Anda di halaman 1dari 2

2.

4 Mekanisme Pengunyahan dan Penelanan


a. Mekanisme Pengunyahan
Saat gerakan membuka mandibula, muskulus pterygoideus lateralis berkontraksi
sedangkan muskulus temporalis, muskulus masseter, dan muskulus pterygoideus
medialis relaksasi. Makanan akan masuk ke rongga mulut disertai dengan proses
menutupnya mandibula. Gerakan menutup mandibula karena adanya kontraksi
muskulus temporalis, muskulus masseter, dan muskulus pterygoideus medialis
sedangkan muskulus pterygoideus lateralis relaksasi. Pada saat mandibula menutup
perlahan, muskulus temporalis dan muskulus masseter juga berkontraksi membantu
gigi geligi agar berkontak pada oklusi yang normal kemudian terjadi penghancuran
makanan secara mekanik. Oklusi gigi geligi terjadi karena adanya kontrol
neuromuscular (Suhartini, 2015).
b. Mekanisme Penelanan
Fase-fase penelanan terdiri dari tiga fase adalah sebagai berikut:
1) Fase Oral
Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang
dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi, dan saliva untuk
menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk
ditelan.
2) Fase Orofaring
Pada fase orofaring ini terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring
untuk masuk ke esofagus, yaitu ketika lidah mendorong bolus ke faring, bolus
makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke lubang-
lubang lain yang berhubungan dengan faring. Semua ini diatur oleh aktivitas-
aktivitas terkoordinasi seperti seorang individu tidak akan berusaha untuk bernapas
ketika saluran napasnya tertutup sementara karena pusat menelan secara sementara
menghambat pusat respirasi yang berdekatan, uvula terangkat dan menekan bagian
belakang tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak
masuk ke hidung, selanjutnya posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga
agar makanan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan, setelah itu makanan
dicegah masuk ke trakea oleh elevasilaring dan penutupan erat lipatan vokal di pintu
masuk laring atau glottis, kemudian bagian pertama trakea adalah laring atau kotak
suara yang melaluinya lipatan vokal teregang. Sewaktu menelan, lipatan vokal
melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-otot laring
mendekatkan kedua lipatan vokal satu sama lain sehingga pintu masuk glottis
tertutup.
3) Fase Esofageal
a) Peristaltik mendorong bolus ke bawah di sepanjang esofagus.
b) Sfingter gastroesofageal berelaksasi saat peristalsis mendorong bolus ke lambung.
Menelan telah selesai dan sfingter kembali berkontraksi.
Pada proses menelan esofagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaltik,
yaitu peristaltik primer dan peristaltik sekunder. Peristaltik primer hanya
kelanjutan dari gelombang peristaltik yang dimulai di faring dan menyebar ke
esofagus selama tahap faringeal dari proses menelan. Gelombang ini berjalan dari
faring ke lambung dalam waktu sekitar 8-10 detik. Jika gelombang peristaltik
primer gagal mendorong semua makanan yang telah masuk esofagus ke dalam
lambung, maka terjadi gelombang peristaltik sekunder yang dihasilkan dari
peregangan esofagus oleh makanan yang tertahan, gelombang ini terus berlanjut
sampai semua makanan dikosongkan ke dalam lambung.
Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1) Tahap aferen atau sensoris, dimulai saat ada makanan masuk ke dalam orofaring,
langsung akan berespons dan menyampaikan impuls.
2) Impuls atau rangsangan, disalurkan melalui saraf aferen dikirim ke pusat penelanan
yaitu medulla oblongata atau batang otak dorsal dan nukleus ambigius yang
berfungsi mengatur fungsi motorik dan distribusi impuls motorik ke motor neuron
otot yang motorik berhubungan dengan proses penelanan.
3) Tahap eferen atau motorik yang menjalan perintah (Sherwood, 2012; Guyton, 2011).

Anda mungkin juga menyukai