda.Sejak ia putuskan untuk pulang kampung, karena ingin
menemani orang tuanya yang sudah lanjut usia, ia tak lagi menikmati semua kemewahan itu.Ia
kini tinggal di rummah sederhana tak jauh dari rumah orang tuanya.

Keahliannya melatih sepak bola tidak ia lupakan.Ia tetap berkiprah dengan melatih anak-anak
remaja di sekitar rumahnya.Ia tidak membuka sekolah sepak bola.Ia hanya menjadi pelatih di
klub sepak bola di kampungnya

Anda mungkin juga menyukai