a. Mekanisme Pengunyahan Saat gerakan membuka mandibula, muskulus pterygoideus lateralis berkontraksi sedangkan muskulus temporalis, muskulus masseter, dan muskulus pterygoideus medialis relaksasi. Makanan akan masuk ke rongga mulut disertai dengan proses menutupnya mandibula. Gerakan menutup mandibula karena adanya kontraksi muskulus temporalis, muskulus masseter, dan muskulus pterygoideus medialis sedangkan muskulus pterygoideus lateralis relaksasi. Pada saat mandibula menutup perlahan, muskulus temporalis dan muskulus masseter juga berkontraksi membantu gigi geligi agar berkontak pada oklusi yang normal kemudian terjadi penghancuran makanan secara mekanik. Oklusi gigi geligi terjadi karena adanya kontrol neuromuscular (Suhartini, 2015). b. Mekanisme Penelanan Fase-fase penelanan terdiri dari tiga fase adalah sebagai berikut: 1) Fase Oral Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi, dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. 2) Fase Orofaring Pada fase orofaring ini terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus, yaitu ketika lidah mendorong bolus ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke lubang- lubang lain yang berhubungan dengan faring. Semua ini diatur oleh aktivitas- aktivitas terkoordinasi seperti seorang individu tidak akan berusaha untuk bernapas ketika saluran napasnya tertutup sementara karena pusat menelan secara sementara menghambat pusat respirasi yang berdekatan, uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung, selanjutnya posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan, setelah itu makanan dicegah masuk ke trakea oleh elevasilaring dan penutupan erat lipatan vokal di pintu masuk laring atau glottis, kemudian bagian pertama trakea adalah laring atau kotak suara yang melaluinya lipatan vokal teregang. Sewaktu menelan, lipatan vokal melakukan tugas yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-otot laring mendekatkan kedua lipatan vokal satu sama lain sehingga pintu masuk glottis tertutup. 3) Fase Esofageal a) Peristaltik mendorong bolus ke bawah di sepanjang esofagus. b) Sfingter gastroesofageal berelaksasi saat peristalsis mendorong bolus ke lambung. Menelan telah selesai dan sfingter kembali berkontraksi. Pada proses menelan esofagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaltik, yaitu peristaltik primer dan peristaltik sekunder. Peristaltik primer hanya kelanjutan dari gelombang peristaltik yang dimulai di faring dan menyebar ke esofagus selama tahap faringeal dari proses menelan. Gelombang ini berjalan dari faring ke lambung dalam waktu sekitar 8-10 detik. Jika gelombang peristaltik primer gagal mendorong semua makanan yang telah masuk esofagus ke dalam lambung, maka terjadi gelombang peristaltik sekunder yang dihasilkan dari peregangan esofagus oleh makanan yang tertahan, gelombang ini terus berlanjut sampai semua makanan dikosongkan ke dalam lambung. Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu: 1) Tahap aferen atau sensoris, dimulai saat ada makanan masuk ke dalam orofaring, langsung akan berespons dan menyampaikan impuls. 2) Impuls atau rangsangan, disalurkan melalui saraf aferen dikirim ke pusat penelanan yaitu medulla oblongata atau batang otak dorsal dan nukleus ambigius yang berfungsi mengatur fungsi motorik dan distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yang motorik berhubungan dengan proses penelanan. 3) Tahap eferen atau motorik yang menjalan perintah (Sherwood, 2012; Guyton, 2011).